Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA DAN PERSAINGAN SUMBER DAYA


MANUSIA SECARA GLOBAL

Disusun oleh:
Dwi Lestari (1107622088)
Herawati (1107622195)
Najma (1107622155)
Siti Keysa Ikrimah (1107622144)
Shavina Ananda (1107622074)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
Makalah yang berjudul “Kepribadian Bangsa Indonesia dan Persaingan Sumber Daya Manusia
secara Global” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Otib Satibi Hidayat,
M.Pd. sebagai Dosen Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Tidak lupa
kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah berbagi
pengetahuan yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen di mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga dimaksudkan untuk memberikan beberapa
perspektif kepada pembaca dan penulis tentang “Kepribadian Bangsa Indonesia dan Persaingan
Sumber Daya Manusia secara Global”.

Kami tahu bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Jakarta, 26 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
2.1 Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia..............................................3
2.2 Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia ..............4
2.3 Strategi Penanaman Nilai Pancasila di Era Globalisasi ......................................5
2.4 Sumber Daya Manusia .......................................................................................6
2.5 Keterkaitan SDM dengan Nilai Pancasila .........................................................7
2.6 Persaingan Global ..............................................................................................8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................11
3.2 Saran ..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era global saat ini sangat menantang dan ada sejumlah persaingan yang begitu ketat
dari berbagai bidang. Persaingan tidak terlepas dari segala aspek kebutuhan manusia
yang terus bertambah setiap detiknya. Sangat jelas di sini, mendesaknya upaya
reformasi untuk perubahan, khususnya bagi Indonesia yang wajib memiliki
kemampuan menjawab segala tantangan perkembangan era global. Memang, era global
abad ke-21 menghadirkan banyak tantangan yang harus segera disiapkan dan
dilaksanakan setiap orang untuk meningkatkan dan mempercepat laju pertumbuhan
sumber daya manusia, termasuk upaya peningkatan kualitas dan kuantitas
perekonomian. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen kunci reformasi
ekonomi yaitu dengan bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,
terampil dan kompetitif dalam persaingan global yang kita abaikan.
Dalam konteks itu, setidaknya ada dua hal penting tentang situasi sumber daya
manusia Indonesia, yaitu: ketimpangan antara jumlah pekerjaan dan angkatan kerja
serta tingkat pendidikan angkatan kerja saat ini masih tergolong rendah. Kedua masalah
ini menunjukkan kurangnya kesempatan kerja di berbagai sektor ekonomi dan
rendahnya kualitas tenaga kerja. Hambatan budaya ini terkait dengan budaya dan etika
bisnis. Permasalahan kurikulum sekolah adalah belum adanya standar kurikulum yang
baku di sekolah yang dapat menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusia
secara mandiri sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Hambatan pasar tenaga kerja
bersumber dari rendahnya kualitas sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan
pasar tenaga kerja.
Perekonomian abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana negara-negara di seluruh
dunia menjadi kekuatan pasar yang semakin terintegrasi, tidak ada batas wilayah.
Globalisasi yang dihadapi bangsa Indonesia mau tidak mau menuntut efisiensi dan daya
saing dalam dunia usaha. Terdapat persaingan antar negara dalam globalisasi, termasuk
hubungan intra regional dan internasional. Kemunduran perekonomian nasional dalam
jangka panjang selama ini merupakan manifestasi dari kegagalan pembangunan akibat
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya SDM Indonesia disebabkan oleh
kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat

1
menjadi subjek atau agen pembangunan yang handal. Dengan meningkatnya kualitas
SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi era globalisasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa kepribadian bangsa Indonesia?
2. Bagaimana cara mewujudkan kepribadian bangsa yang berkarakter Pancasila?
3. Bagaimana persaingan Sumber Daya Manusia dalam Global?
4. Bagaimana strategi sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kepribadian seperti apa yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana cara untuk mewujudkan kepribadian bangsa yang
berkarakter Pancasila.
3. Mengetahui bentuk-bentuk persaingan sumber daya manusia dalam global.
4. Mengetahui bagaimana strategi sumber daya manusia dalam menghadapi
persaingan global.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Keribadian Bangsa Indonesia


Indonesia merupakan Negara kepulauwan yang memiliki 17.508 pulau yang tersebar
dari Sabang sampai Marauke, memiliki luas wilayahyang yang sangat luas yaitu
1.919.440 km2 Luas Daratan dan 3.273.810 km2 luas lautan dan apabila digabungkan
seluruhnya 5.193.250 km2 sehingga Indonesia merupakan negara yang kaya bukan
haya dari segi sumberdaya alam,namun Indonesia juga kaya akan keberagaman, suku,
budaya,dan bahasa.
Dengan Keberagaman yang ada di Indonesia, apakah ini menjadi hal negative atau
positif bagi bangsa Indonesia? seperti kita tau bahwa bangsa Indonesia memilki suku
dan budaya yang beragam, sehingga memilki watak dan kepribadian yang berbeada
antara suku, menybabkan Indonesia rentan terjadi perpecahan karna fanatisme,
etnosentisme, Geografis dan factor-faktor lainnya, sehingga diperlukan penyatu dari
keberagaman yang kita miliki yaitu Pancasila.

Pancasila adalah asas dan pedoman masyarakat Indonesia dalam Kehidupan


bernegara dan berbangsa, Pancasila memilki kedudukan yang sangat penting bagi
bangsa Indonesia, salah satunya adalah menjadi pandangan hidup bagi masayarakat
Indonesia. Walau Indoesia memilki keberagaman budaya suku yang membuat
perbedaaan watak pada setiap kelompok atau Individu tapi itu bukan menjadi masalah
yang besar lagi, karna keberagaman yang ada disatukan pada Pancasila.
Kedudukan Pancasila sebagai Pandangan hidup masyarakat Indonesia salah satunya
mengarakan bangsa Indonesia memilki kepribadian Pancasila, dimana nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
masayarakat Indonesia. Pancasila juga menjadi pedoman dalam bertingkah laku,
masyarakat di junjung tiggi dengan nilai-nilai etika, moral yang positif sehingga
tercipta masyarakat yang tertib dan saling menjaga satu sama lain.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah dirumuskan sesuai dengan bangsa
Indonesia, nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila pada dasarnya sudah ada
sebelum dibacakannya teks proklamsi atau nilai Pancasila pada dasarnya suah ada
dari sebelum Indonesia merdeka, sehingga Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia juga menajdi ciri khas bangsa.

3
Contoh kepribadian bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan kita lestarikan adalah
gotong royong, gotong royong merukapan salah satu ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia, dimana dalam mencapai suatu tujuan akan lebih terasa ringan dan
menyenangkan saat di lakukan Bersama-sama, sifat gotong royong merupakan
turunan dari nenmoyang kita, dahulu saat ingin membangun rumah atau jembatan,
nenekmoyang kita bekerjasama membangun dan merasakan manfaatnya Bersama,
saat terdapat salah satu dari mereka kesusahan di bantu melawan kesulitanya Bersama
sehingga manjadi lebih ringan.
Sifat gotong royong ini jika di lestarikan terus menerus akan memberikan banyak
dampak positif, dapat menjaga pemersatuan, meciptakan kepribadian yang simpati
dan empati terhadap sekitar, sehingga meminimalisir individualisme dan perpecahan
sesama bangsa.

2.2 Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila yang memilki lima bunyi yang terurikir dalam secari kertas dan terpanjang
pada banyak dinding atau Pancasila yang sering kita sebutkan hingga kita hafal bunyi
dari Pancasila itu, apakah sudah terukir di dalam hati kita nilai Pancasila itu, apakah
kita paham betul makna dan kandungan nilai dari nilai Pancasila tersebut, apakah kita
sudah bertingkah laku sesuai dengan nilai nilai yang ada di Pancasila, atau Pancasila
hanya menjadi pajangan pada banyak dinding yag terukir dengan jelas namun tidak
berfungsi pada mestinya
Pancasila adalah pandangan hidup masyarakat Indonesia, dan pada mestinya nilai
Pancasila terimplemantasi pada kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila sudah
terimplementasi dengan baik, jika memenuhi 3 aspek pengetahuan yaitu (moral
knowing) megetahui dengan baik (moral feeling) mersakan dengan baik, (moral
action ) prilaku yang baik. Sehingga diperlukan Pendidikan karakter pada
masayarakat Indonesia khususnya pada anak muda penerus bangsa.
Selanjutnya. bagaimana cara mentransformasikan nilai - nilai karakter bangsa. Pada
hakikatnya yang perlu dilatih untuk memfungsikan secara efektif.anugerah Tuhan
Yang Maha Esa yang dibawa sejak lahir yaitu dengan meningkatkan keempat fungsi
yaitu Pancaindera, Naluri, Akal dan Hati nurani. Hal tersebut diperlukan dalam
pembelajaran penumbuhan karakter dengan latihan dan pembiasan diri..Sebagai
pandangan.hidup Pancasila.diharapkan dapat mengatasi masalah yang paling

4
mendasar dihadapi bangsa Indonesia, di samping Pancasila itu digunakan untuk
menjawab persoalan-persoalan bangsa, pembangunan, ketertiban dan keamanan.
Dengan begitu Pancasila tetap menjadi.falsafah ideologi bagi masyarakat Indonesia di
era moderen saat ini.Secara kreatif dan dinamis, Pancasila mampu memadukan antara
aspirasi masa lalu, menyelesaikan masa kini dan memberi harga pada masa depan.
Karena perjalanan sejarah membuktikan Pancasila mampu memberikan dasar pondasi
bagi kesatuan dan persatuan bangsa

2.3 Strategi Penanaman Nilai Pancasila di Era Globalisasi


Dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah,santun dan bermoral,
namun dewasa ini bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kehilangan kepribadian
yang berkarakter pancasila karena pengaruh globalisasi dan pesatnya perkembangan
IPTEK yang mengalami perubahan begitu cepat .

Maka dari itu dibutuhkan strategi penenman nilai Pancasila untuk menghadapi era
globalisasi yang terus berubah.
1. Pemahaman
• Penanaman nilai dan konsepsi Pancasila secara benar (latar
kesejahterahan, konteks keimanan maupun keanekaan)
• Pembentukan waktak harus mampu mentranformasikan moralitas
hteronom kepada moralitas otonom
2. Penghayatan
• Berfikir kritis, mencoba merefleksikam pengalaman sendiri/pihak lain
secara mendalam
• Memberikan pengelaman belajar yang bermakna dan membekas ke dalam
sanubari subyel didik
3. Penyuasanaan
• Suasana belajar di sekoah kondusif terhadap aktualisasi nilai dan moral
Pancasila
• Garuda Pancasila, foto pemimpin, lagu kebangsaan, peta Indonesia,
diorama,
gambar pahlawan dan lain-lain
4. Pembiasaan
• Pembiasaan dalam pembelajaran di sekolah

5
• Pembiasaan dalam pembentukan karater siswa : Religius, Itegritas,
Nasionalis, Gotong Royong, Kemandirian
5. Apresiasi
• Memberikan Apresiasi Pada Pretasi penerapan nilia dan moral Pancasila
• Point prestasi pnerapan nilai moral, sanksi pelanggaran, pemantauan dan
konsultasi pendampingan siswa.
6. Peneladanan
• Pemberian keteladanan (Role Model) dari guru, Kepala Sekolah
• Satuan Pendidikan sebagai Center Of Exellennt bagi kehidupan di luar
lingkungan seklah ( bagi Pulik, Lembaga maupun pemimpin
pemerintahan)

2.4 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia masih rendah dan sulit untuk
ditingkatkan. Dimana tingkat produktivitas masih tergolong buruk jika dibandingkan
dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Hal ini terkonfirmasi dari
ukuran produk domestik bruto (PDB) sejak 2011, ketika posisi Indonesia cenderung
stabil. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap bangsa memiliki kualitas yang
berbeda-beda. Sumber daya manusia yang dimiliki negara-negara berkembang
mempunyai kualitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan negar-negara berkembang.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Pemahaman nilai Pancasila


Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai yang menunjukkan bagaimana cara
membangun karakter serta kualitas yang baik bagi sumber daya manusia yang
dimiliki Indonesia. Pemahaman makna dari setiap nilai-nilai Pancasila dapat
membangun sumber daya manusia yang unggul dan berorientasi pada
pembangunan negara untuk dapat bersaing dalam konteks global.
2. Pendidikan dan latihan
Pendidikan bisa membentuk sumber daya yang lebih baik kualitasnya, serta
menaikkan peroduktivitas kerja berdasarkan sumber daya yang bersangkutan.
Dengan pendidikan dan latihan, bisa didapatkan banyak sekali jenis sumber daya
manusia terlatih yang sanggup bekerja lebih baik dan melakukan kesalahan
semaksimal mungkin. Pendidikan pada negara-negara maju biasanya lebih

6
paripurna yang beranekaragam, hal ini ditimbulkan karena sumber daya
manusianya mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
3. Gizi dan kesehatan warga
Untuk mengerjakan suatu kegiatan, manusia memerlukan gizi yang relatif menjadi
asal energi. Keadaan kesehatan warga sangat memengaruhi kegiatan manusia
dalam bekerja. Kondisi kesehatan yang jelek mengakibatkan hasil kerja seseorang
tidak maksimal. Jadi, keadaan gizi dan kesehatan warga sangat memengaruhi
kualitas sumber daya manusia.
4. Kondisi lingkungan dan sosial budaya
Faktor lain yang memengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah kondisi hidup
yang berkualitas rendah dengan berbagai pencemaran dan semangat kerja yang
rendah. Selain itu, motivasi untuk menikmati hasil kerja juga merupakan faktor
penting bagi produktivitas kerja. Masyarakat yang merasa tidak menikmati hasil
pekerjaan secara adil akan memengaruhi kegairahan dan aktivitas kerjanya. Hal
ini jelas akan menurunkan kualitas kerja.

2.5 Sumber Keterkaitan Daya Manusia dengan Nilai-nilai Pancasila


Pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul harus disertai dengan pertumbuhan
nasionalisme pada setiap individu. Pembangunan Sumber Daya Manusia harus diikuti
dengan penanaman dasar pancasila kepada generasi bangsa.

Pemahaman Sila Pertama akan mampu membangun Sumber Daya Manusia yang
bermoral dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini sangat penting karena,
serangan budaya luar yang jauh dari nilai-nilai moral agama akan dapat dihindari
dengan pemahaman akan nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila kedua akan membentuk Sumber Daya Manusia yang peduli akan sesama Individu
yang terbentuk dan menyadari betapa pentingnya untuk saling menghargai satu sama
lain. Artinya setiap individu harus berkompetisi secara sehat.
Sila ketiga persatuan Indonesia membentuk individu agar tidak lupa dengan tanah air
nya sendiri, Sumber Daya Manusia yang tidak sesuai dengan Sila ketiga yaitu
berkarya di luar negeri tetapi melupakan negara nya sendiri.
Sila keempat mampu membentuk karekter individu yang mampu mengambil
keputusan dengan memandang kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
Sila kelima Sumber Daya Manusia yang berlaku adil tidak hanya kepada sesama saja
tetapi kepada dirinya sendiri yang diwujudkan dengan kinerja yang maksimal dengan

7
segala potensi yang dimilikinya. Menghargai hasil karya orang lain, melakukan
inovasi yang terbaik untuk kepentingan bersama dan peningkatan produktivitas
organisasi maupun lingkungan masyarakat.

2.6 Persaingan Global


Era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar negara atau
yang biasa disebut dengan persaingan global. Persaingan global sendiri merupakan
suatu bentuk kompetisi tingkat dunia dimana setiap negara berhak untuk terlibat tanpa
dibatasi oleh wilayah (Shitta, 2015). Dalam era ini pula, para pelaku usaha dan
manajer pemasaran mulai memasuki era persaingan total. Persaingan bisnis global
dari tahun ketahun semakin ketat dengan munculnya berbagai jenis persaingan usaha
(Ulfa, 2014).

Indonesia, merupakan salah satu negara yang turut terlibat dalam persaingan global.
Hal ini dapat dilihat dari tergabungnya Indonesia dalam program Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) yang resmi berjalan 2015 kemarin. Dengan adanya MEA ini
memungkinkan negara-negara anggota ASEAN dapat dengan mudah melakukan
perdagangan, menjual barang dan jasa di wilayah Asia Tenggara, sehingga persaingan
tentunya akan lebih ketat (Shitta, 2015).
Perkembangan arus globalisasi yang begitu pesat dan dibarengi dengan perubahan
gelombang demokrasi telah banyak berpengaruh pada eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Kondisi ini perlu dicermati bila dihadapkan pada kondisi
bangsa dan negara Indonesia yang lahir dari perjalanan sejarah yang panjang dan
merupakan hasil perjuangan para Pahlawan yang pantang menyerah secara ikhlas rela
mengorbankan jiwa dan raga bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Berbagai kemajemukan bangsa Indonesia yang ditandai dengan
keanekaragaman agama dan budaya, tentu saja mempunyai kecenderungan yang kuat
terhadap identitas diri masing-masing sehingga berpotensi munculnya berbagai konflik.
Oleh karena itu untuk mewujudkan kerukunan dan kebersamaan yang sejati, maka
harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok
sosial.
Perlu kita cermati bahwa esensi persaingan di era globalisasi adalah keterbukaan dan
kebebasan; yang merupakan pencerminan hak asasi individu. Setidaknya ada tiga

8
bidang kehidupan yang mempunyai pengaruh besar sebagai akibat adanya globalisasi,
yaitu bidang ekonomi, politik, dan teknologi informasi.
Dalam bidang ekonomi globalisasi akan menampakkan wajahnya dalam bentuk
perdagangan bebas atau liberalisasi perdagangan. Dengan liberalisasi perdagangan ini
arus barang, jasa dan modal akan dengan mudah menembus batas-batas antar negara
tanpa melalui prosedur yang berbelit-belit dan melelahkan. Terjadilah kemudahan-
kemudahan dalam arus atau perpindahan modal, tenaga dan hasil industri serta
pertanian. Yang akan menentukan kualitas barang, atau jasa, atau di mana modal perlu
ditanam adalah faktor pasar, faktor supply and demand. Akhirnya konsumen yang akan
menentukan perdagangan di masa yang akan datang. Untuk dapat merealisasikan
gagasan ini telah diciptakan instrumen-instrumen, dan lembaga-lembaga pendukung
liberalisasi perdagangan dimaksud. Dengan cara ini maka persaingan merupakan
mekanisme yang dikembangkan dalam liberalisasi perdagangan
Dalam bidang politik, globalisasi akan nampak dalam gerakan demokrasi dan hak asasi
manusia. Dewasa ini dunia sedang dilanda oleh gerakan demokratisasi dan hak asasi
manusia. Instrumen telah disiapkan oleh lembaga yang namanya Perserikatan Bangsa
bangsa seperti Universal Declaration of Human Rights, Covenant on Civil and Political
Rights, Covenant on Economic, Social and Cultural Rights, dan sebagainya. Perlu
dicatat bahwa implementasi kesepakatan bangsa-bangsa tersebut perlu disesuaikan
dengan adat dan budaya yang berkembang di masing-masing negara-bangsa. Namun
ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk memaksakan suatu sistem demokrasi dan
hak asasi manusia yang berlaku di negaranya untuk diterapkan di negara lain. Keadaan
ini pasti akan menimbulkan gejolak, karena tidak mustahil adanya prinsip-prinsip yang
berbeda yang dianut oleh suatu negara tertentu yang tidak begitu saja tuned in dengan
konsep demokrasi yang dipaksakan dimaksud. Sehingga universalisasi dan unifikasi
demokrasi dan hak asasi manusia sementara ini pasti akan mendapatkan hambatan.
Upaya yang dilakukan oleh sementara pihak dengan menghambat bantuan kepada
negara yang dinilai tidak menerapkan demokrasi dan hak asasi manusia, dinilai suatu
bentuk paksaan baru. Gerakan demokratisasi dalam pemerintahan adalah dalam bentuk
reinventing government, menciptakan clean government and good governance,
desentralisasi pemerintahan, dan sebagainya.
Dalam bidang informasi, globalisasi terwujud dalam internet, cybernatic society dan
web society, suatu jaringan antar manusia yang bebas tidak dihambat oleh batas-batas
antar negara dalam mengadakan tukar menukar informasi. Manusia dan negara-bangsa

9
memiliki kebebasan untuk mengakses informasi dari mana saja sesuai dengan
keinginan dan kemampuan teknologi yang dikuasainya. Dengan perangkat teknologi
komunikasi yang sangat canggih, seseorang dapat melakukan deteksi
peristiwaperistiwa yang terjadi di segala penjuru dunia. Terjadilah persaingan yang luar
biasa dalam mengembangkan teknologi komunikasi ini, karena siapa yang menguasai
informasi, dialah yang akan menguasai dunia.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepribadian bangsa adalah manifestasi karakter bangsa Indonesia. Lingkungan
keluarga,.lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat yang dikenal sebagai
Tripusat pendidikan tempat individu berinteraksi sangat mempengaruhi pertumbuhan
karakter setiap manusia. Tidak dipungkiri bahwa ada manusia yang cenderung
berkarakter buruk, oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berkepribadian baik,
perlu ditumbuhkan nilai-nilai pancasila sebagai pendidikan karakter bangsa. Pancasila
sendiri adalah Kepribadian. bangsa Indonesia. Kepribadian bangsa
akan.nampak.dalam. karakter bangsa yang merupakan. perwujudan dari nilai-nilai
luhur bangsa. Nilai-nilai..luhur bangsa Indonesia tertuang dalam Pancasila, yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari lima sila pancasila. Maka
untuk Menumbuhkan kepribadian setiap manusia Indonesia yang berkarakter pancasila
perlu internalisasi nilai-nilai luhur.bangsa mealui proses pembiasaan.

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air Indonesia adalah mutlak.
Pancasila memberikan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat ditengah-tengah
perubahan kehidupan masyarakat dalam era globalisasi, Pancasila memberikan
kekuatan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju era keemasan sebagai bangsa
yang bermartabat dalam puncak peradaban. Berbagai bidang kehidupan seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pertahanan keamanan diarahkan untuk menuju
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki diri pribadi Pancasila yang
mewujudkan Indonesia yang maju dan relijius. Cita-cita mulia bangsa Indonesia harus
dicapai dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bersama baik
dalam kawasan nasional dan internasional

3.2 Saran
Sudah swyogyanya menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua sebagai generasi bangsa
untuk peduli dan menumbuhkan kepribadian bangsa yang berkarakter pancasila dengan
mengamalkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. untuk mengembalikan
kepribadian bangsa yang santun dan bermoral, perlu menumbuhkan kepribadian bangsa

11
yang berkarakter pancasila dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila kearah yang
lebih baik lagi di tripusat pendidikan tempat individu berinteraksi melalui proses
kesabaran, pengulangan dan pembiasaan sejak dini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alaby, M. A. (2020). Menumbuhkan kepribadian bangsa yang berkarakter Pancasila. Jurnal


pendidikan terintegrasi, 1(1), 45-55.
Adha, M. A. (2020). Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian
Masyarakat Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan, 15(1), 121-
138.
Sumber; Tantangan SDM Indonesia di Era Globalisasi - Kompasiana.com

Larasati, D. T. (2022, April 28). Permasalahan SDM di Indonesia Saat Ini Menuju Kompetisi
Global. From Permasalahan SDM di Indonesia Saat Ini Menuju Kompetisi Global:
https://kumparan.com/dewi-trisna-larasati/permasalahan-sdm-di-indonesia-saat-ini-
menuju-kompetisi-global-1xxMzXMAET6

13

Anda mungkin juga menyukai