Anda di halaman 1dari 22

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH
TERMODINAMIKA

Dosen Pengampu:
M. Barkah Salim., S.Pd, M.Pd, Si
NIDN. 0202058602

Asisten :
No Nama NPM
1 Sendi Farista 18330003
2 Firliana Sani 19330008
3 Dian Arsy Syafira 19330012
4 Andri Saputra 20330006

Laboratorium Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
TA. Genap 2021/2022

i
Halaman Pengesahan

Panduan praktikum ini telah dibuat oleh :


Dosen Pengampu Matakuliah :

M. Barkah Salim., S.Pd, M.Pd, Si


NIDN. 0202058602

Asisten Praktikum :

1. Sendi Farista ……………………

2. Firliana Sani ……………………

3. Dian Arsy Syafira ……………………

4. Andri Saputra ……………………

Metro, 17 Mei 2022


Di Sahkan Oleh:
Ka. Lab. Pendidikan Fisika UM Metro

M. Barkah Salim, S.Pd.,M.Pd.Si.


NIDN. 0202058602

ii
Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................................................i

Halaman Pengesahan ....................................................................................................ii

Daftar Isi .........................................................................................................................iii

Topik Praktikum I Kalori Meter........................................................................................1

Topik Praktikum II Tekanan Dalam Ruang Tertutup.......................................................6

Topik Praktikum III Pemuaian Volume Zat Cair..............................................................9

Topik Praktikum IV Muai Panjang Pada Logam............................................................12

Topik Praktikum V Kalor Lebur Es ..............................................................................14

Topik Praktikum VI Termometer Tahanan Listrik ........................................................16

Daftar Pustaka .............................................................................................................18

iii
PERCOBAAN 1
KALORIMETER
A. Tujuan
1. Mempelajari cara kerja kalorimeter
2. Menentukan kalor jenis berbagai logam.

B. Kajian Teori
Azas Black menyatakan bahwa apabila dua jenis zat A dan B
temperaturnya berbeda maka setelah dicampurkan zat yang
bertemperatur lebih tinggi (tA) akan memberikan kalor (panas) pada
benda yang bertemperatur lebih rendah (t B) terus-menerus sampai
dicapai temperatur kesetimbangan tc(konstan).
Dalam sebuah persamaan matematis dan dalam keadaan ideal
dimana tidak ada zat lain yang terlibat dalam proses ini, maka azas
Black dapat dituliskan sebagai berikut :
Q A =QB
m A⋅c A⋅Δt A =m B⋅c B⋅Δt B
m A⋅c A⋅( t A −t C )=m B⋅c B⋅(t C −t B )
Azas ini juga berlaku untuk lebih dari pencampuran dua zat,
sehingga secara umum azas Black dapat dituliskan sebagai berikut :

Q =Q
LEPAS
Artinya Jumlah kalorTERIMA
yang dilepas oleh zat yang bertemperatur
lebih tinggi akan seluruhnya diterima oleh zat yang bersuhu lebih
rendah.
Jika zat/benda yang menerima kalor lebih dari satu jenis, maka
seberapa besar satu zat menerima kalor dibanding zat lain ditentukan
oleh kalor jenis benda (selain oleh massanya). Kalor jenis benda
merupakan karakter/sifat/properties suatu benda yang unik (berbeda
dari yang lain) yang menunjukan seberapa sulit zat/benda tersebut
dapat menerima kalor. Sebuah benda yang memiliki kalor jenis kecil
cenderung akan mudah panas dibanding zat yang memilki kalor jenis
besar. Hal ini dimiliki biasanya oleh logam yang cenderung lebih mudah
panas, karena memang logam pada umumnya memiliki kalor jenis
kurang dari 0,5 (Kalor jenis tertinggi adalah 1 dimiliki oleh air (H 2O))
Dalam praktikum ini kita akan menghitung kalor jenis dari
sebuah bahan yang akan diberikan di laboratrium, melalui prinsip Black
melalui kalorimeter. Dengan menggunakan referensi tabel kalor jenis di
bawah, anda diminta mencocokan hasil yang anda peroleh dan
mengira-ngira nama logam dari bahan yang anda ukur.

1
Tabel 7.1. Kalor Jenis
Kalor Jenis
Nama Zat
(kal/gr C)
Air 1
Merkuri 0.033
Alkohol 0.55
Alumunium 0.21
Besi 0.11
Emas 0.031
Gliserin 0.58
Kaca 0.16
Kuningan 0.09
Minyak Tanah 0.52
Perak 0.056
Seng 0.093
Tembaga 0.093
Timbal 0.031

KALORIMETER
Kalorimeter susungguhnya “hanyalah” sebuah wadah di mana
pencampuran dua zat atau lebih dapat berlangsung pada keadaan
yang mendekati keadaan ideal, yaitu keadaan yang tidak
memungkinkan zat lain (atau lingkungan) berinteraksi ke dalam sistem
pencampuran tersebut, sehingga menjamin pertukaran kalor mendekati
sempurna, di mana kalor yang dilepas seluruhnya (atau mendekati 100
%) bisa diserap oleh benda lain yang diharapkan. Hal ini agar azas
Black dapat digunakan dalam perhitungannya nanti.
Untuk menjamin kondisi ideal, di mana lingkungan (udara) tidak
berinteraksi ke dalam sistem diperlukan suatu isolator temperatur
supaya kalor sistem tidak keluar, demikian juga kalor yang mungkin
ada di luar sistem tidak masuk ke dalam. Selain itu temperatur yang
ada di dalam sistem harus bisa teramati dengan baik. Untuk inilah
keperluan inilah Kalorimeter dirancang.

2
Gambar 7.1. Skema rangkaian kalorimeter
Perhatikan gambar 7.1. Isolator berbentuk silinder yang
biasanya terbuat dari logam berfungsi supaya udara luar tidak
mempengaruhi campuran zat (sistem) dalam ruang pencampuran,
sehingga kalor di dalam sistem dapat dianggap konstan. Begitu pula
fungsi dari gabus isolator dan penutup plastik. Dengan cara seperti
ini dapat diharapkan untuk waktu yang relatif singkat tidak ada kalor
yang masuk atau keluar sistem (wadah/ruang pencampuran).
Termometer pada Kalorimeter digunakan untuk mengamati perubahan
temperatur selama proses serah-terima kalor antar zat berlangsung
dalam ruang/wadah pencampuran. Pengaduk berfungsi untuk
meratakan campuran

C. Alat dan Bahan


1. Kalorimeter 6. Balok logam
2. Gelas ukur 7. Penjepit
3. Neraca O’haus 8. Air
4. Termometer 9. Segitiga penyangga
5. Pembakar Bunsen

D. Prosedur Percobaan
Untuk mendapatkan kalor jenis suatu benda/zat, diperlukan dua
tahap percobaan :
1. Tahap I : Percobaan mengukur kalor jenis kalorimeter
2. Tahap II : Percobaan mengukur kalor jenis benda/zat.

Tahap I : Mengukur kalor jenis Kalorimeter ck


Esensi dari percobaan ini adalah “mencampurkan” air (H 2O)
degan temperatur yang lebih tinggi dengan air lain yang temperatur
kamar (berkisar antara 26-29 oC) di dalam ruang pencampuran
Kalorimeter. Tujuan dari percobaan tahap I ini adalah mendapatkan
kalor jenis dari Kalorimeter ck.
Langkah-langkah kerja dari tahap I ini adalah sebagai berikut :
a. Timbang wadah pencampuran + pengaduk dalam keadaan kosong
dalam neraca teknis. Namakanlah hasil penimbangan ini M k

3
b. Ambillah 100 cc air (H2O) dengan gelas ukur dan masukkanlah ke
dalam wadah pencampuran + pengaduk. Namakanlah hasil
timbangan ini sebagai Mk+a. Dari data ini anda bisa mendapatkan
massa air 100 cc dengan mengurangi Mk+a oleh Mk.
c. Ukurlah temperatur air dalam wadah dengan termometer dan
namakanlah ini sebagai tk dianggap sama dengan ta1.
d. Tuangkanlah air yang lain 100 cc ke dalam gelas ukur untuk
dipanaskan dengan menggunakan water heater/kompor listrik
hingga temperatur mencapai sekitar 80oC (ukur temperatur ini
dengan termometer yang berbeda dengan termometer yang anda
gunakan untuk mengukur tk dan ta1 tadi), namakanlah temperatur ini
sebagai ta2. Sementara itu pasanglah kembali wadah pencampuran
pada tempatnya dalam Kalorimeter. Lakukan proses nomor 4
sesegara mungkin supaya temperatur air tidak turun.
e. Setelah temperatur air mencapai 80oC, tuangkanlah kembali air
80oC ini pada ruang pencampuran, tutuplah kalorimeter dengan
segera, aduklah air yang ada dalam wadah dengan pengaduk, dan
catatlah temperaturnya setiap 2 atau 3 detik menggunakan
stopwatch hingga temperatur tidak lagi mengalami perubahan.
f. Percobaan tahap I selesai. Buanglah air yang telah selesai dipakai
dalam kalorimeter pada wadah pembuangan air.

Tahap II : Mengukur kalor jenis bahan/zat


a. Ambilah 100 cc air, tuangkan dalam wadah pencampuran +
pengaduk kemudian timbanglah. Namakan hasil penimbangan ini
sebagai Ma+k.
b. Ukurlah temperatur air dalam wadah pencampuran dengan
menggunakan termometer, namakanlah temperatur ini sebagai t a.
c. Ambilah bahan/zat yang akan diukur kalor jenisnya masukkan ke
dalam wadah lain yang berisi air hingga terendam kemudian
panaskan hingga mendidih.
d. Ambillah bahan dengan menggunakan saringan agar air panas
tidak ikut terbawa kemudian ukur temperaturnya. Namakanlah ini
sebagai tb. Secepat mungkin masukkan ke dalam wadah
kalorimeter segera tutup dan aduk perlahan kemudian catat
perubahan temperaturnya setiap 2 atau 3 detik
Catat temperaturnya tiap 2 atau 3 detik hingga suhu konstan,
namakanlah suhu konstan ini sebagai t c.

E. Tabel Hasil Pengamatan


No. Ma Mb Ta Tb Tc Ca Cb
1.
2.
3.

4
F. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan kalorimeter?
2. Bagaimana kalorimeter bekerja?

5
PERCOBAAN 2
TEKANAN DALAM RUANG TERTUTUP

A. TUJUAN
1. Menghitung besarnya tekanan pada ruang tertutup.
2. Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap besarnya tekanan
pada ruang tertutup.

B. KAJIAN TEORI
Tekanan dalam ruang tertutup partikel-partikel gas akan
senantiasa bergerak. Partikel-partikel gas didalam sebuah ruangan
yang tertutup akan memberikan tekanan pada dinding ruang. Misalnya,
suatu gas yang mengandung sejumlah partikel berada dalam suatu
ruang yang berbentuk kubus dengan sisi L dan luas masing-masing
sisinya A. Partikel yang massanya m0 bergerak dengan kecepatan vx
dalam arah sumbu x. Karena tumbukan bersifat lenting sempurna,
maka partikel akan terpantul dengan kecepatan – vx. Hal ini
berpengaruh terhadap momentum partikel. Molekul tersebut mengalami
perubahan momentum sebesar selisih antara momentum sebelum
tumbukan dan momentum setelah tumbukan.
Tekanan disimbolkan dengan P (Pa atau N/m2).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Manometer terbuka
2. Penggaris
3. Labu erlenmeyer
4. Penyumbat
5. Termometer
6. Pembakar spiritus
7. Kaki tiga
8. Kasa asbes
9. Air

6
10. Kertas grafik
11. Pewarna

D. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan air berwarna secukupnya dan masukkan pada manometer.
2. Ukurlah diameter dalam pipa manometer.
3. Rangkai alat seperti gambar di bawah ini.

4. Ukurlah suhu mula-mula udara dalam labu erlenmeyer dan tinggi


∆ h.
5. Panaskan labu erlenmeyer denganapi kecil dan amati apa yang
terjadi pada air dalam manometer.
6. Catat kenaikan air dalam manometer untuk setiap kenaikan suhu
sebesar
10 C.
7. Catat besarnya tekanan atmosfer di dalam laboratorium.
8. Hitunglah besar tekanan untuk tiap-tiap kenaikan air dalam
manometer.

E. TABEL HASIL PENGAMATAN


No. Δh h1 h2 T P atm P
1.
2.
3.
4.
5.
Buat grafik hubungan antara T terhadap P.

7
F. PERTANYAAN
1. Apakah ruangan dalam labu dan pipa merupakan ruangan tertutup
yang berisi udara?
2. Apakah setiap kenaikan suhu udara di dalam labu selalu diikuti
dengan berubahnya volume udara dan tekanan udara dalam labu?
3. Apakah harga PV/T selalu tetap?
4. Apa satuan dari PV/T?

8
PERCOBAAN 3
PEMUAIAN VOLUME ZAT CAIR
A. TUJUAN
Menyelidiki pengaruh kalor pada volume zat cair.

B. DASAR TEORI
Pernahkah kalian mengamati aktivitas memanaskan atau
memasak air dalam panci pada suhu tertentu, yang pada akhirnya akan
meluap? Hal tersebut merupakan salah satu peristiwa pemuaian pada
zat cair. Pemuaian yang terjadi pada benda cair ini dikenal dengan
pemuaian volume (zat cair) karena makin tinggi kenaikan suhu maka
makin besar penambahan volume zat cair.
Pengertian dari pemuaian zat cair sendiri adalah perubahan
suatu ukuran pada zat diakibatkan adanya kenaikan temperatur.
Besarnya, pemuaian zat tersebut sangat tergantung pada ukuran
benda pertamanya, kenaikan suhu dan juga jenis zatnya. Hubungan
antara perubahan volume dan perubahan tinggi zat cair dalam pipa
kaca dapat dirumuskan sebagai berikut:
V= π r2h atau V= Ah
Dengan:
V = Perubahan volume zat cair (m3)
r = Jari-jari pipa kaca (0,03 x 10-2 m)
h = Tinggi zat cair (m)
A = Luas penampang (m2)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Labu Erlenmeyer
2. Termometer
3. Pipa Kaca
4. Penggaris
5. Sumbat 2 Lubang

9
6. Pembakar Spiritus
7. Kaki Tiga
8. Kasa Asbes
9. Air
10. Kertas Grafik
11. Minyak Makan

D. PROSEDUR KERJA

1. Menghitung luas penampang pada pipa ( π r2).


2. Siapkan air berwarna dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer
sampai penuh.
3. Sumbat diselipi termometer dan pipa kaca.
4. Labu erlenmeyer lengkap diletakkan di atas pemanas seperti pada
gambar.

5. Catat ketinggian awal air dalam pipa (L o) dan suhu dalam bejana
(T0).
6. Pemanas dinyalakan sampai air dalam pipa terlihat naik. Catat
suhu dan ketinggian air setiap 30 detik selama 5 menit.

10
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
Air Minyak
t (sekon) T (oC) h (m) t (sekon) T (oC) h (m)
30 210
60 240
90 270
120 300
150 330
180 -

F. PERTANYAAN
1. Buat grafik hubungan antara T terhadap h. Apakah air memuai
ketika dipanaskan?
2. Apakah karena air memuai maka terjadi perubahan ketinggian air
(Δh) pada pipa setiap terjadi perubahan suhu ( ΔT )?
3. Apakah perubahan tinggi air Δh sebanding dengan perubahan suhu
ΔT ?

4. Bila panjang air dalam pipa saat awal percobaan adalah h0 dan
setelah dilakukan pemanasan h1, apakah besar Δh= h1 - h0?

11
PERCOBAAN 4
MUAI PANJANG PADA LOGAM
A. TUJUAN
1. Menentukankoefisienmuaipanjangpada 3 logam yang berbeda.
2. Mengetahuipengaruhkoefisienmuaipanjangdenganperubahanpanjanglog
am.

B. PENGETAHUAN DASAR
Pernahkah kamu mengamati kabel jaringan listrik pada pagi hari dan
siang hari? Kabel jaringan akan tampak kencang pada pagi hari dan tampak
kendor pada siang hari. Kabel tersebut mengalami pemuaian panjang akibat
terkena panas sinar matahari. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian
panjang suatu benda dipengaruhi oleh  panjang mula-mula benda, besar
kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Besarnya panjang logam setelah dipanaskan adalah sebesar :
L=L0 + ΔT
besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1
m disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu,
dan koefisien muai panjang dinyatakan dengan persamaan :
ΔL=α . ΔT
L=L0 ( 1+α . ΔT )
ΔL
α=
ΔT
Keterangan:
L0 = panjang mula – mula ( m )
ΔL = pertambahan pamjang ( m )
 α = koefisien muai panjang ( /°C)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat Musschenbroek
2. Batang logam 3 macam ( besi,aluminium,tembaga) dengan ukuran
sama
3. Pembakar spiritus

12
4. Stop-watch

D. CARA KERJA
1. Siapkan alat  Musschenbroek  dan pasang ketiga batang logam pada
tempatnya
2. Putar jarum penunjuk agar kedudukan jarum penunjuk alat
Musschenbroek  sama tinggi. 3.
3. Panaskan ketiga batang logam tersebut dengan pembakar spiritus
selama 5 menit atau sampai ketiga batang logam menjadi panas. 4.
4. Amati apa yang terjadi pada jarum penunjuk 5.
5. Catat angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk untuk tiap jenis
batang logam!
Tabel 5.1.TabelPengambilan data muai panjang
No. Bahan L0 L1 T0 T1 ΔL ΔT Α
(m) (m) (°C) (°C) (m) (°C)
1.
2.
3.

E. EVALUASI
1. Buat grafik hubungan antara waktu pemanasan terhadap perubahan
panjang logam dari ketiga logam dan simpulkan !
2. Buat grafik hubungan antara koefisien muai panjang terhadap
pertambahan panjang logam dari ketiga logam dan simpulkan !

13
PERCOBAAN 5
KALOR LEBUR ES

A. TUJUAN
1. Menghitung kalor lebur es.
2. Membandingkan kalor lebur es dari percobaan dengan kalor lebur
ketentuan.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter
2. Neraca O’hauss
3. Es batu bongkahan
4. Termometer
5. Gelas Ukur
6. Air

C. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan Neraca O’hauss dan bongkahan es.
2. Timbang kalorimeter kosong (mk).
3. Isi kalorimeter dengan air sebanyak 30 ml kemudian timbang
massanya (mka).
4. Ukur suhu kalorimeter + air (T1).
5. Catat suhu bongkahan es yang mulai mencair (T 2).
6. Masukkan bongkahan es ke dalam Kalorimeter dan diaduk-aduk
sampai es mencair seluruhnya kemudia ukur suhunya (T 3).
7. timbang massa kalorimeter + air + es (mkae).
8. Hitung massa es (me = mkae-mka).

14
D. TABEL HASIL PENGAMATAN
mk
mka
ma
T1
T2
T3
mkae
me
ca
ck
Les percobaan
Les ketentuan

Jika hanya es yang menerima kalor dari kalorimeter + air, hitunglah


kalor lebur es.

Qlepas =Q terima
m k c k ΔT + m a c a ΔT =m es Les

15
PERCOBAAN 6
TERMOMETER TAHANAN LISTRIK

A. TUJUAN
Mengetahui besarnya tahanan pada kumparan berarus serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.

B. TEORI
Cara kerja termometer ini adalah dengan menyentuhkan kawat
penghantar ke sasaran, misalnya lelehan besi yang panas pada
pengolahan besi atau baja. Panas tersebut direspon oleh tahanan,
kemudian energi listrik yang bersangkutan diubah menjadi energi gerak
yang bisa menunjukkan angka tertentu pada skala suhu.   Untuk
mengukur suhu yang tinggi tidak mungkin menggunakan termometer
zat cair. Termometer logam adalah termometer yang paling tepat
digunakan dalam industri untuk mengukur suhu diatas 1.0000 C. Salah
satu termometer yang dibuat berdasarkan perubahan hambatannya
adalah termometer hambatan platina. Hambatan listrik pada seutas
kawat logam akan bertambah jika dipanaskan. Sifat termometrik ini
dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada termometer hambatan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter Listrik
2. Power Supply
3. Termometer
4. Multimeter Analog dan Digital
5. Kabel Penghubung
6. Stopwatch
7. Kertas Grafik

16
D. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan air secukupnya.
2. Rangkai alat seperti pada gambar.

3. Hidupkan power supply dengan besar tegangan 3 V kemudian amati


besarnya arus dan tegangan dalam rangkaian tersebut setiap 1
menitnya sampai dengan 10 menit.
4. Panaskan air menggunakan pembakar bunsen dan amati arus yang
dihasilkan setiap perubahan suhu air 5o C.
5. Ulangi langkah tersebut dengan tegangan power supply sebesar 6V.
6. Hitung nilai R tiap masing-masing waktu.
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
E (V) t (Sekon) I (Ampere) V (Volt) T (0C) R (Ohm)
1
2
3
4
3 5
6
7
8
9
10
Rata-rata
1
2
3
4
5
6 6
7
8
9
10
Rat-rata
Buatlah grafik:
1. Hubungan antara t terhadap V.
2. Hubungan antara t terhadap I.
Hubungan antara t terhadap R.

17
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi. 2007. Percobaan IPA Fisika Pengembangan untuk Tingkat


Menengah Ke bawah. Yogyakarta: Laboratorium Media IPA Jurdik IPA
Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2010. Petunjuk Praktikum Termodinamika Edisi Revisi. Metro:
Laboratorium Pendidikan MIPA Universitas Muhammadiyah Metro.
Yantidewi, Meta., Tjipto Prastowo., dan Alimufi Arief. 2018. Pengukuran
Koefisien Muai Volume Minyak Nabati dan Air Berdasarkan Relasi
Linier Antara Perubahan Volume dan Perubahan Temperatur. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika dan riset Ilmiah, 2(1), h. 43-48.

18
Revisi: Minggu, 25 Apri 2021. Pukul 13:39 WIB.
Topik 3:
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pemuaian-pada-zat-cair-8047/
#:~:text=Pemuaian%20yang%20terjadi%20pada%20benda,besar
%20penambahan%20volume%20zat%20cair.&text=Adapun%20pemuaian
%20zat%20cair%20ini,digunakan%20adalah%20raksa%20atau%20alkohol.

19

Anda mungkin juga menyukai