Anda di halaman 1dari 3

OTONOMI DAERAH

Pengertian dan Azas2.

Otonomi daerah adalah sebuah sistem atau kewenangan yang dimiliki daerah. Otonomi daerah
ini bertujuan untuk mengembangkan daerah serta isi di dalam daerah tersebut. Di negara
Indonesia ini, otonomi daerah sudah diterapkan.

Tujuan dari penerapannya adalah untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat di daerah


tersebut. Otonomi daerah ini membuat pemerintah daerah dapat melakukan pengembangan pada
daerah-daerahnya tersebut.

Apa itu otonomi daerah? Artikel ini akan membahas hal-hal mengenai otonomi daerah. Seperti
pengertian otonomi daerah, tujuan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah, asas otonomi daerah
dan landasan hukum dari otonomi daerah.

Secara etimologi, istilah otonomi berasal dari bahasa Latin. Kata otonomi berasal dari kata
“autos” yang memiliki arti “sendiri”, kata kedua berasal dari kata “nomos” yang memiliki arti
“Aturan”.

Berdasarkan etimologi otonomi memiliki arti pengaturan sendiri, memerintah sendiri atau
mengatur. Otonomi daerah dan daerah otonom adalah dua hal yang berbeda. Dalam makna
sempit, otonomi memiliki arti mandiri.

Dalam makna luas memiliki arti berdaya.  Maka dari itu, otonomi daerah adalah kemandirian
suatu daerah. Kemandirian tersebut berkaitan dengan pembuatan dan keputusan mengenai hal-
hal penting yang ada di daerahnya sendiri.

Selain itu, dapat juga dikatakan bahwa otonomi daerah adalah sebuah kewenangan otonomi
daerah. Kewenangan tersebut untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat
setempatnya. Hal ini didasari oleh pelaksanaannya sendiri, dan berdasarkan aspirasi dari
masyarakat.

Otonomi daerah berjalan sesuai dengan peraturan undang-undang. Sedangkan arti dari daerah
otonomi adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum. Kesatuan tersebut memiliki batas daerah
tertentu.

Daerah tersebut memiliki wewenang untuk mengatur daerahnya. Selain itu, terdapat pula
wewenang untuk mengurus kepentingan masyarakatnya. Hal ini juga didasari oleh aspirasi
masyarakat di dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada salah satu hal yang menjadi aspek penting dari otonomi daerah. Hal tersebut adalah
pemberdayaan masyarakat. Hal ini akan membuat mereka memiliki hak untuk berpartisipasi.

Seperti dalam proses perencanaan, proses pelaksanaan, proses penggerakan dan proses
pengawasan. Proses-proses tersebut akan terjadi dalam pengelolaan pemerintah daerah. Hal
tersebut digunakan dalam penggunaan sumber daya pengelola serta memberi pelayanan yang
prima kepada public atau masyarakat.

Asas Otonomi Daerah

1. Asas Desentralisasi
Dalam pelaksanaan otonomi daerah ada sebuah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri
disebut asas desentralisasi. Penyerahan wewenang dalam desentralisasi berlangusng antara
lembaga-lembaga otonom di pusat dengan lembaga otonom di daerah.
Asas desentralisasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang
pemerintahan Daerah.
2. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah pendelegasian sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
wewenang pemerintah pusat kepada kepala daerah. Pendelegasian kepada kepala daerah
dilakukan karena kepala daerah adalah wakil dari pemerintah pusat. Gubernur, wali kota, dan
bupati sebagai wakil pemerintah pusat pada instansi vertikal di sebuah wilayah tertentu dan
sebagai penanggung jawab dari urusan pemerintahan umum.
3. Asas Tugas Pembantuan
Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
menyelesaikan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Bisa
juga dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten atau kota untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi wewenang daerah provinsi.

Tujuan Otonomi Daerah


Penerapan otonomi daerah di Indonesia memiliki beberapa tujuan yaitu:
a. Mewujudkan demokratisasi sistem pemerintahan di daerah.
b. Mengurangi kesenjangan antar daerah.
c. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian daerah.
d. Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, dan transparan.
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang partisipatif.
e. Mempertegas sistem pertanggungjawaban keuangan oleh pemerintah daerah.
f. Menciptakan akuntabilitas lokal sehingga lebih memperhatikan hak-hak masyarakatnya.
g. Mempermudah antisipasi terhadap berbagai masalah yang muncul dan dihadapi oleh
masyarakatnya.
h. Meningkatkan partisipasi masyarakat sipil.
i. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai