Anda di halaman 1dari 13

O TONOMI

DAERAH DAL AM
BINGKAI NKRI
MATA PE LA J AR A N PAN CA SILA
D OSE N PE N GA MPU – R IKA N U RH IDAYAH
KE L OM PO K L IMA
Arthurito Banjarnahor / 2211310122
Putri Ayu Septina / 2211310055
Intan Ela Wahyuningrat / 2211310076
POIN MATERI
OTONOMI DAERAH DALAM BINGKAI NKRI

 Pengertian dan Hakikat Otonomi Daerah


 Visi Otonomi Daerah
 Bentuk dan Tujuan Desentralisasi Dalam Konteks Otonomi Daerah
 Sejarah Otonomi Daerah Di Indonesia
 Prinsip-rinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
P E NG E RT IA N O TON OM I DA E RA H

Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata
autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.
Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai batas-batas wilayah . Dengan demikian,
disimpulkan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat.
Visi O tonomi D aerah
Otonomi daerah sebagai kerangka  Di bidang politik, visi otonomi daerah harus

menyelenggarakan pemerintahan dipahami sebagai sebuah proses bagi lahirnya

mempunyai visi yang dapat kader-kader politik untuk menjadi kepala

dirumuskan dalam tiga ruang pemerintahan yang dipilih secara demokratis


serta memungkinkan berlangsungnya
lingkup utama yang saling
penyelenggaran pemerintah yang responsive
berhubungan satu dengan yang
terhadap kepentingan masyarakat luas.
lainnya: politik, ekonomi, dan
social budaya.
 Adapun di bidang ekonomi, visi otonomi daerah mengandung  Sedangkan visi otonomi daerah di bidang social dan budaya
makna bahwa otonomi daerah di satu pihak harus menjamin mengandung pengertian bahwa otonomi daerah harus diarahkan pada
lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah. pengelolaan, penciptaan dan pemeliharaan intergrasi dan harmoni
Di pihak lain mendorong terbukanya peluang bagi pemerintah social. Pada saat yang sama, visi otonomi daerah dibidang social dan
daerah mengembangkan kebijakan local kedaerahan untuk budaya adalah memelihara dan mengembangkan nilai, tradisi, karya
mengoptimalkan pendayungaan potensi ekonomi di derahnya. seni, karya cipta, bahasa, dan karya sastra local yang dipandang
Dalam kerangka ini, otonomi daerah memungkinkan lahirnya kondusif dalam mendorong masyarakat untuk merespon positif
berbagai prakarsa pemerintah daerah untuk menawarkan dinamika kehidupan disekitarnya dan kehidupan global. Karenanya,

fasilitas investasi, memudahkan proses perizinan usaha, dan aspek social budya harus diletakan secara cepat dan terarah agar

membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran kehidupan social tetap terjaga secara utuh dan budaya local tetap eksis

ekonomi di daerah. dan mempunyai daya keberlanjutan.


B entuk dan tuj uan desentr alis as i dal am kont eks ot onomi daerah

Dekonse ntr asi D evolusi


Desentralisasi dalam bentuk dekonsentrasi Devolusi merupakan bentuk desentralisasi yang

(deconcetration), pada hakikatnya hanya lebih ekstensif, yang merujuk pada situasi

merupakan pembagian kewenangan dan dimana pemerintah pusat mentransfer

tanggu jawab adminisstratif Antara pemerintah kewenangan untuk pengambilan keputusan,

pusat dengan pejabat birokrapsi pusat di keuangan dan manajemen kepada unit otonomi

lapangan. pemerintah daerah.

Pri vat is asi


D e le gas i
Menurut Romdinelli privatisasi adalah suatu tindakan pemberian
Delegasi merupakan pelimpahan pengambilan
kewenangan dari pemerintah kepada badan – badan sukarela swasta dan
keputusan dan kewenangan manajerial untuk
swadaya masyarakat, namun dapat pula merupakan peleburan badan
melakukan tugas – tugas khusus kepada suatu
pemerintah menjadi badan usaha swasta misalnya BUMN dan BUMD
organisasi yang tidak secara langsung berada di bawah
dilebur menjadi perusahaan terbatas (PT).
pengawasan pemerintah pusat.
S ejar ah O tonomi D aerah
D alam B ingkai NK RI
Sejarah Otonomi Daerah Di Indonesia peraturan undang-undang yang pertama kali mengatur
tentang pemerintahan daerah pasca proklamasi kemerdekaan adalah UU Nomor 1 tahun 1945.
undang-undang ini merupakan hasil dari berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerintahan di
masa kerajaan dan masa pemerintahan kolonialisme. Namun, undang-undang ini belum mengatur
tentang desentralisasi dan hanya menekankan pada aspek cita-cita kedaulatan rakyat melalui
pembentukan badan perwakilan rakyat daerah. Undang-undang tersebut diganti oleh UU nomor
22tahun 1948 yang focus pada pengaturan susunan pemerintahan daerah yang demokratis.
Perjalanan sejarah otonomi Indonesia selanjutnya ditandai dengan munculnya UU nomor 1 tahun
1957 yang menjadi peraturan tunggal pertama yang berlaku seragam untuk seluruh Indonesia.
Selanjutnya UU nomor 18 tahun 1965 yang mengantut system otonomi yang seluas-luasnya.
Kemudian disusus dengan munculnya UU nomor 5 tahun 1974 yang menganut system otonomi yang
nyata dan bertanggujawab.
Hal ini karena system otonomi yang sebelumnya dianggap memiliki kecenderungan pemikiran yang
dapat membahayakan keutuhan NKRI serta tidak serasi dengan maksud dan tujuan pemberian
otonomi kepada daerah. UU yang terakhir berumur paling panjang, yaitu 25 tahun yang kemudian
diganti dengan UU nomor 22 tahun 1999 pasca reformasi. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan
situasi yang terjadi pada masa itu. Berdasarkan kehendak reformasi saat itu, siding istimewa MPR
Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi daerah; pengaturan, pembagian, dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta peimbangan keuangan pusat dan daerah
dalam kerangka NKRI. Selain itu, hasil amandemen MPR RI pada pasal 18 UUD 1945 dalam
perubahan kedua, yang secara tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa Negara Indonesia memakai
prinsip otonomi dan desentralisasi kekuatan politik juga semakin memberikan tempat kepada
o t o n o m i d a e r a h d i t e m p a t n y a . T i g a t a h u n s e l a i n i m p l e m e n t a s i U U N o 2 2 Ta h u n 1 9 9 9 , p e m e r i n t a h a n
melakukan peninjauan dan revisi terhadap undang-undang yang terakhir pada lahirnya UU No. 32
tahun 2004 yang juga mengatur tentang pemerintahan daerah yang berlaku hingga sekarang.
Prins ip-pr insi p Pelaksanaan
Ot onom i Der ah

1. Penyelenggaran otonomi daerah dilaksanakan 2. Pelaksanaan otonomi daerah didsarkan pada


dengan memperhatikan aspek demokrasi, otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
keadilan, pemerataan serta potensi dan
keanekaragaman daerah yang terbatas

3. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan 4. Pelakasanaan otonomi daerah harus sesuai
utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan derah dengan kombinasi Negara sehingga tetap terjalin
kota, sedang otonomi daerah provinsi merupakan hubungan yang serasi Antara pusat dan daerah
otonomi yang terbatas. serta Antara daerah.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih
5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peran dan fungsi badan
meningkatkan kemandirian daerah legislative daerah, baik fungsi legislative,
otonomi, dan karenanya dalam daerah fungsi pengawas maupun fungsi anggaran
Kabupaten/daerah kota tidak ada lagi atas penyeenggaran pemerintah daerah.
wilayah administrasi.

8. Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan,


tidak hanya dari pemerintahan kepada daerah, tetapi
7. Pelaksanaan azas demokrasi diletakan juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang
pada daerah provinsi dalam keduannya disertai dengan pembiayaan, saran dan prasarana,
sebagai wilayah administrasi untuk serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaksanakan kewenangan sebagai waklil melaporkan pelaksanaan dan bertanggung jawab
daerah. kepada yang menugaskannya.
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah
adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil
1. Mengemukakan kesadaran 2. Melancarkan penyerahan dana
guna penyelenggaraan pemerintahan dan
bernegara/berpemerintah yang dan daya masyarakat di daerah
pembangunan guna meningkatkan pelyanan
mendalam kepada rakyat diseluruh terutama dalam bidang
kepada masyarakat. Sejalan dengan pendapat di
tanah air Indonesia. perekonomian.
atas, The Liang Gie dalam Abdurrahman (1987)
menentukan banwa tujuan pemberian otonomi
daerah adalah:
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai