Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Struktural dan

Fungsional Pemerintah
Pusat dan Daerah
Oleh XMIA 5:
1. Naysha Dwi Putri
2. Shascia Putri
3. Mirabel Valista Lestari
4. Muhammad Taufiqul Hakim
5. Muhammad Taufiq Siregar
A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Desentralisasi
• Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu
de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Desentralisasi
adalah semua hal yang terlepas dari pusat.
• Dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam
rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semata.
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
daerah otonom sebagai wakil pemerintah atau perangkat pusat di daerah
dalam kerangka negara kesatuan.
• Menurut Amran Muslimin (2009:120, desentralisasi dibedakan atas 3
bagian, yaitu:
1. Desentralisasi politik
2. Desentralisasi fungsional
3. Desentralisasi kebudayaan
Kesimpulan
Þ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  Otonomi daerah adalah kewajiban
desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses yang diberikan kepada daerah
penyerahan sebagian wewenang dan tanggung otonom untuk mengatur dan
jawab dari urusan yang semula adalah urusan mengurus sendiri urusan
pemerintah pusat kepada badan-badan atau pemerintahan dan kepentingan
lembaga-lembaga pemerintah daerah. masyarakat setempat menurut
2. Otonomi Daerah aspirasi masyarakat.
Þ Banyak definisi yang dapat menggambarkan  Otonomi daerah adalah keleluasaan
tentang makna otonomi daerah. Berikut adalah dalam bentuk hak dan wewenang
beberapa definisi tentang otonomi daerah yang serta kewajiban dan tanggung jawab
dikemukakan para ahli. Menurut H. M. Agus badan pemerintah daerah untuk
Santoso, pengertian otonomi di antaranya adalah mengatur dan mengurus rumah
sebagai berikut: tangganya sesuai keadaan dan
a) C. J. Franseen kemampuan daerahnya sebagai
b) J. Wajong manifestasi dari desentralisasi.
c) Ateng Syarifuddin
3. Otonomi Daerah dalam Konteks 4. Landasan Hukum Penerapan
Negara Kesatuan Otonomi Daerah di Indonesia
Þ Negara Republik Indonesia sebagai negara Beberapa peraturan perundang-undangan yang
kesatuan menganut asas desentralisasi pernah dan masih dan berlaku dalam pelaksanaan
dalam penyelenggaraan pemerintahan, otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai
dengan memberikan kesempatan dan berikut:
keleluasaan kepada daerah untuk a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945
menyelenggarakan otonomi daerah. tentang Komite Nasional Daerah (KND)
Þ Pelaksanaan otonomi daerah selain b) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948
berlandaskan acuan hukum, juga sebagai tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
implementasi tuntutan globalisasi yang c) Undang-Undang Negara Indonesia Timur
diberdayakan dengan cara memberikan Nomor 44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih Derah Indonesia Timur
nyata, dan bertanggung jawab terutama d) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965
dalam mengatur, memanfaatkan, dan tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Derah
menggali sumber-sumber potensi yang ada e) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
di daerahnya masing-masing. tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Derah
5. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi daerah pada dasarnya adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terdapat 2 nilai dasar yang dikembangkan dalam Undang-Undang Dasar Negara RI
Tahun 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia, yaitu:
a) Nilai Unitaris
b) Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial
Selain itu terdapat 5 prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, berikut
uraiannya:
1. Prinsip Kesatuan
2. Prinsip Rill dan Tanggung Jawab
3. Prinsip Penyebaran
4. Prinsip Keserasian
5. Prinsip Pemberdayaan
SEKIAN &
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai