KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DISUSUN OLEH
DINA LUSPITA
NPM: (2260202005)
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwah masih terdapat
kekurangan bagi dari segi penyusun bahasa dan ospek lainya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangaat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginpirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang releven pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR................................................................................... ...........ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…....……………………………………....………………1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan ………………...……………………………....………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.....……....3
2.2Tujuan Pendidikan Pancasila..…………………………………………....3
2.3Penerapan Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa dikehidupan Sehari-
hari..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....…………….………………………………………………8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, komunikasi dan teknologi berkembang pesat khususnya media
elekronik yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan generasi muda yang cenderung tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Munculnya fenomena yang dapat mengancam
ideologi Negara saat ini sudah terlihat dimana seorang Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma
salah satu lulusan Universitas di Semarang Jawa Tengah menggunakan kaos palu-arit, Artis
penyanyi dangdut Zaskia Gotik (tanpa mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi) yang
melecehkan Pancasila, Pemasangan gambar palu arit dalam bentuk bendera, stiker, dan logo
atribut PKI di kamar kost Mahasiswa yang baru baru ini terjadi dan menjadi sumber keresahan
dan sangat mengancam ideologi bangsa (Gredinant, 2017).
Selain itu, kurangnya sikap motivasi tinggi mahasiswa dalam mengerjakan sesuatu,
kurang ingin melakukan kegiatan yang menambah kompetensi, kurang bersemangat, kurang
berorganisasi, kurang berprestasi, kurang empati terhadap kegiatan sosial dan kurang kreatif
merupakan cerminan dari rendahnya pengetahuan mahasiswa dalam memahami dan
mengimplementasikan nilai nilai bela Negara dalam kehidupan sehari hari (Noor, 2016).
Akhir-akhir ini menurut (Kristiawan, 2016) dengan kemutakhiran teknologi informasi dan
komputer sekarang ini, juga banyak terjadi karakter negatif di kalangan mahasiswa, antara
lain: (1) menulis tugas makalah hanya mengunduh dari internet; (2) mereplikasi skripsi hasil
karya orang lain; (3) menjawab soal ujian dengan bantuan HP yang dapat tersambung dengan
internet.
Fenomena di atas, sedikit menggambarkan pudarnya rasa Nasionalisme dan semangat
berprestasi generasi muda saat ini yang tentu sangat membahayakan ketahanan Negara.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Friedman, 2009) bahwa kekuatan ekonomi Negara
ditentukan oleh kekuatan pertahanan Negara. Oleh karena itu, sangat penting dan mendesak
untuk melakukan kajian terhadap pentingnya pendidikan pancasila di lingkungan Perguruan
Tinggi, baik kajian teori, maupun pelaksanaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3 Penerapan Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa Pada Kehidupan Sehari-Hari
Pendidikan Pancasila tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari tingkat
Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan pengamalannya pada
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa. Banyaknya masalah yang terjadi
di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan
Pancasila yang telah dipelajari. Berikut beberapa masalah yang seringkali terjadi di
Indonesia :
1. Kasus Sekarang Yang Merajalela
Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam.
Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi
terhadap perbedaan-perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang
tidak dapat menerima adanya perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum
minoritas. Sebut saja beberapa masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti,
penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan mayoritas
penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, saling ejek
agama dimedia sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya
dpat menyadari persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta
rasa persatuan yang kuat.
2. Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal
dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya
dilakukan oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah
kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan
rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi, pengangguran,
dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya,
negara kita memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena
ulah para koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan
penduduk. Namun, penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika
kita melihat tindakan yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan potong
tangan, ataupun negara Tiongkok yang menghukum mati para Koruptor di negaranya, di
Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang demikian dikarenakan adanya HAM.
Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan pelanggaran HAM?
5
3. Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah,
kebanyakan dari mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di
Indonesia yang tidak adil, yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat
kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat
disuap, sehingga rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa,
dan pasrah untuk dihukum bersalah.
4. Pengelolaan Sumber daya yang Buruk
Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan,
merupakan negara yang sangat potensial dan memiliki kekayaan yang tak terhingga.
Karena itulah, banyak dari negara asing yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan
eksploitasi terhadap alam Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai masyarakat
Indonesia, terutama generasi muda, yang kurang menyadari bahkan cenderung
mengabaikan hal ini.
Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia, seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya
manusia lagi untuk mengelola negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru
mempekerjakan tenaga kerja asing, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran
di Indonesia.
Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas, akhirnya menjadi
masalah yang berelanjutan dan tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia
haru mengamalkan setiap pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Pancasila,
pengamalan terhadap sila-sila pancasila merupakan salah satu pemecahan paling tepat
terhadap masalah-masaalh diatas. Semua tergantung dari pribadi masyarakat Indonesia
sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan Indonesia yang seperti sekarang, atau mau
berubah ke arah yang lebih baik.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan diadakannya pembelajaran pendidikan Pancasila ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini jelas
seperti yang disebutkan dalam landasan pendidikan Pancasila. Kita tentu tidak ingin masalah-
masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Pancasila ini kembali terjadi di masa
depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik nantinya. Tidak ada lagi masalah
sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah, banyaknya kasus sara, korupsi
yang merajalela, dan daerah-daerah yang semakin tertinggal dan diabaikan oleh pemerintah
pusat. Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya mahasiswa sebagai bagian dari
pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkan pembelajaran yang dipelajari dari
pendidikan Pancasila.
3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila dinilai masih kurang, dengan
pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran ebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan Pendidikan
Pancasila, harus dapat memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus
mendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri
ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepanny
7
DAFTAR PUSTAKA
Admoredjo, Sudjito bin. 2009. Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila. Makalah dalam
Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni 2009.
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Asdi, Endang Daruni. 2003. Manusia Seutuhnya Dalam Moral Pancasila. Jogjakarta: Pustaka Raja.
Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. 2017. Desain Pembelajaran SMA Plus Negeri
2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra (Educational Journal),
2(2), 403-432.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Darmodiharjo, Darjidkk. 1991. Santiaji Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis
Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional.
http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-permasalahan.html
http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/landasan-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-
penyelenggaraan-pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi_550ad6e4813311490eb1e69a
http://veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-pendidikan.ht
8
9