Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEDUDUKAN KEPALA DAERAH DALAM PEMERINTAHAN DAERAH


PASCA REFORMASI

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Hukum Pemerintahan Daerah dan Desa

Dosen Pengampu : Dr. Iza Rumesten RS., S.H., M.Hum

OLEH :

MOHD.HAFIY NAWWAF
02011281924108
Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari


16.671 pulau,34 Provinsi,416 kabupaten,96 kota,1 kabupaten administrasi,dan 5
kota administrasi. Kondisi gerografis yang meliputi indonesia tersebut dinanungi
oleh kerangka Negara kesatuan republik indonesia yang tertuang adalam pasal 18
ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945`. Dalam konsep
negara kesatuan kedaulatan tertinggi terletak pada pemerintah pusat,tidak ada
kedaulatan cabang,sehingga tidak ada konflik antara poemerintah pusat dan
daerah. Dalam tatana Negara Republik Indonesia dikenal adanya prisnsip
Desentralisasi yang diberikan kepada daerah otonom melalui otonomi daerah ke
daerah atau organ atau institusi merupakan pemberian pemerintah
pusat,pemberian hak otonom dapat ditarik baik kewenangan maupun peraturan
undang-undang tingkat daerah tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu
dari daerah. Desentralisasi adalah kewenangan pemerintah oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelimpahan kewenangan inilah yang kemudian menjadi urusan


pemerintah (Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutnya dengan istilah pembagian kewenangan, sedangkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta
perubahannya dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 juncto Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2015 juncto Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Pemerintahan Daerah, menyebutnya dengan pembagian urusan
pemerintahan). 1 Urusan pemerintahan ini kemudian dibagi lagi menjadi urusan
pemerintahan absolut dan urusan pemerintahan konkruen,urusan pemerintahan
absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dari pemerintah pusat sedangkan urusan pemerintahan konkruen adalah urusan

1
Rumesten,et al,2020, “Pengaturan Pembagian Urusan Pemerintahan; Kritik Terhadap
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah”,Simbur Cahaya,FH Unsri.
pemerintahan yang kewenanganya dibagi antara pemerintahan pusat dan daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota.2 Dalam melaksanakan urusan konkruen pada
daerah atau kabupaten/kota tidak terlepas dari kewenangan dari pemerintah pusat.
Urusan konkruwn yang diserahkan kepada daerah inilah yang menjadi dasar
pelaksanaan otonomi. Istilah otonomi muncul dari du kata bahas Yunani,yaitu
autos (sendiri) dan nomos (peraturan). Oleh karena itu otonomi adalah hak untuk
membentuk peraturan-peraturan sendiri,berkembang menjadi membentuk daerah
sendiri. Otonomi daerah adalah hak,wewenang,dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyrakat setempat dalam sistem negara kesatuan republik indonesia.3

Otonomi menghasilkan daerah otonom yaitu kesatuan masyarakat hukum


yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan menguru
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakara
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI. Dalam
melaksanakan otonominya pada daerah otonom dilaksanakan oleh pemerintah
daerah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 diatur bahwa yang disebut
pemerintah daerah adalah kepala daerah/wakil kepala daerah dan DPRD,sehingga
DPRD dianggap sebagai lembaga eksekutif. UU 22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah secara tegas menyebutkan DPR yang semula lembaga
eksekutif berubah menjadi lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai lembaga legislatif di daerah dan kepala daerah sebagi lembaga eksekutif
di daerah. 4 Sedangkan menurut UU 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah adalah
kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

Dalam menjalankan urusan pemerintahan daerah kepala daerah memiliki


kedudkan sebagai pemimpin didaerah. Namun dalam jalanya pemerintahn daerah
kepala daerah tidak serta merta dapat menjalankan sendiri urusanya,tetapi diawasi
dan sejajar dengan dewan perwakilan daerah DPRD yang memiliki kedudukan
2
UU No.23 Tahun 2014 Pasal 9 ayat (2&3)
3
UU No.23 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (6)
4
UU 22 Tahun 1999
yang seimbang. Namun kerap kali juga terjadi pertentanagn antara kepala daerah
dan DPRD dalam melaksanakan urusanya di daerah,seperti dalam merumuskan
peraturan daerah kepal daerah tidak dapat serta merta menetukanya begitu saj
tetapi harus melalui persetujuan dari DPRD. Selain perda kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh kepala daerah haruslah juga diketahui dan disetujui oleh
DPRD.

Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah kedudukan kepala daerah dalam daerah otonom,

2) Bagaimana hubungan antara Kepala Daerah dengan DPRD dalam menjalankan


urusan pemerintahan daerah.

Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas hukum pemerintahan daerah dan desa.


2. Mengetahui kedudukan dan hubungan antra kepala daerah dan DPRD di
daerah otonom.

Pembahasan dan Analisis

3.1. Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahn oleh
pemerintaha yang menjadi kewenangan daerah otonom. Kemudian pemerintahan
derah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahandaerah oleh pemerintah daerah
dan dean perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya. Menurut Appadorai mengemukakan
bahwa pemerintah daerah adalah pemerintah oleh badan-badan yang dipilih secara
populer yang ditugaskan untuk tugas administratif dan eksekutif dalam hal-hal
yang berkaitan dengan penghuni tempat atau distrik tertentu 5sedangkan gomme
berpendapat pemerintahn daerah adalah bagian dari keseluruhan pemerintah suatu
negara,yang dikelola oleh otoritas yang berada di bawa otoritas negara yang
dimiliki oleh daerah setempat. Pemerintah daerah juga memiliki pengertian
pemerintahan juga antara lain pengertian pemerintah adalah sistem untuk
menjalankan wewenang dan kekuasaan dalam mengatur kehidupan sosial,
ekonomi dan politik, satu negara atau bagian-bagiannya. Pengertian pemerintah
sendri adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung
jawab terbatas, untuk menggunakan kekuasaan.6

Penyelenggaraan pemerintahan daerah ditujukan untuk melaksanakan


otonomi daerah. Dimana daerah otonom diberikan hak,kewenangan,dan
kewajiban untuk mengelola daerah otonom untuk mengurus dan mengatur
kepentingan masyarakat setempat. Pemerintahan daerah lahir dari pembagian
kekuasaan yang dipraktekan di indonesia, dimana kekuasaan dibagai secara
horizontal dan vertikal. Kekuasaan tidak boleh hanya terletak pada suatu
kekeuasaan saja,dalam NKRI kekuasaan terdiri dari kekuasaan eksekutif yang
dilaksankan oleh Presiden,kekuasaan legislatif yang dilaksanakn oleh
DPRRI,kemudian terdapat juga kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan penradilan
yang dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi yang bertugas untuk memegang
kekeuasaan konstitusi,Mahkamah Agung yang mencakup lingkungan peradilan
umum. Selain eksekutif,legislatif,dan yudikatif kekeuasan negara dibagi juga
terhadap kekuasan moneter yang dipegang oleh Bank Indonesia dan kekuasaan
eksaminatif yang dipegang oleh BPK. Pembagaian kekuasaan diatas merupakan
pembagian kekuasaan yang dilakukan secara horizontal antar lembaga negara
yang berlaku sejajar. Sedangkan pembagian kekuasaan secara vertikal adalah
pembagian kekuasaan yang dilakukan antara pemerintah pusat kepadsa
pemerintah daerah melalu desentralisasi.

5
Appadorai A. 1975, the Substance of Politics, New Delhi Oxford University Press. hlm 287
6
http://repository.unpas.ac.id/29067/5/BAB%20III.pdf
Proses pelimpahan kewenangan yang diberikan kepada daerah melalui
otonomi daerah yang menghasilakan daeraha otonom. Kedaulatan yang dimiliki
oleh daerah bukanlah sisa dari kedaulatan yang dimiliki oleh pemerintahn
pusat,namun kedaultan pemerintah daerah didaptak dari kedaulatan yang
diberikan oleh rakyat yang diberikan kepada pemerintah pusat kemudian
dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Pemberian otonomi seluas-luasnya
kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat. Dasar pengaturan terkait pemerintahan daerah tertuang dalam pasal
18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjadi
landasan dalam pelaksanaan otonomi daera, dalam pasal 18 ayat (5) disebutkan
bahwa pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan
pusat. Pasal 18 A UUD 1945 menjelaskan bahwa hubungan antara pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah diatur oleh UU dan memperhatiakn kekhususan
dan keragamaan daerah. Selain hubungan terkait keuangan juga diberikan kepada
daerah yang diatur dan dilaksanakn secara adil dan selaras berdasarkan undang-
undang. Jika kita dapa mengambil kesimpulan bahwa pemerintahan daerah
melalui otonomi daerah bertujuan untuk memberikan kebebasan terhadap daerah
untuk dapat mengembangkan daerah nya berdsarkan kemampuan dan kebutuhan
yang dimilikinya,otonomi daerah juga bertujuan untuk meningkatkan partispasi
rakyat agar turut terlibat dalam pelakasanaan pemerintahan daerah.

Dalam pelaksanaanya pemarintahan daerah dilaksanakan oleh kepala


daerah dan DPRD dibantu oleh perangkat pemerintahan daerah (OPD). Kepala
daerah dipilh secara langsung melalui pemilu oleh rakyat. Selain kepala daerah
penyelenggaraan pemerintahn Daerah Juga dilakasankan oleh Dewan Perwakilan
Daerah (DPRD) yang berfungsi untuk menjalankan kekuasaan legislatif pada
pemerintahan daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahn daerah tunduk pada
asas penyelenggaraan pemerintahan negara yang terdiri dari: 7 a. kepastian

7
UU No.23 Tahun 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 58
hukum;b. tertib penyelenggara negara; c. kepentingan umum;d. keterbukaan;e.
proporsionalitas;f. profesionalitas;g. akuntabilitas;h. efisiensi;i. efektivitas; dan j.
keadilan. Tugas kepala daerah adalah : 8 a. memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yangditetapkan bersama DPRD; b.
memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; c.menyusun dan
mengajukan rancangan Perda tentangRPJPD dan rancangan Perda tentang
RPJMD kepadaDPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusundan
menetapkan RKPD; `d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang
APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawabanpelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; e.
mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan g.
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan kewenangan kepala daerah adalah:9 a. mengajukan rancangan Perda; b.
menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; c.
menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; d. mengambil tindakan
tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau
masyarakat; e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Kepala daerah memiliki kewajiban untuk:10 a. memegang
teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. menaati seluruh ketentuan peraturan
perundangundangan; c. mengembangkan kehidupan demokrasi; d. menjaga etika
dan norma dalam pelaksanaan UrusanPemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah; e. menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih danbaik;f.

8
UU No.23 Tahun 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 65 ayat (1)
9
UU No.23 Tahun 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 65 ayat (2)
10
UU No.23 Tahun 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 67
melaksanakan program strategis nasional; dan g. menjalin hubungan kerja dengan
seluruh Instansi Vertikaldi Daerah dan semua Perangkat Daerah.

Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah


yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
11
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis,
jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan
yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu
kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam. Demikian juga mengenai jumlah susunan
organisasi disesuaikan dengan beban tugas masing-masing perangkat daerah.
Besaran organisasi perangkat daerah (OPD) ditetapkan berdasarkan variabel: 
jumlah penduduk;  luas wilayah; dan  jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).

Dewan perwakilan rakyat daerah (disingkat DPRD) adalah bentuk


lembaga perwakilan rakyat (parlemen) daerah (provinsi/kabupaten/kota) di
Indonesia yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
bersama dengan pemerintah daerah. DPRD diatur dengan undang-undang,
terakhir melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 DPRD berkedudukan di
setiap wilayah administratif, yaitu:  Dewan perwakilan rakyat daerah provinsi
(DPRD provinsi), berkedudukan di ibukota provinsi.  Dewan perwakilan rakyat
daerah kabupaten (DPRD kabupaten), berkedudukan di ibukota kabupaten. 
Dewan perwakilan rakyat daerah kota (DPRD kota), berkedudukan di kota. DPRD

11
Idris,”Tatanan Organisasi Pemerintahan Daerah’’, kpsdm.soppengkab.go.id/wp
content/uploads/2015/11/Tatanan-Organisasi-Pemerintah.pdf,diakses pada 3 Maret 2021
merupakan mitra kerja kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota). Sejak
diberlakukannya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala
daerah tidak lagi bertanggung jawab kepada DPRD, karena dipilih langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah. 12 DPRD
merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
13
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi
legislasi,anggaran,dan pengawasan. Fungsi legilasi berkaitan dengan
pembentukan peraturan daerah,fungsi anggaran berkaitan dengan kewenangan
dalam hal menyusun hal anggaran daerah,pengawasan,kewenangan mengontrol
pelaksanaan perda dan peraturan lainya serta kebijakn pemerintah daerah.

Tugas dan wewenang DPRD adalah:  Membentuk peraturan daerah


bersama kepala daerah. 22  Membahas dan memberikan persetujuan rancangan
peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang
diajukan oleh kepala daerah.  Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan daerah dan APBD.  Mengusulkan: 1. Untuk DPRD provinsi,
pengangkatan/pemberhentian gubernur/wakil gubernur kepada Presiden melalui
Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan
pengangkatan/pemberhentian. 2. Untuk DPRD kabupaten,
pengangkatan/pemberhentian bupati/wakil bupati kepada Gubernur melalui
Menteri Dalam Negeri. 3. Untuk DPRD kota, pengangkatan/pemberhentian wali
kota/wakil wali kota kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri.  Memilih
wakil kepala daerah (wakil gubernur/wakil bupati/wakil wali kota) dalam hal
terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah.  Memberikan pendapat dan
pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional
di daerah.  Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.  Meminta laporan keterangan
pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

12
Idris,”Tatanan Organisasi Pemerintahan Daerah’’, kpsdm.soppengkab.go.id/wp
content/uploads/2015/11/Tatanan-Organisasi-Pemerintah.pdf,diakses pada 3 Maret 2021
13
UU 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintahn Daerah Pasal 40
 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau
dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.  Mengupayakan
terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. DPRD memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat. Anggota DPRD memiliki hak mengajukan rancangan peraturan daerah,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih,
membela diri, imunitas, mengikuti orientasi dan pendalaman tugas, protokoler,
serta keuangan dan administratif.

3.2. Urusan Pemerintahan

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi


kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara
dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Urusan pemerintahan adalah
kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
pemerintahan daerah untuk melindungi, memberdayakan dan menyejahterakan
masyarakat. Pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah otonom yang menjadi
urusan pemerintahan,UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah
menyebutnya sebgai pembagian kekuasaan,sedangkan pada UU No.32 Tahun
2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No.23. Tahun 2014 juncto UU No. 9
tahun 2015 disebut sebagai urusan pemerintahan. Urusan pemerintahan dibagai
menjadi urusan pemerintah absolut dan urusan pemerintahan konkruen dan
urusan pemerintahan umum. Urusan absolut adalah urusan pemerintah yang
sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahn konkruen
adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, sedangkan urusan pemerintahan umum adalah urusan yang
menjadi kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan.
Urusan pemerintahan absolut meliputi : 14 a. politik luar negeri; b.
pertahanan; c. keamanan; d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional; dan f. Agama.
Dalam melaksanakan urusan pemerintahan absolut pemerintah pusat dapat
melaksankan sendiri urusan tersebut atau melimpahkan kewenangan tersebut
kepada instansi vertika yang ada di daerah atau gubernur sebagai wakil
pemerintahan pusat di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi. Urusan konkuren
ini kemudian dibagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan.Urusan wajib
terbagi lagi menjadi urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan
urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.15

Urusan wajib berkaitan pelayanan dasar meliputi : 16 a. pendidikan; b.


kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan
kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan
masyarakat; dan f. sosial. Urusan pemerintahn wajib tidak berkaitan pelayanan
dasar meliputi :17 a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan
anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; h. pengendalian
penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah; l. penanaman modal; m. kepemudaan dan
olah raga; n. statistik; o. persandian; p. kebudayaan; q. perpustakaan; dan r.
Kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (1) meliputi: a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d.
kehutanan; e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian;
dan h. transmigrasi.18 Pelaksanaan urusan pemerintahan harus berdasarkan prinsip
akutanbilitas,efisiensi,dan eksternalisasi serta kepentingan nasional. Dalam
melaksanakan urusan pemerintahan konkruen di daerah tentunya kepala daerah
dibantu oleh perangkat-perangkat daerah yang memiliki tugas dan wewenang

14
UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 10 ayat (1)
15
Rumesten,et al,2020, “Pengaturan Pembagian Urusan Pemerintahan; Kritik Terhadap
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah”,Simbur Cahaya,FH Unsri
16
UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat (1)
17
UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat (2)
18
UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat (3)
sesuai bidang urusan masing-masing. Seperti dalam pelaksanaan pendidikan di
daerah dilakukan oleh Dinas Pendidikan sebagai perangakat daerah yang bertugas
untuk melaksnakan proses pendidikandi daerah. Dalam urusan kesehatan makan
di derah dilakuakn oleh Dinas kesehatan sebagai perangkat daerah yang
menjalankan fungsiu dan tugas di bidang kesehatan. Dan urusan-urusan
pemerintahan konkruen lainya baik wajib berkaitan dengan pelayanan dasar
maupun wajib tidak berkaitan dengan pelayan dasar dilaksankan oleh kepala
daerah dibantu dengan perangkat daerah sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3.3. Kedudukan Kepala Daerah dalam Daerah Otonom

Lahirnya demokrasi yang membawa arus deras desentralisasi dan otonomi


di dalam penerapan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, diyakini akan
mampu mendekatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan memupuk demokrasi lokal. Kedudukan berarti status, baik untuk sesorang,
tempat, maupun benda. Kedudukan juga dapat diartikan sebagai posisi jabatan
seseorang dalam memiliki sebuah kekuasaan. Berbicara mengenai kedudukan
kepala daerah, maka kita akan dihadapkan kepada kewenangan dan peran dari
kepala daerah dalam menjalankan tugas yang diembannya. Penulis mencoba
membuka pasal-pasal dari undang-undang tentang pemerinthan daerah yang
mengatur tentang keewenangan kepal daerah untuk mencari kedudkan dari
kepala daerah dalam pemerintahn daerah.

1. Undang-Undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah


Undang-undang tentang pemerintahan daerah merupaka titik awal dari
pemerintahan daerah pasca reformasi. Dalam pengaturanya dalam undang-
undang masih banyak terdapat kelemaha-kelemahan dan kekurangan
dalam mengatur kedudukan kepala daerah.
Tabel I: Kedudukan, Tugas dan Wewenang Wakil Kepala Daerah dalam Undang-
Undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Kedudukan Tugas Wewenang
UU No.22 Pasal 44 (1)
Tahun 1999 Kepala Daerah
tentang memimpin
pemerintahan penyelenggaraan
daerah Pemerintahan
Daerah
berdasarkan
kebijakan yang
ditetapkan
bersama DPRD.
(2)Dalam
menjalankan
tugas dan
kewajibannya,
Kepala Daerah
bertanggungjawab
kepada DPRD.
(3) Kepala
Daerahlah wajib
menyampaikan
laporan atas
penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah kepada
Presiden melalui
Menteri Dalam
Negeri dengan
tembusan kepada
Gubernur bagi
Kepala Daerah
Kabupaten dan
Kepala Daerah
Kota, sekurang-
kurangnya sekali
dalam satu tahun,
atau jika
dipandang perlu
oleh Kepala
Daerah atau
apabila diminta
oleh Presiden.
Sumber : Undang-Undang No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
Terlihat dalam tabel diatas, tidak peraturan yang mengatur secar terperinci
mengenai kedudukan dari kepala daerah dalam pemerintahan daera. Namun dalam
pasal 34 ayat (1) menyatakan bahwa pengisian jabatan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah dilakukan oleh DPRD melalui pemilihan secara bersamaan. Kita
dapat berasumsi bahwa dalam UU No.22 Tahun 1999 kedudkan kepala daerah
berda dibawah DPRD karena pemilihan kepalah daerah dilakukan oleh DPRD
melalui sidang peripurna dimana setiap anggota DPRD dapat membrikan suara
kepada satu pasangan calon. Kepala daerah yang mendapatkan suar terbanyak
dalam rapat paripurna ditetapkan sebagai kepala daerah. UU 22 Tahun 1999 tidak
mengatur secara spesifik mengenai dan kewenangan yang dimiliki oleh kepala derah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Faktor terburu-buru saat pembuatan
Undang-undang ini yang dikarenakan kebutuhan pasca reformasi, menjadikan
pengaturan tentang kewenangan dan peran dari wakil kepala daerah tidak diatur
dengan terperinci, ini merupakan salah satu titik kelemahan dari Undang-Undang
no 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan menjadi titik awal
ketidakjelasan dari kedudukan, tugas dan wewenang wakil kepala daerah di dalam
pemerintahan daerah.19

2. Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah


Pada periode ini pengaturan mengenai kepala daerah telah berkembang
dan menambahkan unsur-unsur terkait dengan kedudukan kepal daerah.

Tabel II: Kedudukan, Tugas dan Wewenang Wakil Kepala Daerah dalam
Undang-Undang No 32Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Kedudukan Tugas Wewenang


UndangUndang No Pasal 24 (1) Setiap Pasal 25 Kepala Sama
32 Tahun 2004 daerah dipimpin daerah mempunyai dengan pasal
Tentang oleh kepala tugas dan 25 terkait
Pemerintahan pemerintah daerah wewenang: a.
Daerah yang disebut memimpin
tugas dan
kewenangan.

19
FALAH,Gevril Rahmad,2015, Kedudukan,Tugas,dan Wewenang Wakil Kepala Daerah Dalam
Pemerintahan Pasca Reformasi,Tesis,Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia,Yogyakarta. Hal 86
kepala daerah. (2) penyelenggaraan
Kepala daerah pemerintahan
sebagaimana daerah berdasarkan
dimaksud pada kebijakan yang
ayat (1) untuk ditetapkan bersama
provinsi disebut DPRD; b.
Gubernur, untuk mengajukan
kabupaten disebut rancangan Perda; c.
bupati, dan untuk menetapkan Perda
kota disebut yang telah
walikota. (3) mendapat
Kepala daerah persetujuan
sebagaimana bersama DPRD; d.
dimaksud pada menyusun dan
ayat (1) dibantu mengajukan
oleh satu orang rancangan Perda
wakil kepala tentang APBD
daerah. kepada DPRD
untuk dibahas dan
ditetapkan bersama;
e. mengupayakan
terlaksananya
kewajiban daerah;
f. mewakili
daerahnya di dalam
dan di luar
pengadilan, dan
dapat menunjuk
kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan; dan g.
melaksanakan tugas
dan wewenang lain
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan.
Sumber : Undang-Undang No.32 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah

Kedukan kepala daerah yang diatur dalam UU 32 Tahun 2004 Tentang


Pemerintahan Daerah seimbang dengn kedudukan yang dimiliki oleh
DPRD. Dalam UU 32 Tahun 2004 diatur bahwa pemerintahan di daerah
dijalankan oleh pemerintahan derah bersam dengan DPRD,dimana
pemilihan kepala daerah yang sbelumnya dilakukan oleh DPRD kemudian
berubah menjadi kepala daerah dipilih langsung melalui pemilihan umum
secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Keduduan
kepala daerah di daerah otonom bertindak sebagai wakil dari pemerintah
pusat melalui dekosentrasi,pemerintah menyelenggarakan sendiri atau
dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat
Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan
kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.20 Pada Undang-
Undang no 32 tahun 2004 ini sebenarnya lebih menitik beratkan pada hal
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Kedudukan wakil
kepala daerah muncul dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, yang menyatakan setiap daerah dipimpin seorang kepala daerah
dan di bantu oleh seorang wakil kepala daerah.21
3. Undang-Undang No 12 Tahun 2008
Undang-undang ini merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Adapun lahirnya
undang-undang no 12 tahun 2008 ini, ialah untuk menyempurnakan
undang-undang no 32 tahun 2004, dimana ada beberapa penambahan dan
pergantian yang dilakukan untuk menyempurnakan undangundang tentang
pemerintahan daerah. tetapi lagi-lagi tentang kewenangan dan peran wakil
kepala daerah tidak diatur secara merinci dan ini bisa kita lihat didalam.
Dalam UU No 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah tidak
perubahan terkait kedudukan dan kewenagna dari kepala daerah sama
seperti pada UU No.32 Tahun 2008.
4. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Tabel III: Kedudukan, Tugas dan Wewenang Kepala Daerah dalam Undang-
Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang- Kedudukan Tugas Kewenanangan
Undang
Undang No 23 Pasal 63 Pasal 65 Pasal 65 (2)
(1) Kepala daerah (1) Kepala daerah Dalam

20
UU 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 10 ayat (4)
21
FALAH,Gevril Rahmad,2015, Kedudukan,Tugas,dan Wewenang Wakil Kepala Daerah Dalam
Pemerintahan Pasca Reformasi,Tesizs,Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia,Yogyakarta. Hal 89
Tahun 2014 sebagaimana mempunyai tugas: a. melaksanakan
dimaksud dalam memimpin tugas
Tentang Pasal 59 ayat (1) pelaksanaan Urusan sebagaimana
Pemerintahan dapat dibantu oleh Pemerintahan yang dimaksud pada
wakil kepala menjadi kewenangan ayat (1) kepala
Daerah daerah. (2) Wakil Daerah berdasarkan daerah
kepala daerah ketentuan peraturan berwenang: a.
sebagaimana perundang-undangan mengajukan
dimaksud pada dan kebijakan yang rancangan Perda;
ayat (1) untuk ditetapkan bersama b. menetapkan
Daerah provinsi DPRD; b. Perda yang telah
disebut wakil memelihara mendapat
gubernur, untuk ketenteraman dan persetujuan
Daerah kabupaten ketertiban bersama DPRD;
disebut wakil masyarakat; c. c. menetapkan
bupati, dan untuk menyusun dan Perkada dan
Daerah kota mengajukan keputusan kepala
disebut wakil wali rancangan Perda daerah; d.
kota. tentang RPJPD dan mengambil
rancangan Perda tindakan tertentu
tentang RPJMD dalam keadaan
kepada DPRD untuk mendesak yang
dibahas bersama sangat dibutuhkan
DPRD, serta oleh Daerah
menyusun dan dan/atau
menetapkan RKPD; masyarakat; e.
d. menyusun dan melaksanakan
mengajukan wewenang lain
rancangan Perda sesuai dengan
tentang APBD, ketentuan
rancangan Perda peraturan
tentang perubahan perundang-
APBD, dan undangan.
rancangan Perda
tentang
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
kepada DPRD untuk
dibahas bersama; e.
mewakili Daerahnya
di dalam dan di luar
pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa
hukum untuk
mewakilinya sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundangundangan;
f. mengusulkan
pengangkatan wakil
kepala daerah; dan g.
melaksanakan tugas
lain sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sumber : Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Kedudukan kepala daerah dalam UU No.23 Tahun 2014 sebagai


pemimpin pelaksanaan pemerintah di daerrah otonom. Kedudukan DPRD
sebagai unsur pemerintahan di daerah seimbang dengan keedudukan yang
dimiliki oleh kepal daerah. DPRD berperan sebagai mitra dari kepala
daerah dalm melaksankan pemerintahn daerah. Namun peran dari DPRD
juga sangat penting dalam menjalankan urusan pemerintahn di daerah
idman dalam pasal 22 ayat (5) UU No.23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah menyatakan bahwa laporan pelaksanaan anggaran
taugas Pembantuan disampaikan oleh kepala daerah penerima tugas
Pembantuan kepada DPRD bersamaan dengan penyampaian laporan
keuangan Pemerintah Daerah dalam dokumen yang terpisah. Artinya
dalam melaksanakan tugas dan kewenangan kepala daerah wajib untuk
berkordinasi terhadap DPRD dalam setiap keputusan yang dikeluarkan
oleh kepala daerah.

Kesimpulan

Kedudukan kepal daerah bersas dari desentralisasi yang dilimpahkan oleh


pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Desentralisasi yang digiatkan
sebagai agenda reformasi untuk percepatan pembangun di daerah dan pemeretaan
kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat kepada daerah. Sebelum reformasi
indonesia sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah pusat yang menyebabkan daerah
tidak bebas untuk mengatur dan menjalankan pemerintahn di daerah sendiri.
Melalui desentralisasi menghasilkan otonomi daerah yang diserahkan kepada
daerah otonom untuk dapat mengagatur dan mengurus daerahnya sendiri.
Pemerintah daerah dilaksankan oleh kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah
dan DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Kepala daerah dibantu dengan
perangkat daerah menjalankan urusan pemerintah yang didelegasikan oleh pusat
kepada daerah meli[puti urusan pemerintahn absolut dan urusan pemerintahan
konkruen. Urusan pemerintahan dibagai menjadi urusan pemerintah absolut dan
urusan pemerintahan konkruen dan urusan pemerintahan umum.

Urusan absolut adalah urusan pemerintah yang sepenuhnya menjadi


urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahn konkruen adalah urusan
pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,
sedangkan urusan pemerintahan umum adalah urusan yang menjadi kewenangan
presiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan pemerintahn konkruen kemudian
dibagi lagi menjadi urusan wajib berkaitan dengan pelayan dasar dan urusan wajib
tidak berkaitan pelyan dasar,dan urusan pilihan,semua urusan tersebut dijalankan
oleh pemerintahan daerah.Dalam menjalakan urusan pemerintahan di daerah
peran kepala daerah tentunya sangat penting dalam daerah otonom. Kedudukan
yang dimiliki oleh kepala daerah setelah reformasi dapat kita uraikan dalam 4
udnag-undang terkait pemerintahan daerah yang lahir setelah reformasi yaitu : UU
No.22 Tahun1999,UU No.32 Tahun 2004,UU No.12 Tahun 2008,dan UU No.23
Tahun 2014. Jika kita melihat dalam UU No.22 Tahun 1999 kedukan dari kepala
daerha berda dibawah dari kedukuna yang dimiliki oleh DPRD karena kepala
daerah dipilih oleh DPRD, sehingga DPRD memiliki kewenangn yang lebih dari
kepala daerah karena DPRD dapat memberhentikan kepala daerah dengan
kewenangan yang ia miliki. Kedudukan kapala daerah dalam UU 22 Tahun 1999
merupakan warisan dari UU terdahulu sebelum reformasi dimana kepala daerah
merupakan bagian yang dipilih dan ditunjuk oleh DPRD. Setelah UU 22 Tahun
1999 munculah UU 32 Tahun 2004 dimana kedudukan kepala daerah dalam UU
ini seimbang dengan DPRD karena kepala daerah tidak lagi dipilih oleh DPRD
melainkan dipilih secara langsung oleh rakyat di daerah tersebut.sdeangkan dalam
UU No.12 Tahun 2008 dan UU 23 Tahun 2014 kedudukan antara kepal daerah
dapat disimpulkan seimbang dengan DPRD. Dalam perkembanganya UU 23
Tahun 2014 memberikan kewenanga yang lebih luas dibandingkan dengan UU
yang ada sebelumnya dengan menekankan terhdapa kordinasi dengan DPRD
sebagai mitra dari kepala daerah dalam menjalakan pemerintahan daerah.
Kesimpulanya bahwa setelah adanya reformasi kedudukan dari kepala daerah
semakin seimbang dan sejajar dengan kedudukan yang dimiliki oleh DPRD dalam
daerah otonom.

Daftar Pustaka

Jurnal

1. Rumesten,et al,2020, “Pengaturan Pembagian Urusan Pemerintahan;


Kritik Terhadap UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah”,Simbur Cahaya,FH Unsri.
2. FALAH,Gevril Rahmad,2015, Kedudukan,Tugas,dan Wewenang Wakil
Kepala Daerah Dalam Pemerintahan Pasca Reformasi,Tesis,Program
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta.

Buku :

1. Appadorai A. 1975, the Substance of Politics, New Delhi Oxford


University Press.
2. Setiwan,Irfan,2018,Hand Book Pemerintahan Daerah,Wahana
Resolusi :Yogyakarta.

Internet :

1. Idris,”Tatanan Organisasi Pemerintahan Daerah’’,


kpsdm.soppengkab.go.id/wp content/uploads/2015/11/Tatanan-Organisasi-
Pemerintah.pdf,diakses pada 3 Maret 2021
2. http://repository.unpas.ac.id/29067/5/BAB%20III.pdf,diakses pada 1
Maret 2021

Undang-Undang :
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang pemerintahan daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia No.60 tahun 1999).
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
( Lembara Negara Republik Indonesia No. 125 Tahun 2004)

3. Undang-Undang No.12 Tahun 2008 Tentang PERUBAHAN KEDUA UU


32-2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 59 Tahun 2008)

4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 244 Tahun 2014)

Anda mungkin juga menyukai