Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ARTI PENDIDIKAN PANCASILA BAGI MAHASISWA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DISUSUN OLEH
DINA LUSPITA
NPM: (2260202005)

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU


TUGAS MATA KULIAH EKONOMI ISLAM
DOSEN PENGAMPUH:
HENDI SASTRA PUTRA S.H, M.H.

PRODI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BENGKULU
TA.2022-2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah-Nya sehingga kami
dapat merampuhkan penyusun makalah pendidikan Pancasila dengan judul “Arti Penting
Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwah masih terdapat
kekurangan bagi dari segi penyusun bahasa dan ospek lainya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangaat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginpirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang releven pada makalah-makalah selanjutnya.

Bengkulu, 12 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ...........ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…....……………………………………....………………1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan ………………...……………………………....…………………..1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.....……....2
2.2Tujuan Pendidikan Pancasila......................................................................2
2.3Penerapan Pendidikan Pancasila Bagi
Mahasiswa.................................................................................................3

BAB III PENUTUP


Kesimpulan...…………………………………………………………………6
Saran………...………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Era Reformasi ini Nasionalisme bangsa Indonesia mulai mengalami penurunan. Mulai
dari kurangnya kepeduliaan bangsa terhadap kebudayaan di tiapdaerah atau kurangnya minat
rakyat Indonesia terhadap produk dalam negeri.Sehingga, banyak kebudayaan Indonesia yang
diklaim bangsa lain dan masuknya produk asing secara bebas hingga mengalahkan distribusi
produk dalam negeri.Halini bukan merupakan hal yang sepele, ini patut untuk diperrhatikan
dan dicarisolusinya untuk peningkatan rasa Nasionalisme bangsa ini.Peningkatan rasa
Nasionalisme bangsa ini patut diupayakan mulai dari usiadini. Mulai dari Pendidikan Dasar,
Menengah, hingga Perguruan Tinggi. KenapaPendidikan setingkat Perguruan Tinggi masih
perlu diterapkan Pendidikan Pancasia pula? Karena Pendidikan Pancasila yang diterapkan
pada tingkat itu lebih terarahuntuk pengamalan ilmu yang dimiliki tiap-tiap mahasiswa agar
terorientasi dari Nasionlitas bangsa dan kepeduliaan terhadap kemajuan bangsa.
pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual yang berlandaskannilai-
nilai Pancasila.Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang
beragama dengan sikab dan perilaku yang memiliki tanggung jawab sesuai denganhati
nuraninya, mampu mengenali masalah hidup dan cara pemecahannya, mengenali perubahan
dan perkembangan ilmu pendididian, memiliki rasa persatuan yang tinggi.Melalui pendidikan
Pancasila, warga nerara Republik Indonesia diharapkan mampumemahami, menganalisis, dan
mengimplememasikan Pancasila dalam kehidupansehari-hari dalam menjawab masalah yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia secara berkesinambungan dan konsistan berdasarkan cita-cita
dan tujuan bangsa Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka ditentukanlah rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang mendasari pentingnya pendidikan Pancasila bagi mahasiswa?
2. Apa tujuan diadakannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi?
3. Bagaimana penerapannya pada mahasiswa?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka ditentukanlah tujuan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui hal-hal yang mendasari pentingnya pendidikan pancasila bagi mahasiswa
2. Mengetahui apa tujuan dari pengajaran pendidikan Pancasila
3. Mengetahui penerapan pendidikan Pancasila

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi


Penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi
ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang
pendidikan tinggi, memuat penegasan tentang pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan
pendidikan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pasal-pasal berikut:
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi itu wajib diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing
perguruan tinggi. Dengan demikian, keberadaan mata kuliah pendidikan Pancasila
merupakan kehendak negara, bukan kehendak perseorangan atau golongan, demi
terwujudnya tujuan negara.

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
bermartabat agar:
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;
4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui

2
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan
masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan
Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal daneksternal masyarakat
bangsa Indonesia (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).

2.3 Penerapan Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang
harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
adalah sebagai berikut: Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius,
antara lain: Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih,
Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; Contohnya: Menyayangi tumbuh-tumbuhan dan
merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya (Dedees, 2016).
Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan
selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa
kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib
dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi
kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri (Murdiono et al., 2020). Sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikema nusiaan yang harus
diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini antara lain sebagai berikut: Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia
dengan segala hak dan kewajiban asasinya. Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam
kehidupan sehari hari yaitu: Dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap
orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk
mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya. Dalam
hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya
mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman;
menjaga kelestarian tumbuh tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar; mengadakan gerakan

3
penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini
ternyata mendapat penjabaran dalam Undang Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara
lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat
(1) sampai ayat (2). Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan, bahwa
setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundangan undangan yang berlaku (Retnasari & Hidayah, 2019).
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang
melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan
akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di
atas dilakukan dengan cara: Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan
kemitraan; Menumbuh kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;
Menumbuhkan ketanggap segeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial;
Memberikan saran pendapat; Menyampaikan informasi dan /atau menyampaikan laporan.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-
hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek aspek sebagai berikut:
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib
membela dan menjunjung tinggi (patriotisme); Pengakuan terhadap Ke Bhinneka Tunggal
Ika dan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang
memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa; Cinta dan bangga akan bangsa dan
Negara Indonesia (nasionalisme) (Sutiyono, 2018). Penerapan sila ini dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain: Dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus
selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan
lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta
penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang
mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Wahyudi,
2017) Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi
nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-
ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang
pohonpohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-
bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan
sebagainya.
Secara tidak langsung sebenarnya ajaran ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif
melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-hari. Dalam
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus
dicermati, yakni: Mewujudkan, menumbuhkan, mengem bangkan dan meningkatkan
kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan
hidup; Mewujudkan, menumbuhkan, mengem bangkan dan meningkatkan kesadaran akan
hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; Mewu judkan,
menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan, Masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
4
Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut antara lain: Penerapan sila ini
tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan hidup.
Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspek-aspek pengelolaan lingkungan
hidup dan pemanfaatan sumber daya alam (Yunita & Suryadi, 2018). Dalam ketetapan MPR
ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40): Mengelola sumber daya alam dan
memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari
generasi ke generasi.
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan
konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan
lingkungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undang-
undang. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta
penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang undang.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan diadakannya pembelajaran pendidikan Pancasila ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Pancasila
memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan diperlukan dalam membentuk
kepribadian generasi bangsa yang berkarakter agar generasi dapat menghargai dan hidup dalam
damai dan bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang. Diharapkan agar semua lapisan
masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas
mengetaui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter
harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai pancasila akan melekat dalam karakter dan
kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang
damai.

3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila dinilai masih kurang, dengan
pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran ebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan Pendidikan
Pancasila, harus dapat memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus
mendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri
ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepanny

6
DAFTAR PUSTAKA

Admoredjo, Sudjito bin. 2009. Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila. Makalah
dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni 2009.

Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Asdi, Endang Daruni. 2003. Manusia Seutuhnya Dalam Moral Pancasila. Jogjakarta:
Pustaka Raja.
Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. 2017. Desain Pembelajaran SMA
Plus Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra
(Educational Journal), 2(2), 403-432.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Darmodiharjo, Darjidkk. 1991. Santiaji Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan
Yuridis Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional.

Anda mungkin juga menyukai