Anda di halaman 1dari 17

lOMoARcPSD|171 397 95

lOMoARcPSD|171 397 95

MAKALAH
KURIKULUM MERDEKA

Disusun Oleh :
Nama : Asrika Amanda Sari Hasibuan
Npm : 22150021

Dosen Pengampuh:
Mutiara,M.Pd

PROGRAM STUDI VOKASIONAL INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

2023
lOMoARcPSD|171 397 95

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................3
A. Latar Belakang Kurikulum Merdeka ...................................................................................3
B. Landasan Hukum Kurikulum Merdeka ................................................................................5
C. Analisis Isi Kurikulum ........................................................................................................7
D. Karakteristik .......................................................................................................................9
E. Kelebihan dan Kekurangan................................................................................................ 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iii

i
lOMoARcPSD|171 397 95

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bismillahirahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang selalu memberikan kami nikmat
iman dan islam. Shalawat beserta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah hingga ke
zaman yangcerah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Kurikulum Bahasa Arab yang
digunakansebagai bahan evaluasi di dalam pembelajaran khsususnya Bahasa Arab.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan dapat memperbaiki kekurangan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Senin,20 November 2023

Penulis

ii
lOMoARcPSD|171 397 95

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman perubahan terjadi suatu sistem pendidikan di Indonesia.
perkembangan tersebut dapat kita dilihat dari kebijakan-kebijakan dan pembaharuan standar
Pendidikan yang berlaku seperti pergantian kurikulum. Sehingga sistem Pendidikan terus
mengalami perubahan, sistem pendidikan di Indonesia saat ini sudah 10 kali telah berganti
kurikulum, sejak dimulai dari tahun 1947 (Insani, 2019). Kurikulum yang pertama
diaplikasikan dalam sistem Pendidikan adalah yakni Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947.
Kurikulum yang dirancang pertama kali dan sekaligus kurikulum pertama di satuan
pendidikan di Indonesia yang diterapkan dan berlaku mulai sejak kemerdekaan Indonesia.
Kurikulum yanG digunakan pada saat itu berorientasi politik, disesuaikan dengan sistem
Pendidikan pada saat itu yang mengadopsi sistem pendidikan Belanda, menjadi rancangan
dan diaplikasikan untu muatan kurikulum di satuan pendidikan Indonesia dan disesuaikan
dengan sistem Pendidikan Indonesia (Raharjo, 2020). Sesuai dengan kurikuluminilah,
Pancasila dijadikan sebagai fundamen pendidikan untuk negara Indonesia. Kurikulum ini
disusun pada tahun 1947 baru kemudian diberlakukan di tahun 1950.

Kekhasan sifat kurikulum yang nampak jelas pada kurikulum itu diaplikasikan sesuai
dengan sistem pendidikan di Indonesia merupakan pembentukan karakter dan watak bangsa
Indonesia. Dengan adanya karakteristik tersebut bangsa Indonesia memiliki kekuatan yang
sama dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang merdeka (Maulida, dkk, 2020). Melalui
kurikulum ini warga bermasyarakat bisa menerapkan nilai-nilai luhur dan
pembentukkankarakter sejalan dengan pandangan hidup bangsa. Kemudian setelah
kurikulum Rentjana 1947, dikembangkan lagi Pelajaran Terurai 1952.

Mengingat mata pelajaran lainkurikulum yang sudah diaplikasikan periode sebelumnya


masih belum fokus dengan pembentukan watak dan karakter yang diinginkan dalam sistem
Pendidikan di Indonesia, di periode ini terdapat beberapa penyempurnaan aspek yang
dilakukan seperti dibentuk silabus atau rencana pembelajaran dengan tenaga pengajar yang
sesuai dengan bidang dan mengajarkan spesifik mata pelajaran kepada peserta didik. Sesuai

1
lOMoARcPSD|171 397 95

dengan penyempurnaan itu kurikulum di Indonesia diubah lagi menjadi Kurikulum Rentjana
Pendidikan 1964. Dirancang dan dikembangakannya kurikulum adalah untuk
penyempurnaan kurikulum sebelumnya, kurikulum yang dibentuk sistem pendidikan di
negara Indonesia. Tujuan Pemerintah meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia adalah
dengan cara memberikan pembekalan secara akademik maupun non akademik untuk jenjang
pendidikan sekolah dasar (Batubara & Aman, 2019). Sesuai dengan Tujuan tersebut, maka
dirancanglah program Pancawardhana yaitu dikelompokkan menjadi lima materi bidang
studi yang meliputi moral, pengembangan, jasmani, keterampilan, dan emosional. Berbagai
kurikulum sudah diimplementasikan dengan tujuan penyempurnaan kurikulum dari
kelemahan kelemahan kurikulum yang ditemukan. Setelah Kurikulum Rentjana Pendidikan
1964 sistem Pendidikan di Indonesia diubah lagi menjadi Kurikulum 1968. Kurikulum
tersebut memusatkan perhatian pada pembentukan watak bangsa Indonesia yang sesuai
dasar negara, berjiwa Pancasila sejati. Berjiwa Pancasila maksudnya adalah masyarakat
yang sehat, cerdas, kuat, mempunyai moral, dan kepercayaan atas agama yang dianut
(Ritonga, 2018).

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Latar Belakang Kurikulum ?
b) Apa Landasan Kurikulum Merdeka ?
c) Bagaimana Analisis Isi Kurikulum ?
d) Apa saja Karakteristik Kurikulum Merdeka ?
e) Apa Saja Kelebihan dan kekurangan Kurikulum Merdeka ?

C. Tujuan
a) Mengetahui Latar belakang kurikulum Merdeka
b) Memahami Landasan hukum Kurikulum Merdeka
c) Mengetahui analisis isi Kurikulum
d) Memahami karakteristik kurikulum Merdeka
e) Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum Merdeka

2
lOMoARcPSD|171 397 95

BAB II

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Kurikulum Merdeka
Sistem Pendidikan di Indonesia selain menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan
dasar negara dan berjiwa Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 turut menjadi fundamen
yang digunakan dalam kurikulum ini. Karakteristik seperti arah kegiatan pada
peningkatanketerampilan dan kecerdasan, serta pengembangan jasmani yang kuat dan
sehat. Kurikulum Pendidikan pada tahun 1975, sangat efektif dan efisien karena dibentuk
sesuai dengan manajemen objektivitas yang disesuaikan sehingga timbul Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) atau pendidikan satuan pelajaran. Kemudian
Kurikulum Pendidikan 1984 memiliki ciri yang berfokus utama dititikberatkan kepada
bidang studi dan keahliannya. Di periode ini, dalam kurikulum ini subjek pembelajaran
adalah berpusat pada peserta didik.

Beberapa hal yang diberlakukan dalam kurikulum ini adalah dengan pengaplikasian
metode pembelajaran melalui observasi, klasifikasi, diskusi, hingga pelaporan. Sesuai
dengan pengaplikasian metode yang berpusat pada peserta didik. Metode ini dikenal
dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Keberhasilan penerapan kurikulum 1984,
setelah itu dikembangkan Kurikulum 1994, dan Suplemen Kurikulum 1999. Kurikulum
pada tahun ini merupakan pembaharuan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,
terutama kurikulum tahun 1975, dan 1984. Saat ini, didapati beberapa masukan dan kritik
atas kurikulum pendidikan yang berlaku karena dianggap membebani proses belajar
peserta didik dan tidak sesuai sebab terlampau berat.

Pada saat periode kurikulum ini mengalami pembaharuan dan muncul mata pelajaran
tambahan seperti muatan nasional dan muatan lokal inklusif materi bahasa daerah,
ketrampilan dan kesenian. Pembaharuan kurikulum terjadi pada tahun 2004 yakni
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Ciri dari kurikulum ini adalah pencapaian
kompetensi bagi peserta didik sebagai individu maupun kelompok dan berfokus pada
capaian hasil belajar. Beberapa ciri khas antara sistem pendidikan KBK dengan yang
sebelumnya adalah pengembangan pembelajaran, dan pemilihan kompetensi yang
disesuaikan dengan minat peserta didik, serta evaluasi dalam penentuan keberhasilan

3
lOMoARcPSD|171 397 95

proses belajar. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP yang diluncurkan pada
tahun 2006 adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang sudah disesuaikan
dengan sistem Pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan pembaharuan penyempurnaan
tersebut KTSP dapat dibedakan dari penggunaan standar kompetensi dasar yang
dikukuhkan pada satuan Pendidikan.

Di samping itu pada KTSP, tenaga pendidik juga dituntut dapat berinovasi,
mengembangkan kapasitas diri dan rancangan pembelajaran secara mandiri serta terarah
dengan menyesuaikan kondisi daerah sekolah dimana berada. Sesuai dengan
perkembangan sistem pendidikan berbenah dan pembaharuan terhadap kurikulum dengan
cara pergantian Kurikulum sesuai dengan penyempurnaan dan pembaharuan kurikulum
yang baru di Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), selanjutnya yang diaplikasikan dalam
satuan pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013. Pembaharuan kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) disempurnakan melalui pengaplikasian Kurikulum 2013
dengan beberapa aspek untuk dijadikan acuan pokok pengkajian meliputi aspek kognitif,
aspek keterampilan, serta aspek perilaku dan sikap. Setiap perubahan kurikulum yang
dilakukan, selalu memunculkan kurikulum baru. Terlepas dari banyaknya kelebihan dari
setiap kurikulum pendidikan tentu ada juga kekurangan dari kurikulum tersebut.1

Dari evaluasi kurikulum 2013, Kementerian dan Kebudayaan di beberapa daerah di


tanah air mengemukakan bahwa kurikulum 2013 terdapat banyaknya beban pelajaran yang
harus siswa tanggung. Kajian Puskurbuk menemukan pada umumnya, guru di Indonesia
masih terkonsentrasi pada penyiapan dokumen yang bersifat administratif. Khurotulaeni
menemukan bahwa kebanyakan guru tidak termotivasi untuk membuat RPP, karena bagi
mereka aksi di kelas lebih penting daripada pembuatan naskah berlembar-lembar yang
rumit dan kompleks. Namun, K-13 tidak memberikan keleluasaan sekolah untuk
mengadaptasi pola keberagaman tujuan dan hasil akhir dari pembelajaran. Hal ini
dikarenakan pemerintah telah memberikan paket komplit silabus yang telah selesai untuk
guru adopsi di sekolah.

Dan Berkaca pada hasil implementasi kurikulum pada masa Pandemi COVID-19,
bahwa terdapat kelemahan yang menjadi fokus evaluasi pada Kurikulum 2013, yaitu
kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 terlalu luas, sehingga sulit dipahami

4
lOMoARcPSD|171 397 95

dan diimplementasikan oleh guru. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek


melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk
memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Oleh
karena itu diperlukan kurikulum yang: (1) Sederhana, mudah dipahami dan
diimplementasikan; (2) Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik; (3)
Fleksibel; (4) Selaras; (5) Bergotong royong; dan (6) Memperhatikan hasil kajian dan
umpan balik.2

Berdasarkan prinsip-prinsip perancangan kurikulum, kerangka teori implementasi


kurikulum, pembelajaran di konteks pandemi COVID-19, serta berbagai pelajaran dari
implementasi kurikulum yang telah dilakukan di berbagai konteks, ada tiga prinsip kunci
yang melandasi strategi implementasi Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan
pembelajaran diantaranya yaitu :

1) Kurikulum Merdeka adalah pilihan, sehingga satuan pendidikan dapat mengambil


keputusan apakah mereka akan menerapkannya sebagai upaya pemulihan
pembelajaran atau tidak.
2) Implementasi kurikulum adalah proses belajar, sehingga seperti halnya peserta didik
belajar sesuai dengan tahap capaian kompetensi mereka, satuan pendidikan dan
pendidik juga mengimplementasikan kurikulum sesuai tahap kesiapan mereka.
Dengan demikian, bentuk implementasi kurikulum tidak harus seragam untuk semua
satuan pendidikan.
3) Bantuan dan dukungan implementasi kurikulum dilakukan secara komprehensif,
sebagaimana sistem ekologi yang diadaptasi dari teori Bronfenbrenner, sehingga
intervensi dilakukan untuk mempengaruhi faktor yang langsung dan yang tidak
langsung berkaitan dengan implementasi kurikulum.

B. Landasan Hukum Kurikulum Merdeka


Landasan utama perancangan Kurikulum Merdeka adalah filosofi Merdeka Belajar
yang juga melandasi kebijakan-kebijakan pendidikan lainnya, sebagaimana yang
dinyatakan dalam Rencana Strategis Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020). Permendikbud tersebut

5
lOMoARcPSD|171 397 95

mengindikasikan bahwa Merdeka Belajar mendorong perubahan paradigma, termasuk


paradigma terkait kurikulum dan pembelajaran. Dalam mendukung upaya ini, “kurikulum
yang terbentuk oleh Kebijakan Merdeka Belajar akan berkarakteristik fleksibel,
berdasarkan kompetensi, berfokus pada pengembangan karakter dan keterampilan lunak
(soft skills), dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia” (Permendikbud Nomor 22 Tahun
2020, p.55). Filosofi Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara juga menjadi landasan penting dalam merumuskan prinsip perancangan
kurikulum. Menurut Dewantara, kemerdekaan merupakan tujuan pendidikan sekaligus
sebagai prinsip yang melandasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dan dasar hukum pelaksanaan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka)
adalah Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang standar Pendidikan Tinggi;
Permendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi
Perguruan Tinggi Berbadan Hukum; Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Permendikbud Nomor 6 Tahun 2020
Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi pada Perguruan Tinggi Negeri;
Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi
Swasta.

Konsep kurikulum pada dasarnya masih dalam proses pelaksanaan di tiap-tiap


perguruan tinggi disesuaikan dengan situasi dan kondisi kebutuhan baik melalui program
MOU antar perguruan tinggi dalam dan luar negeri, perusahaan mau pun lembaga
kemasyarakatan lainnya. Sebagai acuan konsep kurikulum MBKM terdapat dalam buku
panduan yaitu bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 3 Tahun
2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam Program Studi dan di luar Program Studi.

Landasan implementasi MBKM berdasarkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020


tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan
Tinggi. Dijelaskan dalam Permendikbud Pasal 11 (1) Karakteristik proses Pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a terdiri atas sifat interaktif, holistik,
integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada

6
lOMoARcPSD|171 397 95

mahasiswa. Dalam pelaksanaan kurikulum MBKM diperlukan kolaborasi yang matang


sehingga implementasi kurikulum bisa berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan
kurikulum MBKM kolaborasi antar perguruan tinggi harus betul-betul terlibat dalam
penyiapan lulusan agar selaras dengan dunia usaha, dunia industri dan masyarakat.3

C. Analisis Isi Kurikulum


Kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran yang sifatnya intrakurikuler.
Pada kurikulum ini difokuskan untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang
dikembangkan sesuai tema yang sudah ditentukan pemerintah. Kurikulum merdeka
merumuskan dua perangkat penting untuk mendukung, memperbaiki, dan memulihkan
proses belajar mengajar. Perancangan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh
Kemenristekdikti berfungsi untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dalam hal
literasi dan numerasi.

Dalam implementasinya, kurikulum tidak serta merta langsung digunakan di seluruh


sekolah di Indonesia, prosesnya dilakukan secara bertahap, tergantung kesiapan dari
masing-masing sekolah. Pada tahun ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka sudah mulai
diterapkan di beberapa sekolah, tercatat kurang lebih sudah 2.500 sekolah yang
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kurikulum merdeka diberlakukan untuk
pendidikan paling dasar hingga jenjang SMA. Bagi sekolah yang sudah memiliki kesiapan,
maka sekolah tersebut dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk tahun
ajaran berikutnya. Hal yang menarik lainnya dari Kurikulum Merdeka ialah, adanya angket
yang disediakan pemerintah untuk mendukung satuan pendidikan dalam menilai tahap
kesiapan penerapan dan pemberlakuan Kurikulum Merdeka.

Terdapat tiga pilihan keputusan dari masing-masing satuan pendidikan terhadap


implementasi dan pemberlakuan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 yaitu:

1) Menerapkan sebagian Kurikulum Merdeka tanpa menghapus total kurikulum yang


lama.
2) Penerapan Kurikulum Merdeka dengan penggunaan media ajar yang sudah disiapkan.
3) Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan merdeka menggunakan
berbagai perangkat ajar.

7
lOMoARcPSD|171 397 95

Kurikulum Merdeka dalam penerapannya harus didukung dengan penyediaan


pelatihan, penyediaan sumber bahan belajar guru dan perangkat ajar yang inovatif,
didukung oleh kepala sekolah dan dinas setempat. Satuan pendidikan dalam penyediaan
perangkat ajar yang dimaksud adalah berupa buku teks, bahan ajar pendukung, contohnya
rancangan dan skema tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, modul ajar
serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang tersedia pada platform digital bagi
guru. Sekolah dapat menyediakan dan melakukan pengadaan bahan ajar dan perangkat
pembelajaran secara merdeka dengan Biaya Operasional Sekolah (BOS), atau reguler atas
dukungan pemda dan/atau yayasan, kemudian penerapan kurikulum ini didukung dengan
pelatihan dan penyediaan media belajar bagi guru, dan kepala sekolah. Hal ini dapat
didukung dengan berbagai kegiatan di antaranya pengembangan potensi bagi guru dan
kepala sekolah melalui micro learning dengan menggunakan platform digital. Penyediaan
narasumber yang mumpuni dalam pelaksanaan edukasi Kurikulum Merdeka, penyediaan
berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk buku elektronik, podcast, dan sejenisnya
yang dapat diakses secara daring dan dapat disalurkan melalui perangkat penyimpanan.

Guru juga dapat membentuk komunitas belajar untuk saling memberi bantuan dan
dukungan praktis dalam adopsi kurikulum. Penerapan kurikulum ini juga sangat
mendukung jaminan jam mengajar guru dan tunjangan profesi guru. Selain mendukung
jaminan jam dan tunjangan profesi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka juga
didukung dengan platform merdeka mengajar. Dengan adanya platform merdeka
mengajar, guru terbantu dan dipermudah dalam menemukan inspirasi, referensi, literasi
dan pemahaman dalam upaya penerapan Kurikulum Merdeka. Platform merdeka mengajar
berperan sebagai teman penggerak untuk guru dalam membentuk pelajar Pancasila.4

Terdapat tiga fungsi platform merdeka mengajar, yaitu mengajar Kurikulum Merdeka
secara lebih efektif, belajar konsep konsep baru, dan berkarya untuk menciptakan suatu
karya atau produk. Sistem pendidikan di Indonesia terus melakukan perbaikan kurikulum
untuk mengejar ketertinggalan nya dalam dunia pendidikan. Kurikulum yang awalnya
disusun dalam bentuk tulisan yang begitu banyak dan tebal, kini mulai disederhanakan.
Mulai muncul dan diterapkannya Kurikulum Merdeka menunjukkan bahwa guru dan siswa
lebih bebas menentukan sistem belajar di kelas. Poin penting dari perubahan kurikulum

8
lOMoARcPSD|171 397 95

seharusnya tidak membebani guru dalam hal pembelajaran dan juga administrasi
pembelajaran.

Dan juga terdapat salah satu program inisiatifnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bapak Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin menciptakan suasana belajar
yang bahagia. Bahagia untuk siapa? Bahagia untuk guru, bahagia untuk siswa, bahagia
untuk orang tua, dan bahagia untuk semua orang. Merdeka belajar merupakan bentuk
penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin
dilupakan. Merdeka belajar dapat dipahami sebagai merdeka berpikir, merdeka
berkarya, dan menghormati atau merespons perubahan yang terjadi. Pada tahun
mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam
kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat
berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri,
cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan
sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang.5

D. Karakteristik
Karakteristik setiap peserta didik tergambar dari penerapan kurikulum merdeka
yang menghendaki adanya asesmen diagnostik baik secara non kognitif dan juga kognitif.
Ketika peserta didik merasakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan maka akan dapat
mendorong minat belajar dari peserta didik. (Tambunan 2016), dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa seorang guru yang mengenal karakter peserta didik dengan
mempelajari beragam strategi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan kreatif matematis siswa. Perbandingan lainnya dari penerapan
kurikulum merdeka adalah dengan adanya pembelajaran berbasis project yang mendorong
peserta didik untuk dapat berkolaborasi bersama dengan teman sejawat sehingga
mendorong tingkat berpikir kritis.

Menurut Sastrika, Sadia, dan Muderawan, menjelaskan bahwa terdapat perbedaan


berpikir kritis antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis project dengan
model pembelajaran kimia. Sehingga perlu terus adanya keberlanjutan model pembelajaran

9
lOMoARcPSD|171 397 95

berbasis project di dalam kegiatan proses belajar mengajar bagi peserta didik. Untuk itu
perlu tergambarkan di dalam kurikulum untuk membantu pendidik dalam penerapannya,
kurikulum merdeka memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis
project dengan tema-tema menarik yang telah diberikan oleh dinas pendidikan untuk
membantu satuan pendidikan dapat mengeksplor lebih luas sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi. Selain pembelajaran berbasis project Kurikulum Merdeka juga
memberikan fokus kepada pemberian materi esensial yang dianggap menjadi materi
penting untuk dapat dipelajari secara mendalam. Dengan fokus pada materi esensial
pendidik dan peserta didik mempunyai waktu lebih lama dalam melakukan proses
pembelajaran di dalam kelas sehingga tidak adanya beban belajar yang berat bagi peserta
didik.6

Menurut Fikri and Hasudungan, menjelaskan bahwa kompetensi dasar (KD) yang
terdapat dalam silabus sebelumnya pada masa normal tidak relevan pada masa COVID-19,
sehingga perlu penyesuaian dengan menggunakan KD esensial pada mata pelajaran sejarah
wajib sehingga tidak menyulitkan peserta didik. Pemilihan peminatan terhadap mata
pelajaran oleh peserta didik memberikan kesempatan untuk dapat memilih lintas keilmuan
yang diminati sehingga kebermaknaan pembelajaran dapat dirasakan oleh peserta didik
tanpa adanya tekanan dari sistem pendidikan itu sendiri, dengan mengetahui minat peserta
didik pada ilmu-ilmu tertentu dapat mendorong motivasi belajarnya. Menurut Umdatul,
menjelaskan bahwa ada peningkatan skor motivasi siswa setelah diberikan perlakuan
kebebasan dalam memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain itu Untuk
mencapai pelaksanaan kurikulum merdeka tentunya harus didukung dengan isi pendidikan
(kurikulum) yang di dalamnya mencangkup mengenai metode dan alat pendidikan dalam
membantu kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan oleh peserta didik dan juga
Pendidik. Fokus kurikulum Merdeka dengan memperhatikan materi esensial dan adanya
project dapat meringankan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik. Sehingga
capaian akan suatu materi dapat dikejar dan didalami dengan struktur kurikulum yang
fleksibel dimana adanya integrasi dalam penggunaan project pada proses pembelajaran.

Menurut Anita Jojor dan Hotmaulina Sihotang, dalam penelitiannya


mengemukakan bahwa Kurikulum Merdeka dalam karakteristik nya memberikan harapan

10
lOMoARcPSD|171 397 95

terhadap pemulihan pembelajaran peserta didik dengan mempertimbangkan kebermaknaan


dalam pembelajaran dan keunikan setiap peserta didik. Untuk itu, perlu bagi Satuan
Pendidikan dan Pendidik menyambut dengan semangat perubahan tersebut agar tujuan
daripada pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahuan 2003
dapat tercapai bagi seluruh peserta didik di Indonesia dengan keunikan dan keberagaman
gaya belajar dan kebutuhan peserta didik masing-masing.7

E. Kelebihan dan Kekurangan


Setiap kurikulum yang diterapkan di Indonesia mempunyai kelebihan dan juga
kekurangan, maka ada beberapa kelebihan yang dimiliki Kurikulum Merdeka, di antaranya
ialah:

a. Kurikulum lebih sederhana, meskipun sederhana namun kurikulum ini cukup


mendalam.
b. Kurikulum merdeka lebih memfokuskan pada pengetahuan esensial dan
pengembangan peserta didik berdasarkan tahapan dan prosesnya.
c. Pembelajaran lebih bermakna, tidak tergesa-gesa atau terkesan menuntaskan materi,
pembelajaran lebih terasa menyenangkan.
d. Peserta didik lebih merdeka, contohnya pada siswa SMA tidak ada lagi program
peminatan. Peserta didik boleh menentukan mata pelajaran yang diminati sesuai bakat
dan aspirasinya.
e. Kelebihan Kurikulum Merdeka bagi guru ialah pada saat kegiatan belajar mengajar
guru dapat melaksanakan pengajaran sesuai penilaian terhadap jenjang capaian dan
perkembangan peserta didik.

Setelah mengemukakan kelebihan dari Kurikulum Merdeka yang diluncurkan


Kemenristekdikti, maka di bawah ini akan diuraikan beberapa kekurangan dari Kurikulum
Merdeka, di antaranya ialah:8

a. Dari segi implementasinya Kurikulum Merdeka masih kurang matang.


b. Sistem pendidikan dan pengajaran yang dirancang belum terealisasi dengan baik
c. Kurangnya sumber daya manusia (SDM), serta sistem yang belum terstruktur

11
lOMoARcPSD|171 397 95

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran yang sifatnya intrakurikuler.
Kurikulum merdeka diadakan karna adanya penyederhanaan kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran ( learning
loss) pada masa pandemi. Landasan utama perancangan Kurikulum Merdeka adalah filosofi
Merdeka Belajar yang juga melandasi kebijakan-kebijakan pendidikan lainnya, sebagaimana
yang dinyatakan dalam Rencana Strategis Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020).

Pada kurikulum ini difokuskan untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
yang dikembangkan sesuai tema yang sudah ditentukan pemerintah. Kurikulum merdeka
merumuskan dua perangkat penting untuk mendukung, memperbaiki, dan memulihkan
proses belajar mengajar. Perancangan Kurikulum Merdeka berfungsi untuk mengejar
ketertinggalan pendidikan Indonesia dalam hal literasi dan numerasi. Berkarakteristik dalam
memberikan fokus kepada pemberian materi esensial yang mendalam, memberikan
fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar, lebih banyak waktu yang digunakan
untuk pengembangan kompetensi dan karakter, capaian pembelajaran perfase dan jam
pelajaran yang fleksibel membuat pembelajaran menyenangkan dan relevan dengan
kebutuhan satuan pendidik atau peserta didik. Di sisi lain, tentunya kurikulum tersebut
mempunya kelebihan dan kekurangannya.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

12
lOMoARcPSD|171 397 95

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, H., Laensadi, A. M., Matvayodha, G., Siagian, F. N. & Hasanah, I. A. Analisis
Evaluasi Program Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. J. Pendidik. dan Konseling
4, 686–692 (2022).
Anggraena, Y. et al. Kajian Akademik Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran. Pus.
Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidik.
Kementeri. Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknol. 123 (2021).
Anggraini, H., Haryono, S. E., Muntomimah, S., Wijayanti, R. & Akbar, M. R. Strategi
Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Individual
Differences. J. Ilm. Potensia 7, 64–74 (2022).
Arisanti, D. A. K. Analisis Kurikulum Merdeka Dan Platform Merdeka Belajar Untuk
Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas. J. Penjaminan Mutu 8, 243–250 (2022).
Nasution, S. W. Assesment Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar. Prosding
Semin. Nas. Pendidik. Dasar 1, 135–142 (2021).
Vhalery, R., Setyastanto, A. M. & Leksono, A. W. Kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka: Sebuah Kajian Literatur. Res. Dev. J. Educ. 8, 185 (2022).
Sumarsih, I., Marliyani, T., Hadiyansah, Y., Hernawan, A. H. & Prihantini, P. Analisis
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar. J. Basicedu 6,
8248–8258 (2022).
Almarisi, A. Kelebihan dan kekurangan kurikulum merdeka pada pembelajaran sejarah
dalam perspektif historis. Mukadimah, J. pendidikan, sejarah, dan ilmu-ilmu Sos. 7, 111–
117 (2023).

iii

Anda mungkin juga menyukai