PENDAHULUAN
PERIZINAN
Misalkan :
izin atas hal yang penting bagi umum Misal masalah izin
pertambangan Indonesia
7. Rekomendasi
6. Pemberitahuan tambahan
A. Adanya Permohonan
sebagaimana dijelaskan di halaman depan, bahwa ijin adalah
perbuatan sepihak oleh Pejabat TUN yang memiliki kewenangan untuk
itu, dan selalu didahului adanya permohonan bagi orang/badan hukum
perdataa yang memiliki kepentingan tersebut. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan permohonan izin secara tertulis
2. mengisi formulir yang telah disediakan beserta persyaratan lainnya
3. Penelitian persyaratan dan peran serta, Pejabat TUN harus
bertindak cermat dan penuh kehati hatian (Ingat asas AAUPB),
kadang kala dilakukan pengujian sebelumnya jika persyaratannya
diharuskan seperti itu misal (SIM). Pengecekan ke lapangan untuk
melihat yang senyatanya.
4. Pengambilan keputusan
4.1. permohonan ditolak (karena tidak memenuhi persyaratan)
4.2. Permohonan dikabulkan (memenuhi perysratan, melalui
pemeriksaan berjenjang, kepala seksi, kepala bidang, dan
(kepala yang memenuhi kewenangan menerbitkan izin).
untuk ditandatangani, tidak menutup kemungkinan
penerbitan izin melibatkan instansi terkait, dan bila demikian
instansi terkait hanya cukup memberikan paraf, tanda
persetujuannya.
5. Penyampaian Izin
5.1. baik langsung maupun tidak langsung
5.2. melalui pengumuman
6. Merangkai produk hukum dan peraturan dalam pembentukan izin
Dalam merangkai produk hukum ini dapat mengacu pada Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.
6.1. Peraturan Perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat umum.
Unsur-unsur Pembentuk peraturan perundang-undangan
meliputi
a. Peraturan tertulis
b. dibentuk lembaga negara atau pejabat yang berwenang
(DPR dan Presiden /pusat) dan daerah DPRD dan PEMDA
c. mengikat secara umum (ditujukan kepada publik, khalayak
atau msyarakat, bersifat mengatur) bukan individu
6.2. Undang – undang
merupakan produk hukum yang menjadi bagian dari
peraturan perundang-undangan yang dari sisi materi muatan
yang harus diatur dalam undang-undang :
6.2.1. mengatur lebih lanjut ketentuan UUD NRI 1945 yang
meliputi hal-hal :
a. hak-hak asasi manusia
b. hak dan kewajiban warga negara
c. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta
pembagian kekuasaan negara
d. wilayah negara dan pembagian daerah
e. kewarganegaraan dan kependudukan
f. keuangan negara
6.2.2. diperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur
dengan undang-undang
(KETETAPAN PEMERINTAH)
A. Pengertian Beschikking
Beschikking ( Belanda ) sering diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia =Keputusan = Ketetapan = Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN) .
1. Menurut Prins Beschikking
Beschikking adalah suatu tindakan hukum yang bersifat sepihak di
bidang pemerintahan yang dilekukan oleh suatu badan pemerintah
berdasarkan wewenang yang luar biasa.
2. Menurut Utrecht
Beschikking adalah suatu perbuatan publik bersegi satu (dilakukan
oleh alat-alat pemerintah berdasarkan suau kekuasaan istimewa)
3. Sjachran Basah
Beschikking adalah sebagai suatu keputusan tertulis administrasi
negara yang mempunyai akibat hukum
4. Menurut KTUN
Beschikking KTUN adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan/Pejabat TUN, yang berisi tindakan hukum TUN yang
berdasarkan Peraturan perudang-undangan yang berlaku, bersifat
Konkret, individu, final (KIF) yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang/badan hukum perdata.
Dari definsi tersebut unsur-unsur yang membentuk KTUN adalah
1. penetapan tertulis
2. dari badan/pejabat TUN
3. tindakan hukum tata usaha negara
4. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. sifatnya konkret, individual, final (KIF)
6. menimbulkan akibat hukum
7. untuk seseorang/badan hukum perdata
B. Izin sebagai Beschikking : (Keputusan/Ketetapan Tata Usaha Negara
Izin merupakan sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh Organ
pemerintah yang ditujukan kepada seseorang atau suatu pihak untuk
dapat dilakukannya suatu kegiatan tertentu., yang tanpa adanya izin
kegiatan tersebut dilarang dengan maksud menimbulkan akibat hukum
tertentu.
nsur-unsur daripada izin antara lain :
1. izin sebagai ketetapan tertulis
dimaksudkan untuk mempermudah dalam rangka pembuktian.
mudah diingat, menghindari pengingkaran.
2. Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN
Karena atas dasar kewenangannya badan/Pejabat TUN
mengeluarkan izin secara sah.
3. Keputusan tersebut berisi Tindakan Hukum TUN
Keputudan TUN tersebut dimaksudkan untuk membedakan dengan
tindakan hukum perdata , ataupun tindakan hukum Pidana, yang
memiliki konsekwensi hukum Tata Usaha Negara.
4. Keputusan yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku
artinya peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat
secara umum yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat (DPR)
bersama Persetujuan Pemerintah (PRESIDEN) di tingkat Pusat,
maupun di tingkat daerah serta semua Keputusan badan atau
Pejabat TUN, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah yang
juga bersifat mengikat secara umum. Dalam Penerbitan izin selalu
mengaitkan peraturan sebagaimana dimaksud.
5. Dasar dalam penerbitan izin pada umumnya Peraturan
Perundangan yang masih berlaku
Penerbitan izin baik dari pusat maupun dari daerah selalu mengacu
pada hukum yang tertulis dan yang masih berlaku
6. Bersifat konkret
maksudnya keputusan itu ditujukan kepada yang nyata atau pihak
lain, yang sudah pasti dan bukan bersifat abstrak
7. Individu
maksudnya ditujukan kepada individu atau pihak tertentu,
sebagaimana dimohonkan yang dikabulkan. jelas identitasnya.
Bukan ditujukan kepada masyarakat umum
8. Final
Proses pembentukan keputusan itu telah selesai, telah definitif.
Tidak lagi menunggu persetujuan orang lain lagi.
9. Keputusan yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang/badan
hukum perdata
Dengan adnya izin maka akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi
pemegang izin yang sebelumnya hal tersebut tidak ada. atas
kegiatan yang diizinkan itu. dengan keputusan yang KONSTITUTIF
(keputusan yang menimbulkan hak baru bagi pemegangnya)
C. Macam-Macam Beschikking
1. Keputusan yang membebani dan keputusan yang menguntungkan
1.1. keputusan yang membebani
apabila keputusan dimaksud menimbulkan beban atau
kewajiban-kewajiban tertentu pada pihak yang dikenai.
1.2. keputusan yang menguntugkan
apabila pihak-pihak yang dikenai keputusan itu akan dapat
satu atau dua keuntungan lebih dengan adanya keputusan
itu .
Suatu keputusan dikatakan membebani atau menguntungkan
itu tergantung pada pihak yang mengajukan permohonan
(yang dituju)
1.3. Keputusan bersifat perorangan dan keputusan bersifat
kebendaan
1.3.1. keputusan bersifat perorangan
kalau penerbitannya didasarkan pada kualifikasi
subyeknya yang telah memenuhi syarat berkaitan dengan
pribadi subyek, sehingga konsekwensi yuridisnya adalah
keputusan tersebut tidak dapat dipindahkantangankan.
(misal SIM, Brevet terbang Pilot, Surat izin berburu dari
perbakin) dll
1.3.2. lahirkan keputusan tidak didasarkan pada kuslifikasi
subyek daripada pihak yang dikenainya. konsekwensi
yuridisnya bahwa keputusan itutidak melekat pada subyek
yang dikenainya, Oleh karena itu keputusan yang demikian
ini dapat dipindah tangankan pada orang lain . Misal IMB
dapat dialihkan kepada orang lain bersamaan tanahnya.
Izin usaha industri, izin usaha perdagangan
1.3.3. Keputusan Positif dan Keputusan Negatif
1.3.1. Keputusan Positif