OLEH KELOMPOK 1
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengantar Pendidikan Pancasila”
yang dibimbing oleh bapakRicu Sidiq,S.Pd,M.Pd.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat
ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan.
Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB 2 ISI........................................................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................13
3.2 SARAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan mempunyai sifat
yang universal, yaitu Pancasila. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, telah disepakati bahwa
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Sehubungan dengan hal ini, maka bangsa
Indonesia harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya
membentuk karakter bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila.
Sebagai upaya membentuk karakter bangsa, tentu tidak terlepas dari pendidikan karena
pendidikan merupakan usaha mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya, yaitu nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia. Seperti yang diatur pada UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional : Bab 1 ayat (2)‘’Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agam, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahaan
zaman’’.
Pancasila memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk karakter bangsa
Indonesia. Memlaui belajar Pancasila secara benar, maka bangsa Indonesia akan tegar dala
mwnghadapi tantangan sekaligus menggapai peluang. Upaya untuk mengimplementasikan nilai-
nilai luhur Pancasila mengalami hambatan, terlebih setelah munculnya gerakan reformasi 1998.
Tidak ada keraguan lagi bahwa Pancasila adalah dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa
Indonesia.
2. Dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai pembahasan dalam pendidikan pancasila
4
BAB 2
ISI
2.1 LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
A. Landasan Historis
1. Pendidikan Pancasila merupakan bentukan proses sejarah bangsa Indonesia yang panjang
sejak jaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai dengan perjuangan untuk
menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan mandiri, serta memiliki prinsip
yang tersimpul dalam pandangan hidup serta falsafah bangsa.
2. Pandangan hidup dan falsafah bangsa tersebut memuat rumusan lima prinsip (sila) yang
memuat jati diri, ciri khas, sifat dan karakter bangsa Indonesia yang kemudian diberi
nama Pancasila;
3. Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia telah dimiliki bangsa
Indonesia, sehingga dapat dikatakan bangsa Indonesia merupakan kausa materialis
Pancasila.
B. Landasan Kultural
Pancasila merupakan nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang tercipta dari hasil
pemikiran melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti Soekarno, M. Yamin, M.
Hatta, Soepomo serta para tokoh pendiri negara lainnya;
C. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31 , Ayat (1) yang isinya adalah bahwa setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan.
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oleh karena itu sudah merupakan keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya
dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini berdasarkan pada sutu kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam
sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum
mendirikan negara. (H. Kaelan, 2003:12-14)
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai dengan
hati nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-
cara pemecahannya;
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan
1. Segi Etimologis
Ditinjau dari asal kata (etimologis), istilah Pancasila (pancasyila) berasal dari bahasa
Sanskerta (India) yang mengandung dua macam arti, yaitu :
6
a) Pancasyila, panca artinya lima, dan syila dengan huruf i yang dibaca pendek artinya
dasar, batu sendi atau alas, sehingga pancasyila artinya lima dasar.
b) Pancasyila, panca artinya lima, dan syiila dengan huruf ii yang dibaca panjang artinya
peraturan tingkah laku yang penting, sehingga pancasyiila memiliki arti lima aturan
tingkah laku yang penting .
2. Segi Historis
Perkataan pancasila ditemukan di kepustakaan Budha di India yang bersumber pada kitab
suci Tri Pitaka (Suttha Pitaka, Abhidama Pitka, Vinaya Pitaka). Dalam ajaran Budha terdapat
ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi yaitu Dasasyiila, Saptasyiila,
Pancasyiila.
Khusus pada ajaran Pancasyiila, menurut Budha terdapat lima larangan yaitu :
Dengan masuknya kebudayaan India ke Indonesia melalui penyebaran agama Hindu dan
Budha, maka ajaran “Pancasila” Budhismepun masuk ke dalam kepustakaan Jawa terutama pada
zaman Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada. Dalam
Buku Negara Kertagama, karangan Mpu Prapanca pada tahun 1365 dijumpai bait yang
berbunyi :
Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam mulai tersebar ke seluruh Indonesia maka
sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih dikenal dalam masyarakat Jawa yang
disebut dengan lima larangan/ pantangan atau dikenal dengan istilah Mo Limo / M 5 yaitu
7
Mateni (membunuh), Maling (mencuri), Madon (berzina), Mabok (minuman keras atau candu),
dan Main (berjudi).
Istilah Pancasila bagi rumusan lima prinsip yang diusulkan oleh Ir. Soekarno, secara
resmi disetujui para anggota sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.
4. Segi Yuridis
Secara Yuridis pengertian Pancasila dalam sila-sila sesuai tata urutannya tercantum pada
alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.(Panti Setijo, 2006:7-10)
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk.
Yang Maha Esa /Yang Maha Tunggal, tiada sekutu; esa dalam zatnya , esa dalam sifatnya, esa
dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan YME mengandung pengertian dan keyakinan adanya
Tuhan YME, pencipta alam semesta beserta isinya.
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditegaskan meskipun bukan negara
agama, karena tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif. Juga bukan
negara sekuler, yang memisahkan urusan negara dan urusan agama. Melainkan adalah negara
beragama, bahwa NKRI perlu hukum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk
seluruh penyelenggara negara (MPR, DPR, pemerintah) yang agamanya beraneka ragam dan
negara wajib melindungi segenap agama yang diakui keberadaannya serta negara tidak
dibenarkan mencampuri urusan akidah agama apa pun.
8
B. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi
pikir, rasa, karsa dan cipta karena berpotensi menduduki/memiliki martabat yang tinggi. Dengan
akal budinya, manusia berkebudayaan, dengan hati nuraninya, manusia menyadari nilai-nilai dan
norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas
norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter.
Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam
kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti berkebudayaan yang berabad-abad, bertata kesopanan,
berkesusilaan/bermoral, adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan
norma- norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun
terhadap alam dan Sang Pencipta. Selain disebutkan di atas, NKRI merupakan negara yang
menjunjung hak asasi manusia (HAM), negara yang memiliki hukum yang adil dan berbudaya
yang beradab.
C. Persatuan Indonesia
Persatuan asal kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah- belah, mengandung bersatunya
bermacam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedaerahan menjadi satu kebulatan secara
nasional. Juga persatuan segenap unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam mewujudkan
secara nyata bhineka tunggal ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya
manusia dalam kesatuan yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang bersifat nasional mendiami
seluruh wilayah Indonesia, bersatu menuju kehidupan bangsa yang berbudaya bebas dalam
wadah negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya suatu masyarakat madani.
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang berdiam
dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat, disebut pula kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat/berkuasa) atau demokrasi (rakyat
yang memerintah). Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran/ratio yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat clan dilaksanakan
9
dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati
nurani.
Perwakilan artinya suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut
sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan
melalui badan-badan perwakilan.
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang
kehidupan, baik materiil, maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang
menjadi rakyat indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI, maupun WNI
yang berada di luar negeri. Jadi, setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan
seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Pada hakikatnya dengan menyimak makna inti arti dari kelima sila Pancasila tersebut di
atas, tampaklah bahwa Pancasila secara bulat dan utuh sangat sesuai menjadi milik bangsa
Indonesia sebagai dasar negara dan juga sebagai suatu ideologi. Sila-sila dari pada Pancasila
sebagai dasar filasafat negara mengandung arti mutlak bahwa negara Republik Indonesia harus
menyesuaikan dengan hakikat dalam arti hakikat abstrak dari Tuhan, manusia, satu , rakyat dan
adil (Notonagoro, 1975: 58).
10
2. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Hukum yang berlaku di Indonesia bersumber dari Pancasila. Dengan kata lain,
semua hukum yang berlaku tidak bertentangan dengan Pancasila yang menjadi dasar
negara.
Cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yang menjelaskan tentang Pancasila.
11
8. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan hasil perjuangan dan perjanjian bersama rakyat dengan para
pendiri bangsa Indonesia. Dengan begitu, maka seluruh elemen masyarakat Indonesia
harus membela, mendukung, dan memperjuangkan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalam Pancasila.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia
yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara
Indonesia yang mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan kelima sila dari Pancasila secara bulat dan utuh memiliki makna bahwa di dalam
setiap sila terkandung atau berisi sila-sila yang lainnya, sila yang nomor di atas menjadi dasar
sila berikut atau nomor di bawahnya dan seterusnya serta sebaliknya, sila yang berikutnya
menjadi jelmaan (Notonagoro, 1975:64) dari sila-sila di mukanya.
3.2 SARAN
Saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca adalah dengan kita mengetahui fungsi
serta manfaat dari mempelajari pendidikan pancasila ada baiknya untuk kedepannya mahasiswa
dapat memahami nilai-nilai pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan bernegara,
bermasyarakat, maupun di lingkungan perkuliahan.
Mengingat pada pembahasan kali ini, ialah yang membicarakan mengenai landasan,
tujuan, tinjauan serta hakikat. Dimana, pembahasan kali ini penulis rasa kurang mendalam, ada
baiknya mahasiswa menggali lebih lagi terkait nilai-nilai dan pengalaman pancasila.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, CST. 2005. Modul Pancasila dan Kewarganegaraan., Jakarta: Penerbit PT Pradnya
Paramita.
Setijo, Pandji. 2006. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta:
Penerbit Grasindo.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pancasila.html
14