Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

HEAT TREATMENT

Disusun oleh:
Nama Praktikum : M Faqih Hidayatullah
NISN 212210008
Kelompok 1
Rekan :1. Gigih pradipta
2. Diyana Putri Z
3. Satriyo Febrimantoro
4. M Agung Sutrisno
Tanggal Praktiukum : 07 November 2022
Tanggal pengumpulan :
Asisten : Loretty S.R Simbolon

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA CILEGON-BANTEN
2022

i
LEMBARAN PENGESAHAN

Tanggal Masuk
Paraf Asisten
Laporan

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT


UNTIRTA Cilegon, November 2022

( LORETTY S.R SIMBOLON )

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................v
A. Latar belakang..............................................................................1
B. Tujuan percobaan.........................................................................1
C. Batasan masalah...........................................................................1
D. Sistematika Penulisan....................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
A. Heat treatment...............................................................................3
B. Proses perlakuan panas.................................................................3
1. Hardening...............................................................................3
2. Holding Time..........................................................................4
3. Quenching...............................................................................4
C. Jenis Jenis Perlakuan Panas..........................................................5
1. Annealing (Melunakan)..........................................................5
2. Case Hardening.......................................................................5
3. Normalizing............................................................................5
4. Tempering...............................................................................5
5. Nitriding..................................................................................5
6. Carburizing.............................................................................6
BAB III METODE PERCOBAAN...................................................................8
A. Diagram Alir.................................................................................8
B. Alat dan bahan..............................................................................9
C. Prosedur percobaan.......................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11

iii
A. Hasil percobaan............................................................................11
B. Pembahasan..................................................................................11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................15
B. Saran.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. GAMBAR ALAT DAN BAHAN
LAMPIRAN B. BLANKO PERCOBAAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Heat Treament...........................................................9


Gambar 3.2 Muffle Furnace.................................................................................10
Gambar 4.1 Grafik Nilai Kekerasan dari Berbagai Media Pendingin.................14
Gambar A.1 Muffle Furnace................................................................................18
Gambar A.2 Baja AISI 1045................................................................................18
Gambar A.3 Alat Pelindung Diri.........................................................................18

v
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. GAMBAR ALAT DAN BAHAN...............................................17


LAMPIRAN B. BLANKO PERCOBAAN...........................................................19

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Heat treatment merupakan kombinasi dari proses pemanasan dan pendinginan
dengan kecepatan tertentu dengan atau tanpa mengubah komposisi logam. Proses
heat treatment dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat
dengan tujuan untuk memperoleh sifat sifat tertentu. Proses pemanasannya seperti
memasukkan benda kerja kedalam kotak baja yang berisi terak/pasir, panaskan
pada suhu 980OC selama 1-3 jam, setelah cukup, angkat kotak tersebut, dan
dinginkan benda kerja secara perlahan.
Untuk meningkatkan kekuatan material logam ada beberapa cara seperti :
pengerjaan panas (Hot Working), pengerasan dingin (Cold Working), perlakuan
panas (Heat Treatment). Adapun sifat mekanis dari logam antara lain: kekerasan,
kekuatan dan keuletan.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan dari praktikum heat treatment ini adalah untuk
mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap perubahan sifat mekanik
(kekerasan) logam sebagai ukuran ketahanan beban terhadap deformatis plastis.
Nilai kekerasan disini dinyatakan dalam kekerasan rockwell.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada praktikum heat treatment ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel bebas dan terikat. Adapun variabel bebasnya adalah pengaruh perlakuan
panas, temperature, benda uji. Sedangkan variable terikatnya adalah deformasi
plastis, nilai kekerasan yang dihasilkan.

1
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan dalam laporan praktikum ini berisi 5 bab. Bab I membahas tentang
latar belakang, tujuan percobaaan dari praktikum ini, Batasan masalah dari
praktikum ini dan sistematika penulisan dari praktikum ini. Bab II membahas
tinjauan Pustaka tentang heat treatment. Bab III membahas tentang diagram alir
percobaan, alat dan bahan, dan prosedur percobaaan. Bab IV membahas tentang
data haasil percobaan yang telah dilakukan dan di sertai dengan pembahasan hasil
dari data yang di dapat dari percobaan. Bab V membahas tentang kesimpulan dan
saran yang di ambil dari praktikum yang dilakukan. Daftar Pustaka membahas
tentang referensi buku acuan yang digunakan praktikan dalam Menyusun laporan
inijuga dilengkaapi dengan lampiran lampiran yang berupa contoh perhitungan,
jawaban pertanyaan dan tugas khusus, gambar alat dan bahan, serta blanko
percobaaan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Heat Treatment


Perlakuan panas adalah perpaduan antara proses pemanasan penahanan
temperatur dan pendinginan temperatur dalam waktu tertentu. Beberapa perlakuan
panas yang dilakukan pada baja yaitu annealing, quenching, normalizing,
tempering dan lain sebagainya.
Uji kekerasan dengan indentor rockwell paling banyak dipergunakan hal ini
disebabkan oleh sifatnya yaitu lepat, bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk
membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang diperkeras, dan
ukuran lekukannya kecil sehingga bagian yang mendapat perlakuan panas yang
lengkap dapat diuji kekerasan tanpa menimbulkanya. Indentor kerucut imam
biasanya digunakan untuk material yang sifatnya keras (Hard Materials). Indentor
bola baja yang tidak terlalu keras (Soft Materials).

2.2 Proses perlakuan panas ( heat treatment )


A. Hardening
Hardening dilakukan dengan cara memanaskan baja sampai
temperatur pengerasannya (Temperatur austenisasi) dan menahannya pada
temperatur tersebut untuk jangka waktu tertentu dan kemudian
didinginkan dengan laju pendinginan yang sangat tinggi atau di quench
agar diperoleh kekerasan yang diinginkan. Alasan memanaskan dan
menahannya pada temperatur austenisasi adalah untuk melarutkan
sementit dalam austenit kemudian dilanjutkan dengan proses quench.

B. Holding time
Holding time atau waktu penahanan pada proses perlakuan panas
merupakan salah satu proses yang dilakukan untuk bertujuan mendapatkan

3
nilai kekerasan yang tinggi dari suatu bahan atau material yang dilakukan
dengan cara menahan temperatur pemanasan atau temperatur austenit
dengan waktu tertentu.
C. Quenching
Quenching merupakan proses pencelupan baja yang telah berada
pada temperatur pengerasannya (temperatur austenisasi), dengan laju
pendinginan yang sangat tinggi (diquench), agar diperoleh kekerasan yang
diinginkan. Quench Bahasa sederhananya adalah melakukan pendinginan
cepat (rapid cooling) dengan mencelupkan material di media Air, Oli, dan
udara guna mengubah tingkat kekerasan pada material. Pada tahap
Quenching, karbon yang terperangkap akan menyebabkan tergesernya
atom-atom sehingga terbentuk struktur body center tetragonal. Atom-atom
yang tergeser dan karbon yang terperangkap akan menimbulkan struktur
sel satuan yang tidak setimbang (memiliki tegangan tertentu). Struktur
yang bertegangan ini disebut martensit dan bersifat sangat keras dan getas.
Biasanya baja yang dikeraskan diikuti dengan proses tempering untuk
menurunkan tegangan yang ditimbulkan akibat quenching karena adanya
pembentukan martensit.

2.3 Jenis Jenis Perlakuan Panas


1. Annealing (Melunakan)
Annealing adalah suatu proses pemanasan material sampai titik atas
temperatur austenit kemudia menahannya hingga waktu tertentu.
Pendinginan proses annealing dilakukan secara perlahan didalam tungku.
Fungsi perlakuan panas annealing yaitu untuk memperbaiki sifat mekanik
logam, melunakan material, menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki
struktur butir, memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk.
2. Case Hardening
Case hardening merupakan proses perlakuan panas (heat treatment)
yang paling sesuai jika dibutuhkan material yang permukaannya tahan aus

4
dan inti kuat. Misalnya gear, lengan silinder, cams, dll. Proses case
hardening yang sering digunakan yaitu karburasi dan nitridasi.
3. Normalizing
Normalizing yaitu proses perlakuan panas yang berfungsi untuk
memperhalus butir,memperbaiki mampu mesin,memperbaiki sifat
mekanik pada baja karbon struktual dan menghilangkan tegangan
sisa.Proses heat treatment ini dilakukan sampai logam berada difase
austenit yang kemudian didinginkan secara perlahan.
4. Tempering
Tempering adalah proses dimana baja yang sebelumnya di Hardening
atau di normalisasi, biasanya di panaskan ke suhu di bawah suhu kritis
yang lebih rendah dan diaktifkan pada tingkat yang sesuai. Tujuan dari
tempering adalah untuk meningkatkan ukuran butir matriks,
menghilangkan tegangan dan mengurangi kekerasan yang meningkat
selama pengelasan.
5. Nitriding
Nitriding adalah proses perlakuan panas dengan cara benda kerja
dipanaskan pada suhu 500 derjat C selama 40-100 jam sesuai yang
dikehendaki. Pemanasan ini dilakukan didalam kamar gas nitrogen yang
rapat berisikan sirkulasi amoniak. Gas amoniak akan terurai dan
melepaskan atom atom nitrogen yang akan diserap olehbpermukaan baja.
Setelah proses nitriding benda akan mengalami perubahan, seperti:
- Permukaaan benda yang sangat keras,
- Tahan korosi,
- Tetap keras sampai suhu 500 derajat C
6. Carburizing
Carburizing adalah proses penambahan karbon pada permukaaan baja
yang memiliki kandungan karbon dibawah 0,3 persen sehingga permukaan
produk dapat dikeraskan. Ada 3 metode cara Carburizing, yaitu
Carburizing media padat, Carburizing media cair dan Carburizing media
gas.

5
a. Carburizing media padat
Cara kerja Carburizing media padat sebagai berikut :
1. Produk yang akan di Carburizing dimasukkan kedalam kotak baja tertutup
yang berisi bahan Carburizing, Carburizing seperti durferrit-tempurung
kelapa atau arang yang ditambah katalisator. Katalisator ini biasanya
sodium carbonat (abu soda) di campur barium carbonat yang berguna
untuk mempercepat dalam proses reaksi kimia,
2. Pemanasan secara perlahan hingga mencapai suhu 900 OC-950 derajat C
dan ditahan pada suhu tersebut hingga 6 jam atau lebiih sesuai dengan
kekerasan yang diinginkan,
3. Pendinginan dilakukan dalam tungku pemanas sampai suhu turun 350
derjat C, setelah itu dioperasikan di udara bebas,
4. Bila ada bagian yang tidak diperlukan mengalami pengarbonan, bagian
tersebut bisa dilapisi dengan tembaga setebel 0,07-0,1 mm,karena karbon
tidak melarutkan pada tembaga padat,
5. Untuk produk kecil, pencegahan bisa dilakukan dengan menggunakan
pasta khusus tahan api.

b. Carburizing media cair


Cara kerja Carburizing media cair sebagai berikut:
1. Proses Carbrizing ini dilakukan dengan campuran cairan kimia sodium
cynide (NaCN) 20 persen-25 persen, 40 persen sodium carbonate (Na2
Co3) dan 40 persen sodium chloride (NaCI),
2. konsep kerja dari Carburizing media cair ialah penguraian senyawa
sodium cyanide pada permukaan baja. Dimana atom karbon dan atom
nitrogen akan berpisah sendiri serta memperbanyak kandungan kaarbon
dipermukaan produk material baja,
3. campuran cairan kimia dipanaskan dalam kotak besi pada suhu
870derajtC-950derajat, kemudian produk yang akan di Carburizing di

6
tempatkan didalam keranjang kawat dan di celupkan kedalam cairan kimia
kurang lebih selama 5 menit, selanjutnya diangkat dan di bersihkan.
c. Carburizing media gas
Cara kerja Carburizing media gas sebagai berikut:
1. Proses Carburizing media gas dilakukan dengan memanaskan produk pada
temperatur 900 derajtC selama 3 jam atau lebih, didalam dapur khusus
yang mengandung gas hidrokarbon metana dan propane, sehingga pada
permukaan produk akan terlapisi oleh atom karbon.
2. Biasanya hidrokarbon dicampur dengan camuran gas nitrogen, hidrogen
dan karbon monoksida untuk mendapatkan distribusi gas yang lebih baik.
3. Carburizing media gas mempunyai beberapa kelebihan dibandigkan
dengan proses Carburizing ysng lainnya, yaitu:
4. Permukaan produk tetap bersih,
5. Dibuat untuk produksi masal,
6. Kandungan karbon pada lapisan dapat dikontrol.

7
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir


Adapun diagram alir pada percobaan heat treatment adalah

Menyiapkan specimen sebanyak tiga buah

Menyalakan furnance dan mengatur suhu 9150c

Memasukan 3 specimen ice muffle furnance

Menahan specimen selama 15-30 menit

Speimen pertama,kedua,ketiga berurutan didinginkan dengan media air, oli, udara

Membersihkan permukaan baja AISI 1045

Menghaluskan ketiga spesimen dengan mesin grinding


Proses pengujian kekerasan

Memilih baja AISI 1045 yang telah heat treatment beban 150Kgf dan non heat treatment 100Kgf

Pasang indentor dan letakan benda uji

8
Mencatat hasil yang didapat

Data pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Heat Treament

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat dan bahan pada percobaan ini antara lain:
a. Ampelas
b. Indentor berbentuk pola baja
c. Mesin uji kekerasan
d. Muffle furnance
e. Sarung tangan
f. Stopwatch
g. Tang penjepit

3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini:
1. Baja AISI 1045
2. Media pendinginan air
3. Media pendinginan udara
4. Media pendinginan oli

9
3.3 Prosedur percobaan
1. Menyiapkan spesimen sebanyak tiga buah.
2. Menyalakan furnance dan mengatur suhu sehingga 9000
3. Memasukan 3 spesimen ke dalam muffle furnance
4. Melakukan penahanan temperatur pemanasan selama 15-30 menit
5. Spesimen pertama, kedua, ketiga berurutan didinginkan dengan media air,
udara, oli
6. Haluskan permukaan ketiga spesimen tersebut dengan mesin
grinding/ampelas
7. Membersihkan permukaan benda uji yaitu baja AISI 1045 yang telah di
heat treatment dan yang tidak di heat treatment
8. Memilih indentor yang digunakan sesuai dengan benda uji dan atur
pembebanannya,yaitu untuk baja AISI 1045 yang telah di heat treatment
menggunakan beban 150Kgf sedangkan yang non heat treatment
menggunakan beban 100Kgf.
9. Memasang indentor dan meletakkan benda uji pada tempatnya
10. Melakukan proses pengujian kekerasan
11. Mencatat hasil yang didapat

Gambar 3.2 Muffle Furnace

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Adapun hasil dari percobaan Heat Treatment terdapat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
No Bahan Temperature Holding Perlakuan Hardness Average Vickers
(0C) (menit) (HRB) Hardness Hardness
(VHN)
1 Baja 9150 30 Annealing 84 84,67 164,01
AISI 85
1045 85
2 Baja 9150 30 Normalizing 88 87,67 174,68
AISI 87
1045 88
3 Baja 9150 30 Quenching 95 96 216
AISI 94
1045 96

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan heat treatment dan uji kekerasan. Pertama-tama
menyiapkan empat specimen baja AISI 1045. Baja AISI 1045 berarti baja karbon
atau plain carbon steel yang mempunyai komposisi karbon sebesar 0,45%. Baja
AISI 1045 diberi nama menurut standar american iron and steel institude (AISI)
dimana angka 1xxx menyatakan baja karbon, angka 10xx menyatakan karbon
steel sedangkan angka 45 menyatakan kadar karbon persentase (0,45 %). Tiga
buah spesimen tersebut dimasukkan kedalam furnace, lalu furnace di-set ke suhu

1
hingga 900O . Pemanasan ini bertujuan untuk mendapatkan perubahan struktur
metalurgi yang pada akhirnya mendapatkan perubahan struktur metalurgi uang
pada akhirnya mendapatkan sifat sifat baru pada logam. Perlakuan panas dapat
memengaruhi sifat dari Sebagian bear logam dan paduannya, tetapi untuk ferrous,
terutama paduan baja, terajdi perubahan yang sangat signifikan dalam sifat
sifatnya. Setelah mencapai 900oC, dilakukan penahanan atau holding selama 30
menit. Penahanan ini bertujuan mendapatkan nilai kekerasan yang tinggi dari
suatu bahan atau material yang dilakukan dengan cara menahan temperatur
pemanasan atau temperatur austenit dengan waktu tertentu.
Setelah melakukan penahanan specimen satu, dua, tiga berurutan dilakukan
pendinginan dengan media seperti udara, air, oli dll. Pendinginan ini bertujuan
untuk mendapatkan struktur martensite, dimana martensite adalah struktur
microkopis yang terbentuk Ketika sebuah logam atau paduan logam mengalami
perlakuan panas yang cepat. Setelah dingin, logam kemudian akan diuji
kekerasannya. Permukaan logam di preparasi terlebih dahulu dengan mesin
grinding/ ampelas, setelah di haluskan bersihkan permukaan benda uji yaitu Baja
AISI 1045 yang telah di heat treatment, pilihlah indentor yang digunakan sesuai
dengan benda uji yaitu diberi beban 150 kgf. Setelah di pasang indentor dan
meletakkan benda uji pada tempatnya. Kemudian lakukan proses pengujian
kekerasan lalu catat hasil yang di dapat pada percobaan heat treatment.
Perlakuan panas didefinisikan sebagai suatu operasi atau kombinasi operasi
yang melibatkan pemanasan dan pendinginan logam atau paduannya dalam
keadaan padat untuk memperoleh kondisi dan sifat-sifat yang diinginkan.
Perlakuan panas adalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
dan kadang-kadang sifat kimia dari suatu material. Aplikasi yang paling umum
adalah untuk material logam walaupun perlakuan panas juga digunakan dalam
pembuatan berbagai materi lain, seperti kaca.
Metode pengujian kekerasan yang digunakan yaitu metode indentasi rockwell
dengan indentor bola baja. Penggunaan indentor tersebut tergantung pada
permukaan logam. Setiap spesimen di indentasi tiga kali, pada tiga titik yang
berbeda, penitikan ini dilakukan tiga kali agar kita bisa mendapatkan data

1
percobaan yang akurat, kekerasan pada permukaan logam tidak seluruhnya
seragam. Keberegaraman ini diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya defect
pada logam dan menghindarinyaa kesalahan mesin atau yang lainnya
Setelah diuji kekerasan, didapatkan data seperti yang disajikan pada tabel 4.1.
Pada sampel pertama di titik pertama memiliki kekerasan sebesar 84, di titik
kedua memiliki kekerasan 85, di titik ketiga memiliki kekerasan sebesar 85,
sehingga diperoleh rata-rata nilai kekerasan 84,67. Pada sampel kedua di titik
pertama memiliki kekerasan sebesar 88, di titik kedua memiliki kekerasan 87, di
titik ketiga memiliki kekerasan sebesar 88, sehingga diperoleh rata rata nilai
kekerasan 87,67. Pada sampel ketiga di titik pertama memiliki kekerasan sebesar
95, di titik kedua memiliki kekerasan 94, di titik ketiga memiliki kekerasan
sebesar 96, sehingga diperoleh rata rata nilai kekerasan 96.
Pada sampel pertama, dilakukan proses annealing, yaitu kekerasan suatu baja
dengan cara memanaskan baja tersebut pada temperature maksimum 980 OC (
temperature krisis) yang kemudian pecah secara perlahan. Pendinginan proses
annealing dilakukan secara perlahan didalam tungku. Fungsi perlakuan panas
annealing yaitu untuk memperbaiki sifat mekanik logam,melunakan
material,menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki struktur butir, memperbaiki
mampu mesin dan mampu bentuk.
Pada sampel kedua dilakukan proses normalizing, yaitu memanaskan baja
dengan suhu 915OC dan melakukan penahanan pada temperature tadi beberapa
saat dan di dinginkan dengan sangat lambat. Tujuannya untuk memperhalus butir,
memperbaiki mampu mesin, memperbaiki sifat mekanik pada baja karbon
struktual dan menghilangkan tegangan sisa. Proses heat treatment ini dilakukan
sampai logam berada difase austenit yang kemudian didinginkan secara perlahan.
Pada sampel ketiga dilakukan proses quenching, yaitu memanaskan baja
dengan suhu 915OC dan melakukan pendinginan secara cepat, tujuannya untuk
meningkatkan sifat mekanik logam.
Dari grafik pada gambar 4.1 dapat kita membandingkan dengan jelas
kekerasan yang di hasilkan dari beberapa media quench. Kekerasan terendah
dimiliki pada media annealing kemudian pada media normalizing dan pada media

1
quenching. Pengujian quenching nilainya lebih tinggi dari pada pengujian yang
lainya, di karenakan quenching mempunyai sebuah media pendingin yang berbeda
dari pengujian lain, media pendinginnya yaitu seperti air, oli, dll. Dimana air oli
itu yang membuat nilai kekerasan lebih tinggi dari yang lain. Sedangkan
pengujian normalizing dan annealing tidak memakai pendinginan yang relatif
cepat, hanya dengan menggunakan udara.

Kekerasan
250

200

150

100

50

0
annealing normalizing quenching

Gambar 4.1 Grafik Nilai Kekerasan dari Berbagai Media Pendingin

Holding time atau waktu penahanan pada proses perlakuan panas merupakan
salah satu proses yang dilakukan untuk bertujuan mendapatkan nilai kekerasan
yang tinggi dari suatu bahan atau material yang dilakukan dengan cara menahan
temperatur pemanasan atau temperatur austenit dengan waktu tertentu. Waktu
penahanan sangat berpengaruh pada saat transformasi karena apabila waktu
penahanan yang diberikan kurang tepat atau terlalu cepat, maka transformasi yang
terjadi tidak sempurna dan tidak homogen selain itu waktu tahan terlalu pendek
akan menghasilkan kekerasan yang rendah hal ini dikarenakan tidak cukupnya
jumlah karbida yang larut dalam larutan. Sedangkan apabila waktu penahanan
yang diberikan terlalu lama, transformasi terjadi namun diikuti dengan
pertumbuhan butir yang dapat menurunkan ketangguhan[7].

1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan Heat Treatment sebagai berikut:
1. Dari percobaan pertama quenching menghasilkan kekerasan 221 VHN dan
memiliki sifat mekanis yaitu keras getas. Dari percobaan normalizing
menghasilkan kekerasan 190 VHN dan memiliki sifat mekanis yaitu
kembali pada sifat mekanis sebelum melakukan perlakuan pemanasan dan
ketiga annealing menghasilkan kekerasan 148 VHN dan memiliki sifat
mekanis yaitu tangguh ulet
2. Perbedaan metode pendinginan berpengaruh terhadap meningkatnya
kekerasan pada baja AISI 1045, dari ketiga proses pendinginan tersebut
dapat diketahui bahwa pendinginan menggunakan media air memiliki nilai
kekerasan paling tinggi dibandingkan dengan media tungku dan suhu
ruang.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya yaitu:
1. Menggunakan metode pendinginan quenching yang lain seperti
menggunakan oli dan air garam.
2. Menggunakan bahan uji coba yang lain selain baja AISI 1045.

1
DAFTAR PUSAKA

1. https://eprints.umm.ac.id. Di akses pada tanggal 03 maret 2023 jam


00.00WIB
2. https://ilmuteknik.id. Di akses pada tanggal 05 maret 2023 jam 19.15 WIB
3. https://teknikjaya.co.id. Di akses pada tanggal 08 maret 2023 jam 20.00 WIB
4. https://logamceper.com. Di akses pada tanggal 11 mei 2023 jam 03.00 WIB
5. https://www.omesin.com. Diakses pada tanggal 12 mei 2023 jam 04.00 WIB

1
LAMPIRAN A

1
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Gambar A.1 muffle furnace Gambar A.2 Baja AISI 1045

Gambar A.3 alat pelindung diri

1
LAMPIRAN B

Anda mungkin juga menyukai