Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERKEMBANGAN KURIKULUM PEMBELAJARAN

ANALISIS KURIKULUM

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Fini Arista : 20600119060


Fadel Anshori Muslihat : 20600119062
Nur Ihfa Syahrir : 20600119065
Wulan Sari : 20600119066
Nurheini : 20600119068
Indri Adinarti : 20600119069
Indah Oktafiani : 20600119058
Hendryanto : 20600119057
Nur Amaliah Putri : 20600119056

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengembangan
Kurikulum Pembelajaran yaitu Analisis Kurikulum” tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula kami haturkan salam dan sholawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini, maka dari itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun dari pemilihan tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Perkembangan Kurikulum


Pembelajaran yang berjudul “Analisis Kurikulum” ini dapat memberi manfaat
informasi maupun inspirasi untuk pembaca.

Samata, 8 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 4
C. TUJUAN ............................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN KURIKULUM ......................................................................... 6
B. LANDASAN KURIKULUM ............................................................................ 7
C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM ................................................. 9
D. PENDEKATAN KURIKULUM ..................................................................... 14
E. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) ....................................... 15
F. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PEDIDIKAN....................................... 20
G. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN KURIKULUM ............... 23
BAB III ....................................................................................................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................... 24
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 26

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihn alam pendidikan
dan/atau pelatihan. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum melibatkan
pemikiran pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya. Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa
masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964),
pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan
proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang
terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dala
merealisasikannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini ialah
1. Apa itu kurikulum?
2. Apa saja landasan kurikulum?
3. Apa prinsip pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana pendekatan kurikulum?
5. Bagaimana kurikulum berbasis kompetensi (KBK)?
6. Bagaimana kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?
7. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum?

4
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui landasan kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui pendekatan kurikulum.
5. Untuk mengetahui kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
6. Untuk mengetahui kurikulum tingat satuan pendidikan (KTSP).
7. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia
pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Istilah kurikulum muncul
untuk pertama kalinya di dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu
penggunaan kurikulum dipakai dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang
membawa seseorang dari “Start” sampai “Finish”. Baru pada tahun 1955 istilah
kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran pada perguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut (Webster),
kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di
sekolah atau di perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tersebut.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan
atau suatu departemen.

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan
dengan keadaan dan keampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah
dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan


kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga
pendidikan yang berwenang.

6
Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya
kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Ada sejumlah ahli teori
kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua
kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di
bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga
kegiatan yang tak formal.

Kurikulum formal meliputi :

1. Tujuan pelajaran, umum dan spesifik.


2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis.
3. Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya.
4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.

Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan


akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas
tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Yang
termasuk kurikulum tak-formal ini antara lain: pertunjukan sandiwara,
pertandingan antarkelas atau antarsekolah, perkumpulan berbagai hobby,
pramuka, dan lain-lain.1

B. LANDASAN KURIKULUM
1. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan aktivitas berpikir tinggi dalam pencarian
teori dan praktik pendidikan. Permasalahan yang dihadapi oleh dunia
pendidikan bukanlah masalah ketidakjelasan konseptual melainkan pada
masalah-masalah nyata dalam praktik pendidikan terutama yang berkaitan
dengan kurikulum dan implementasi kurikulum. Landasan pengembangan
kurikulum perlu mengacu pada falsafah kehidupan bangsa Indonesia, dalam

7
arti, kurikulum dikembangkan berdasarkan cita-cita pembangunan bangsa
Indonesia, yakni yang dapat berdiri sejajar dengan bangsabangsa lain di
dunia.
2. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan mencoba member kontribusinya ke dalam
pendidikan dengan mengkaji beberapa karateristik subjek pendidikan dari
beberapa aspek psikologi. Pertama, psikologi perkembangan yang
mengkaji tentang perubahan progresif yang terjadi pada manusia. Ada
beberapa kaidah perkembangan manusia dalam pendidikan. Yaitu, sikap
kritis, peran kematangan dan belajar, pola perkembangan, perbedaan
individu, tahapan perkembangan, setiap tahap perkembangan memiliki
resiko, rangsangan, pengaruh budaya, haran social pada etiap
perkembangan, serta keyakinan tradisional. Kedua, psikologi belajar yang
mengkaji bagaimana seseorang belajar baik secara individu maupun
kelompok. Berbagai teori belajar yang ditemukan tampaknya masih relevan
untuk dipertimbangkan dalam proses pembelajaran.
3. Masyarakat dan Budaya
S. Nasution mengemukakan: “Mendidik anak dengan baik hanya
mungkin jika kita memahami masyarakat tempat mereka hidup. Oleh
karena itu, setiap Pembina Kurikulum harus senantiasa mempelajari
keadaan, perkembangan, kegiatan, dan aspirasi masyarakat. Melalui
pendidikan manusia memperoleh peradaban masa lalu, turut serta dalam
peradaban masa sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Kebudayaan suatu bangsa akan berkembang sebagai fungsi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu
melibatkan ketiga sentra pendidikan, yaitu lingkungan keluarga,
masyarakat dan sekolah.

8
4. Orientasi ke Masa Depan
Kurikulum perlu dikembangkan berdasarkan tujuan0tujuan yang ingin
dicapai dan termanifestasikan dalam pribadi-pribadi peserta didik, baik
perilaku maupun sika. Profil manusia yang diharapkan terbentuk melalui
pendidkan dan interaksi dengan masyarakat. Yurmaini Mainuddin
(1994:41) memprioritaskan pembekalan sifat-sifat kreatif, berprakarsa dan
mampu memcahkan masalah yang dihadapi oleh para lulusan.
C. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang
dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai
kurikulum tersebut.
1. Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip Relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya
pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu
bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu
sendiri. Relevansi ke luar maksunya tujuan, isi, dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga
harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuain atau konsistensi
anatara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian.

9
b. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan
kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan
kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
mengembangkan program pendidikan bagi para guru. Prinsip
fleksibilitas menunjukkan bahwa kurikulum adalah tidak kaku. Tidak
kaku arti bahwa ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit
kebebasan dalam bertindak. Oleh karena itu, peserta didik harus diberi
kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan
bakat, minat, kebutuhan dan lingkungannya.
c. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan
proses belajar akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak
terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan anatar satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya,
antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara
jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip Praktis
Prinsip praktis yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-
alat sederhana dana biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut
prinsip efisien. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan
mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar
dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

10
e. Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan
dengan efektifitas guru mengajar dan efektifitas para murid belajar.
Implikasi prinsip ini dalam pengembanagan kurikulum ialah
mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa
ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma. Efektivitas mengajar
guru terutama berkenaan dengan sejauh mana kegiatan belajar-
mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektifitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan
sangat berpengaruh pada efektivitas pencapaian tujuan pengajaran
(pendidikan) yang telah ditetapkan. Efektivitas belajar peserta didik
terutama berkenaan dengan sejauh mana tujuan pelajaran yang
diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar.
Kemampuan peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah
ditetapakan oleh guru secara optimal sangat bergantung pada
kemampuan guru dalam menyediakan suasana pelajaran yang kondusif.
2. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan
kurikulum:
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat
umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
(tujuan khusus).
b. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal :

11
1.) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana
2.) Isi bahan harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
3.) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
siitematis
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
1.) Apakah metode/tekhnik belajar-mengajar yang digunakan cocok
untuk mengajar bahan pelajaran?
2.) Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
3.) Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
4.) Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
5.) Apakah metode/tekhnik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau
mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
6.) Apakah metode/tekhnik tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru?
7.) Apakah metode/tekhnik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong pengunnan sumber
yang ada dirumah dan di masayarakat?
8.) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” di samping “learning by seeing
and knowing”.

12
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat:
1.) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya
sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2.) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiyaannya,
waktu pembuatan?
3.) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah
dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi
media.
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran :
1.) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya langkah-langkah
sebagai berikut:
Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraiakan ke dalam bentuk
tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengna
bahan peljaran. Tuliskan butir-butir test.7
2.) Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan
beberapa hal :
• Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok
yang akan ditest?
• Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
• Apakah test tersebut berbentuk uaraian atau objektif?
• Apakah test tersebut diadministrasikan oleg guru atau oleh
siswa?

13
3.) Dalam pengelohan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
• Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
• Apakah digunakan formula quessing?
• Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
• Skor standar apa yang digunakan?
• Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
D. PENDEKATAN KURIKULUM
Pendekatan ini mengandung tiga unsur:
1. Pendidikan kewarganegaraan.
Berorientasi pada sistem politik negara yang menetukan peranan, hak dan
kewajiban tiap warganegara. Dalam masyarakat demokratis, warganegara
dapat dimasukkan dalam tiga kategori;warganegara yang apatis,
warganegara yang pasif, warganegara aktif.
2. Pendidikan Pembangunan Nasional
Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Untuk itu harus diadakan
proyeksi kebutuhan tenaga kerja yang cermat. Sistem pendidikan diatur
sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja menurut
spesifikasi yang tgelah diproyeksikan dalam batas kemampuan keuangan
negara. Para pengembang kurikulum bertugas untuk mendisain program
yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan diduduki.
3. Pendidikan Ketrampilan untuk Kehidupan Praktis
Ketrampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari dapat dibagi
dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak ketrampilan kan tetapi
juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yakni:
a. Ketrampilan untuk mencari nafkah dan rangka sistem ekonomi suatu
negara.

14
b. Ketrampilan untuk mengembangkan masyarakat.
c. Ketrampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.
d. Ketrampilan sebagai warga negara yang baik.

Pendekatan ini menggabungkan humanisme dengan pendidikan


kewarganegaraan dan pendidikan pembangunan nasional.

E. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)


1. Konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi
a. Pengertian Kompetensi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
b. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang
sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
kesuksesan pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem
pembelajaran. Karakteristik KBK memiliki enam karakteristik sebagai
berikut.
1.) Sistem belajar dengan modul
2.) Menggunakan keseluruhan sumber belajar
3.) Pengalaman lapangan
4.) Strategi individual personal
5.) Kemudahan belajar
6.) Belajar tuntas

15
c. Asumsi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, asumsi merupakan
parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan
dispesifikasikan. Sedikitnya terdapat tujuh asumsi yang mendasari
kurikulum berbasis kompetensi.
1.) Banyak sekolah yang memilki sedikit guru profesional, dan tidak
mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal
2.) Banyak sekolah yang hanya mengkoleksi sejumlah mata pelajaran
dan pengalaman
3.) Peserta didik bukanlah tabung kosong atau kertas putih bersih yang
dapat diisi atau ditulis sekehendak guru
4.) Peserta didik memilki potensi yang berbeda dan bervariasi
5.) Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu
peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya
secara optimal.
6.) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-
kompetensi potensial yang tersusun secara sistematis.
7.) Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan
berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Tingkat pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) seperti
pengembangan pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu
tingkat nasional, tingkat lembaga, tingkat bidang, dan tingkat satuan
bahasan (modul).
b. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum
Pendekatan seseorang terhadap kurikulum akan merefleksikan
pandangannya tentang dunia, termasuk didalamnya pandangan tentang

16
kenyataan, nilai, dan pengetahuan yang dianutnya. Pendekatan dalam
pengembangan kurikulum mempunyai arti yang sangat luass. Hal
tersebut bisa berarti penyusunan kurikulum baru, bisa juga
penyempurnaan terhadap kurikulum yang sedang berlaku. Untuk
melakukan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu perlu dipahami
hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan pengembangan kurikulum.
1.) Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Sistem
Pengelolaan
2.) Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Fokus Sasaran
3.) Pendekatan Kompetensi
4.) Keterkaitan KBK dengan Pendekatan Lain
5.) Keunggulan KBK
c. Prinsip-prinsip pengembangan KBK
Sesuai dengsn kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai
perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung, maka dalam
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip:
1.) Keimanan, nilai,dan budi pekerti luhur.
2.) Penguatan integritas nasional.
3.) Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetika.
4.) Kesamaan memperoleh kesempatan.
5.) Abad pengetahuan dan teknologi informasi.
6.) Pengembangan ketrampilan hidup
7.) Belajar sepanjang hayat
8.) Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan
komprehensif
9.) Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.

17
d. Pengembangan struktur KBK
Pengembangan struktur kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasi
kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendiskripsikan
mata pelajaran.
3. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat
didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan
kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran,
sehingga pesrta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi
kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
a. Pengembangan program Pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) mencakup pengembangan program tahunan,
program semester, program modul (pokok bahasan), program
mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta
program bimbingan dan konseling.
b. Pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran hakekatnya adalah proses
interaksi antara peseta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pelaksanaan
pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses, dan post tes.
1.) Pre tes (tes awal) Pada umumya pelaksanaan pembelajaran
dimulai dengan pre tes. Fungsi pre tes ini antara lain dapat
dikemukaan sebagai berikut:
a.) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar
b.) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

18
c.) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan
topik dalam proses pembelajaran.
d.) Untuk mengatahui darimana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah
dikuasai peserta didik dan perlu mendapat penekanan dan
perhatian khusus.
2.) Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan
proses pembelajaran, yakni bagaiman tujuan-tujuan belajar
direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan
efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik
mental, fisik maupun sosialnya.
3.) Post tes
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post
tes. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukaan sebagai
berikut:
a.) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditentukan.
b.) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik serta yang belum dikuasainya.
c.) Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik yang perlu
mengikuti kegiatan remedial.
d.) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen modul .
4.) Evalausi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan

19
dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertivikasi,benchmarking dan penilaian program.
5.) Peningkatan kualitas pembelajaran
Dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK),
terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut antara lain
peningkatan aktifitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan
disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar.
4. Perbedaan peserta didik dalam KBK
Terdapat lima perbedaan peserta didik yang perlu diperhatikan dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK), yaitu sebagai berikut :
a. Perbedaan tingkat kecerdasan
b. Perbedaan kreatifitas
c. cacat fisik
d. Kebutuhan peserta didik
e. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif
f. Pengelompokan peserata didik dalam KBK
F. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PEDIDIKAN
1. Pengertian KTSP
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya
diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Dengan demikian,
melalui KTSP ini pemerintah berharap jurang pemisah yang semakin
menganga antara pendidikan dan pembangunan, serta kebutuhan dunia
kerja deapat segera diatasi. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan

20
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut.
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
2. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
3. Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta
sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa
karakteristik KTSP sebagai berikut:
a. Pemberian Otonomi Luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan.
b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi.

21
c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional.
d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan.
4. Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Pengembangan
KTSP mencakup beberapa tingkat, yaitu:
a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan memperhatikan
konteks pendidikan. Pada tingkat ini pengembangan kurikulum dibahas
dalam lingkup nasional, meliputi jalur pendidikan sekolah dan laur
sekolah, baik secara vertikal maupun horizontal. Pengembangan
kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan
Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup standar
kompetensi lulsan (SKL) dan standar isi (SI) untuk setiap satuan
pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama
pada jalur pendidikan sekolah.
b. Pengembangan KTSP Pada tingkat ini dibahas pengembangan
kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini antara lain:
1.) Menganalisis dan mengembangkan SKL dan SI.
2.) Merumuskan visi dan missi, serta merumuskan tujuan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.
3.) Mengembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan
utnuk merealisasikan tujuan tersebut.
4.) Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga
kependidikan.
5.) Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk
memberi kemudahan belajar.

22
G. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN KURIKULUM
Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang
mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum
kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari
bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang
sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu , mereka
mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam
kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di
satu pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang
diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama. Di
lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi,
dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan cara-cara baru di
dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan
sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan kurikulum.
Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan
bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang
membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan
yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan
kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang
semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak
mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.

23
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam makalah ini ialah:
1. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
2. Landasan kurikulum digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, diantaranya yaitu landasan filsafat pendidikan, psikologi
pendidikan, masyarakat dan budaya, serta orientasi ke masa depan.
3. Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari prinsip relevansi,
penddidikan dan tuntutan dunia kerja, efektivitas dan efisiensi,
kesinambungan, fleksibilitas, orientasi pada tujuan, pendidikan seumur
hidup, serta model pengembangan kurikulum.
4. Pendekatan kurikulum meliputi pendekatan bidang studi,
interdisipliner, rekonstruksionisme, humanistic, accountability, dan
pembangunan nasional.
5. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
6. KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya
diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

24
7. Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum adalah bebasnya
sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali, serta
pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sudin, Ali. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. UPI PRESS: Bandung

https://123dok.com/document/download/zx93noz?page=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kurikulum

26

Anda mungkin juga menyukai