PENGERINGAN
Oleh:
Kelompok VII
Kelas B
Dosen Pengampu:
Dr. Ida Zahrina, ST., MT.
Pengeringan
Dosen Pengampu Praktikum dengan ini menyatakan bahwa:
Kelompok VII
Eka Novrian Saputra (1807113195)
Ikhwan (1807113260)
Indah Pratiwi (1807113156)
Catatan Tambahan:
i
ABSTRAK
Pengeringan merupakan salah satu proses yang penting di industri kimia, pengolahan
makanan, tekanan atmosfir, dan lainnya. Pengeringan adalah proses pengeluaran air
atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan prinsip
perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan yang dikeringkan.
proses ini penting dalam industri kimia. Tujuan dari praktikum ini yaitu mempelajari
mekanisme pengeringan dengan membuat kurva karakteristik pengeringan pada
kondisi operasi pengeringan tertentu, menentukan kadar air kesetimbangan, dan
untuk menentukan laju pengeringan pada periode laju pengeringan konstan. Bahan
yang digunakan adalah campuran pasir dan air. Percobaan dilakukan di dalam alat
tray drier hingga didapat selisih berat penimbangan 0,1 gram dengan variasi air flow
control 4, 6, dan 8. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada periode awal
pengeringan kadar air yang terdapat di dalam bahan cukup banyak sehingga massa air
mudah teruapkan. Titik kritis, kadar air kesetimbangan, dan laju pengeringan konstan
tidak diperoleh karena proses pengeringan tidak berjalan sampai periode akhir
pengeringan. Selain itu, semakin tinggi laju alir udara pengering maka proses
pengeringan akan berjalan semakin cepat.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Laju Pengeringan Terhadap Kadar Air Bahan ................ 4
Gambar 2.2 Jenis Kadar Air dalam Bahan .................................................... 12
Gambar 4.1 Kurva Karakteristik Pengeringan .............................................. 14
Gambar 4.2 Hubungan antara Kadar Air dan Waktu .................................... 16
Gambar 4.3 Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Kadar Air .......................... 17
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai
waktu simpan yang lebih lama.
Dalam percobaan ini pengeringan akan dilakukan untuk mengeringkan pasir
menggunakan alat tray dryer. Tray dryer merupakan sebuah alat pengering yang
dirancang untuk mengeringkan bahan yang membutuhkan wadah. Pada alat ini
terdapat tray yang digunakan sebagai tempat umpan yang dikeringkan. Proses
pengeringan dilakukan pada tray kedua dari atas. Pengeringan dilakukan dengan
mengalirkan udara yang dipanaskan dengan heater dan kemudian mengair ke arah
tray-tray umpan. Udara panas inilah yang akan menguapkan air yang terkandung
dalam umpan yang berupa pasir hingga kering.
2.1 Pengeringan
Dari sejak dahulu pengeringan sudah dikenal sebagai salah satu metode untuk
membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan adalah
suatu proses pemindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi
untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas (Taib G, dkk, 1987).
Tujuan dasar pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air bahan secara termal
sampai ke tingkat tertentu sehingga kerusakan akibat mikroba dan reaksi kimia dapat
diminimalisasi untuk dapat tetap menjaga kualitas produk kering dari bahan tersebut.
Proses pengeringan merupakan suatu proses akhir dari suatu deretan operasi proses,
dan setelah pengeringan bahan siap untuk disimpan atau dijual. Menurut cara kontak
media pengering dan bahan yang dikeringkan, dibedakan atas dua yakni pengeringan
langsung (direct drying) yaitu bahan yang dikeringkan kontak langsung dengan udara
yang dipanaskan dan pengeringan tidak langsung (indirect drying) yaitu udara panas
kontak dengan bahan yang dikeringkan melalui perantara, umumnya berupa dinding-
dinding atau tempat meletakkan bahan.
3
4
harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan
berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Adapun penguapan air dalam
bahan terjadi dalam 3 tahapan, yaitu: pemanasan pendahuluan atau penyesuaian
temperatur bahan yang dikeringkan, pengeringan dengan kecepatan konstan
(Constant Rate Periode), dan pengeringan dengan kecepatan menurun (Falling Rate
Periode) (Treyball, 1983), yaitu :
Gambar 2.1 Kurva Laju Pengeringan Terhadap Kadar Air Bahan (Treyball, 1983)
Dimana :
Xbb = Kadar air basis basah (%)
Xbk = Kadar air basis kering (%)
Wb = Berat bahan basah (g)
Wk = Berat bahan kering (g)
Adapun jenis dari kadar air (moisture content) dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 2.2 Jenis Kadar Air dalam Bahan (Sumber: Treyball, 1983)
Keterangan :
a. Equilibrium Moisture (X*) atau kadar air setimbang adalah keadaan dimana
kadar air dari bahan setimbang dengan tekanan parsial uap air dalam udara.
b. Bound Moisture atau air terikat adalah keadaan dimana tekanan uap kadar air
dalam bahan diantara tekanan uap air setimbang dan tekanan uap murni air
pada temperatur yang sama.
c. Unbound Moisture atau Air tidak terikat adalah keadaan dimana tekanan uap air
dalam bahan melebihi keadaan setimbangnya dan sama dengan tekanana uap
murni air di temperatur yang sama.
d. Free Moisture atau Kadar air bebas adalah kadar air dalam bahan yang berlebih
dari keadaan setimbangnya. Kadar air inilah yang bisa di uapkan dan kadar air
bebas dari bahan padat tergantung dengan kelembapan udara.
8
N= ........................................................... (2.3)
Keterangan:
N = laju pengeringan (Lb H2O yang diuapkan / jam ft2)
Ss = berat bahan kering (lb)
A = Luas permukaan pengeringan (ft2)
X = moisture content dry basis (lb H2O / lb bahan kering)
Θ = waktu (jam)
Dimana dx/dθ dicari dengan :
= = )2 x : s2 .......................................... (2.4)
9
Keterangan :
D’v = free moisture
S = setengah tebal bahan yang dikeringkan
X = kadar air yang teruapkan
Persamaan ini menunjukkan bahwa bila difusi menjadi faktor penentu, laju
pengeringan berbending lurus dengan kandungan free moiture dan berbanding
terbalik dengan pangkat dua ketebalan. Persamaan ini menunjukkan bahwa jika
waktu dipetakan terhadap kandungan free moisture akan didapatkan garis lurus dan
D’v dapat dihitung dari gradiennya. (Treyal R E. 1981)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3. Tray Drier disiapkan, hidupkan MCB nya. Nyalakan pengatur laju alir udara
selanjutnya nyalakan pengatur suhu udara pengering.
4. Ukur luas penampang drier diujung (A1) m2 dan dibagian tengah (A2) m2
10
11
4.1 Hasil
Data praktikum yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan
Tabel 4.3 berikut.
Massa Massa
Massa Δ Kadar N
Waktu Pasir Pasir Moisture
Basah Kering
Air Air (kg/m2.
(s) (%)
(g) (%) jam)
(g) (g)
0 438,12 333,78 104,33 31,26 - 0
15 428,75 333,78 94,96 28,45 2,81 0,73
30 412,55 333,78 78,76 23,60 4,86 1,27
45 396,09 333,78 62,30 18,67 4,92 1,29
60 362,04 333,78 48,25 12,63 6,04 1,58
Massa Massa
Massa Δ Kadar N
Waktu Pasir Pasir Moisture
Basah Kering
Air Air (kg/m2.
(s) (%)
(g) (%) jam)
(g) (g)
0 453,06 369,24 83,81 22,70 - 0
15 330,89 369,24 71,64 19,40 3,30 0,95
30 438,32 369,24 59,06 16,00 3,41 0,98
45 414,75 369,24 45,50 12,32 3,67 1,06
60 401,35 369,24 32,10 8,00 4,32 1,25
12
13
Massa Massa
Massa Δ Kadar N
Waktu Pasir Pasir Moisture
Air Air (kg/m2
(s) Basah Kering (%)
(g) (%) .jam)
(g) (g)
0 455,89 348,07 107,81 30,97 - 0
15 443,29 348,07 95,21 27,35 3,62 0,99
30 427,58 348,07 79,50 22,84 4,51 1,23
45 412,81 348,07 64,73 18,60 4,24 1,16
60 400,09 348,07 52,01 13,00 5,60 1,53
4.2 Pembahasan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah
yang relatif kecil dari bahan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara
pengering dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini, kandungan uap air
udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga
terjadi penguapan. Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang
mempunyai kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir)
normal atau setara dengan nilai aktivitas air yang aman dari kerusakan
mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi (Geankoplis, 1993). Pada praktikum ini,
bahan berupa pasir dikeringkan menggunakan tray dryer. Tray dryer merupakan
salah satu alat pengeringan yang tersusun dari beberapa tray di dalam satu rak.
Tray dryer sangat besar manfaatnya bila produksinya kecil, karena bahan yang
akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara panas (Geankoplis, 1993).
1,8
1,6
1,4
C
1,2
N (kg/m2jam)
C
1 B B
C Air Flow Control 4
0,8
B Air Flow Control 6
0,6 Air Flow Control 8
0,4
0,2
A A A
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Moisture (%)
menyebabkan laju pengeringan masih bisa diimbangi oleh difusi air dari dalam
padatan ke permukaan padatan, karena menurut Treybal (1981), pada periode ini
laju pengeringan ditentukan oleh kecepatan difusi dari dalam permukaan padatan
sampai tercapai kadar air kesetimbangan. Kecepatan difusi juga dapat dipengaruhi
oleh luas permukaan padatan, dan laju udara pengering (Geankoplis, 1993).
Menurut Brooker dkk. (1981), semakin besar luas permukaan yang dikeringkan
dan semakin besar selisih tekanan uap air permukaan padatan dan udara maka laju
pengeringan semakin cepat. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
hasil percobaan, periode pengeringan belum sampai pada tahap akhir dimana laju
pengeringan turun secara tajam atau tidak beraturan (Treybal, 1981).
35
30
25
Moisture (%)
20
Air Flow Control 4
15 Air Flow Control 6
10 Air Flow Control 8
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu (s)
4.2.5 Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Kadar Air tiap Laju Pengeringan
Pada percobaan ini laju alir udara divariasikan menjadi 3, yaitu laju alir
kontrol 4, 6, dan 8. Pengaruh dari perbedaan laju alir udara terhadap kadar air tiap
laju pengeringan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
7
Δ Kadar Air tiap Laju Pengeringan (%)
4
Air Flow Control 4
3 Air Flow Control 6
2 Air Flow Control 8
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu (s)
Gambar 4.3 Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Kadar Air Tiap Laju
Pengeringan
Berdasarkan Gambar 4.3, kadar air tiap laju pengeringan dari yang terbesar
ke terkecil berturut-turut adalah pada laju alir udara 4, 8, dan 6. Menurut
Geankoplis (1993), koefisien perpindahan panas konvektif dari udara ke padatan
basah dipengaruhi oleh turbulensi. Semakin tinggi laju udara maka semakin tinggi
turbulensinya, sehingga akan memperbesar koefisien perpindahan panas konvektif
dan hal ini berarti memperbesar laju perpindahan panas. Semakin banyak energi
panas yang diterima padatan maka akan semakin banyak air yang diuapkan
sehingga semakin tinggi laju pengeringan. Maka dari itu, semakin besar laju alir
udara maka kadar air yang teruapkan juga semakin banyak dan laju pengeringan
menjadi semakin besar. Akan tetapi, hasil percobaan tidak sesuai dengan teori
tersebut, ini dapat dikarenakan oleh alat percobaan yang tidak akurat atau
kesalahan saat mengatur air flow control.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mekanisme pengeringan terdiri dari 4 periode yang dapat digambarkan ke
dalam suatu kurva karakteristik pengeringan, di mana laju pengeringan
sebagai sumbu y dan kadar air sebagai sumbu x.
2. Periode pengeringan diantaranya yaitu periode penyesuaian awal yaitu pada
titik A-B, laju pengeringan konstan yaitu pada titik B-C, laju pengeringan
menurun pertama yaitu pada titik C-D, dan laju pengeringan menurun kedua
yaitu pada titik D-E.
3. Titik kritis adalah titik kadar air terendah dimana laju pergerakan air bebas
dari dalam bahan ke permukaan bahan sama dengan laju penguapan air
maksimum dari permukaan bahan. Setelah mencapai kadar air kritis,
kecepatan difusi air dari dalam padatan tidak bisa mengimbangi kecepatan
penguapan di permukaan padatan, sehingga periode pengeringan berubah
dari laju pengeringan konstan ke laju pengeringan menurun.
4. Laju pengeringan konstan tidak dapat ditentukan dalam percobaan ini
karena proses pengeringan tidak berjalan sampai pada tahap akhir proses
pengeringan.
5. Kadar air kesetimbangan adalah kadar air minimum yang dapat dikeringkan
di bawah kondisi pengeringan yang tetap atau pada suhu dan kelembaban
nisbi yang tetap.
6. Semakin tinggi laju alir udara pengering maka proses pengeringan akan
berjalan semakin cepat.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar saat penimbangan, sampel
tidak berada terlalu lama di ruangan untuk mengurangi kontak dengan udara.
18
DAFTAR PUSTAKA
19