Anda di halaman 1dari 10

PERANAN KEARIFAN LOKAL

DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF BERBASIS


BUDAYA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Budaya dan Kearifan
Lokal
Dosen Pengampu : Bapak Suhirman,M.Ag

Disusun Oleh :

Luluk Setyaningsih:2105036057
Ahmad Kasyif Syarof: 2105036069
Salma Farah Diba: 2105036073

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih Bapak Suhirman, M.Ag selaku
dosen Ekonomi Budaya dan Kearifan Lokal yang telah memberikan tugas makalah kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kearifan Lokal Sebagai Identitas Bangsa Dalam Wujud Gotong-
royong dan Kekeluargaan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca nya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Semarang, 9 September 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1. Peran Kearifan Lokal Dalam Pengembangan Ekonomi.................................................5
2. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Lokal...............................6
3. Contoh Studi Kasus Potensi produk fashion berbasis budaya Indonesia.....................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
Kesimpulan.................................................................................................................................8
Daftar pustaka............................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian dan kultur Indonesia dengan keragaman
sosio-budaya menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Keragaman sosio-budaya Indonesia memberikan indikasi bahwa kreativitas masyarakat
Indonesia sangat tinggi. Begitu pula halnya dengan keragaan produk dari berbagai etnis, yang
menjadi factor pendukung pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif tidak
terlepas dari budaya masyarakat setempat.
Pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya masyarakat setempat. Budaya
masyarakat setempat merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan dan dikembangankan
dalam bentuk terintegrasi dalam setiap kegiatan pembangunan. Kearifan local dalam budaya
biasa dalam bentuk fisik dan non fisik. Kearifan local dalam bentuk fisik dan non fisik dapat
berupa produk-produk yang memiliki nilai-nilai yang bermakna seperti kerajian, seni, kuliner,
dan lain-lain.
Ekonomi kreatif bukan hanya diukur dari segi ekonomi tetapi juga dapat diukur dari segi
dimensi budaya. Dewasa ini, ide-ide kreatif yang muncul pada dasarnya bersumber dari kearifan
local daerah. Hal ini memberikan makna bahwa kearifan lokal sangat menentukan arah
perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Ekonomi kreatif yang dikembangkan dengan memperhatikan kearifan lokal merupakan
solusi alternatif yang dapat mendorong perkembangan ekonomi kreatif untuk menjadi lebih
mandiri terutama di daerah. Dimana, daerah memiliki produk-produk yang mencerminkan
budayanya masing-masing. Hal ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi
produk berbasis kearifan lokal yang dengan sentuhan teknologi sehingga memiliki keunikan atau
kekhasan tersendiri.
B. Rumusan Masalah

4
a. Apa peran kearifan lokal dalam Pengembangan Ekonomi?
b. Bagaimana strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis Budaya Lokal?
c. Apa potensi produk fashion berbasis budaya indonesia?
C. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui peran kearifan lokal dalam pengembangan ekonomi

b. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal

c. Mengetahui contoh potensi produk fashion berbasis budaya indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

1. Peran Kearifan Lokal Dalam Pengembangan Ekonomi

Sеtіар daerah/wilayah раdа umumnуа mеmіlіkі роtеnѕі рrоduk уаng bіѕа dіаngkаt dаn
dikembangkan. Kearifan lokal іtulаh yang mеѕtі menjadi іntіnуа lаlu dіtаmbаh unsur krеаtіvіtаѕ
dengan ѕеntuhаn teknologi. Sіlаkаn saja ѕаtu dаеrаh dаn daerah lain mеmіlіkі produk уаng
ѕеjеnіѕ, namun setiap dаеrаh mеѕtі mеmреrtаhаnkаn сіrі khаѕnуа. 

Dаlаm hal іnі mеѕtі dіhіndаrі реnуеrаgаmаn аntаr daerah/wilayah. Jіkа іnі dіlаkukаn jugа, mаkа
nilai kеunіkаn dаn kеkhаѕаn аkаn hіlаng. Bеrіkаn bеrkеmbаng apa уаng аdа dі daerah ѕеtеmраt,
dan іnіlаh уаng dіраdukаn dengan kеmаmрuаn mаnuѕіа уаng іnоvаѕі-krеаtіf. Hаnуа dеngаn
dеmіkіаn keunggulan kоmраrаtіf bіѕа tеrjаgа dаn dауа ѕаіng рrоduk bisa dipertahankan.
Akhіrnуа, kіtа mеnаruh harapan ѕеmоgа еkоnоmі krеаtіf mеlаluі іnduѕtrі-іnduѕtrі krеаtіf bіѕа
bеrkеmbаng dеngаn bаіk dі nеgеrі іnі. Jіkа ini bеrkеmbаng, mаkа tаk hanya produk dоmеѕtіk
brutо (PDB) уаng mеnіngkаt, lapangan kеrjа jugа kіаn terbuka sehingga реngаnggurаn dаn
kеmіѕkіnаn dapat dіаtаѕі ѕесаrа bеrtаhар.

Sеtіар penggiat еkоnоmі dapat mеmbuаt іnduѕtrі kreatif lebih dаrі satu sektor іnduѕtrі, ѕеѕuаі
bіdаng dаn реngаlаmаn masing-masing. Cоntоhnуа, ѕеѕеоrаng аtаu оrgаnіѕаѕі уаng bеrgеrаk dі
bidang jаѕа dеѕаіn juga dapat mеlаkukаn jasa реrіklаnаn оnlіnе jіkа mеmіlіkі kеmаmрuаn
dibidang tеrѕеbut. Ekоnоmі kreatif munсul ѕеjаk masa реmеrіntаhаn Prеѕіdеn Suѕіlо Bаmbаng
Yudhоуоnо (Prеѕіdеn kе 6-7). Di bawah реmеrіntаhаn Prеѕіdеn Jоkо Wіdоdо, іnduѕtrі іnі tеruѕ
bеrkеmbаng dengan tеrbеntuknуа Bеkrаf (Bаdаn Ekоnоmі Kreatif) уаng bеrtugаѕ mеlіndungі
іnduѕtrі kreatif dі Indоnеѕіа .

Sеlаіn itu, munсulnуа еkоnоmі krеаtіf dі Indonesia tіdаk terlepas dаrі kеbеrаdааn Asean
Eсоnоmіс Cоmmunіtу atau Mаѕуаrаkаt Ekonomi Aѕеаn (MEA) уаng telah berkembang

5
beberapa tаhun sebelumnya, dengan adanya ACS/MEA dan іnduѕtrі kreatif dіhаrарkаn dapat
mеmbаntu реrеkоnоmіаn Indоnеѕіа dаlаm beberapa hal, ѕереrtі: 

1. Tеrbukаnуа lараngаn pekerjaan baru 


2. Mеngurаngі аngkа реngаnggurаn 
3. Mеnсірtаkаn mаѕуаrаkаt krеаtіf 
4. Persaingan usaha yang lebih ѕеhаt 
5. Mеnіngkаtkаn іnоvаѕі dі bеrbаgаі ѕеktоr

2. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Lokal

Strategi-strategi untuk mampu menembus pasar ekspor, diantaranya:

1. Targetkan secara spesifik segmen konsumen pakaian jadi, seperti busana muslim, batik,
atau produk lainnya serta negara tujuannya dengan pendapatan tinggi. Untuk itu,
diperlukan standar kualitas yang tinggi serta desain yang unik.
2. Lakukan kerjasama dengan pembeli/importir yang khusus menjual produk pakaian jadi
yang premium. Usahakan untuk memenuhi standar/sertifikasi yang dibutuhkan serta
komunikasikan prinsip sustainability dan transparansi harga.
3. Usahakan mengikuti festival/pameran fashion internasional. Ikuti terus jadwal pameran-
pameran ini dari forum fashion dan organizer.
4. Aktif tergabung dalam asosiasi usaha fashion dan tekstil, di skala lokal maupun
internasional. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan tren fashion yang berkembang serta
mendapatkan networking.
5. Kedepankan informasi detail mengenai produk, khususnya mengenai karakteristik desain,
jenis bahan, dan tempat produksi untuk dapat menjelaskan produk secara spesifik ke calon
pembeli. Lalu, untuk lebih menarik calon pembeli, informasi keunggulan produk seperti
sertifikat produk dan pemenuhan standar pabrik khususnya terkait isu lingkungan dan
sosial. Informasi-informasi ini perlu dicantumkan pada kemasan, company profile,
website, serta platform sosial media.
6. Optimalkan online marketing di era digital saat ini untuk mendapatkan calon
pembeli/importir. Sudah terbukti bahwa website dan sosial media yang memiliki performa
SEO yang baik serta informasi yang deskriptif dapat membantu eksportir untuk dihubungi
oleh calon pembeli/importir.
7. Pertimbangkan berbagai platform trading site yang tersedia saat ini yang membantu
mempertemukan dengan calon pembeli/importir secara online. Contoh platform yang
sangat populer adalah alibaba.com.

6
3. Contoh Studi Kasus Potensi produk fashion berbasis budaya Indonesia

1. PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK TULIS SEBAGAI POTENSI DAERAH


( STUDI KASUS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN)

Desa Klampar merupakan wilayah di Kabupaten Pamekasan yang memiliki jumlah


pengarajin batik terbanyak yaitu 1300 orang. Industri batik yang ada di Desa Klampar
merupakan industri rumahan yang dilakukan secara turun temurun dan dijadikan sebagai
mata pencaharian utama masyarakat. Jenis batik yang sudah dikembangakan yaitu batik
tulis dan batik cap. Guna melestarikan batik sebagai potensi dan kebudayaan daerah
Pamekasan maka dilakukan berbagai upaya baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Dukungan pemerintah yakni: menetapkan Desa Klampar sebagai Kampung batik,
pemberian bantuan modal, peningkatan kualitas membatik, perbaikan infrastruktur pasar
batik (tradisional dan modern), pemasaran dan promosi. Sedangkan dukungan dari
masyarakat berupa pematenan hak cipta motif junjung drajat kontemporer dan daun pacar
cina.

2. PENGEMBANGAN POTENSI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN


KABUPATEN SRAGEN MENUJU KAWASAN DESA WISATA

Desa pilang merupakan satu desa di Kecamatan Masaran dengan potensi batik dan wisata
yang belum secara optimal belum digali dengan baik oleh pemerintah Kabupaten
Sragen.Penelitian ini adalah merupakan penelitian studi kasus dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif, Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mendeskripsikan gambar an
potensi desa Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragendalam bidang Perbatikan, 2).
Untuk mendeskripsikan gambar an potensi desa Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen dalam bidang Seni Budaya dan 3). Untuk merumuskan strategi pengembangan
batik dan seni budaya lokal desa Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen menuju
Desa Wisata.

Kesimpulan penelitian : 1). Pengembangan Desa Pilang sebagai desa wisata batik telah
didukung oleh potensi lokal bidang seni budaya utamanya kelompok musik kentongan,
2). Desa wisata Batik Pilang memiliki potensi yang besar namun belum dikelola secara
baik dan berkesinambungan. 3). Terdapat kesenjangan potensi pengembangan kawasan
batik di desa Pilang dengan desa Kliwonan. Saran perlu dilakukan kajian lebih lanjut oleh
pemda dan stakeholder terhadap isu-isu strategis bidang produksi, pemasaran, bahan
baku, yang melibatkan stakeholders regional dan nasional agar meningkatkan cara
pandang pengusaha batiK Lebih khusus lagi dengan melakukan kajian strategis yang
menghasilkan konsep dan kebijakan, khususnya untuk meningkat pasar batik dan wisata
desa Pilang secara nasional dan internasional.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jіkа kearifan local bеrkеmbаng dengan baik, mаkа tаk hanya produk dоmеѕtіk brutо (PDB) уаng
mеnіngkаt, lapangan kеrjа jugа kіаn terbuka sehingga реngаnggurаn dаn kеmіѕkіnаn dapat
dіаtаѕі ѕесаrа bеrtаhар.

Sеlаіn itu, munсulnуа еkоnоmі krеаtіf dі Indonesia tіdаk terlepas dаrі kеbеrаdааn Asean
Eсоnоmіс Cоmmunіtу atau Mаѕуаrаkаt Ekonomi Aѕеаn (MEA) уаng telah berkembang
beberapa tаhun sebelumnya, dengan adanya ACS/MEA dan іnduѕtrі kreatif dіhаrарkаn dapat
mеmbаntu реrеkоnоmіаn Indоnеѕіа dаlаm beberapa hal, ѕереrtі: 

1. Tеrbukаnуа lараngаn pekerjaan baru 


2. Mеngurаngі аngkа реngаnggurаn 
3. Mеnсірtаkаn mаѕуаrаkаt krеаtіf 
4. Persaingan usaha yang lebih ѕеhаt 
5. Mеnіngkаtkаn іnоvаѕі dі bеrbаgаі ѕеktоr

Selain itu staretegi-strategi untuk mampu menembus pasar ekspor, diantaranya:

Targetkan secara spesifik segmen konsumen, lakukan kerjasama dengan pembeli/importir,


usahakan mengikuti festival/pameran fashion internasional, aktif tergabung dalam asosiasi usaha
fashion dan tekstil, di skala lokal maupun internasional, kedepankan informasi detail mengenai
produk, optimalkan online marketing dan pertimbangkan berbagai platform trading site yang
tersedia saat ini.

Contoh Studi Kasus Potensi produk fashion berbasis budaya Indonesia

8
1. PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK TULIS SEBAGAI POTENSI DAERAH
( STUDI KASUS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN)
2. PENGEMBANGAN POTENSI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN
KABUPATEN SRAGEN MENUJU KAWASAN DESA WISATA

Daftar pustaka

Alhusain, Achmad sani. (2015). Kendala dan Upaya Pengembangan Indutri Batik di
Surakakarta Menuju Standardisasi. Jurnal Ekonomi& Kebijakan Publik. 6 (2),
199-213.
Bonita, F. (2013). Strategi Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Batik Di Kota
Semarang. Economics Development Analysis Journal, 2(3), 234-245.
Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Pamekasan. 2016
Dwinda P,E,. & Rahdriawan, M. (2013). Peran Perempuan Dalam Pengembangan
Industri Batik Tulis Di Kabupaten Pamekasan (Studi Kasus Di Desa Klampar,
Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan). Disertasi. Universitas Diponegoro.
Fristia, V. F., & Navastara, A. M. (2014). Faktor penyebab belum berkembangnya
industri kecil batik Desa Kenongo Kecamatan Tulangan-Sidoarjo. Jurnal Teknik
ITS, 3(2), C190-C195.
Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi
Latifah, D. (2017). Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Industri Batik
Pamekasan (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pamekasan). Disertasi. Universitas Brawijaya.
Monografi Desa Klampar. 2013.
Nugrayasa, O. (2014). Ketika Produk Impor membanjiri Pasar Indonesia. [Online]
Diambil dari http://setkab.go.id/arikel-11655-html.
Sudantoko, D. (2012). Strategi Pemberdayaan Usaha Skala Kecil Batik Di Pekalongan.
Eksplanasi, 6(1), 29-45
Tambunan, Tulus. (2001). Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang, Kasus
Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tis'aini, N. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri
Batik Madura di Pamekasan (Studi Kasus Pada Industri Batik di Dusun
Banyumas, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan). Skripsi
Jurusan Ekonomi Pembangunan-Fakultas Ekonomi UM.
Wahjuni, S., Suryawati, D., & Yulisda Dwi, H. (2014). Model Inovasi Motif dan
Produk Dalam Membangun Sentra Indutri Batik Berbasis Kreativitas Pada

9
Pengrajin Batik Gedhog di Kabupaten Tuban.

10

Anda mungkin juga menyukai