Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA BAGI MAHASISWA

Dosen Pengampu :
Dr. H. Mupid M., Ag.
Dr. Maulia D. Kembara, M.Pd.

Disusun Oleh:

Lutfanny Kusmayanti
2000499
Teknik Sipil – A

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JL.DR SETIABUDI NO.229, ISOLA, KECAMATAN SUKASARI, KOTA BANDUNG, JAWA


BARAT 40154 NO TELP. (022)2013163 FAX. (022) 2013651

TAHUN AJARAN 2020-2021


Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena atas berkat limpah
rahmatnya penulisan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa
shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Besar, Muhammad SAW. juga
kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya
hingga akhir zaman.

Makalah berjudul “Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa” disusun guna


memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Pada makalah, diuraikan
kajian mengenai pentingnya Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa Universitas Indonesia. Adapun aspek yang dikaji meliputi aspek
sejarah Pancasila, Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, serta
Pancasila sebagai sistem filsafat.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang


telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan kesadaran
akan pentingnya Pendidikan Pancasila yang akan mampu menunjang
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
segala kerendahan hati, ketidaksesuaian dan keselahan dalam penyusunan
makalah ini mohon dimaafkan. Penulis sangat terbuka pada kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Cimahi, 30 Oktober 2020


Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
Bab I Tinjauan Sejarah Pendidikan Pancasila...................................................4
1.1. Pengertian Pendidikan Pancasila...............................................................4
1.2. Dinamika Pendidikan Pancasila................................................................4
1.3. Urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi..................................6
1.3.1 Masalah Korupsi................................................................................6
1.3.2 Masalah Lingkungan..........................................................................6
1.3.3 Masalah Narkoba...............................................................................6
1.4. Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan..................................................7
Bab II Pandangan Hidup dan Dasar Negara Pancasila Menjadi Pondasi
Eksistensi Mahasiswa............................................................................................9
2.1. Pandangan Hidup Pancasila......................................................................9
2.2. Dasar Negara Pancasila...........................................................................10
2.3. Peran dan Fungsi Mahasiswa..................................................................11
2.3.1. Agent of Change...............................................................................11
2.3.2. Guardian of Value............................................................................11
2.3.3. Iron Stock.........................................................................................11
2.3.4. Moral Force.....................................................................................11
2.3.5. Social Control..................................................................................12
2.4. Pandangan Hidup dan Dasar Negara Pancasila dengan Eksistensi
Mahasiswa..........................................................................................................12
Bab III Sistem Filsafat Pancasila Mendorong Mahasiswa Memiliki “Akal
Sehat”....................................................................................................................14
3.1. Filsafat.....................................................................................................14
3.2. Sistem Filsafat Pancasila.........................................................................14
3.3. Sistem Filsafat Pancasila dengan Mahasiswa.........................................16
Daftar Pustaka......................................................................................................17

Bab I

Tinjauan Sejarah Pendidikan Pancasila

Sejarah Pendidikan Pancasila penting untuk dikaji sebab berlakunya Pendidikan


Pancasila di Indonesia mengalami dinamika pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Hal ini disebabkan oleh dasar hukum yang berkenaan
dengan penerapan Pendidikan Pancasila sering kali mengalami perubahan dan
persepsi pengembangan kurikulum di setiap jenjang pendidikan yang berbeda-
beda.

1.1. Pengertian Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila merupakan suatu proses pembelajaran menggunakan
pendekatan student centered learning¸ untuk mengembangkan knowledge,
attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa agar dapat
memberikan kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.

1.2. Dinamika Pendidikan Pancasila


Upaya pembudayaan/pendidikan Pancasila dengan tujuan mempersiapkan warga
negara yang sesuai dengan cita-cita nasional telah secara konsisten dilakukan
sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang. Namun, bentuk dan
intensitasnya berbeda dari zaman ke zaman. Perubahan signifikan dalam metode
pembudayaan/pendidikan Pancasila terjadi setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
diantaranya dengan instruksi pembaharuan buku-buku di perguruan tinggi.

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Keilmuan, mengeluarkan


surat keputusan No. 122274/S, tanggal 10 Desember 1959, membentuk panitia
yang terdiri dari 7 orang dan berhasil menyusun buku “Manusia dan Masyarakat
Baru Indonesia” pada tahun 1962. Kemudian. lahir Ketetapan MPR RI Nomor
II/MPR/1978, tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
yang menjadi salah satu sumber pokok materi Pendidikan Pancasila.

Direktotar Jendrla Pendidikan Tinggi mengeluarkan beberapa SK yang


menghasilkan kebijakan akhir penyelenggaraan penataran P-4 pola pendukung
100 jam bagi mahasiswa baru Universitas/Institut/Akademi negeri dan swasta.
Namun pada pelaksanaannya, terdapat beberapa perguruan tinggi terutama
perguruan tinggi swasta yang tidak mampu menyelenggarakan kebijakan ini.
Akhirnya dalam rangka menyempurnakan perkuliahan pendidikan Pancasila yang
digolongkan dalam mata kuliah dasar umum di perguruan tinggi, Dirjen Dikti,
menerbitkan SK, Nomor 25/DIKTI/KEP/1985, tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).

Seiring dengan terjadinya peristiwa reformasi pada 1998, lahirlah Ketetapan


MPR, Nomor XVIII/ MPR/1998, tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978. Sejak itu Penataran P-4 tidak lagi dilaksanakan.

Keberadaan mata kuliah Pancasila semakin kokoh dengan berlakunya Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi harus memuat
mata kuliah pendidikan Pancasila.

Namun, eksistensi pendidikan Pancasila harus berkurang kembali setelah


ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Dalam
Undang-Undang tersebut pendidikan Pancasila tidak disebut sebagai mata kuliah
wajib di perguruan tinggi sehingga beberapa universitas menggabungkannya
dalam materi pendidikan kewarganegaraan. Hasil survei Dirjen Dikti 2004
menunjukkan bahwa Pancasila tidak lagi tercantum dalam kurikulum mayoritas
perguruan tinggi. Kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena perguruan
tinggi merupakan wahana pembinaan calon-calon pemimpin bangsa dikemudian
hari.

Sebagai upaya menghidupkan kembali pembudayaan nilai-nilai Pancasila melalui


perguruan tinggi, para civitas akademika kala itu melakukan berbagai langkah,
contohnya di Kementerian Pendidikan Nasional diadakan seminar-seminar dan
salah satu hasilnya adalah terbitnya Surat Edaran Dirjen Dikti, Nomor
914/E/T/2011, pada tanggal 30 Juni 2011, perihal penyelenggaraan pendidikan
Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Dalam surat edaran tersebut,
Dirjen Dikti merekomendasikan agar pendidikan Pancasila dilaksanakan di
perguruan tinggi minimal 2 (dua) SKS secara terpisah, atau dilaksanakan bersama
dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan nama Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS.

Penguatan keberadaan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi ditegaskan dalam


Pasal 35 dan Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012,
tentang Pendidikan Tinggi, yang menetapkan ketentuan bahwa mata kuliah
pendidikan Pancasila wajib dimuat dalam kurikulum perguruan tinggi. Dengan
demikian, pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
Dalam merealisasikan kebijakan tersebut, ditemukan beberapa tantangan. Salah
satunya ialah bahwasannya sulit untuk menentukan bentuk dan format yang tepat
agar pendidikan Pancasila dapat dilaksanakan di seluruh bidang studi dengan
efektif dan menarik. Namun karena urgensi Pendidikan Pancasila saat ini maka
Pendidikan Pancasila tetap dilaksanakan dengan mancari jalan keluar dari setiap
tantangan yang ada.

1.3. Urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi


Sebagai bangsa yang berada di alam kemerdekaan, sudah sepatutnya kita
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bahwasannya, atas berkat rahmat-Nya
serta perjuangan para pahlawan, bangsa Indonesia memiliki Pancasila sebagai
dasar Negara yang dapat mengayomi segenap kehidupan kebangsaan. Namun
dewasa ini, masih ada bangsa Indonesia yang tidak mensyukuri nikmat
kemerdekaan sehingga menimbulkan problema sosial yang membahayakan masa
depan bangsa dan negara. Berikut sedikit ulasan mengenai permasalahan yang
sedang dialami bangsa Indonesia.

1.3.1 Masalah Korupsi


Organisasi Transparency International (TI) merilis Indeks Persepsi
Korupsi (IPK) di 188 negara untuk tahun 2019. Pada rilis tersebut,
Indonesia mendapat skor IPK 40. Ini menempatkan Indonesia pada
peringkat 85 dari 188 negara. Sedangkan di level ASEAN, Indonesia
berada di peringkat keempat negara paling korup.[CITATION CNN20 \l 1033 ]

1.3.2 Masalah Lingkungan


Citra Indonesia sebagai paru-paru dunia semakin terancam. Dari hasil
analisis Greenpeace, 3.403.000 hektar lahan terbakar antara tahun 2015-
2018 di Indonesia [CITATION Gre20 \l 1033 ]. Ditambah lagi, saat ini
pemerintah mewacanakan akan mengharmonisasi undang-undang terkait
kehutanan dengan tata kelola melalui omnibus law agar pembangunan
infrastruktur tidak terhambat dan investor merasa nyaman. Ini menjadi
alarm peringatan untuk lingkungan Indonesia. Jika hutan Indonesia
semakin menipis, bencana alam tidak bisa dihindari. Selain itu, masalah
lingkungan yang dihadapi Indonesia adalah sampah, pembangunan yang
tidak memperhatikan ANDAL dan AMDAL, polusi akibat pabrik dan
kendaraan.
1.3.3 Masalah Narkoba
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Narkotika Nasional (BNN),
angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia tahun 2019 sebesar 3,6 juta
dengan rentan usia 10-59 tahun. Kalangan pelajar Indonesia pun sudah
terpapar narkoba. Sekitar 2,29 juta pelajar sudah menggunakan narkoba
pada 2018. [ CITATION CNN201 \l 1033 ]

Munculnya berbagai permasalahan tersebut memperlihatkan telah tergerusnya


nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Maka dari itu, urgensi Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi yaitu agar
mahasiswa tidak tercabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa
berpegang pada nilai-nilai Pancasila dalam berpikir dan bertidak dalam menjalani
setiap aspek kehidupan sehingga nantinya, ketika para mahasiswa sudah
mengambil alih kepemimpinan negeri ini, bisa membawa bangsa dan negeri ini
kearah berubahan yang jauh lebih baik dengan bersendikan Pancasila.

1.4. Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan


Pancasila dengan nilai-nilai didalamnya merupakan dasar dari berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Artinya, segala roda kehidupan berbangsa dan
bernegara berjalan dengan bersendikan nilai-nilai Pancasila. Pancasila menjiwai
setiap lini kehidupan sehingga Pancasila merupakan jati diri bangsa yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila merupakan nilai yang paling baik dan paling sesuai dengan
kondisi bangsa sebab nilai-nilai ini digali dari bangsa Indonesia itu sendiri
sehingga dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila akan mengantarkan
bangsa Indonesia pada apa yang dicita-citakannya.

Sangat penting bagi segenap bangsa Indonesia untuk memiliki pengetahuan,


pemahaman, penghayatan, dan penghargaan terhadap nilia-nilai Pancasila sesuai
dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya masing-masing. Terutama bagi
mahasiswa yang notabede merupakan tongkat estafet kepemimpinan bangsa yang
akan menentunkan nasib bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
melalui pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mahasiswa akan memperoleh
pemahaman dan pengetahuan tetang nilai-nilai Pancasila secara efisien,
menyeluruh, dan terstruktur guna membekali mereka untuk dapat menjawab
tantangan di masa depan.
Pendidikan Pancasila akan mengantarkan mahasiswa pada penghayatan dan
pernghargaan nilia-nilai Pancasila yang menjadi penuntun dalam mengembangkan
profesionalitasnya sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Oleh karena itu,
Pendidikan Pancasila harus diterapkan di setiap program studi, sebab nasib bangsa
tidak hanya ditentukan oleh segelintir profesi dari sebagian bidang studi saja,
namun merupakan tanggung jawab seluruh bidang. Jika dikemudian hari, ketika
mahasiswa sudah mengambil alih kendali kehidupan berbangsa dan negara
dengan tanpa bersendikan nilai-nilai Pancasila, tentunya bangsa ini akan menuju
pada kehancuran.
Bab II

Pandangan Hidup dan Dasar Negara Pancasila Menjadi Pondasi Eksistensi


Mahasiswa

Sangat penting untuk mengetahui dan memahami nilia-nilai yang terkandung


dalam Pancasila untuk mengantarkan kita pada pemahaman Pancasila sebagai
pandangan hidup dan Pancasila sebagai dasar negara serta kaitannya dengan
eksistensi mahasiswa. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
adalah sebagai berikut.

Sila Pertama : Nilai Ketuhanan berarti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
Indonesia terhadap adanya Tuhan serta pengakuan terhadap kebebasan memeluk
agama, kemerdekaan beragama, dan tidak ada paksaan serta perlakuan
diskriminatif antar umat beragama.

Sila Kedua : Nilai Kemanusiaan berarti kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan antarmanusia dengan memperlakukan
segala sesuatu sebagaimana mestinya.

Sila Ketiga : Nilai Persatuan berarti usaha ke arah bersatu dengan mengakui dan
menghargai sepenuhnya keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia melalui
rasa nasionalisme.

Sila Keempat : Nilai Kerakyatan berarti kehidupan berbangsa dan bernegara


dijalankan melalui sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan semata-
mata untuk kepentingan rakyat banyak.

Sila Kelima : Nilai Keadilan berarti suatu tujuan ketercapaiannya masyarakat


Indonesia yang adil dan makmur secar lahiriah maupun batiniah. [ CITATION Kom20
\l 1033 ]

Nilai-nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Artinya nilai-
nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Sila
pertama Pancasila menjiwai keempat sila lainnya.

2.1. Pandangan Hidup Pancasila


Pandangan hidup Pancasila dapat diartikan bahwa Pancasila merupakan pedoman
hidup bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam berbagai
situasi dan kondisi negara yang dinamis.

Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup karena Pancasila dianggap memiliki


nilai-nilai yang paling baik. Terlebih lagi nilai-nilai Pancasila itu sendiri diangkat
dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang terbentuk melalui proses
akulturasi dan inkulturasi dalam waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu,
nilai-nilai Pancasila sangat sesuai untuk dijadikan sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia.

Dengan pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia akan dapat menyelesaikan


berbagai persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik yang timbul seiring gerak
masyarakat yang semakin maju. Selain itu, bangsa Indonesia akan bisa
membangun dirinya sesuai dengan kepribadian yang berkarakter sesuai dengan
apa yang telah dicita-citakan bangsa Indonesia serta dapat mempersatukan dan
memberi petunjuk dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku,
bahasa dan adat istiadat.

2.2. Dasar Negara Pancasila


Dasar negara Pancasila berarti bahwa Pancasila merupakan dasar bagi berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta merupakan sumber hukun yang
mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan seluruh kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara menentukan bentuk negara Indonesia, bentuk dan
sistem pemerintahan negara Indonesia, serta tujuan dari negara Indonesia.
Berdasarkan Pancasila, bentuk Negara Indonesia yaitu sebagai negara kesatuan.
Pancasila juga, menghendaki bentuk pemerintahan Negara Indonesia sebagai
Negara republik dengan sistem demokrasi konstitusional. Serta tujuan Negara
Indonesia, sebagaimana nilai-nilai Pancasila, yaitu untuk mewujudkan
kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah
Indonesia.

Untuk mewujudkan tujuan negara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan


hukum. Oleh karena itu, di Indonesia diberlakukan UUD 1945 yang merupakan
penjabaran dari ketentuan hukum tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945 yang
didasari oleh Pancasila. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila memberikan arah tentang hukum
harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh yang menjiwai segala urusan
penyelenggaraan negara agar para pejabat publik yang berwenang dalam
menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah dan agar partisipasi aktif seluruh
warga negara dalam proses pembangunan pada berbagai bidang kehidupan bangsa
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada gilirannya nanti cita-cita
dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan
masyarakat yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam
kemakmuran.

2.3. Peran dan Fungsi Mahasiswa


Di dalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa memiliki kedudukan yang
tertinggi. Mahasiswa memiliki potensi dan kesempatan sehingga mahasiswa
dikatakan sebagai sutau komunitas yang mampu berada sedikit di atas masyarakat.
Oleh karena itu, mahasiswa memiliki peran penting untuk memberikan kontribusi
pada masyarakat guna membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

2.3.1. Agent of Change


Mahasiswa berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik lagi dengan menggunakan ilmu,
gagasan serta pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa adalah golongan
yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan, sebab
di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan
negara.

2.3.2. Guardian of Value


Mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai dalam masyarakat. Mahasiswa
sebagai kaum intelektual harus menjaga nilai-nilai yang bersifat mutlak
kebenarannya seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas,
empati dan lain sebagainya. Sebagai Guardian of Value, mahasiswa
tidak hanya berperan dalam menjaga, namun juga sebagai pembawa,
penyebar dan penyampai nilai-nilai itu sendiri. 

2.3.3. Iron Stock


Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Tak dapat dipungkiri
bahwa seluruh organisasi yang ada akan mengalami pergantian
kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda. Mahasiwa merupakan
aset, cadangan dan harapan bangsa di masa depan, sehingga mahasiswa
diharapkan memiliki kemampuan dan perilaku terpuji untuk dapat
menggantikan generasi-generasi sebelumnya.
2.3.4. Moral Force
Sebagai insan akademis, tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa
akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Mahasiswa dianggap
memiliki tingkat pendidikan yang tertinggi sehingga sebagai mahasiswa
harus memiliki moral yang baik pula. Dengan demikian, mahasiswa
diharapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada
masyarakat.

2.3.5. Social Control


Mahasiswa diharapkan mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan
sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta
solusi untuk permahsalahan sosial masyarakat maupun permasalahan
bangsa. Sebagai kaum dengan kamampuan intelektual serta sikap kritis
yang tinggi, mahasiswa dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk
melawan terhadap kebusukan yang terjadi dalam birokrasi yang selama
ini dianggap lazim, untuk terciptanya pembangunan yang lebih baik
bagi negeri ini.
[CITATION Nad20 \l 1033 ]

2.4. Pandangan Hidup dan Dasar Negara Pancasila dengan Eksistensi Mahasiswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksistensi berarti keberadaan atau
kekuatan. Jika kita hubungkan dengan eksistensi mahasiswa dapat diartikan
sebagai wujud keberadaan mahasiswa [ CITATION Rid13 \l 1033 ] . Sejauh mana
mahasiswa itu ada, ada dalam arti berkontribusi serta dapat memenuhi peran dan
fungsinya sebagai mahasiswa dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam
pendidikan, pemerintahan, ataupun dunia intelektual dan lainnya. Eksistensi
mahasiswa Indonesia ini sangat erat kaitannya dengan pandangan hidup Pancasila
juga dasar negara Pancasila.

Mahasiswa dengan pandangan hidup Pancasila akan senantiasa menjalani


kehidupannya sebagai mahasiswa dengan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Ketika
mahasiswa memiliki pandangan hidup Pancasila, dalam kondisi tersulit sekali
pun, mereka tidak akan menyerah dan akan tetap berusaha untuk melakukan
perubahan yang membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, karena mereka
yakin pertolongan Tuhan itu ada. Selain itu, ketika mahasiswa dihadapkan pada
kondisi lingkungan dengan kultur yang sangat berbeda, mereka akan senantiasa
menerima dan menghargai setiap perbedaan yang ada, baik perbedaan budaya,
bahasa, agama, suku, ataupun ras, karena nilai-nilai Pancasila sudah tertanam
dalam pikiran dan hatinya membentuk pemahaman bahwa Indonesia merupakan
negara dengan pluralitas tinggi sehingga toleransi perlu untuk dijunjung tinggi.
Dalam kondisi lain, ketika berbagai persoalan timbul, baik persoalan sosial,
ekonomi, budaya, politik, maupun persoalan lainnya, mahasiswa dengan pedoman
nilai-nilai Pancasila akan memiliki pemikiran yang kritis dan lebih terbuka untuk
melihat persoalan tersebut dari berbagai sudut pandang dan senantiasa menuju
pada musyawarah mufakat untuk mencari solusinya bersama-sama. Kemudian,
mahasiswa yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila akan memiliki budi
pekerti yang baik sehingga mereka akan menjadi contoh dan pembawa moral yang
baik dalam kebidupan bermasyarakat. Dengan moral yang baik ini pula, kelak
ketika mahasiswa sudah mengabdi untuk bangsa ini melalui bidangnya masing-
masing, mereka akan memiliki profesionalitas yang tinggi sehingga dapat
menciptakan masyarakat dengan kondisi sosial yang adil dan makmur, sebagaima
yang dicita-citakan bangsa Indonesia.

Mahasiswa yang memiliki pemahaman akan dasar negara Pancasila mengetahui


dengan pasti bahwa segala penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
haruslah berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga apabila terjadi
penyelewengan terhadap hal tersebut, dengan ilmu dan wawasan yang dimilikinya
mahasiswa akan mampu memberikan saran, kritik, serta solusi untuk
permahsalahan yang ada. Sebagai kaum dengan kamampuan intelektual serta
sikap kritis yang tinggi, mahasiswa dapat menjadi jembatan bagi masyarakat
untuk melawan kebusukan yang sering kali terjadi dalam birokrasi untuk
terciptanya pembangunan yang lebih baik bagi negeri ini.

Hal-hal tersebut menunjukan bahwa mahasiswa dengan pandangan hidup


Pancasila dan dasar negara Pancasila akan memiliki kekuatan untuk dapat
beradaptasi dan menjawab segala tantangan dalam dinamika kehidupan. Dengan
nilai-nilai Pancasila, mahasiswa mampu menjalankan peran dan fungsinya
sehingga eksistensinya sebagai mahasiswa tetap terjaga. Oleh karena itu, dapat
kita tarik kesimpulan bahwa pandangan hidup Pancasila dan dasar negara
Pancasila merupakan pondasi dari eksistensi mahasiswa.

Eksistensi mahasiswa sebagai generasi muda merupakan ujung tombak harapan


bangsa. Mahasiswa adalah aset berharga untuk masa depan Indonesia. Maka dari
itu, untuk menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan unggul, setiap generasi
muda harus memiliki karakter Pancasila. Dengan pendidikan Pancasila,
mahasiswa didambakan menjadi warga negara Indonesia yang unggul dalam
berbagai bidang kehidupan, namun tidak kehilangan jati dirinya, apalagi tercabut
dari karya budaya bangsa dan keimanannya.
Bab III

Sistem Filsafat Pancasila Mendorong Mahasiswa Memiliki “Akal Sehat”

3.1. Filsafat
Filsafat merupakan kajian masalah mendasar dan umum tentang bebagai
persoalan yang dilakukan manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup dalam
membangun peradaban manusia.

Beberapa manfaat filsafat yang perlu diketahui dan pahami adalah sebagai berikut.
Pertama, manfaat terbesar dari filsafat adalah untuk menjajagi kemungkinan
adanya pemecahan-pemecahan terhadap problem kehidupan manusia. Jika
pemecahan itu sudah diidentifikasikan dan diselidiki, maka menjadi mudahlah
bagi manusia untuk mendapatkan pemecahan persoalan atau untuk meneruskan
mempertimbangkan jawaban-jawaban tersebut. Kedua, filsafat adalah suatu
bagian dari keyakinan-keyakinan yang menjadi dasar perbuatan manusia. Ide-ide
filsafat membentuk pengalaman-pengalaman manusia pada waktu sekarang.
Ketiga, filsafat adalah kemampuan untuk memperluas bidang-bidang kesadaran
manusia agar dapat menjadi lebih hidup, lebih dapat membedakan, lebih kritis,
dan lebih pandai” (Titus, 1984: 26).

3.2. Sistem Filsafat Pancasila


Menurut Noor Bakry, Pancasila merupakan sistem filsafat sebab Pancasila
merupakana hasil permenungan mendalam para tokoh kenegaraan Indonesia,
melalui suatu diskusi dan dialog panjang. Permenungan itu sesuai dengan ciri-ciri
pemikiran filsafat, yakni bahwa sistem filsafat memiliki sifat: (1) Koheren, artinya
Pancasila sebagai sistem filsafat bagian-bagiannya tidak saling bertentangan,
saling melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri.
(2) Menyeluruh, artinya Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu
pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di
Indonesia. (3) Mendasar, artinya Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan
berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, sesama
manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (4)
Spekulatif, artinya Pancasila sebagai dasar negara pada permulaannya merupakan
buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang kemudian
dibuktikan kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang
BPUPKI hingga pengesahan PPKI.
Sastrapratedja mengatakan, Pancasila merupakan dasar filsafat hidup kenegaraan
atau ideologi negara. Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan
mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti
perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasional, hidup berbangsa,
hubungan warga negara dengan negara, dan hubungan antarsesama warga negara,
serta usaha-usaha untuk menciptakan kesejateraan bersama.

Dengan demikian, sistem filsafat Pancasila yaitu hasil pemikiran mendalam dari
bangsa Indonesia yang dianggap sebagai nilai dan norma yang paling benar dan
adil untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dimanapun dan dalam
kondisi apapun. Artinya, filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman hidup
sehari-hari.

Hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada nilai-nilai berikut.

3.2.1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. Artinya,
setiap makhluk hidup, termasuk warga negara harus memiliki kesadaran
yang otonom (kebebasan, kemandirian) di satu pihak, dan berkesadaran
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas semua tindakan yang dilakukan. Artinya,
kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan tanggung jawab
tertinggi adalah kepada Sang Pencipta.
3.2.2. Hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas
3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk
individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan
makhluk Tuhan) (Notonagoro).
3.2.3. Hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan yang
terwujud dalam bentuk cinta tanah air.
3.2.4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya,
keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah
untuk mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat mayoritas
tanpa peduli pendapat minoritas.
3.2.5. Hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan
bersifat membagi dari negara kepada warga negara. Keadilan legal
adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau dinamakan keadilan
bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga negara
(Notonagoro dalam Kaelan, 2013: 402).
3.3. Sistem Filsafat Pancasila dengan Mahasiswa
Dalam kehidupan modern ini, bahwasannya ilmu pengetahuan dan teknologi
sudah dikembangkan dengan sangat pesat guna menciptakan ketentraman dan
kenikmatan bagi kehidupan umat manusia. Namun disaat yang besamaan,
manusia justru merasakan ketidaktentraman dan kegelisahan sebab mereka tidak
mengetahui dengan pasti makna dan arah hidup yang harus ditempuh. Dengan
kata lain telah terjadi ketidakseimbangan antara cara bertindak dan cara berpikir
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan mental suatu bangsa.

Melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain, filsafat memainkan peran yang
sangat penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan
aspirasi mereka. Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya peran
filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh sebab
itu, sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa hendaknya memahami sistem
filsafat Pancasila.

Mahasiswa harus memahami dan menghayati hakekat sistem filfasat Pancasila


dan menjadikannya sebagai way of life dan way of thinking untuk menjaga
keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran. Dengan kata lain,
sistem filsafat Pancasila akan membentuk pola pemikiran mahasiswa yang sehat.

Mahasiswa dengan penghayatan sistem filsafat Pancasila akan memiliki


pemikiran lebih kritis dan lebih pandai pada berbagai aspek kehidupan sehingga
ide-ide pemikirannya tersebut dapat digunakan untuk kemajuan bangsa. Selain itu,
mahasiswa dengan penghayatan sistem filsafat Pancasila akan memiliki alam
pemikiran yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga
mampu menghadapi berbagai ideologi dunia yang tidak sesuai dengan bangsa
Indonsia. Kemudian, mahasiswa dengan penghayatan Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang
dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi
perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak
Daftar Pustaka

CNN. (2020, 01 23). Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Naik Jadi 40.
Retrieved 10 21, 2020, from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200123164232-12-468074/tii-
skor-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-naik-jadi-40

CNN. (2020, 06 26). Wapres: Pengguna Narkoba Naik, Generasi Milenial


Rentan Kena. Retrieved 10 21, 2020, from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200626132039-20-
517818/wapres-pengguna-narkoba-naik-generasi-milenial-rentan-kena

Haq, N. N. (2020, 06 16). 5 Peran Mahasiswa dalam Masyarakat yang Harus


Kamu Tahu dan Laksanakan. Retrieved 10 23, 2020, from idntimes.com:
https://www.idntimes.com/life/education/nadhiifah-nurul-haq/5-peran-
mahasiswa-dalam-masyarakat-yang-harus-kamu-tahu-dan-laksanakan-
c1c2/2

Indonesia, G. (2020, 02 7). Tantangan kita bersama di tahun 2020. Retrieved 10


21, 2020, from greenpeace.org:
https://www.greenpeace.org/indonesia/cerita/4544/tantangan-kita-
bersama-di-tahun-2020/

Kompas. (2020, 02 03). Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan


Pandangan Hidup. Retrieved 10 24, 2020, from kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/03/090000769/nilai-nilai-
pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-pandangan-hidup?page=all

Munir, M., Mustansyir, R., & Nurdin, E. S. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib
Umum Pendidikan Pancasila. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia.

Permana, R. (2013, 10 03). Eksistensi Mahasiswa. Retrieved 10 22, 2020, from


suarakampus.com: http://www.suarakampus.com/?
mod=opini&se=detil&id=125

Wikipedia. (2020, 10 08). Filsafat. Retrieved 10 25, 2020, from id.wikipedia.org:


https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

Anda mungkin juga menyukai