Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

TENTANG

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DARI


TAHUN 1945-SEKARANG

Disusun oleh:

Zahira Sova (2214080009)

Defita Yusni (2214800

Mustika Rila (2214080018)

Raudhatul Husna (2214080031)


Dosen Pengampu:

Adelia Alfama Zamista,M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA KELAS A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1445 H/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat yang luar biasa, keteguhan, serta kekuatan sehingga Penulis
bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi kita semua Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya.
Penulis ucapakan terima kasih kepada kedua ibu “Adelia Alfama
Zamista,M.Pd" selaku dosen pengampu mata kuliah ini, yang telah membimbing
Penulis dalam pembuatan makalah ini. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat waktu. Penulis akan membahas materi yaitu tentang
“Perkembangan kurikulum di indonesia tahun dari tahun 1945-sekarang”.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam menulisan. Penulis sadar masih banyak
kekurangan dalam hal ini, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran agar
Penulis kedepannya dapat menyusun makalah dengan lebih baik. Dan mudah-
mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Padang,27 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. iii
A. Latar Belakang ................................................................................................................ iii
B.Rumusan Masalah ............................................................................................................... iii
C.Tujuan Perumusan Masalah ............................................................................................... iii
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 6
A.Perkembangan Kurikulum di Indonesia ................................................................................... 6
Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968) .......................................................................... 7
Rencana Pelajaran Terurai 1952 ............................................................................................. 8
Kurikulum 1964...................................................................................................................... 9
Kurikulum 1968...................................................................................................................... 9
Kurikulum 1975.................................................................................................................... 10
Kurikulum 1984.................................................................................................................... 11
Kurikulum 1994 Dan Suplemen Kurikulum 1999 ................................................................ 12
Kurikulum 2004 (KBK) ........................................................................................................ 16
Kurikulum 2006 (KTSP)....................................................................................................... 18
Kurikulum 2013.................................................................................................................... 19
11.Kurikulum K 13 Revisi .................................................................................................... 19
12.Kurikulum Merdeka ......................................................................................................... 20
B. Perkembangan Kurikulum Terhadap Sains di Indonesia ...................................................... 21
BAB III ........................................................................................................................................... 23
PENUTUP ...................................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 23
B. Saran Dan Kritik ............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.kurikulum
mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana
bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang
digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.nilai sosial,kebutuhan dan
tuntutan masyarakat cendrung/selalu mengalami perubahan antara lain
akibat darikemajuan ilmu pengetahuan dan teknoogi.kurikulum harus
dapat mengantisipasi perubahan tersebut,sebab penidikan adalah cara
yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu
pengetahuandanteknologi tersebut.
Kurikulum dapat (paling tidaksedikit) meramalkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peseta
didik.hasil pendidikan kadang-kadang tidakdapat diketahui dengan
segera atau setelah peserta didik meyelesaikan suatu program
pendidikan.pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada
satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa,kurikulum harus
dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantisa
cendrung berubah.

B.Rumusan Masalah
1. bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?

2.faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kurikulum di


Indonesia?

3.apa yang dimaksud kurikulum rencana pelajaran (1947-1968)?

4.apayang dimaksud berorientasi pencapaian?

5.apa yang dimaksud KBK dan KTSP?

C.Tujuan Perumusan Masalah


1.Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum di Indonsia

2.Mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan


kurikulum di Indonesia

3.Mengetahui apa yang dimaksud kurikulum rencana pelajaran (1947-1968)


4
4.Mengetahui apa yang dimaksud dengan berorientasi pencapaian

5.Mengetahui apa yang dimaksud KBK dan KTSP

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA


Perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini berkembang
secara pesat, baik secara teoritis maupun praktis. Jika dahulu kurikulum tradisional lebih
banyak terfokus pada mata pelajaran dengan sistem penyampaian penuangan, maka
sekarang kurikulum lebih banyak diorientasikan pada dimensi-dimensi baru seperti
kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industri.Disiplin ilmu
kurikulum harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat
memengaruhi dan menentukan arah dan intensitas proses pengembangan kurikulum.
Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah
kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya maka setiap kurun waktu tertentu
kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan dimensi-dimensi baru
seperti yang telah diungkapkan diatas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan
metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Oleh karena itu, tidak mungkin dalam
suatu instansi pendidikan tetap mempertahankan kurukulum lama, hal ini dikhwatirkan
akan mengakibatkan suatu instansi sekolah tidak dapat sejajar dengan sekolah-sekolah
yang lain.Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan
2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatandalam merealisasikannya.
Berikut ini pemaparan singkat perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke
masa:

6
1.Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana
Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses
perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini
adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat
dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana
pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-
kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum
1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947
mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Setelah rencana
pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami
penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai
1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Isi yang terkandung dalam kurikulum Rencana Pelajaran : Kurikulum pertama
yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa
Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum
(bahasa Inggris). Kurikulum yang dipakai oleh Bangsa Indonesia pada tahun
1947 adalah Rencana Pelajaran 1947. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua
hal pokok, yaitu (1) daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis
besar pengajaran

7
Kurikulum ini boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada pendidikan
pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara
dan bermasyarakat. Sedangkan materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2.Rencana Pelajaran Terurai 1952


Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru
mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar
Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru
SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.Di penghujung era Presiden Soekarno,
muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional prak tis.Usai tahun
1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana
Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan
pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani.
Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa Mr. Soewandi sebagai
Menteri PP dan K (Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan) adalah dalam
rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan
nasional. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah
bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud, 1979:108): a). Pendidikan
pikiran harus dikurangi b). Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian c).
Pendidikan watak d). Pendidikan jasmani e). Kewarganegaraan dan masyarakat.
Silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang guru mengajar satu mata
pelajaran. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana (five principles of
development),

8
3.Kurikulum 1964
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum
ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Hamalik, 2004). Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. TAP
MPRS XXVI tahun 1966 menentukan bahwa pendidikan haruslah diarahkan
pada (a) mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan
beragama, (b) mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan (c) membina/
memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.

4.Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan
jasmani.Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

9
Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan
memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya
Sembilan.Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya
memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.

5.Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada
tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata
Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah“satuan pelajaran”, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk
umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru
sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Lahirnya kurikulum 1975 bertujuan untuk mencapai tujuan instruksional umum,
tujuan instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya. Adapun ciri-ciri lebih
lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
1). Berorientasi pada tujuan.
2). Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki
arti dan peranan yangmenunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
interaktif

10
3). Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4). Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.
5). Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

6.Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum
ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).Tokoh penting dibalik lahirnya
Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat
Kurikulum Depdiknas periode 1980- 1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta —
sekarang Universitas Negeri Jakarta— periode 1984-1992. Konsep CBSA yang
elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan,
mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional.
Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada
tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.
Penolakan CBSA bermunculan.Sebelum pemberlakuan kurikulum 1984, yaitu
pada tahun 1983 mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
ditetapkan sebagai mata pelajaran wajib. Dengan demikian maka pendidikan
idiologi dilakukan melalui Pendidikan Pancasila yang memiliki komponen
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), Pendidikan Moral
Pancasila (PMP), dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).

11
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Ciri-Ciri umum dari Kurikulum
CBSA adalah: 1). Berorientasi pada tujuan instruksional. 2). Pendekatan
pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA). 3). Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
4). Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat
kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta didik. 5).
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. 6). Konsep-
konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru
kemudian diberikan latihan setelah mengerti.

7.Kurikulum 1994 Dan Suplemen Kurikulum 1999


Kurikulum 1994 ini merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi
pada dasarnya keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi
pendidikan pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum sebagai
instrumen untuk ”transfer of knowledge”. Penyempurnaan terjadi pada materi
pendidikan sejarah karena materi pendidikan sejarah yang tercantum dalam
kurikulum SMA 1984 (nama baru SMA berdasarkan Undang- Undang Nomor 2
tahun 1989 adalah SMU) dianggap tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994
menyempurnakannya. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan
kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah. Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum
1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito
menjelaskan.

12
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma menjadi kurikulum super
padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,diikuti kehadiran suplemen
Kurikulum 1999.Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
sebagai berikut:
a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang
cukup padat (berrorientasi kepada materi /isi)
c. Kurikulum 1994 bersifat populis ,yaitu yang memberlakukan satu
sistam kurikulumini bersifat kurikuluminti sehinggaa daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajarab sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,
baiak secara mental, fisik dan sosial . Dalam mengaktifkan siswa guru
dapat memberikan bentuk saol yang mengarah kepada jawaban
konvergen, divergen (terbuka , dimungkinkan oleh dari satu jawaban )
dan penyelidikan.
e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan
dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir
siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian pengajara yang
menekankan keterampilan menyelesaikan dan pemecahan masalah

13
f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang
mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks.
g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan
untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama
sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content
oriented), di antaranya sebagai berikut :
a. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
b. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena
kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah
satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994.
Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu:
• Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya
menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
• Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi
yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar,
potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
• Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran
substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa.
• Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait,
seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana
termasuk buku pelajaran.
• Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran
dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.

14
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka
panjang.Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum.
Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994
disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan
dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU
No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.Pada era ini kurikulum yang dikembangkan
diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan
pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta
didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan
keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:
• Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupu klasikal.
• Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
• Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
• Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
• Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

15
8.Kurikulum 2004 (KBK)
Secara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti
pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi
merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang
ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37).
Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh tanggung
jawab.Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya (Puskur, 2002a). Tujuan yang
ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai
siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi
siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal
pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih
banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar
pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah
sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah
menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul
apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.Kurikulum ini
dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,yaitu:

16
 standar isi,
 standar proses,
 standar kompetensi lulusan,
 standar pendidik dan tenaga kependidikan,
 standar sarana dan prasarana,
 standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
 standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan
kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No.
19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajarantetap masih
bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah
subject matter), yaitu:

h. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara


individual maupun klasikal.
i. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
j. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
k. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi

17
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan
KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam
menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang
ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban
belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya.

9.Kurikulum 2006 (KTSP)


Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan
proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi
tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling
menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan
(SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem
penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)Kurikulum yang
terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari
kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan
kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan
pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing
pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini menurut
Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang
menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini
masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak
lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan
KTSP dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam
KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan.
(2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.

18
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru
lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan
kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi
dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan
SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

10.Kurikulum 2013
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan
bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan
pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun
ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru
dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya
karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas
melalui perkembangan teknologi dan informasi. Kesiapan guru berdampak pada
kegiatan guru dalam mendorong siswa melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima
materi pembelajaran. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki
tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal,
maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk
generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD,
pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan
memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA dan IPS
diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

11.Kurikulum K 13 Revisi
Secara singkat terdapat empat poin perubahan yang dimiliki Kurikulum
2013 Revisi dibandingkan kurikulum asli. Empat poin a. tersebut terletak dalam:
a. Tanggung jawab kompetensi spiritual dan sosial
Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan tes dan
menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata pelajaran, maka
dalam kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya diampu oleh guru agama
(Kompetensi Spritual)dan Budi Pekerti (Kompetensi Sosial ). Guru mata pelajran cukup
19
mencantumkan laporan pendekatan belajar kompetensi tersebut di dalam mata pelajaran
terkait .
b. Koherensi Kompetensi Inti
Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren dengan
Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren, kembali
guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat lebih fokus kepada
penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan berbasis mata pelajaran,
sembari tetap menyisipkan karakter- karakter mulia di dalam praktik pengajaran.
c. Membuka Ruang Kreatif bagi Guru
Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih fleksibel,
lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar. Tumpang tindih antara
KD Mata Pelajaran, KI Spiritual dan Sosial, berikut pendekatan 5 M (mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta) kerap memaksa guru kembali
menghamba kepada buku paket Kurtilas. Diharapkan dengan revisi poin 1 dan poin 2
membuka keran kreativitas guru dalam merancang pendekatan ajar.
d. Keluasan Taksonomi Kemampuan Peserta Didik
Pada Kurtilas edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per jenjang,
hanya sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk SMP, dan
mencipta untuk SMA. Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan di seluruh
jenjang. Jadi sangat dimungkinkan untuk seorang peserta SD dengan potensi dan
bimbingan yang tepat dapat saja mencapai tataran penciptaan di dalam praktik belajar.

12.Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka adalah kurikulumdengan pembelajaran
intrakulikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agarpesertadidik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi.guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik
untuk menciptakan pembelajaran berkulitas yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan belajar peserta didik.karakteristik kurikulum merdeka:
1.Pengembangan Soft Skill Dan Karakter
2.Fokus Pada Materi Esensial
3.Pembelajaran Yang Fleksibel
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar pancasila dikembangkan
berdasarkantema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,sehingga tidak
terikat pada konten mata pelajaran.
3 pilihan implementasi kurikulum merdeka secara mandiri:
1.Mandiri Belajar
2.Mandiri Berubah
3.Mandiri Berbagi
20
B. PERKEMBANGAN KURIKULUM TERHADAP SAINS DI INDONESIA
Perkembangan kurikulum sains di Indonesia telah mengalami beberapa
perubahan dan penyesuaian dari waktu ke waktu. Berikut adalah gambaran umum
tentang perkembangan kurikulum sains di Indonesia:
1. Masa pra kemerdekaan pada masa penjajahan Belanda, kurikulum
sains di Indonesia mengikuti sistem pendidikan Belanda. Fokus utama Adalah
pada penguasaan pengetahuan dasar sains seperti fisika kimia, dan biologi.
2. Masa awal kemerdekaan (1945-1960): setelah kemerdekaan,
kurikulum size mulai disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Indonesia.
Penekanan pada pengembangan kemampuan dasar sains dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. masa Orde lama (1960-1965): kurikulum sains diarahkan untuk
mendukung pembangunan nasional penekanan pada pengembangan kemampuan
praktis dan aplikatif sains.
4. masa Orde Baru (1966-1998): kurikulum sains mengalami beberapa
kali perubahan, seperti kurikulum 1975 dan kurikulum 1984 fokus pada
penguasaan konsep-konsep sains dasar dan pengembangan kemampuan berpikir
ilmiah.
5. era reformasi 1998 sampai sekarang: kurikulum sains mengalami
perubahan yang lebih signifikan, seperti kurikulum 2004 atau KBK, kurikulum
2006 atau KTSP dan kurikulum 2013. Penekanan pada pengembangan
kompetensi literasi sains,dan keterampilan abad 21 integrasi antara sains
teknologi, dan lingkungan menjadi Fokus utama.
Secara umum, perkembangan kurikulum saya sendiri Indonesia telah
mengalami pergeseran dari penekanan pada penguasaan pengetahuan dasar sains
menuju pengembangan kemampuan berpikir ilmiah literasi sains dan
keterampilan abad 21 yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

21
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini berkembang
secara pesat, baik secara teoritis maupun praktis. Jika dahulu kurikulum tradisional lebih
banyak terfokus pada mata pelajaran dengan sistem penyampaian penuangan, maka
sekarang kurikulum lebih banyak diorientasikan pada dimensi-dimensi baru seperti
kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industri.Disiplin ilmu
kurikulum harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat
memengaruhi dan menentukan arah dan intensitas proses pengembangan kurikulum.
Perlu diketahui ternyata ada beberapa perubahan krikulum semenjak kita
merdeka sampaisekarang antara lain: kurikulum rencana pelajaran,rencana pelajaran
terurai,kurikulum 1964,kurikulum1968,kurikulum 1975,kurikulum1984,kurikulum 1994
dan suplemen kurikulum 1999,kurikulum KBK,kurikulum KTSP,kurtilas,kurikulum R
13 revisi,dan kurikulum merdeka.
B. Saran dan Kritik
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, Penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari Ibu
pengampu dan teman-teman demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermannfat untuk kita semua dalam memahami materi ini
.

23
DAFTAR PUSTAKA

Viyanti, S. F. (2020). perkembangan sejarah fisika dari masa ke masa. lampung: Graha Ilmu.

Widha, S. (1994). pengembangan pembelajaran fisika yang menarik dan menantang . educatoin, 378.

24

Anda mungkin juga menyukai