Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. Dasar Pendidikan Pancasila di Pendidikan Tinggi

Pancasila dalam hubungannya dengan pendidikan tercantum dalam


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Pada intinya, di dalam
menyelenggarakan sistem pendidikan nasional, harus terlaksana pula nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
didalamnya.

Adapun pelaksanaan Pendidikan Pancasila sebagai sebuah mata kuliah di


perguruan tinggi termuat dalam Surat Edaran Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Nomor 914/E/T/2001, pada tanggal 30 Juni 2011, tercantum bahwa
perguruan tinggi harus menyelenggarakan pendidikan Pancasila minimal 2 (dua)
SKS atau dilaksanakan bersama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dengan nama pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot
minimal 3 (tiga) SKS. Selanjutnya, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, memuat penegasan mengenai
pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagaimana
tertulis dalam pasal-pasal berikut:

1. Pasal 2, menyatakan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila,


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) mempertegas ketentuan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memuat mata kuliah: agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan
bahasa Indonesia.

2
Dengan adanya dasar-dasar tersebut, maka dengan demikian pendidikan
tinggi wajib memasukkan Pendidikan Pancasila kedalam kurikulum tiap-tiap
perguruan tinggi. Pun adanya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum suatu
perguruan tinggi merupakan perintah dari negara dan bukan merupakan keinginan
individu dan/atau golongan tertentu.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi.
Berdasarkan SK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi No 38/DIKTI/Kep/2002,
Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan
Pancasila yang merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian
adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan
mahasiswa:
1. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung
jawab sesuai hati nuraninya;
2. agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;
3. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni;
4. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

Adapun dalam lingkup Universitas Hasanuddin sendiri, sebagaimana


tercantum didalam Rencana Pembelajaran Semester Mata Kuliah Umum
Pendidikan Pancasila, Untuk Capaian Prodi yang dibebankan pada Mata Kuliah
adalah:

1. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan dalam menjalankan tugas


berdasarkan Agama, Moral dan Etika
2. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

3
3. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif
dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
yang sesuai dengan bidang keahliannya.

Sementara dalam Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, tercantum bahwa


mahasiswa diharapkan dapat memperkuat Pancasila sebagai Dasar Falsafah
Negara dan Ideologi Bangsa dengan mengimplementasi nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara melalui penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

C. Pengaruh Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Masalah-Masalah di Indonesia

Pancasila sebagai bagian utama bangsa Indonesia sepertinya mulai luntur


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai dalam pancasila cenderung
hanya diingat dan dipelajari saja, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Sesungguhnya
nilai-nilai pancasila jika diimplementasikan dengan sesuai akan membawa bangsa
ini menjadi bangsa yang maju dan besar. Pancasila merupakan hasil kesepakatan
bersama bangsa Indonesia di tengah-tengah kemajemukan. Artinya, seharusnya
Pancasila merupakan pendamai dari seluruh keberagaman di Negara ini.

Nilai-nilai yang terkadung dalam sila pertama yaitu nilai ketuhanan Yang
Maha Esa. Yang memiliki arti bahwa setiap warga Negara berhak memilih dan
mengimani konsep ketuhanan menurut apa yang ia percayai tanpa adanya
gangguan dari oknum-oknum lain. Namun sayangnya, pengamalan nilai ini belum
sepenuhnya dilaksanakan. Kenyataannya masih banyak kasus penyerangan
sekelompok agama tertentu yang lucunya oknum-oknum yang melakukan
penindasan pada agama lain mengklaim menggunakan dasar agamanya untuk
melakukan kekerasan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua yaitu nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab. Bangsa Indonesia seharusnya menjunjung tinggi hak asasi

4
manusia. Namun pelanggaran terhadap hak asasi manusia masih banyak terjadi di
berbagai wilayah di negeri ini.

Selanjutnya nilai sila ketiga yaitu persatuan. Pancasila menghendaki


bahwa bengsa ini harus bersatu didalam kemajemukan. Perbedaan-perbedaan
yang ada seharusnya menjadi indah dalam rangkaian persatuan. Kita harus
mengurangi tindakan rasisme yang dapat merusak persatuan yang indah itu.

Sila keempat merupakan sila yang unik karena mengutamakan


musyawarah dalam setiap masalah untuk mencapai kata mufakat baik dalam
lingkup masyarakat hingga bernegara. Hanya saja pada beberapa kesempatan,
masyarakat tidak melakukan musyawarah, tetapi malah mementingkan hasil
pemilihan suara terbanyak. Hal ini tidak salah, akan tetapi untuk beberapa kasus
demi tercapainya masyarakat yang damai, sebaiknya dilakukan musyawarah
bukan hanya melihat voting terbanyak yang sering menimbulkan perbedaan antara
pemilih mayoritas dan minoritas.

Nilai sila kelima yaitu keadilan. Keadilan merupakan masalah yang tidak
akan habisnya jika dibahas. Berbagai permasalahan timbul akibat dari
ketidakadilan. Masalah persatuan yang memunculkan gerakan merdeka juga
beakar dari ketidakadilan. Ketidakadilan dalam hukum misalnya, sudah sering
terjadi bahwa hukum cenderung berpihak pada mereka yang berduit dan kejam
terhadap mereka yang tertindas.

Oleh karena banyaknya masalah di negeri ini, Pendidikan Pancasila


sebaiknya tidak hanya dipelajari saja, melainkan turut diamalkan dan dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam keadaan berbangsa dan bernegara.

5
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi memiliki dasar untuk menjadi


suatu bagian dari mata kuliah di dalam kurikulum pada tiap-tiap Perguruan
Tinggi. Diantaranya: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Surat Edaran Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2001.
2. Tujuan dari Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa antara lain :dapat
memperkuat Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Ideologi Bangsa
dengan mengimplementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara melalui penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Ada berbagai masalah dalam negeri ini. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila
diharapkan masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Nilai-nilai Pancasila hendaknya bukan hanya dipelajari tetapi juga
digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

6
DAFTAR ISI

Fadhil, Muhammad. 2019. Pentingnya Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa.


Makalah, 3-4.
Tim Dosen MKU Pancasila UNHAS, 2019. Rencana Pembelajaran Semester. 1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional

Widiantii, Merly. 2015. Lunturnya Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Diri


Indonesia.https://www.kompasiana.com/www.merlywidianti.com/54f344ab74551
3792b6c6e4c/lunturnya-pengamalan-nilainilai-pancasila-dalam-diri-indonesia
(diakses tanggal 16 September 2020).

Anda mungkin juga menyukai