Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kurikulum Di Indonesia
B. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup
bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.Nilai sosial, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat cenderung atau selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi.

Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan


adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan
apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.

Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah
peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu
dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa,
kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.

Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk


mencapai tujuan yang harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
senantiasa berubah dan terus berlangsung. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai
dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural.
Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua
komponen komponen yang berkembang pada kurikulum tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kurikulum Di Indonesia?
2. Mengapa Perkembangan Kurikulum Di Indonesia Selalu Dilakukan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengatahui Sejarah Yang Terjadi Pada Perjalanan Kurikulum Di Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Kurikulum Yang Ada Di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kurikulum Di Indonesia
Dari perspektif historis dari masa ke masa, determinan paradigma politik dan
kekuasaan yang secara bersama sama mewarnai dan mempengaruhi secara kuat sistem
pendidikan indonesia selama ini. Corak sistem pendidikan suatu negara pada gilirannya
kembali pada stakeholder yang paling berkuasa dalam pengabilan kebijakan. Pada
tataran ini, maka sistem politiklah yang berkuasa. Siapa yang berkuasa pada periode
tersebut maka akan digunakan kekuasaan tersebut untuk menentukan apa dan
bagaimana pendidikan diselanggarakan. Kecenderungan ini yang kemudian
diistilahkan “ganti menteri ganti kebijakan” termasuk didalamnya kurikulum
pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman, dengan berbagai alasan dan
rasionalisasi kurikulum indonesia terus mengalami pergantian dari periode ke periode.
Keberadaan kurikulum memberikan pengaruh yang signifikan bagi kualitas pendidikan
yang ada di indonesia.
1. Kurikulum 1947 atau Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum ini mengarah pada perubahan pendidikan yang lebih bersifat
politis, dari orientasi pendidikan belanda ke kepentingan nasional. Kurikulum ini
dilaksanakan pada tahun 1950, kurikulum ini memuat dua hal :
a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
b. Garis garis besar pengajarannya.
Pada saat itu kurikulum pendidikan di indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial belanda dan jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunkana sebelumnya. Kurikulum rentjana pelajaran 1947 dikatakan sebagai
pengganti sistem pendidikan kolonial belanda. Karena suasana kehidupan berbngsa
saat itu masih dalam semangat juang merabut kemerdekaan, maka pendidikan
disebut juga sebagai development conformism lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar
dengan bangsa lain dimuka bumi ini.
2. Kurikulum 1952 atau Rentjana Pelajaran terurai
Kurikulum ini mengarah kepada suatu sistem pendidikan nasional, yang
paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memprhatikan isi pelajarannya yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajarannya menunjukkan secara jelas bahwa
seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964 atau Rentjana Pendidikan 1964
Kurikulum ini mengarah pada penyempurnaan sistem kurikulum di Indonesia.
Dimana pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 ini mejadi ciri dari kurikulum
tersebut, bahwa pemerintah mempunyai kenyakinan agar rakyat mendapatkan
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program pancawardhana, yaitu pengembangan moral , kecerdasan,
emosional, artistik, keprigelan, dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini mengarah pada sebuah tujuan yakni, bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya yang membentukmanusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, dan juga keyakinan
beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukan perubahan struktur pendidikan
pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum ini menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efektif dan
efisien. Latar belakang lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep bidang
manajemen yaitu MBO (management by objective) yang dikenal saat itu sebgagai
satuan pendidikan, dimana guru disibukkan menulis rincian apa yang akan dicapai
dari setiap kegiatan pembelajaran.
6. Kurikulum 1984 atau Kurikulum 1975 Yang disempurnakan
Kurikulum ini mengarah pada keutamaan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut sebagai kurikulun 1975
yang disempurnakan. Dimana sisiwa ditempatkan sebagai subjek belajar, dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model
yang digunakan adalah CBSA dimana sisiwa menjadi aktif di dalam kelas, dan
suasana menjadi gaduh.
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen kurikulum 1999
Kurikulum ini merupakan kurikulum yang terbentuk dari perpaduan antara
kurikulum 1975 dan kurikulum 1984, namun tujuan yang dipadukan antara kedua
kurikulum ini blom memiliki keberhasilan, sehingga banyak kritik berdatangan.
Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi
perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.
8. Kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikulum ini merupakan kurikulum yang disebut dengan kurikulum berbasis
Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang
mengandung tiga unsur pokok enting, yaitu :
a. Pemilihan kompetensi yang sesuai,
b. Spesisfikasi indikator indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi,
c. Dan pengembangan pembelajaran
Kurikulum ini memiliki ciri yakni penekanan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara indiviual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagamaan. Metode dalam kegiatan pembelajaran yang berrvariasi, dan sumber
belajarnya hanya guru, tetapi sumbe belajar lainnya juga memnuhi unsur edukatif.
9. Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
kurikulum 2006 ini lahir yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004.
Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada kurikulum 2006,
pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan
dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun
menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah
binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.
10. Kurikulum 2013
Pada kurikulum ini Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi
pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan;
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur
pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam
bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta
didik menguasai sekurang-kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar mereka
dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

B. Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Perkembangan kurikulum merupakan dinamika yang dapat memberi respon
terhadap tuntutan perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maupun globalisasi. Perkembangan kurikulum sangat dipengaruhi oleh
sumber daya pendukung, yaitu SDM memiliki peran yang sangat dominan terhadap
keberhasilan pengembangan kurikulum, untuk itu pengembangan dan pembinaan
SDM harus dilakukan secara berkesinambungan, baik melalui jalur formal
maupun nonformal. Manajemen perguruan tinggi atau sekolah, pemanfaatan
sumber belajar, penggunaan media pembelajaran yang tersedia, penggunaan strategi
dan model-model pembelajaran, kinerja guru dan dosen, monitoring pelaksanaan
pembelajaran di kelas, serta manajemen peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
Indonesia sebelum kemerdekaan 1945, semangat menempuh pendidikan sudah
mulai menggeliat. Semangat tersebut semakin menggeliat ketika proklamasi
dikumandangkan dan penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi utama negara. Di
dalamnya tertera dengan jelas mengenai tujuan berbangsa dan bernegara, salah satunya
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang kemudian diperjelas dalam pasal dan beberapa
ayat tentang pendidikan, yang kemudian diperjelas dalam pasal 31 ayat 1-5 tentang
pendidikan dan kebudayaan.
Sebagai tindak lanjut dari konstitusi tersebut maka disusunlah Undang-undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), kemudian Instruksi Presiden (Inpres),
Peraturan Menteri (Permen), dan sebagainya terkait dengan pendidikan juga kurikulum
yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Perjalanan pendidikan di Indonesia
memiliki keunikan dan sejarahnya sendiri. Perkembangannya begitu dinamis seiring
pergantian pengendali kekuasaan. Pada level berikutnya, hal ini pun berpengaruh besar
terhadap sistem dan proses pendidikan secara nasional, termasuk perubahan kurikulum
sebagai salah satu instrumen penentu.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat secara luas.
Menurut M. Ahmad (1998), perubahan kurikulum itu dapat terjadi karena
dipengaruhi juga oleh beberapa faktor antara lain:
1. Faktor sistem warisan pendidikan yang sudah tidak cocok dengan kondisi lapangan.
2. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah maju cepat.
3. Faktor ledakan penduduk dimana generasi bertambah, hal ini membutuhkan
pendidikan.
Walau begitu, semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pancasila dan Undang-Undang 1945. Perbedaannya adalah pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian
Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan di Indonesia hingga kini masih dinilai
belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarahnya
sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006, hingga kini yang
masih berlaku Kurikulum 2013.  
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat secara luas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M., dkk. 1988. Pengembangan Kurikulum. Penerbit Pustaka Setia. Bandung.


Alhamuddin. 2014. Sejarah Kurikulum Di Indonesia. Nur El-Islam, 1(2), hal. 50-58.
Hamalik, oemar. 2006. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Sulaiman. 2014. Pengembangan Kurikulum; Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Penerbit STAI Bunga Bangsa Cirebon. Cirebon.
Yamin, Moh. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Diva Press.
             Jogjakarta.  

            

Anda mungkin juga menyukai