Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2022/2023

MATA KULIAH WAJIB KURIKULUM PANCASILA


JUR/PRODI D3 Keperawatan SKS: 2 SEMESTER: 1
Kode & Mata - Kewarganegaraan
Kuliah
Jenis MK Teori Sifat Ujian: Take Home
Dosen Dr. Sutrisno, S.Pd. M.Pd.
Hari: 14-16 Oktober 2022 Pengumpulan 12.00 WIB Ruang: Simtik & Google
Form

NAMA : Mohammad Iqbal Gadafi


NIM : 22613559
PRODI : D3 Keperawatan
SEMESTER :1

A. Petunjuk Pelaksanaan Ujian Tanggah Semester


1. Jawablah soal UTS dengan baik dan benar dengan menggunakan dasar teori yang jelas terkait
analisis masalah yang dimunculkan
2. Cantumkan sumber referensi dalam pengutipan pada masing-masing jawaban yang diberikan.
3. Apabila terdapat kesamaan dalam jawaban secara langsung antara mahasiswa pada jawaban
soal yang diberikan maka tidak akan mendapatkan poin pada soal tersebut.
4. Keterlambatan dalam pengumpulan UTS menjadi tanggung jawab masing-masing mahasiswa
dengan ketentuan pengurangan poin jawab per 15 menit dari deadline terakhir pengumpulan.
5. Jawaban soal ujian ditulis di bawah soal ujian secara langsung.
6. Batas waktu pengumpulan tanggal 16 oktober 2022 pukul 12.00 WIB melalui google form
(Info link google form akan diumumkan selanjutnya melalui perwakilan koordinator mata
kuliah atau di infokan di simtik)

B. Soal Ujian Tanggah Semester


1. Jelaskan hakikat konsep tujuan kajian ilmu Pancasila bagi generasi muda di perguruan
tinggi!
Jawaban :
Tujuan pendidikan Pancasila dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan
Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini
berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan ideologi di
Indonesia.Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan paham
akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta
dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Terdapat empat landasan pendidikan Pancasila yaitu landasan historis, landasan kultural,
landasan yuridis, dan landasan filosofis.
1. Landasan Historis

Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan
pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materi, rancangan
model pembelajaran, dan evaluasinya.Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan
memiliki tujuan yang dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil
dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.Fakta historis tersebut membentang mulai dari
kehidupan prasejarah, sejarah Indonesia lama, masa kejayaan nasional, perjuangan bangsa
Indonesia melawan sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga perjuangan
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
2. Landasan Kultural

Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas nilai-nilai yang
diagungkan, dan karenanya disepakati dalam kehidupan nasional. Pancasila merupakan salah
satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan ke generasi penerus.Secara
kultural unsur-unsur Pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian,
kepercayaan, agama, dan kebudayaan Indonesia secara umum. Pendidikan Pancasila
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang telah dan terus disepakati tersebut.

3. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis menyangkut aturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan


Pendidikan Pancasila. Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar
negara sejak dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945.Secara hierarkis,
landasan yuridis dapat ditelusuri dari UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri, Keputusan Direktur Jenderal, dan lain-lain.

4. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk


mengembangkan Pendidikan Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan
hidup (filsafat hidup) berbangsa.Pancasila yang merupakan filsafat negara harus menjadi
sumber bagi segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-
undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Tujuan pendidikan Pancasila menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna
menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi di kehidupan
bermasyarakat setiap hari.
 
Yakni tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan
kepentingan umum. Tujuan pendidikan Pancasila menjadi sebuah sarana dalam mengerti,
memahami, serta mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
 
Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat amat penting. Hal
ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Tujuan pendidikan Pancasila secara umum diantaranya:
1. Memiliki keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain dengan selalu
memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa.
 
3. Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang dapat menjadi penyebab
lunturnya Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat yang memiliki keberagaman
kebudayaan.
 
4. Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum dan mengutamakan
musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat.
 
5. Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang berkeadilan sosial dalam
masyarakat.
 
Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:
 
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi
nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
 
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam pemikiran,
sikap, dan tindakan. 
 
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945.
 
5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat
madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu
berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
2. Bagaimanakah hubungan kausal dan urganis antara Pancasila dengan Undang-Undang
Dasar 1945?
Jawaban :
Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan
batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

3. Menurut pendapat saudara bagaimana Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan


Kebijakan Negara Dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya Dan Hankam!
Jawaban :

Bidang Politik

Dibuatnya berbagai macam bentuk pasal yang akan mengatur kebijakan negara terhadap
kehidupan politik.

1. Pasal 26 ayat 1 yang mengatur tentang orang yang menjadi warga Negara Republik
Indonesia.
2. Pasal 27 ayat 1 yang memberikan pernyataan terhadap kedudukan warga negara yang berada
didalam hukum dan juga pemerintahan tanpa adanya kekecualian.

Bidang Ekonomi

Dibuatnya berbagai macam bentuk pasal yang akan mengatur kebijakan negara terhadap
kehidupan ekonomi.

1. Pasal 27 Ayat 1 yang dimana berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
2. Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi "Disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan".
3. Pasal 34 Ayat 1 yang berbunyi "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara".

Bidang Sosial Budaya

Dibuatnya berbagai macam bentuk pasal yang akan mengatur kebijakan negara terhadap
kehidupan sosial budaya.

1. Pasal 31 Ayat 1 yang berbunyi "Setiap warga negara untuk berhak mendapatkan pendidikan,
ketentuan ini menegaskan bahwa mendapat pendidikan adalah HAM".
2. Pasal 32 Ayat 2 yang berbunyi "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia".
Bidang HanKam

Dibuatnya berbagai macam bentuk pasal yang akan mengatur kebijakan negara terhadap
kehidupan pertahanan dan keamanan.

1. Pasal 27 Ayat 3 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara".

4. Bagaimana implementasi pengembangan nilai-nilai etika pancasila di era digital, dalam


mewujudkan etika warga digital!
Jawaban :
Memasuki era globalisasi, Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi
tantangan dalam penerapan di keseharian masyarakat. Masuknya ideologi alternatif melalui
internet ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat di Indonesia tak terbendung.“Di era digital
ini penerapan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan
dengan munculnya budaya asing yang menggeser budaya leluhur,” kata CEO Media Kupas
Tuntas Grup, Donald Harris Sihotang dalam Webinar Literasi Digital bertema Pemanfaatan
Internet Sebagai Sarana Edukasi Guna Memperkuat Pancasila Memasuki era globalisasi,
Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dalam penerapan di
keseharian masyarakat. Masuknya ideologi alternatif melalui internet ke dalam sendi-sendi
kehidupan masyarakat di Indonesia tak terbendung.“Di era digital ini penerapan Pancasila
sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dengan munculnya budaya
asing yang menggeser budaya leluhur,” kata CEO Media Kupas Tuntas Grup, Donald Harris
Sihotang dalam Webinar Literasi Digital bertema Pemanfaatan Internet Sebagai Sarana Edukasi
Guna Memperkuat Pancasila

5. Bagaimanakah bentuk rekonstruksi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara
Jawaban :
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap orang bahkan dapat
merugikan Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat nilai-nilai yang bisa
diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai Pancasila tersebut, masyarakat
Indonesia tidak akan memiliki pandangan atau pedoman untuk menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara di dalam negara yang memiliki budaya beragam.
Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengandung nilai yang luhur dalam kaitannya
dengan ketuhanan, keagamaan, keadilan dan kenegaraan. Penerapan dalam sila pertama
Pancasila dapat dilakukan dengan menghormati setiap perbedaan, yaitu: perbedaan keyakinan
yang beragam antar masyarakat, membina kerukunan hidup antar masyarakat yang memiliki
perbedaan agama dan keyakinan, tidak memaksakan suatu keyakinan atau agama kepada orang
lain, dan menumbuhkan sikap saling toleransi antar umat beragama.
Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) mengandung makna mengenai
penghormatan terhadap orang lain walaupun setiap masyarakat memiliki perbedaanyang
beragam. Pengimplementasian dari sila kedua ini adalah dengan cara: menanamkan dan
menerapkan rasa toleransi kepada orang lain, menghargai dan menghormati antar masyarakat,
selalu bersikap adil terhadap setiap orang tanpa membeda-bedakannya, menghormati perbedaan
antar masyarakat, menghormati harkat dan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya, menanamkan
rasa nasionalisme dan komitmen pada eksistensi bangsa, dan yang terakhir adalah terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Ketiga (Persatuan Indonesia). Masyarakat Indonesia diharapkan dapat menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas golongan
atau pribadi. Menempatkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi berarti rela dan
sanggup berkorban demi bangsa dan negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air dan
semangat membangun rasa nasionalisme. Selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara
lebih dari apapun. Untuk bisa menumbuhkan perilaku tersebut maka kembangkanlah rasa
kebanggaan untuk bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sila ketiga ini dapat di
implementasikan dengan cara menghidupkan segala perbedaan yang ada sehingga perbedaan
tersebut dapat mengarah kepada kesatuan sebagaimana semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Ciptakan
suasana saling tolong menolong dibalik segala perbedaan yang beragam sehingga akan
terciptanya kehidupan yang rukun antar masyarakat Indonesia. Sila ketiga Pancasila
memberikan kesempatan secara leluasa dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Sila Keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan). Kerakyatan Indonesia adalah demokrasi yang di pimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dan mufakat. Kerakyatan timbul karena adanya kesadaran bahwa
manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam sila keempat Pancasila ini masyarakat Indonesia dapat
mengimplementasikannya dengan cara: memuliakan, menghargai dan menghormati orang lain
tanpa membedakannya sedikitpun, selalu bersikap jujur saat adanya pemilu, dan tidak saling
menghina antar warga negara.
Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Masyarakat Indonesia
menyadari sepenuhnya bahwa manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum.
Untuk menciptakan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia maka dalam hal ini perlu
adanya kesadaran dan perkembangan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong untuk
segenap masyarakat Indonesia. Untuk itu, perlu adanya kesadaran sikap yang adil antar sesama
dan menjaga antara hak dan kewajiban serta menghormati harkat dan martabat orang lain.
Implementasi Sila Kelima Pancasila : menanamkan sikap tolong menolong sehingga dapat
terwujud kehidupan yang rukun dan damai. kerja keras juga diperlukan dalam implementasi
sila kelima ini untuk mencapai kesejahteraan bersama.

..............................................Selamat Berkarya dan Berinovasi..............................................

Anda mungkin juga menyukai