Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN LITERASI PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK MENANAMKAN NILAI


MORAL MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK

DISUSUN OLEH :

SAFWADI (19105111027)
AZMUL FUAD (19105111047)
MAHFUD (19105111004)

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS JABAL GHAFUR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran
Literasi Pendidikan Pancasila Untuk Menanamkan Nilai Moral Mahasiswa Fakultas Teknik” ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan semester satu pada program studi Matematika. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pendidikan Pancasila bagi
mahasiswa.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas ini dapat berguna bagi para pembacanya
sekarang atau masa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses
pembuatannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...

1.3 Tujuan……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi……………..

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila………………………………………………..

2.3 Pengaruh Pendidikan Pancasila Terhadap Barbagai Masalah di Indonesia....

BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………..........

Saran…………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era perkembangan teknologi yang pesat, mahasiswa Fakultas Teknik sering kali
terfokus pada penguasaan ilmu teknis tanpa memberikan perhatian yang cukup pada aspek moral dan
etika dalam pengaplikasiannya. Hal ini mengakibatkan kekurangan kesadaran akan implikasi sosial
dari ilmu yang mereka pelajari. Oleh karena itu, pentingnya pemberian pendidikan literasi
Pendidikan Pancasila menjadi semakin relevan guna membekali mahasiswa dengan kesadaran moral
yang kokoh untuk menghadapi tantangan dalam dunia profesional yang tidak hanya memerlukan
keahlian teknis, tetapi juga integritas moral yang tinggi.

Selain itu, kurangnya sikap motivasi tinggi mahasiswa dalam mengerjakan sesuatu, kurang
ingin melakukan kegiatan yang menambah kompetensi, kurang bersemangat, kurang berorganisasi,
kurang berprestasi, kurang empati terhadap kegiatan sosial dan kurang kreatif merupakan cerminan
dari rendahnya pengetahuan mahasiswa dalam memahami dan mengimplementasikan nilai nilai bela
Negara dalam kehidupan sehari hari (Noor, 2016). Akhir-akhir ini menurut (Kristiawan, 2016)
dengan kemutakhiran teknologi informasi dan komputer sekarang ini, juga banyak terjadi karakter
negatif di kalangan mahasiswa, antara lain: (1) menulis tugas makalah hanya mengunduh dari
internet; (2) mereplikasi skripsi hasil karya orang lain; (3) menjawab soal ujian dengan bantuan HP
yang dapat tersambung dengan internet.

Fenomena di atas, sedikit menggambarkan pudarnya rasa Nasionalisme dan semangat


berprestasi generasi muda saat ini yang tentu sangat membahayakan ketahanan Negara.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Friedman, 2009) bahwa kekuatan ekonomi Negara ditentukan
oleh kekuatan pertahanan Negara. Oleh karena itu, sangat penting dan mendesak untuk melakukan
kajian terhadap pentingnya pendidikan pancasila di lingkungan Perguruan Tinggi, baik kajian teori,
maupun pelaksanaannya
Pendidikan Pancasila menjadi aspek kunci dalam pembentukan karakter dan nilai moral
mahasiswa, termasuk di Fakultas Teknik. Fakultas ini seringkali fokus pada aspek teknis, namun
pengenalan nilai-nilai Pancasila menjadi penting untuk mengembangkan individu yang tidak hanya
kompeten secara profesional, tetapi juga memiliki kesadaran moral yang tinggi. Latar belakang judul
ini didasarkan pada kesadaran akan pentingnya integritas dan etika dalam dunia profesional,
khususnya di bidang teknik.

Terakhir, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan


literasi Pendidikan Pancasila. Melibatkan mahasiswa dalam diskusi, studi kasus, dan proyek-proyek yang
melibatkan nilai-nilai Pancasila dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai moral dalam
kehidupan sehari-hari mahasiswa Fakultas Teknik. Dengan demikian, pembelajaran literasi Pendidikan
Pancasila dapat menjadi kontribusi yang signifikan dalam membentuk karakter dan moral mahasiswa di
Fakultas Teknik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka ditentukanlah rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang mendasari pentingnya pendidikan Pancasila bagi mahasiswa?
2. Apa tujuan diadakannya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan Pancasila terhadap berbagai masalah yeng terjadi di
Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah tersebut, maka ditentukanlah tujuan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui hal-hal yang mendasari pentingnya pendidikan pancasila bagi
mahasiswa
1.3.2 Mengetahui apa tujuan dari pengajaran pendidikan Pancasila
1.3.3 Mengetahui pengaruh pendidikan Pancasila terhadap berbagai masalah yang terjadi
di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi


ditegaskan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2011,
tertanggal 30 Juni 2011, ditentukan bahwa perguruan tinggi harus menyelenggarakan
pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan bersama mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan dengan nama pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
(PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS. Selanjutnya, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan tinggi, memuat penegasan tentang
pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagaimana termaktub
dalam pasal-pasal berikut:
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi itu wajib diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing
perguruan tinggi. Dengan demikian, keberadaan mata kuliah pendidikan Pancasila
merupakan kehendak negara, bukan kehendak perseorangan atau golongan, demi
terwujudnya tujuan negara.
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi
yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata
kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap
rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara
mengantarkan mahasiswa:
1. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya;
2. agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya;
3. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni;
4. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
bermartabat agar:
1. menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;
4. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk:
1. memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
2. memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
4. membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan
masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan
Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal daneksternal masyarakat
bangsa Indonesia (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).

2.3 Pengaruh Pendidikan Pancasila Terhadap Berbagai Masalah di Indonesia


Pendidikan Pancasila tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari
tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan
pengamalannya pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap
pemahaman seseorang pada Pendidikan Pancasila yang telah dipelajari. Berikut beberapa
masalah yang seringkali terjadi di Indonesia:
1. Kasus Sara yang Merajalela
Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam.
Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi
terhadap perbedaan-perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang
tidak dapat menerima adanya perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum
minoritas. Sebut saja beberapa masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti,
penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan mayoritas
penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, saling ejek
agama dimedia sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya
dpat menyadari persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta
rasa persatuan yang kuat.
2. Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal
dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya
dilakukan oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah
kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan
rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi, pengangguran,
dan banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya,
negara kita memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena
ulah para koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan
penduduk. Namun, penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika
kita melihat tindakan yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan potong
tangan, ataupun negara Tiongkok yang menghukum mati para Koruptor di negaranya, di
Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang demikian dikarenakan adanya HAM.
Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan pelanggaran HAM?
3. Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah,
kebanyakan dari mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di
Indonesia yang tidak adil, yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat
kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat
disuap, sehingga rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa,
dan pasrah untuk dihukum bersalah.
4. Pengelolaan Sumber daya yang Buruk
Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan,
merupakan negara yang sangat potensial dan memiliki kekayaan yang tak terhingga.
Karena itulah, banyak dari negara asing yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan
eksploitasi terhadap alam Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai masyarakat
Indonesia, terutama generasi muda, yang kurang menyadari bahkan cenderung
mengabaikan hal ini.
Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia, seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya
manusia lagi untuk mengelola negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru
mempekerjakan tenaga kerja asing, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran
di Indonesia.

Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas, akhirnya menjadi
masalah yang berelanjutan dan tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia
haru mengamalkan setiap pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Pancasila, pengamalan
terhadap sila-sila pancasila merupakan salah satu pemecahan paling tepat terhadap masalah-
masaalh diatas. Semua tergantung dari pribadi masyarakat Indonesia sendiri. Apakah mau
stuck dalam keadaan Indonesia yang seperti sekarang, atau mau berubah ke arah yang lebih
baik.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpilan

Tujuan diadakannya pembelajaran pendidikan Pancasila ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini
jelas seperti yang disebutkan dalam landasan pendidikan Pancasila. Kita tentu tidak ingin
masalah-masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Pancasila ini kembali
terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik nantinya. Tidak
ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah, banyaknya
kasus sara, korupsi yang merajalela, dan daerah-daerah yang semakin tertinggal dan
diabaikan oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya
mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkan
pembelajaran yang dipelajari dari pendidikan Pancasila.

3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila dinilai masih kurang, dengan
pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran ebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan Pendidikan
Pancasila, harus dapat memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus
mendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri
ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan. 1979. Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Yayasan


Idayu.
Admoredjo, Sudjito bin. 2009. Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila. Makalah
dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni 2009.
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Asdi, Endang Daruni. 2003. Manusia Seutuhnya Dalam Moral Pancasila. Jogjakarta:
Pustaka Raja.
Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. 2017. Desain Pembelajaran SMA
Plus Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra
(Educational Journal), 2(2), 403-432.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Darmodiharjo, Darjidkk. 1991. Santiaji Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan
Yuridis Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional.
http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-permasalahan.html
http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/landasan-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-
penyelenggaraan-pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi_550ad6e4813311490eb1e69a
http://veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-pendidikan.html
Budimansyah, D. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter Seri Pembinaan
Profesionalisme Guru. Bandung: Widya Aksara Press.
Dariyo, A. (2013). Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT. Indeks.
IndonesiaStudent.com. (2017). 9 Pengertian Literasi Menurut Para Ahli Lengkap.
(Online). Tersedia di http://www.indonesiastudent.com/pengertian-literasimenurut-para-
ahli/. Diakses pada hari Minggu, 10 Desember 2017. Pukul 14.45 WIB.
Kaelan. (2016). Pendidikan Pancasila. Paradigma: Yogyakarta.
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Untuk Membangun
Bangsa. Jakarta: BPMigas.
Soedarsono, S. (2010). Pokok Pokok Pikiran Tentang Konsep Dasar Pendidikan Karakter.
Jakarta: Yayasan Jatidiri Bangsa.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Winarno. (2012). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Isi, Strategi, dan Penilaian.
Jakarta: Bumi Aksa

Anda mungkin juga menyukai