Anda di halaman 1dari 8

KONTEKS MODERASI BERAGAMA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Moderasi Beragama

Dosen Pengampu : Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 1:

Luluk Setyaningsih: 2105036057

Ahmad Kasyif Syarof: 2105036069

Salma Farah Diba: 2105036073

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Islam Dan Moderasi Beragama dengan judul “Konteks
Moderasi Beragama”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Semarang, 4 September 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1. Pengertian moderasi beragama.........................................................................................5
2. Macam-macam Konteks Moderasi beragama.................................................................5
3. Urgensi Moderasi Beragama.............................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
Kesimpulan.................................................................................................................................8
Daftar pustaka............................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekerasan bernuansa agama seringkali terjadi di Indonesia. Dari fenomena yang ada,kasus
pengrusakan rumah ibadah termasuk yang paling tinggi. Disusul penistaan terhadap simbol-
simbol agama,aksi teror terhadap tokoh-tokoh agama,aksi bom atas dasar sentimen agama,unjuk
rasa bernuansa agama,hingga konflik antar penganut agama agama yang bernuansa SARA
(Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).Dalam memahami tindakan kekerasan bernuansa agama
tersebut,dibutuhkan kepekaan,dan kejujuran sehingga dapat memandangnya secaca objektif.
Karena menurut Syamsul Ma’arif,bahwa hampir dapat disimpulkan sebenarnya tidak ada
tindakan kekerasan atau pengrusakan yang murni karena motif agama. Disini pentingnya
dipahami ganalar anarkisme (kekerasan) agama sesungguhnya. Karena bisa jadi agama hanya
merupakan faktor ikutan dalam konflik sosial. Agama hanya dijadikan sumber legitimasi untuk
mendukung tujuan tertentu yang bersifat ekonomi,politik, dan sosial. Karena sejatinya,agama itu
niscaya mengajarkan kesejukan,kedamaian,kesentosaan,kasih sayang,dan nilai-nilai ideal
lainnya.

B. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud konteks moderasi beragama?


2.Terbagi berapa macam konteks moderasi beragama?
3.Konteks moderasi beragama dalam konteks global?
4.Konteks moderasi beragama dalam konteks lokal?
5.Konteks moderasi beragama dalam urgensi moderasi beragama?
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu konteks moderasi beragama

2. Mengetahui macam-macam konteks moderasi beragama

3. Mengetahui moderasi beragama dalam konteks global

4. Mengetahui moderas beragama dalam konteks local

5. Mengetahui urgensi moderasi beragama

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian moderasi beragama

Moderasi beragama adalah sebuah cara pandang terkait proses memahami dan mengamalkan
ajaran agama agar dalam melaksanakannya selalu dalam jalur yang moderat. Moderat disini
dalam arti tidak berlebih-lebihan atau ekstrem.

2. Macam-macam Konteks Moderasi beragama

Ada tiga macam dalam konteks moderasi beragama yaitu dalam konteks global,konteks
lokal dan urgensi moderasi beragama.

1. Konteks global

Berkembangnya radikalisme beragama

Radikalisme adalah Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Dalam perkembangan radikalisme
beragama itu ada yang mengarah pada terorisme,liberalism,sekularisme dan islamfobia.

1) Terorisme

Terorisme ialah aksi yang terorganisir yang penuh dengan kekerasan yang biasa melakukan
penyerangan secara tiba-tiba terhadap individu-individu,komunitas tertentu atau bahkan
negara.Teroris berawal dari radikalisme beragama dan sering kali tumbuh subur dan
berkembang dalam tiga lingkungan yaitu:

a) Ligkungan dimana kesempatan untuk menikmati demokrasi sangat terbatas.

b) Lingkungan dimana keadilan sosial tidak terwujud dan adanya kesenjangan antara
yang kuat,pemilik modal,yang kaya dengan kaum lemah,yang miskin sangat
lebar,kondisi seperti ini diperparah dengan subordinasi yang harus mereka terima dalam
mendapatkan hak-haknya yang sah.

c) Lingkungan tanpa supremasi hukum dan banyak pelanggaran atas hak-hak dasar
individu dalam kasus-kasus berkaitan dengan tuduhan dan vonis yang disertai tindakan
represif dan penyiksaan,sehingga melahirkan keinginan untuk memberontak dari hukum
dan masyarakat secara keseluruhan.

5
2) Liberalism
Liberalisme atau liberal adalah sebuah ideologi,pandangan filsafat,dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai
politik yang utama.
3) Sekularisme
Sekularisme adalah konsep atau ideologi bahwa harus ada pemisah antara agama
dengan institusi atau badan negara. Dalam istilah politik,sekularisme adalah pergerakan
menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan.
4) Islamfobia
Islamfobia adalah ketakutan,kebencian,atau terhadap agama Islam atau Muslim pada
umumnya,terutama dilihat sebagai kekuatan geopolitik atau sumber serangan.

2. Konteks lokal
Dalam konteks moderasi beragama dikenal ‘urf ghairu syar’i, yakni tradisi yang
bertentangan dengan syari’at Islam. Dalam konteks moderasi beragama, tradisi lokal
yang bertentangan dengan ajaran Islam maka tidak boleh dipakai.
a. Berkembangnya gerakan yang membawa ideologi transnasional.
Gerakan Islam transnasional adalah sebuah istilah yang ditujukan kepada organisasi
Islam yang bergerak lintas negara, dimana pergerakannya melewati batas-batas
teritorial setiap negara. Munculnnya gerakan transnasional akibat dari situasi global
dunia, termasuk dunia Islam, yang pada saat itu tengah memasuki era modern.
Banyak masyarakat muslim yang mengalami disorientasi akibat ketidaksiapan mereka
memasuki periode tersebut. Untuk mengatasi persoalan tersebut, ummat Islam
berusaha mencari identitas lewat penafsiran agama yang khas pada intinya
menekankan pentingnya pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia sendiri karena posisinya sebagai negara yang memiliki penduduk muslim
terbesar di dunia menjadi lahan subur bagi perkembangan gerakan Islam
transnasional. Hal ini bisa kita jumpai dengan banyaknya gerakan-gerakan Islam baru
yang muncul seperti: Gerakan Ahmadiyah, Jamaah Tablig, Hizbuttahrir Indonesia
(HTI), Wahabi, dan lain-lain.Sebagai akibat dari munculnya gerakan-gerakan Islam
transnasional tersebut, peta dakwah di Indonesia turut serta mengalami perubahan.
Perubahan tersebut terjadi pada banyak aspek seperti muatan dakwah, metode
dakwah, maupun media dakwah itu sendiri.

6
b. Berkembangnya radikalisme atau terorisme atas nama agama yang mengancam
negara dan disharmoni antar umat beragama.
Pada masa pasca reformasi yang ditandai dengan titik balik terbukanya
demokratisasi di indonesia,yang dimana pada masa itu menjadi lahan tumbuhnya
kelompok-kelompok radikal yang mengatas namakan agama. Fenomena
radikalisme ini sering kali disandarkan dengan paham-paham
keagamaan,sekalipun hal ini dapat lahir dari berbagai sumber,seperti
politik,ekonomi,sosial,dan lain-lain.

3. Urgensi Moderasi Beragama

1. Menanggulangi gerakan ekstremisme melalui handphone dan softphone,yang saat ini


menjadi media utama penanaman ekstremisme.
2. Memperkuat pendidikan berbasis agama. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk
suatu perilaku yang baik pada generasi muda muslim, berdasarkan nilai dan norma tauhid
dan aqidah Islam serta memberikan pemahaman toleransi dalam beragama.
3. Memperkuat literasi media dalam menanggulangi hoax yang menjadi prioritas saat ini
mengingtat banyak nya hoax yang bermunculan dengan isu SARA dan sangat mudah
tersebar di masyarakat.
4. Disamping literasi media, memperkuat Tim Cyber di kementrian/lembaga dan organisasi
sosial keagamaan juga harus dimaksimalkan.
5. Memaksimalkan jejaring antara lembaga kementrian/lembaga dan organisasi sosial
keagamaan di secara merata.
6. Perlunya memperkuat deteksi dini munculnya paham-paham yang tak sejalan dengan
nilai-nilai moderasi dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan diatas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang besar dan ada berbagai macam suku, etnis, budaya dan tentu saja agama,
yang berbeda-beda dengan begitu umat islam harus mampu menunjukan adanya penerimaan,
keterbukaan dan sinergi kepada kelompok keagamaan yang berbeda. Dengan begitu Negara
Indonesia, walaupun mayoritas memeluk ajaran agama islam dibingkai oleh sistem tata
keanekaragaman ras, suku, budaya, dan agama dengan tingkat keharmonisan yang tinggi.

Daftar pustaka

http://digilib.uinsgd.ac.id

https://uninus.ac.id

https://www.dosenpendidikan.co.id

https://id.m.wikipedia.org

https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/yupa/article/download/86/25/

https://mui.or.id/berita/28532/ini-enam-poin-penting -perkuat-moderasi-beragama/

https://bkpsdmd.babelprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai