Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM MERDEKA

Disusun Oleh :
Abdul Gopar| 857077516

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah Pengembangan Kurikulum
dan Pembelajaran di SD dengan Judul “ANALISIS KURIKULUM MERDEKA”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum dan Pembelajaran di SD selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Kurikulum Merdeka yang digunakan sebagai bahan evaluasi di
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan dapat memperbaiki kekurangan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Abdul Gopar

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. Latar Belakang Kurikulum Merdeka ...................................................... 4
B. Landasan Hukum Kurikulum Merdeka ................................................... 7
C. Analisis Isi Kurikulum ............................................................................ 7
D. Karakteristik ............................................................................................ 9
E. Kelebihan dan Kekurangan ................................................................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring berjalannya waktu, Indonesia mengalami transformasi dalam
sistem pendidikannya. Perubahan ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan dan
pembaruan standar pendidikan, seperti adanya pergantian kurikulum. Dengan
demikian, sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan
sebanyak 10 kali sejak dimulai pada tahun 1947 (Insani, 2019). Kurikulum
pertama yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia adalah Kurikulum
Rentjana Pelajaran 1947. Kurikulum ini menjadi landasan pertama dalam
satuan pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan. Pada masa itu, kurikulum
yang digunakan mengikuti orientasi politik dan sistem pendidikan Belanda
yang telah diadopsi sebelumnya. Kurikulum ini kemudian disesuaikan dan
diterapkan di satuan pendidikan Indonesia, dengan penyesuaian yang sesuai
dengan sistem pendidikan tanah air (Raharjo, 2020). Pancasila juga dijadikan
sebagai dasar pendidikan negara Indonesia sesuai dengan kurikulum ini, yang
disusun pada tahun 1947 dan diberlakukan pada tahun 1950.

Karakteristik khusus dari kurikulum tersebut terlihat dalam


penerapannya yang sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia, yang
bertujuan membentuk karakter dan watak bangsa Indonesia. Dengan fitur-fitur
ini, bangsa Indonesia memiliki kekuatan yang sebanding dengan bangsa-
bangsa lain yang juga merdeka (Maulida, dkk, 2020). Melalui kurikulum ini,
masyarakat dapat mengintegrasikan nilai-nilai luhur dan membentuk karakter
yang sejalan dengan pandangan hidup bangsa. Setelah kurikulum Rentjana
1947, muncul pengembangan berikutnya yaitu Pelajaran Terurai pada tahun
1952.
2

Dalam mengingat mata pelajaran lain yang sudah diaplikasikan pada


periode sebelumnya, masih belum ada fokus yang jelas terhadap pembentukan
watak dan karakter yang diinginkan dalam sistem Pendidikan di Indonesia.
Namun, pada periode ini terdapat beberapa penyempurnaan yang dilakukan,
seperti pembentukan silabus atau rencana pembelajaran yang disesuaikan
dengan tenaga pengajar yang ahli dalam bidangnya dan mengajarkan mata
pelajaran secara spesifik kepada peserta didik. Seiring dengan adanya
penyempurnaan tersebut, kurikulum di Indonesia mengalami perubahan
menjadi Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964. Kurikulum telah di-desain dan
di-develop untuk meningkatkan kurikulum sebelumnya, yang merupakan
bagian integral dari sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah bertujuan
untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia dengan memberikan
pembekalan akademik dan non-akademik pada tingkat sekolah dasar (Batubara
& Aman, 2019). Program Pancawardhana telah dirancang untuk mencapai
Tujuan tersebut. Program ini terdiri dari lima materi bidang studi yaitu moral,
pengembangan, jasmani, keterampilan, dan emosional. Dilakukan
implementasi berbagai jenis kurikulum dengan harapan dapat memperbaiki
berbagai kelemahan yang ditemukan dalam kurikulum tersebut. Setelah
Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964, sistem pendidikan di Indonesia
mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1968. Kurikulum ini menekankan
pentingnya membentuk karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan dasar
negara dan memiliki semangat yang mendasar dari Pancasila. Masyarakat yang
berjiwa Pancasila merupakan mereka yang memiliki kesehatan yang baik,
kecerdasan yang tinggi, kekuatan yang kuat, moral yang baik, serta keyakinan
yang kuat terhadap agama yang dianutnya (Ritonga, 2018).

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Latar Belakang Kurikulum ?
2) Apa Landasan Kurikulum Merdeka ?
3) Bagaimana Analisis Isi Kurikulum ?
4) Apa saja Karakteristik Kurikulum Merdeka ?
3

5) Apa Saja Kelebihan dan kekurangan Kurikulum Merdeka ?

C. Tujuan
1) Mengetahui Latar belakang kurikulum Merdeka
2) Memahami Landasan hukum Kurikulum Merdeka
3) Mengetahui analisis isi Kurikulum
4) Memahami karakteristik kurikulum Merdeka
5) Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum Merdeka
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kurikulum Merdeka


Sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya mengikuti prinsip dasar
negara dan memiliki semangat Pancasila, tetapi juga mengacu pada Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum.
Kurikulum ini menonjolkan karakteristik seperti peningkatan keterampilan dan
kecerdasan, serta pengembangan jasmani yang kuat dan sehat. Pada tahun
1975, Kurikulum Pendidikan dirancang dengan sangat efektif dan efisien
melalui penerapan manajemen objektivitas yang disesuaikan, menghasilkan
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) atau pendidikan satuan
pelajaran. Selanjutnya, Kurikulum Pendidikan 1984 menekankan pada bidang
studi dan keahlian peserta didik, dengan pembelajaran yang berpusat pada
siswa di periode ini.

Dalam kurikulum ini, beberapa metode pembelajaran diterapkan,


termasuk observasi, klasifikasi, diskusi, dan pelaporan, yang semuanya
berpusat pada peserta didik. Pendekatan ini dikenal dengan sebutan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). Keberhasilan penerapan Kurikulum 1984
melahirkan pengembangan selanjutnya, yaitu Kurikulum 1994, dan Suplemen
Kurikulum 1999. Kurikulum pada periode ini merupakan upaya pembaharuan
dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975
dan 1984. Namun, saat ini, terdapat berbagai masukan dan kritik terhadap
kurikulum pendidikan yang berlaku, dengan alasan bahwa kurikulum dianggap
memberatkan proses pembelajaran peserta didik dan dianggap terlalu berat
untuk mereka.

Pada periode kurikulum ini, terjadi pembaharuan dengan penambahan


mata pelajaran tambahan seperti muatan nasional dan muatan lokal, termasuk
5

materi bahasa daerah, ketrampilan, dan seni. Pembaharuan kurikulum ini


terwujud dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diperkenalkan
pada tahun 2004. KBK ditandai dengan fokus pada pencapaian kompetensi
bagi peserta didik, baik sebagai individu maupun kelompok, serta penekanan
pada hasil belajar. Beberapa ciri khas dari sistem pendidikan KBK
dibandingkan dengan yang sebelumnya adalah pengembangan pembelajaran
yang disesuaikan dengan minat peserta didik, serta evaluasi yang
mempertimbangkan keberhasilan proses belajar. Kemudian, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperkenalkan pada tahun 2006 sebagai
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yang telah disesuaikan dengan
sistem pendidikan di Indonesia. KTSP membedakan diri dengan penggunaan
standar kompetensi dasar yang disesuaikan dengan satuan pendidikan,
menandai langkah penting dalam evolusi kurikulum Indonesia.

Di samping itu pada KTSP, tenaga pendidik juga dituntut dapat


berinovasi, mengembangkan kapasitas diri dan rancangan pembelajaran secara
mandiri serta terarah dengan menyesuaikan kondisi daerah sekolah dimana
berada. Sesuai dengan perkembangan sistem pendidikan berbenah dan
pembaharuan terhadap kurikulum dengan cara pergantian Kurikulum sesuai
dengan penyempurnaan dan pembaharuan kurikulum yang baru di Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), selanjutnya yang diaplikasikan dalam satuan
pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013. Pembaharuan kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disempurnakan melalui pengaplikasian
Kurikulum 2013 dengan beberapa aspek untuk dijadikan acuan pokok
pengkajian meliputi aspek kognitif, aspek keterampilan, serta aspek perilaku
dan sikap. Setiap perubahan kurikulum yang dilakukan, selalu memunculkan
kurikulum baru. Terlepas dari banyaknya kelebihan dari setiap kurikulum
pendidikan tentu ada juga kekurangan dari kurikulum tersebut.1

Dari evaluasi kurikulum 2013, Kementerian dan Kebudayaan di


beberapa daerah di tanah air mengemukakan bahwa kurikulum 2013 terdapat
6

banyaknya beban pelajaran yang harus siswa tanggung. Kajian Puskurbuk


menemukan pada umumnya, guru di Indonesia masih terkonsentrasi pada
penyiapan dokumen yang bersifat administratif. Khurotulaeni menemukan
bahwa kebanyakan guru tidak termotivasi untuk membuat RPP, karena bagi
mereka aksi di kelas lebih penting daripada pembuatan naskah berlembar-
lembar yang rumit dan kompleks. Namun, K-13 tidak memberikan keleluasaan
sekolah untuk mengadaptasi pola keberagaman tujuan dan hasil akhir dari
pembelajaran. Hal ini dikarenakan pemerintah telah memberikan paket komplit
silabus yang telah selesai untuk guru adopsi di sekolah.

Dan Berkaca pada hasil implementasi kurikulum pada masa Pandemi


COVID-19, bahwa terdapat kelemahan yang menjadi fokus evaluasi pada
Kurikulum 2013, yaitu kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013
terlalu luas, sehingga sulit dipahami dan diimplementasikan oleh guru. Untuk
mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan
kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Oleh karena
itu diperlukan kurikulum yang: (1) Sederhana, mudah dipahami dan
diimplementasikan; (2) Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta
didik; (3) Fleksibel; (4) Selaras; (5) Bergotong royong; dan (6) Memperhatikan
hasil kajian dan umpan balik.

Berdasarkan prinsip-prinsip perancangan kurikulum, kerangka teori


implementasi kurikulum, pembelajaran di konteks pandemi COVID-19, serta
berbagai pelajaran dari implementasi kurikulum yang telah dilakukan di
berbagai konteks, ada tiga prinsip kunci yang melandasi strategi implementasi
Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran diantaranya :
1. Kurikulum Merdeka adalah pilihan, sehingga satuan pendidikan dapat
mengambil keputusan apakah mereka akan menerapkannya sebagai upaya
pemulihan pembelajaran atau tidak.
7

2. Implementasi kurikulum adalah proses belajar, sehingga seperti halnya


peserta didik belajar sesuai dengan tahap capaian kompetensi mereka,
satuan pendidikan dan pendidik juga mengimplementasikan kurikulum
sesuai tahap kesiapan mereka. Dengan demikian, bentuk implementasi
kurikulum tidak harus seragam untuk semua satuan pendidikan.
3. Bantuan dan dukungan implementasi kurikulum dilakukan secara
komprehensif, sebagaimana sistem ekologi yang diadaptasi dari teori
Bronfenbrenner, sehingga intervensi dilakukan untuk mempengaruhi
faktor yang langsung dan yang tidak langsung berkaitan dengan
implementasi kurikulum.

B. Landasan Hukum Kurikulum Merdeka


Landasan utama perancangan Kurikulum Merdeka adalah filosofi
Merdeka Belajar yang juga melandasi kebijakan-kebijakan pendidikan lainnya,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Rencana Strategis Kementerian
pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 (Permendikbud Nomor 22
Tahun 2020). Permendikbud tersebut mengindikasikan bahwa Merdeka Belajar
mendorong perubahan paradigma, termasuk paradigma terkait kurikulum dan
pembelajaran. Dalam mendukung upaya ini, “kurikulum yang terbentuk oleh
Kebijakan Merdeka Belajar akan berkarakteristik fleksibel, berdasarkan
kompetensi, berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan lunak
(soft skills), dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia” (Permendikbud Nomor
22 Tahun 2020, p.55). Filosofi Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Bapak
Pendidikan Ki Hajar Dewantara juga menjadi landasan penting dalam
merumuskan prinsip perancangan kurikulum. Menurut Dewantara,
kemerdekaan merupakan tujuan pendidikan sekaligus sebagai prinsip yang
melandasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

C. Analisis Isi Kurikulum


Kurikulum Merdeka adalah suatu sistem pembelajaran yang terfokus
pada pengembangan profil pelajar Pancasila sesuai dengan tema yang telah
8

ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum ini, yang diperkenalkan oleh


Kemenristekdikti, bertujuan untuk meningkatkan literasi dan numerasi di
Indonesia. Proses implementasinya tidak dilakukan secara seketika di semua
sekolah di Indonesia, melainkan dilakukan secara bertahap tergantung pada
kesiapan masing-masing sekolah.

Pada tahun ajaran 2021/2022, Kurikulum Merdeka telah mulai


diterapkan di sekitar 2.500 sekolah. Sistem ini mencakup pendidikan dasar
hingga tingkat SMA, dan sekolah yang sudah siap dapat mengadopsi
Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran berikutnya. Selain itu, pemerintah
menyediakan angket untuk membantu sekolah menilai kesiapan mereka dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Tujuannya adalah untuk
mendukung, memperbaiki, dan memulihkan proses belajar mengajar di
Indonesia.

Terdapat tiga pilihan keputusan dari masing-masing satuan pendidikan


terhadap implementasi dan pemberlakuan Kurikulum Merdeka pada tahun
ajaran 2022/2023 yaitu:
1. Menerapkan sebagian Kurikulum Merdeka tanpa menghapus total
kurikulum yang lama.
2. Penerapan Kurikulum Merdeka dengan penggunaan media ajar yang
sudah disiapkan.
3. Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan merdeka
menggunakan berbagai perangkat ajar.

Kurikulum Merdeka membutuhkan dukungan dalam bentuk pelatihan,


sumber bahan belajar yang inovatif, serta dukungan dari kepala sekolah dan
dinas pendidikan setempat. Dalam menyediakan perangkat ajar, sekolah perlu
menyediakan buku teks, bahan ajar pendukung, rancangan pembelajaran,
kurikulum operasional sekolah, modul ajar, dan proyek penguatan profil
pelajar Pancasila melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat
9

menggunakan Biaya Operasional Sekolah (BOS) atau dukungan dari


pemerintah daerah dan yayasan untuk mendapatkan bahan ajar ini.

Guru juga dapat membentuk komunitas belajar untuk saling


mendukung dalam mengadopsi Kurikulum Merdeka. Dukungan ini juga
mencakup jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru. Platform
merdeka mengajar memainkan peran penting dalam membantu guru
menemukan inspirasi, referensi, literasi, dan pemahaman dalam menerapkan
Kurikulum Merdeka. Tujuan utama dari perubahan kurikulum ini adalah
membebaskan guru dari beban administrasi pembelajaran dan memberikan
kebebasan kepada guru dan siswa untuk menentukan metode belajar yang
paling efektif.

Selain itu, Merdeka Belajar adalah inisiatif dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim yang bertujuan menciptakan suasana belajar
yang bahagia untuk guru, siswa, dan orang tua. Merdeka belajar
mengembalikan esensi dari asesmen dan mengajarkan siswa untuk berpikir
bebas, berkarya, dan merespons perubahan dengan bijak. Sistem pengajaran
juga akan berubah, lebih berfokus pada diskusi, kegiatan di luar kelas, dan
membentuk karakter peserta didik yang mandiri, cerdas, sopan, dan
berkompeten, tanpa tergantung pada sistem ranking yang dapat menimbulkan
kecemasan pada siswa.

D. Karakteristik
Karakteristik setiap peserta didik tergambar dari penerapan kurikulum
merdeka yang menghendaki adanya asesmen diagnostik baik secara non
kognitif dan juga kognitif. Ketika peserta didik merasakan pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan maka akan dapat mendorong minat belajar dari
peserta didik. (Tambunan 2016), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
seorang guru yang mengenal karakter peserta didik dengan mempelajari
beragam strategi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dapat
10

meningkatkan kemampuan kreatif matematis siswa. Perbandingan lainnya dari


penerapan kurikulum merdeka adalah dengan adanya pembelajaran berbasis
project yang mendorong peserta didik untuk dapat berkolaborasi bersama
dengan teman sejawat sehingga mendorong tingkat berpikir kritis.

Menurut Sastrika, Sadia, dan Muderawan, menjelaskan bahwa terdapat


perbedaan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti model pembelajaran
berbasis project dengan model pembelajaran kimia. Sehingga perlu terus
adanya keberlanjutan model pembelajaran berbasis project di dalam kegiatan
proses belajar mengajar bagi peserta didik. Untuk itu perlu tergambarkan di
dalam kurikulum untuk membantu pendidik dalam penerapannya, kurikulum
merdeka memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis
project dengan tema-tema menarik yang telah diberikan oleh dinas pendidikan
untuk membantu satuan pendidikan dapat mengeksplor lebih luas sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Selain pembelajaran
berbasis project Kurikulum Merdeka juga memberikan fokus kepada
pemberian materi esensial yang dianggap menjadi materi penting untuk dapat
dipelajari secara mendalam. Dengan fokus pada materi esensial pendidik dan
peserta didik mempunyai waktu lebih lama dalam melakukan proses
pembelajaran di dalam kelas sehingga tidak adanya beban belajar yang berat
bagi peserta didik.6

Menurut Fikri and Hasudungan, menjelaskan bahwa kompetensi dasar


(KD) yang terdapat dalam silabus sebelumnya pada masa normal tidak relevan
pada masa COVID-19, sehingga perlu penyesuaian dengan menggunakan KD
esensial pada mata pelajaran sejarah wajib sehingga tidak menyulitkan peserta
didik. Pemilihan peminatan terhadap mata pelajaran oleh peserta didik
memberikan kesempatan untuk dapat memilih lintas keilmuan yang diminati
sehingga kebermaknaan pembelajaran dapat dirasakan oleh peserta didik tanpa
adanya tekanan dari sistem pendidikan itu sendiri, dengan mengetahui minat
peserta didik pada ilmu-ilmu tertentu dapat mendorong motivasi belajarnya.
11

Menurut Umdatul, menjelaskan bahwa ada peningkatan skor motivasi siswa


setelah diberikan perlakuan kebebasan dalam memilih jurusan sesuai dengan
minat dan bakatnya. Selain itu Untuk mencapai pelaksanaan kurikulum
merdeka tentunya harus didukung dengan isi pendidikan (kurikulum) yang di
dalamnya mencangkup mengenai metode dan alat pendidikan dalam
membantu kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan oleh peserta didik
dan juga Pendidik. Fokus kurikulum Merdeka dengan memperhatikan materi
esensial dan adanya project dapat meringankan beban belajar yang harus
ditempuh oleh peserta didik. Sehingga capaian akan suatu materi dapat dikejar
dan didalami dengan struktur kurikulum yang fleksibel dimana adanya
integrasi dalam penggunaan project pada proses pembelajaran.

Menurut Anita Jojor dan Hotmaulina Sihotang, dalam penelitiannya


mengemukakan bahwa Kurikulum Merdeka dalam karakteristik nya
memberikan harapan terhadap pemulihan pembelajaran peserta didik dengan
mempertimbangkan kebermaknaan dalam pembelajaran dan keunikan setiap
peserta didik. Untuk itu, perlu bagi Satuan Pendidikan dan Pendidik
menyambut dengan semangat perubahan tersebut agar tujuan daripada
pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahuan 2003
dapat tercapai bagi seluruh peserta didik di Indonesia dengan keunikan dan
keberagaman gaya belajar dan kebutuhan peserta didik masing-masing.

E. Kelebihan dan Kekurangan


Setiap kurikulum yang diterapkan di Indonesia mempunyai kelebihan
dan juga kekurangan, maka ada beberapa kelebihan yang dimiliki Kurikulum
Merdeka, di antaranya :
1. Kurikulum lebih sederhana, meskipun sederhana namun kurikulum ini
cukup mendalam.
2. Kurikulum merdeka lebih memfokuskan pada pengetahuan esensial dan
pengembangan peserta didik berdasarkan tahapan dan prosesnya.
12

3. Pembelajaran lebih bermakna, tidak tergesa-gesa atau terkesan


menuntaskan materi, pembelajaran lebih terasa menyenangkan.
4. Peserta didik lebih merdeka, contohnya pada siswa SMA tidak ada lagi
program peminatan. Peserta didik boleh menentukan mata pelajaran yang
diminati sesuai bakat dan aspirasinya.
5. Kelebihan Kurikulum Merdeka bagi guru ialah pada saat kegiatan belajar
mengajar guru dapat melaksanakan pengajaran sesuai penilaian terhadap
jenjang capaian dan perkembangan peserta didik.

Setelah mengemukakan kelebihan dari Kurikulum Merdeka yang


diluncurkan Kemenristekdikti, maka di bawah ini akan diuraikan beberapa
kekurangan dari Kurikulum Merdeka, di antaranya :
1. Dari segi implementasinya Kurikulum Merdeka masih kurang matang.
2. Sistem pendidikan dan pengajaran yang dirancang belum terealisasi
dengan baik
3. Kurangnya sumber daya manusia (SDM), serta sistem yang belum
terstruktur
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka adalah suatu sistem pembelajaran yang bersifat
intrakurikuler. Sistem ini diperkenalkan sebagai respons terhadap kondisi
darurat selama pandemi COVID-19, dengan tujuan untuk mengatasi
ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi. Konsep
Kurikulum Merdeka didasarkan pada filosofi Merdeka Belajar, yang juga
menjadi dasar bagi kebijakan-kebijakan pendidikan lainnya, seperti yang
dijelaskan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020-2024 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020).

Dalam Kurikulum Merdeka, perhatian difokuskan pada pencapaian


profil pelajar Pancasila sesuai dengan tema yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kurikulum ini merumuskan dua elemen kunci untuk mendukung,
memperbaiki, dan memulihkan proses belajar mengajar di Indonesia.
Perancangan Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengatasi ketertinggalan
pendidikan Indonesia dalam bidang literasi dan numerasi. Kurikulum ini
mencirikan diri dengan memberikan fokus pada pemberian materi esensial
yang mendalam, memberikan fleksibilitas bagi pendidik dengan dukungan
perangkat ajar, mengalokasikan lebih banyak waktu untuk pengembangan
kompetensi dan karakter, serta menyajikan pembelajaran yang menyenangkan
dan relevan dengan kebutuhan satuan pendidik atau peserta didik melalui
pengaturan jam pelajaran yang fleksibel. Meskipun demikian, tentu saja,
kurikulum ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan.

B. Saran
Penulis dengan sadar menyadari bahwa makalah di atas masih memiliki
banyak kesalahan dan belum mencapai tingkat kesempurnaan. Penulis
14

berkomitmen untuk memperbaiki makalah tersebut dengan merujuk kepada


berbagai sumber dan menerima kritik yang membangun dari pembaca. Dengan
sikap terbuka terhadap masukan dan peningkatan, makalah ini diharapkan
dapat menjadi lebih baik dan akurat.
15

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbudristek. 2021. Presentasi Sosialisasi Kurikulum Merdeka. Jakarta :


Kemendikbudristek
Pusat Asesmen dan Pembelajaran. 2021. Paparan Pembelajaran Paradigma Baru .
Jakarta : Kemendikbudristek
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No.008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
SK Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No.009/H/KR/2022 tentang
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum
Merdeka.
STUDI LAPANGAN TENTANG IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA

Disusun Oleh :
Abdul Gopar | 857077516

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan Studi Lapangan Tentang
Implementasi Kurikulum Merdeka

Studi lapangan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Kurikulum Merdeka yang digunakan
sebagai bahan evaluasi di dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan dapat memperbaiki kekurangan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Abdul Gopar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar ................................................. 3
B. Konsep Merdeka Belajar ......................................................................... 3
C. Faktor yang Menunjang Kurikulum Merdeka......................................... 4
D. Implementasi Kurikulum Merdeka ......................................................... 5
E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka ................................... 6
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Kurikulum Merdeka ................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik melakukan aktivitas belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa mengembangkan
segala potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah pembelajaran, guru dituntut untuk
dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut, dalam aspek kognitif, afektif, dan
keterampilannya.

Dalam belajar terdapat interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik (murid) untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan, dan tujuan tersebut dapat
tercapai apabila penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik. Sejauh ini pembelajaran
di Indonesia hanya terfokus pada pendidik (guru) sebagai sumber utama, hal itu menyebabkan peserta
didik kurang terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik
menjadi aktif. Seiring kemajuan zaman, tentunya dibutuhkan teknologi dan sumber daya manusia yang
jauh lebih berkualitas. Langkah paling baik untuk mewujudkan tujuan di atas adalah dengan adanya ahli
kependidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi, seperti student active learning.

Implementasi pendidikan harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, karena
pendidikan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan
yang semakin maju dan berkembang. Karena hal inilah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mencetuskan program “Merdeka Belajar”
yang bertujuan untuk merespons kebutuhan pendidikan terhadap era revolusi industri 4.0. Kurikulum
Merdeka akan menghasilkan lulusan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan zaman di
era 4.0. Konsep merdeka belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan memiliki
kebebasan dalam berpikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga di masa mendatang dapat
melahirkan peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif, serta partisipasi.
Implementasi kebijakan merdeka belajar mendorong peran guru baik dalam pengembangan kurikulum
maupun dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, selain siswa, guru dan orang tua juga turut andil dalam proses pengembangan
pengajaran merdeka belajar. Seperti yang kita ketahui bahwa siswa sekolah dasar masih terlalu dini
untuk mendapat pengajaran yang sifatnya keras dan dipatok nilai, apalagi di usia mereka sedang dalam
usia perkembangan untuk mengenali apa yang mereka sukai dan bukan berdasarkan tuntutan. Maka
dari itu, dengan adanya konsep merdeka belajar ini dapat membuat siswa terutama siswa sekolah dasar
mengembangkan bakat yang mereka miliki dan belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam
berinteraksi serta melatih dalam proses pemecahan masalah.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Kurikulum Merdeka Belajar ?


2. Bagaimana konsep dari Merdeka Belajar ?
3. Faktor apa saja yang menunjang Kurikulum Merdeka?
4. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum Merdeka Belajar ?
6. Apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Merdeka Belajar ?

1.3 Maksud dan Tujuan Maksud


:

1. Memahami pengertian dan faktor yang menunjang kurikulum merdeka


2. Mengetahui bagaimana kurikulum merdeka di implementasikan dan penghambat yang ada dalam
praktik nya

Tujuan :

1. Memahami pengertian dari kurikulum merdeka belajar


2. Memahami konsep dari kurikulum merdeka belajar
3. Mengetahui faltor yang menunjang kurikulum merdeka belajar
4. Memahami implementasi dari kurikulum merderka belajar
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum erdeka belajar
6. Mengetahui apa yang menjadi penghambat pelaksanaan kurikulum merdeka belajar dan
solusinya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar

Salah satu program terbaru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak
Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin menciptakan suasana belajar yang Bahagia.
Tujuan diadakannya program ini adalah agar guru, siswa dan orang tua dapat memiliki suasana
yang menyenangkan dan menikmati proses belajar. Merdeka
belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenangkan. Merdeka
belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang
semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional
kepada undang-undang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi
dasar kurikulum menjadi penilaian mereka.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Merdeka diartikan sebagai bebas dari
penghambatan, penjajahan atau dapat berdiri sendiri. Sedangkan belajar merupakan perubahan
perilaku yang relative permanen didalam berperilaku, berkehidupan yang didapatkan sebagai hasil
pengamatan atau latihan. Secara umum telah dikemukakan bahwa belajar sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
karakteristik seseorang sejak lahir. Maka dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan didalam
menentukan cara berperilaku, berproses, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap
individu dengan menentukan nasibnya sendiri. Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang
yang lebih terhadap siswa dengan adanya kesempatan belajar secara nyaman tenang dan bebas
tanpa adanya tekanan, dengan memperhitungkan bakat alamiah yang dimiliki setiap siswa.

Di pengertian yang lain Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran


intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. (Kemendikbud, Kurikulum
Merdeka, 2020) Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat persera didik. Projek untuk
menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,
sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

B. Konsep Merdeka Belajar

Membicarakan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa relevansi terhadap teori belajar
kontruktivisme. Didalam pendangannya anak mengintruksikan pengetahuan yang didapat sebagai
hasil interaksi yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman dariobjek yang anak hadapi.
Dalam proses kontruktivisme pembelajaran anak lebihcenderung memiliki titik focus
terhadap keaktifan setiap
individu dalam membentuk pengetahuan. Anak didik di harapkan memiliki motivasi belajar sesuai
apa yang iainginkan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka

3
belajar memiliki ciri khasdalam proses pembelajarana yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif,
relevan efektifdan efisien. Dalam hal ini kementrian pendidikan dan kebudayaan menyuguhkan
konseptersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia. Menitik beratkan pada merdeka belajardan
guru penggerak. Yang artinya anak didik memiliki kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan
guru menjadi penggerak (motor) guna tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang
dijalani dengan cara menyenangkan memungkinkan siswamampu mengingat materi lebih
banyak dan
lebih lama, dengan kata lain tingkatretensinya lebih kuat. (Abdullah, 2020)
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara di atas, merdeka belajar pada gilirannya
menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuahkemajuan. Hal ini guru
menjadi fasilitator didalam proses pembelajaran. Kemendikbudmenekankan bahwa gebrakan
merdeka belajar ini di cirikan dengan dimulainyadikembalikannya USBN kepihak sekolah,
dihapuskannya UN kemudian digantikandengan proses asesmen kompotensi minimum dan survei
karakter. Dalam hal inikemendikbud berkeinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak
didik sehinggaanak didik tidak terpaku dengan nilai angka. Dan yang terakhir, membentuk
karakteranak didik yang berkompeten, unggul dalam sumber daya manusia serta memiliki budi
pekerti yang luhur

C. Faktor yang Menunjang Kurikulum Merdeka


Faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum merdeka agar dapat diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan perundangan
1. Perubahan Paradigma Guru
Implementasi kurikulum merdeka adalah implementasi perubahan besar di dalam
pendidikan nasional. Perubahan ini bisa ditelusuri dari landasan hukumnya, yaitu Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. (Purwanto, 2022)

2. Membentuk komite tim pembelajaran


Tim komite pembelajar yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru Bimbingan Konseling dan beberapa guru. Tim komite pembelajar menjadi tim yang
merancang pelatihan guru, dan menjadi pemantau mutu internal sekolah dalam menerapkan
kurikulum merdeka.
3. Pelatihan
Guru sebagai pemimpin pembelajar harus memahami kurikulum merdeka. Artinya guru
harus mempunyai kompetensi dan keterampilan menjalankan dan menghidupi kurikulum
merdeka. Untuk itu, komite pembelajar merancang pelatihan bagi guru-guru.
4. Sistematisasi monitoring
Tim komite pembelajar sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing melakukan

pemantauan terhadap kendala dan kesulitan yang dihadapi guru-guru

4
dalam menyusun modul ajar dan modul projek. Data yang diperoleh ditindaklanjuti dengan
memberi pendampingan secara personal kepada guru yang bersangkutan.

D. Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi dari kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yaitu


pentingnya perumusan kurikulum yang maksimal karena melibatkan mitra untuk mencapai hasil
pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi melibatkan pihak
eksternal dalam merumuskan kurikulum sehingga hasil lulusannya bisa diterima di dunia kerja.
Adanya penjaminan mutu di perguruan tinggi yang bertugas untuk menyusun kebijakan
dan manual mutu, menetapkan mutu, melaksanakan monitoring dan evaluasi meliputi prinsip
penilaian, aspek-aspek penilaian dan prosedur penilaian. Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kerangka untuk
menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap
menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Tujuan kebijakan Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka, program "hak belajar tiga semester di luar program studi" adalah untuk
meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan
dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul
dan berkepribadian.
Dengan menerapkan kurikulum merdeka akan lebih relevan dan interaktif dimana
pembelajaran berbasis proyek akan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk secara aktif
menggali isu-isu yang factual. Sekolah diberi kebebasan untuk memilih tiga pilihan dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka. Pertama, menerapkan sebagian serta prinsip kurikulum
merdeka dengan tidak mengganti kurikulum sekolah yang digunakan. Kedua, menggunakan
kurikulum merdeka dengan memakai sarana pembelajaran yang sudah disiapkan. Ketiga,
menggunakan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar. Keunggulan
dari adanya kurikulum merdeka pertama, lebih sederhana dan mendalam. Karena fokus pada
materi

yang penting dan pengembangan kompetensi peserta didik pada pasenya. Kedua, lebih merdeka
dimana peserta didik tidak ada program peminatan di SMA. Guru mengajar
sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa. Untuk mengembangkan kurikulum
dan pembelajaran sesuai karakteristiknya sekolah mempunyai kekuatan. (Kemendikbud, n.d.)
Keberadaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang terhadap keberhasilan
implementasi penerapan kurikulum merdeka di sekolah. Sarana dan prasarana yang lengkap sangat
menunjang terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah penggerak terutama dalam
ketersediaan alat-alat IT. Dengan Proses pembelajaran kurikulum merdeka pada sekolah mengacu
pada profil pelajar pancasila yang bertujuan menghasilkan lulusan yang herkompeten dan
menjunjung tinggi nilai-nilai karakter. Bentuk struktur kurikulum merdeka yaitu kegiatan
intrakurikuler, projek penguatan
profil pelajar pancasila serta kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana yang tercantum

5
dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 162 Tahun 2021
bahwa kerangka dasar kurikulum terdiri dari:
a) Struktur kurikulum
b) Capaian pembelajaran
c) Prinsip pembelajaran dan asessment.

Penilaian dalam kurikulum merdeka di sekolah penggerak yang diterapkan adalah penilaian
secara komprehensif yang mendorong para siswa untuk mempunyai kompetensi sesuai dengan
bakat dan minatnya tanpa membebani siswa dengan ketercapaian skor minimal yang harus
ditempuh siswa atau dapat dikatakan tidak ada lagi KKM dalam kurikulum merdeka. Guru
merdeka bebas dalam melakukan penilaian. Hal tersebut sejalan dengan dengan apa yang
dikatakan oleh Nadiem Makarim di Jakarta, pada tanggal 11 Desember 2019. Tentang 4 pilar
kebijakan yaitu: Ujian Nasional (UN) yang akan ditiadakan dan diganti dengan Asessment
Kompetensi Minimum serta Survei Karakter, Sekolah masing-masing diberikan kewenangan
seutuhnya mengenai yang terkait kebijakan USBN, Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), PPDB lebih ditekankan pada sistem zonasi. (Dewi, 2022)

E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka

Program merdeka belajar banyak sekali menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat,
karena adanya beberapa kelebihan dan kekurangan dari program Kurikulum Merdeka Belajar
ini. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
➢ Anak didik bebas berekspresi
Anak didik bebas berekspresi maksudnya adalah anak leluasa dalam belajar karena
anak tidak diatur oleh satu pelajaran saja, melainkan intinya anak didik belajar sesuai
potensi yang mereka miliki masing-masing.
➢ Anak Didik tidak Dituntut Sama

Program merdeka belajar ternyata membawa perubahan pada sistem pendidikan di


Indonesia, karena selama ini anak didik ditargetkan oleh nilai
akdemik saja, maka program merdeka belajar menjadikan siswa terlihat istimewa karena
skill yang berbeda-beda, dalam proses pembelajar pengenalan bakatnya, kita sebagai guru
harus selalu ada agar anak tidak putus asa dalam berprosesnya.
➢ RPP 1 Lembar
Dikarenakan anak didik belajar sesuai potensinya masing-masing maka kita selaku
guru yang membimbing anak didik hanya perlu menyesuaikan arah, dengan adanya RPP 1
lembar beban guru akan sedikit berkurang karena itu juga diharapkan pendidik sebagai
pembimbing anak di sekolah. Pendidik lebih diarahkan fokus untuk mendampingi peserta
didik dalam proses belajarnya.

6
Kekurangan :
➢ Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
Dengan bebasnya berekspresi anak didik dalam belajar, tentunya memakan waktu dan
biaya yang tidak sedikit karena dalam prosesnya anak didik berbeda- beda pemahaman
➢ Kurangnya guru yang merdeka
Untuk mewujudkan anak didik yang merdeka dalam belajar tentunya memerlukan guru
yang merdeka dalam mengajar juga, tetapi pengalaman para guru yang merdeka hanya
sedikit kebanyakan dilihat dari pengalaman para guru pada masa kuliahnya dulu, hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengalaman para guru, karena program merdeka belajar baru-
baru ini diterbitkan.
➢ Kurangnya referensi
Untuk menjalankan program merdeka belajar ini tentunya memerlukan referensi atau
rujukan seperti buku sebagai alat belajar, buku yang ada sekarang dinilai rendah, maka dari
itu memerlukan buku yang lebih efisien untuk menjalankan pembelajaran dan mewujudkan
program merdeka belajar ini. (Wirakusuma, 2020)

F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka

Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka di lapangan, diantaranya :


• Penganggaran yang jelas dari pemerintah daerah untuk mendukung implementasi Kurikulum
Merdeka
• Koordinasi yang baik dari pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi dengan
pemerintah pusat dalam pengadaan sarana pembelajaran dan pelatihan, perencaan yang
baik.
• Ketersediaan sarana pembelajaran lainnya seperti LCD dan sambungan internet. Faktor

Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka, dilapangan :

• Belum semua guru mendapatkan pelatihan, banyak guru yang belum bisa
menerapkan pembelajaran tematik dan saintifik, serta banyak guru yang belum bisa
melakukan penilaian Autentik.
• Guru belum memahami substansi kurikulum sehingga tidak bisa menerapkannya dengan
baik. Kelemahan utama guru dalam pembelajaran adalah kurangnya pemahaman pendekatan
tematik saintifik tanpa tes kognitif dan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
• Dukungan sekolah masih rendah karena belum banyak warga sekolah yang mendapatkan
pelatihan kurikulum ini. Penyebab utama rendahnya dukungan sekolah karena kurangnya
pemahaman warga sekolah tentang kurikulum baru ini, terutama kepala sekolah dan
pengawas sekolah.
• Pemerintah Daerah sudah memberikan dukungan dalam bentuk anggaran pelatihan,
anggaran pendampingan, anggaran pengadaan buku, dan mengirimkan

para guru-kepala sekolah-pengawas sekolah mengikuti pelatihan yang dilakukan

7
oleh Dinas Pendidiakan Provinsi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, namun kurang
optimal hasilnya.
• Kurang matangnya perencanaan dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini akan menjadi
faktor penghambat. Koordinasi yang lemah antara berbagai jenjang pemerintahan yang
bertanggungjawab terhadap implementasi kurikulum juga mendaji kelemahan lain.
• Manajemen implementasi kurikulum yang harus diperbaiki mulai dari penentuan
target implementasi, penganggaran, pengadaan sarana pendidikan, pelatihan, implementasi dan
pendampingan, serta evaluasi keberhasilan dan kegagalannya.

Saran yang dapat dilakukan agar Implementasi Kurikulum menjadi lebih baik :

• Perlu adanya perencanaan yang matang mulai penentuan target, penganggaran, pengadaan
sarana, pelatihan, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi dalam implementasi
nya.
• Meningkatkan koordinasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Dinas
Pendidikan Provinsi, dan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan
pelatihan terhadap guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Termasuk di antaranya
adalah koordinasi dalam pengadaan buku dan proses pengirimannya hingga ke sekolah-
sekolah sehingga tidak mengalami

keterlambatan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di


mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu

netu
mkilik
mienrdealleavm
anisikon
tesrehpadd
aapn tm
eoernigubaetk
lajarn ko
km
onptru
etekntisvi.isK
moen
. seFpakm a ektaorbey
toer-frd lajnarg
mempengaruhi kurikulum merdeka agar dapat diimplementasikan sesuai dengan ketentuan
perundangan antara lain, Faktor Perubahan Paradigma Guru, Membentuk komite tim
pembelajaran, pelatihan, dan sistemati monitoring. Implementasi dari kurikulum Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka (MBKM) yaitu pentingnya perumusan kurikulum yang maksimal karena
melibatkan mitra untuk mencapai hasil pembelajaran di perguruan tinggi.

Kurikulum merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya diantaranya adalah


anak didik bebas berkespresi, anak didik tidak dituntut Sama, dan RPP satu lembar. Kekurangan
nya diantaranya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, kurangnya guru yang
merdeka, dan kurangnya referensi. Dalam implementasi kurikulum merdeka memelilki faktor
menjadi pendidik dan penghambatanya, faktir yang mendukung seperti anggaran dari pemerintah
pusat dan tekhnologi yang cukup memadai dibeberapa sekolah. Pengahambatmya contohnya
sosialisasi yang belum merata kepada semua guru dan persebaran fasilitas yang tidak merata
sehingga beberapa sekolah belum siap melaksanakan kurikulum merdeka.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kurikulum
merdeka dan implementasinya, serta faktor dan hambatan yang ada, bila dirasa informasi yang ada
kurang ataupun membutuhkan pemahaman lebih dalam lagi, pembaca dapat mengakses daftar
rujukan yang telah kami cantumkan, ataupun mencari

informasi dari sumber yang lebih kredibel lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. (2020, November 03). Merdeka Belajar dan Implikasinya.

Dewi, K. P. (2022, November 17). Implementasi Merdeka Belajar dalam Dunia Pendidikan . Kemendikbud.

(2020). Kurikulum Merdeka. Retrieved Februari 12, 2023

Kemendikbud. (n.d.). Kurikulum Merdeka sebagai Opsi satuan Pendidikan dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran . Retrieved from
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/

Purwanto. (2022, Agustus 19). Faktor Penentu Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka. Wirakusuma, A. N.

(2020, November 3). Merdeka Belajar dan Implikasinya.

10

Anda mungkin juga menyukai