LABORATORIUM METALURGI
2024
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 23133024
Dosen Pengampu
i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
1.3. Manfaat............................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................ 4
BAB III......................................................................................................................................... 8
BAB IV ......................................................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
Lampiran ..................................................................................................................................... 15
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.2.4 Grafik Penentuan % Kadar Air yang Habis........................................ 12
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.1 Alat Praktikum .......................................................................................... 4
Tabel 2.1.2 Alat Pelindung Diri ................................................................................... 5
Tabel 2.1.3 Bahan Praktikum ....................................................................................... 6
Tabel 2.3 Analisis Data ................................................................................................ 8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Cara mendapatkan kadar air yakni sampel ditimbang terlebih dahulu, diletakkan dalam
cawan khusus dan dipanaskan dalam oven 105℃-110℃. Dari analisis ini akan diperoleh kadar
sampel kering (bahan yang sudah bebas air/uap air) dengan cara 100% dikurangi dengan kadar
air. Perlu dilakukan penelitian validasi lama waktu yang dibutuhkan tercapainya kadar air konstan
suhu 105℃-110℃ penetapan kadar sampel bijih metode oven.
1.3. Manfaat
1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dasar pengolahan mineral dan
mekanisme penentuan kadar air dari suatu bijih dalam pengolahan mineral.
Pada umumnya, Penentuan kadar air pada bijih dilakukan melalui proses pengeringan
sampel dalam oven pada temperatur 105℃ - 110℃ selama 5 jam, atau hingga mencapai berat
konstan. Teknik ini dikenal sebagai metode pengeringan atau termogravimetri, dan mengacu pada
standar SNI 01-2354.2-2006. Mengingat keterbatasan metode ini dalam hal waktu dan efisiensi,
penelitian perlu dilakukan untuk mengevaluasi metode pengeringan alternatif yang lebih cepat dan
efektif dalam menentukan kadar air bijih.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air (Astuti. 2010:9).
Sedangkan Tilman et al., (1998) menyampaikan bahwa setelah pemanasan tersebut, sampel disebut
sampel bahan kering dan pengurangannya dengan sampel bahan pakan tadi disebut persen air atau
kadar air.
Metode pengeringan oven digunakan untuk menentukan kadar air bahan pangan. Sampel
dikeringkan dalam oven hingga mencapai berat konstan, yaitu kondisi di mana berat sampel tidak
lagi berubah. Berat konstan menandakan bahwa seluruh air bebas dalam sampel telah menguap,
hanya menyisakan padatan dan air terikat. Persentase kadar air kemudian dihitung berdasarkan
perubahan berat sampel sebelum dan setelah pengeringan (Crampton, 1959).
Rumus % kadar air pada bijih mineral umumnya menggunakan metode gravimetri, di mana
kadar air dihitung berdasarkan perbedaan berat sampel sebelum dan setelah pengeringan. Berikut
rumusnya:
Konsep menghitung persentase kadar air tidak berasal dari penemu tunggal. Kemungkinan
besar konsep ini muncul dari aplikasi praktis di berbagai bidang sepanjang sejarah. Namun, rumus
spesifik yang kita gunakan saat ini berakar pada prinsip gravimetri teknik analitik yang sudah
mapan.
• Gravimetri: Metode untuk menentukan jumlah suatu zat (seperti air) dalam campuran ini
menggunakan perbedaan berat. Pengembangannya dapat ditelusuri kembali ke ahli kimia
awal seperti Antoine Lavoisier (abad ke-18) yang melakukan percobaan kuantitatif yang
teliti.
• Perhitungan Persentase: Konsep menyatakan suatu besaran sebagai persentase adalah
konsep matematika fundamental yang digunakan selama berabad-abad.
Referensi yang diberikan (SNI, AOAC) menawarkan metode standar untuk menerapkan
konsep ini pada bahan tertentu seperti makanan dan bijih mineral. Organisasi ini menetapkan praktik
terbaik dan memastikan konsistensi dalam penentuan kadar air di seluruh industri.
2 Spatula
3 Timbangan digital
4 Penjepit (tongs)
6 Gelas ukur
7 Oven pemanas
8 Loyang pemanasan
9 Label
11 Pulpen
2 Sarung tangan
3. Ambil dan timbang sampel bijih pasir besi sebanyak 30 gram dalam cawan porselen.
7. Cawan porselen diletakkan di atas loyang pemanas dan mulai dimasukkan ke dalam oven
pemanas.
8. Cawan porselen diambil setiap jeda waktu 10 menit dan ditimbang beratnya.
Waktu Berat %
Pengambilan Kadar
Sebelum Setelah Selisih Berat Pengurangan
Sampel Air
Pengeringan Pengeringan Berat
10 menit 39,64 gram 36,111 gram 3,529 gram - 8,9%
20 menit 39,64 gram 33,668 gram 5,972 gram 2,443 gram 15,06%
30 menit 39,64 gram 31,268 gram 8,372 gram 2,400 gram 21,12%
40 menit 39,64 gram 29,954 gram 9,686 gram 1,314 gram 24,43%
50 menit 39,64 gram 29,916 gram 9,724 gram 0,038 gram 24,53%
60 menit 39,64 gram 29,817 gram 9,823 gram 0,099 gram 24,78%
Tabel 3.1 Analisis Data
=-
- Pengurangan berat sampel yang dikeringkan 20 menit
= (Selisih berat akhir) – (Selisih berat awal)
= 5,972 gram – 3,529 gram
= 2,443 gram
- Pengurangan berat sampel yang dikeringkan 30 menit
= (Selisih berat akhir) – (Selisih berat awal)
= 8,372 gram – 5,972 gram
= 2,4 gram
- Pengurangan berat sampel yang dikeringkan 40 menit
= (Selisih berat akhir) – (Selisih berat awal)
= 9,686 gram – 8,372 gram
= 1,314 gram
- Pengurangan berat sampel yang dikeringkan 50 menit
= (Selisih berat akhir) – (Selisih berat awal)
= 9,724 gram – 9,686 gram
= 0,038 gram
- Pengurangan berat sampel yang dikeringkan 10 menit
= (Selisih berat akhir) – (Selisih berat awal)
= 9,823 gram – 9,724 gram
= 0,99 gram
= 8,9%
- % Kadar air pada pengambilan sampel 20 menit
(𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛) × 100%
5,972 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 39,64 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 15,06%
- % Kadar air pada pengambilan sampel 30 menit
(𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛) × 100%
8,372 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 39,64 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 21,12%
- % Kadar air pada pengambilan sampel 40 menit
(𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛) × 100%
9,686 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 39,64 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 24,43%
- % Kadar air pada pengambilan sampel 50 menit
(𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛) × 100%
9,724𝑔𝑟𝑎𝑚
= 39,64 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 24,53%
- % Kadar air pada pengambilan sampel 60 menit
(𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛) × 100%
9,823 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 39,64 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 24,78%
10,00%
0,00%
10 20 30 40 50 60
waktu (menit)
Dari grafik di atas diperoleh hasil bahwa penurunan % kadar air yang cukup cepat pada 30
menit pertama, serta penurunan berat sampel yang signifikan pada 30 menit pertama. Hal ini
menunjukkan bahwa pengeringan efektif dalam menghilangkan kadar air pada 30 menit pertama.
Namun, pengeringan belum dapat dianggap sempurna karena selisih berat yang tertera pada
tabel kurang dari 0,991 gram berdasarkan perhitungan (0,25% × Berat Sebelum Pengeringan). Hal
ini dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:
1) Selisih berat 9,823 gram dibandingkan dengan air yang ditambahkan sebanyak 10mL
dengan densitas air 997 kg/m3 menunjukkan bahwa ada kehilangan massa sebesar 0,174.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu, penguapan air, kesalahan pengukuran,
terjadi reaksi kimia, serta kesalahan perhitungan.
2) Berdasarkan percobaan, akuades dimasukkan ke dalam cawan sebanyak 10mL
menggunakan gelas ukur yang sesuai dengan meniscus. Namun berdasarkan
perhitungan ((Berat cawan + sampel + akuades) – (Berat Cawan) – (Berat Sampel))
didapat bahwa berat akuades sebanyak 9,637 gram saja. Hal ini dapat terjadi dari faktor
kesalahan perhitungan dan gelas kimia yang perlu dikalibrasi.
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari praktikum kali ini, pengeringan belum dapat dikatakan stabil
karena selisih berat menunjukkan 0,99 gram yang seharusnya menyentuh angka 0,991
gram. Hal tersebut dapat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:
• Suhu pengeringan: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan kecepatan pengeringan.
• Luas permukaan sampel: Semakin besar luas permukaan, semakin cepat air
menguap.
• Aliran udara: Aliran udara yang baik membantu menghilangkan uap air dan
meningkatkan kecepatan pengeringan.
4.2 Saran
• Pastikan untuk menggunakan peralatan yang akurat dan terkalibrasi.
• Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti.
• Pastikan rumus yang digunakan untuk menghitung kadar air sudah benar.
• Periksa kembali perhitungan untuk memastikan tidak ada kesalahan.
• Gunakan metode pengukuran kadar air yang berbeda untuk memverifikasi hasil.
• Supaya berat sampel setelah dikeluarkan dari oven tidak berubah, penggunaan desikator
bisa menjadi opsi.
Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi FMIPA
UNY.
Brooker, dan Donald B. 1974. Drying Cereal Grains. The AVI publishing Company, Inc. Wesport.
Crampton, C.W. dan L. Haris. 1969. Applied Animal Nutrition.2nd Ed. W.H. Freeman and
Company, San Francisco.
Muchtadi, T.R. 1997. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. IPB-Press. Bogor.Gupta, C. K., 2003.
O’Kelly, B. C. dan V. Sivakumar. 2014. Water content determinations for peat andorganic soils
using oven-drying method. Journal of Drying Technology. 32(1): 631-632
SNI 19-2354.2-2006: Cara Uji Kadar Air Bahan Pangan - Bagian 2: Penetapan Kadar Air dengan
Metode Pengeringan Oven. Badan Standardisasi Nasional.
Tarvainen, V., Ranta-Maunus, A., Hanhjarvi, A., & Forsen, H. (2006). The Effect of Drying and
Storage Conditions on Case Hardening of Scots Pine and Norway Spruce Timber.
Maderas Ciencia y Tecnologia, 8(1): 3–14.