Anda di halaman 1dari 14

Otonomi Daerah

Di NKRI
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kelas B
Anggota
Erwin Danu Akbar Rizky Akbar
23108040001 23108040016
Faizza Thoriqul Habib
23108040010

Bagus Ariyanto Hany Amalia Salsabilla


23108040023 Intan Fauziah 23108040026
23108040025
Muhammad Fa'iq
Fadhlurrahman
Putri Lestari
Sukma Agung 23108040063
23108040036
Samudra
23108040029
Pendahuluan
Latar Belakang Pengertian
Otonomi daerah di NKRI adalah hak,
Salah satu yang melatar
wewenang, dan kewajiban daerah
belakangi pelaksanaan
otonom untuk mengatur dan mengurus
otonomi daerah adalah krisis
sendiri urusan pemerintah dan
moneter 1997. Pada 2 juli
kepentingan masyarakat setempat
1997, terjadi kerisi keungan
sesuai denga peraturan perundang-
Asia yang juga dirasakan undangan.
oleh Indonesia.
Pembahasan
Kata “Otonomi”menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996;709)
berarti pemerintahan sendiri. Sedangkan menurut Cambridge
Dictionary of English (1995;82) adalah hak sekelompok orang untuk
mengurus dirinya sendiri atau hak umtuk mengorganisasikan aktivita-
aktivitasnnya.
Jika arti kata otonomi secara leksikografis (perkamusan) dihubungkan
dengan kenegaraan/pemerintahan, maka kedaulatan menurut
sebagian ahli dapat dikatakan otonomi negara. Namun, istilah
otonomi negara tidak lazim digunakan. yang lazim digunakan adalah
otonomi desa dan otonomi daerah.
Sejarah
Otonomi daerah di NKRI telah ada sejak
dikeluarkan decentralisasi S 1903/329 oleh
pemerintah Belanda pada tahun 1903. Namun,
banyak orang yang tidak mengetahui hal ini.
Era otonomi daerah seakan-akan baru dimulai
tahun 1999 sejak pemerintah Ri mengeluarkan
UU No.2 tahun 1999 tentang pemerintah
daerah.
Asas Otonomi Daerah
A. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah sebuah penyerahan wewenang. Penyerahan tersebut dilakukan
oleh pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki wewenang
untuk mengurus daerahnya tersebut secara mandiri. Hal ini berdasarkan dari asas otonom.
B. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah sebagian urusan dari pemerintahan yang menjadi wewenang
pemerintah pusat pada gubernur. Hal tersebut karena gubernur adalah wakil dari pemerintah
pusat.
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat pada instansi vertikal di sebuah wilayah tertentu,
dan/atau pada gubernur dan walikota atau bupati sebagai penanggung jawab dari urusan
pemerintahan umum.
C. Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat
atau dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi.
Jenis-jenis Otonomi

1.
Otonomi Organik, yaitu otonomi menjadi
akumulasi urusan yang memiliki peran
untuk menentukan ritme dari badan
otonom.
2. Otonomi Formal. yaitu segalahal yang
menyangkut persoalan otonom tidak
memiliki limitasi secara positif.

3. Otonomi Materiil, kewenangan daerah


dilimitasi secara positif, terperinci, dan
tegas untuk mengatur suatu kebijakan.
4. Otonomi Riil, yaitu pemerintah daerah
memiliki legitimasi wewenang pangkal
untuk kemudian dieksekusi secara
gradual.
1. Prinsip

2.
Prinsip otonomi seluas-luasnya
Prinsip otonomi seluas luasnya memiliki arti bahwa suatu daerah akan diberikan
sebuah wewenang. Kewenangan tersebut dipakai untuk mengatur serta mengurus
urusan rumah tangganya sendiri. Kewenangan ini juga membuat daerah dapat
mengatur pemerintahannya sendiri.
Akan tetapi, harus tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Seperti
ketika sebuah hal menjadi kewenangan pemerintah pusat. Maka pemerintah daerah
Prinsip otonomi nyata

3.
harus mengikuti aturan dari undang-undang tersebut.
Berdasarkan prinsip otonomi nyata, suatu daerah akan diberikan sebuah
wewenang. Kewenangan tersebut digunakan untuk menangani urusan-
urusan dari pemerintahan. Urusan tersebut didasarkan dari sebuah tugas,
wewenang serta kewajiban.
Ketiga hal tersebut secara nyata sudah ada dan memiliki potensi untuk terus
bertumbuh. Selain itu, memiliki potensi untuk terus berkembang. Serta hidup
sesuai dengan potensi dari daerah tertentu.

Prinsip otonomi yang bertanggung jawab


Prinsip otonomi daerah yang bertanggung jawab ini memiliki makna dalam
suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan. Prinsip ini harus disesuaikan
serta diperhatikan. Mengenai tujuan dan maksud dari pemberian otonomi.
Tujuan-tujuan yang akan dicapai menurut prinsip otonomi yang bertanggung
jawab adalah mampu dan dapat memberdayakan daerahnya masing-masing.
Ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat
yang luas.
Landasan Hukum Otonomi Daerah
Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2, terdiri dari: Pasal
18 Ayat 1 sampai 7, Pasal 18 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18 B ayat 1 dan 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang Undang No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Daerah dan Pusat
Tujuan
Bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada para masyarakat.
Bertujuan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang didasari oleh
demokrasi.
Bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Bertujuan untuk mewujudkan pemerataan daerah.
Bertujuan untuk memelihara hubungan yang serasi dan baik. Hubungan yang
dimaksud adalah antara pusat dan daerah. Selain itu, menjalin hubungan baik
antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau NKRI.
Bertujuan untuk mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
Bertujuan untuk menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas. Serta
meningkatkan peran masyarakat dan mengembangkan peran juga fungsi dari
pihak DPRD.
Manfaat Otonomi
Mengembangkan Meningkatkan
kehidupan demokrasi peranan Masyarakat

Distribusi
keadilan

Menumbuhkan Meningkatka
kreativitas masyarakat kesejahteraan
masyarakat
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang kita bahas, dapat dipahami
dengan adanya otonomi daerah, maka setiap daerah akan diberi
kebebasan dalam menyusun program dan mengajukan kepada
pemerintah pusat, hal ini sangat akan berdampak positif dan bisa
mengajukan daerah tersebut apabila orang/badan yang
menyusun memiliki kemampuan yang baik dalam merencanakan
suatu program serta memiliki analils kemampuan yang baik.
Apakah ada yang
ingin ditanyakan?
Terima Kasih
kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai