Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK

HEAT TREATMENT (QUENCHING)

Oleh:

Arini Septiana Arisci

121310016

Asisten Praktikum:

Adinda Kanaya Tabitha (120460012)

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOSISTEM

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum Rekayasa Material

Judul Laporan : Heat Treatment (Quenching)

Disusun Oleh : Arini Septiana Arisci

NIM : 121310016

Progran Studi : Teknik Biosistem

Menyetujui,

Asisten Praktikum

Adinda Kanaya Tabitha

120460012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Praktikum Material Teknik (Heat Treatment)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pengetahuan Bahan Teknik. Selain itu, laporan praktikum ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang proses Heat Treatment (quenching) bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Harmiansyah S.T., M.T. selaku Dosen
Pengetahuan Bahan Tekik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.dan juga
kepada asisten praktikum saya Adinda Kanaya Tabitha yang telah membantu jalanya
parktikum.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini.

Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ...................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................................... 2
2.1 Heat Treatment......................................................................................................... 2
2.2 Carbon Steel Medium(Komposisi Karbon 0,43-0,50) AISI 10 .................................... 4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ...................................................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................................... 5
3.2 Prosedur Partikum .................................................................................................... 6
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................................................ 7
4.1 Pengumpulan Data.................................................................................................... 7
4.2 Pengolahan Data ..................................................................................................... 10
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 12
4.1 Analisis dan Pembahasan ........................................................................................ 12
BAB VI PENUTUP ............................................................................................................... 14
6.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 14
6.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 16
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perlakuan Panas (Heat Treatment) adalah salah satu proses untuk
mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada mesin
Laboratory Chamber Furnaace pada temperature rekristalisasi selama
periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti
udara, air, air garam, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda. Sifat-sifat logam yang terutama sifat
mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping posisi
kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat
mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya
pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan
logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya. Perlakuan panas
adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari
suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-
sifat tertentu. untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan
pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.
Pada proses pengerasan terdapat proses pendinginan secara cepat (quenching)
yang menggunakan media cair untuk pendinginannya. Media pendinginan
sangat berperan penting pada saat menentukan nilai kekerasan dan nilai
keuletan material yang dihasilkan, nilai kekerasan dan keuletan itu
dipengaruhi oleh struktur mikro yang dimiliki material tersebut. Serta
perlakuan panas tempering yang prosesnya dilakukan setelah baja mengalami
perlakuan panas lain, yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan
keuletan baja melalui pemanasan dengan suhu dibawah temperatur kritis.
Maka dari sinilah penulis
ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh proses quenching dan
tempering dengan variasi holding time 10, 30 dan 60 menit terhadap nilai
kekerasan dan struktur mikro baja karbon sedang”.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan proses pengerasan metode
quenching pada baja karbon, menguji kekerasan hasil perlakuan panas dan
menganalisa hasilperlakuan panas.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Heat Treatment

Proses perlakuan panas (Heat Treatment) adalah suatu proses mengubah


sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan
pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia
logamyang bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan
sifat-sifatlogam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan
panas dapatmencakup keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam.
Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro
dari berbagai jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi
dari satu bentuk susunan atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain.
Pada temperatur dibawah 910ºC sel satuannya Body Center Cubic (BCC),
temperatur antara 910ºC dan 1392ºC sel satuannya Face Center Cubic (FCC)
sedangkan temperatur di atas 1392ºC sel satuannya kembali menjadi BCC.
Dengan adanya pemanasan atau pendinginan dengan kecepatan tertentu maka
bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau
pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk
mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan
pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.
Kategori dalam proses pemanasan dapat dibagi menjadi :
1. Pelunakan (Softening)
Merupakan usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak
dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam
tungku atau annealing, atau juga bisa dengan udara terbuka atau
normalizing.

2. Pengerasan(Hardening)
Merupakan usaha untuk meningkat kan sifat material terutama kekerasan
dengan cara celup cepat (quenching) material yang sudah dipanaskan
kedalam suatu media quenching berupa air biasa, ataupun oli.

Adapun tujuan dari heat treatment yaitu


1. pertama mempersiapkan material untuk pengolahan berikutnya
2. memperbaiki kekuatan dari material itu sendiri
3. mengeraskan logam sehingga kekuatannya meningkat
4. menghilangkan tegangan dalam

Berikut adalah macam-macam proses Heat Treatment yang biasanya dilakukan :

2.1.1 Hardening

Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran


meningkatkan kekerasan alami logam. Perlakuan panas menuntut
pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu
penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan pendinginan
(pengejutan) berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan
kritis.
Pada proses hardening untuk baja UIC-54 dilakukan dengan cara
memasukkan spesimen kedalam dapur pemanas (furnace chamber) dan
dipanaskan hingga temperatur 810oC dengan penahanan (holding time) 60
menit, hal ini dimaksudkan agar pemanasan merata terhadap seluruh
lapisanspesimen(Karmin,2010).

2.1.2 Tempering

Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah


dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang
dilanjutkan dengan proses pendinginan. Baja yang telah dikeraskan
bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses
tempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi
persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula
sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat.
Dalam proses ini baja yang telah dipanaskan hingga temperatur 810oC
yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat (quenching) dengan media
air, kemudian dipanaskan kembali dengan cara memasukkan kembali
spesimen kedalam dapur pemanas (furnace chamber) dengan variasi
temperatur antara 425oC, 475oC, 525oC, 575oC dengan penahanan
(holding time) 60 menit. Hal ini dimaksudkan agar pemanasan merata
terhadap seluruh lapisan spesimen, dengan pendinginan ruangan
(Putri,2010).

2.1.2 Anealing

Anealing adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat


berfungsi untuk memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi dan
menyuling struktur kristal (melibatkan pemanasan di atas temperatur kritis
bagian atas). Proses perlakuan panas yang diberikan bertujuan untuk
memperbaiki sifat mekanik dari logam atau paduan. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan pada baja St.42 setelah dilakukan pengelasan
dan mengalami proses annealing terhadap kekerasan dan struktur mikro
yang dihasilkan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Bahan
yang digunakan yaitu baja St.42, diberikan perlakuan pengelasan
kemudian di proses annealing pada variasi temperatur 5000C, 6000C dan
7000C dengan holding time 1 jam. Selanjutnya dilakukan pengujian
kekerasan dan pengamatan struktur mikro. Hasil analisa data menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kekerasan tertinggi pada temperatur annealing 5000C
yaitu 170,03 HVN. Sedangkan pada temperatur annealing 7000C
mempunyai nilai rata-rata kekerasan terendah yaitu 125,13 HVN.

2.1.3 Normalizing

Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 40ºC di atas batas kritis
logam, kemudian di tahan pada temperatur tersebut untuk masa waktu yang
cukup dan dilanjutkan dengan pendinginan pada udara terbuka.
Normalizing baja adalah proses pemanasan baja ke fase austenite sehingga
diperoleh struktur mikro austenite, selanjutnya didinginkan dengan media
pendingin udara normal hingga suhu kamar. Sehingga struktur dalam material
yang telah berubah akibat perlakuan mekanik, ataupun karena bekerja pada
temperatur tinggi atau rendah dapat dikembalikan ke struktur yang normal lagi
melalui proses normalizing. Tujuan dari normalizing untuk mengurangi tegangan
sisa, memperbaiki sifat mekanik baja serta mengembalikan keuletan baja

2.1.4 Quenching

Proses quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan. Pertama


yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan, yang kedua
adalah komposisi kimia dan hardenbility dari logam tersebut. Hardenbility
merupakan fungsi dari komposisi kimia dan ukuran butir pada temperatur
tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga berpengaruh terhadap hasil proses
quenching (Sulaiman,2010)
Proses ini merupakan proses pendinginan dengan cara mengeluarkan spesimen
dari dalam dapur pemanas (furnace chamber) kemudian didinginkan dengan
media yang akan digunakan, dalam penelitian ini media yang digunakan adalah
air, dikarenakan air merupakan media yang paling populer digunakan dalam
media pendinginan karena biayanya yang rendah, ketersediaan yang melimpah
dan penanganan yang mudah. Tidak menyebabkan polusi terkait dengan
penggunaan air dan dapat dengan mudah dibuang.

2.1.5 Holding Time

Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu


bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk
memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya homogen
atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenite, difusi karbon dan unsur
paduannya.
2.1.6 Diagram Fe-Fe3C

Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara


temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat dan
pemanasan lambat dengan kandungan karbon (%C). Diagram fasa besi dan
karbida besi Fe3C ini menjadi landasan untuk laku panas kebanyakan jenis baja
yang kita kenal.

Gambar 2.1.6 Diagram Fe-Fe3C

Komposisi eutectoid terdapat pada 4,3 % (berat) karbon (17 % atom) dan suhu
eutectoid adalah 1148°C. Besi cor berada di daerah eutektid ini karena rata-rata
mengandung 2.5 % – 4 %. Pada bagian diagram antara 700°C-900°C dan daerah
karbon antara 0%-1% ini mikrostruktur baja dapat diatur dan dan disesuaikan
dengan keinginan. Struktur-struktur yang ada pada diagram fasa Fe-Fe3C :

1. Ferrit (Besi α) adalah suatu komposisi logam yang mempunyai batas


maksimum kelarutan Carbon 0,025 % C pada temperature 723°C, struktur
kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai
batas kelarutan Carbon 0,008
% C. Sifat-sifatnya adalah ketangguhan rendah, keuletan tinggi, kekerasan < 90
HRB,struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C dan ketahanan korosi medium.

2. Austenit (Besi γ) adalah suatu larutan padat yang mempunyai batas


maksimum kelarutan Carbon 2,11 % C pada temperature 1148°C, struktur
kristalnya FCC (Face Center Cubic). Sifat-sifatnya adalah ketangguhan baik
sekali, ketahanan korosi yang

paling baik dari SS yang lain, non hardened heat treatment, mudah dibentuk dan
palingbanyak dipakai dalam industri.

3. Cementit (Besi Karbida) adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan
C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur
kristalnya Orthohombic. Sifat-sifatnya adalah sangat keras dan bersifat getas.

4. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid


yang dibentuk pada temperature 1130°C dengan kandungan Carbon 4,3%C.

5. Pearlit adalah Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C), terjadi
pada temperatur 723°C, mengandung 0,8 % karbon.

Berikut alat yang kita gunakan saat melakukan proses Heat Treatment

2.1.7 Laboratory Chamber furnace

Gambar 2.1.7 Laboratory Chamber Furnace

Laboratory Chamber furnace merupakan alat yang dapat menghasilkan


energi panas kemudian di transfer ke alat yang dipanaskan hingga menimbulkan
perubahan fisik dan kimia. Alat furnace bekerja dengan menggunakan bahan
bakar bentuk padat, cair, gas serta energi listrik. Proses pemanasan furnace di
laboratorium menggunakan metode gravimetri akan akan mengubah benda
menjadi abu karena adanya energi panas. Di laboratorium, hanya dapat
memanaskan bahan dan alat tertentu saja. Anda juga harus perhatikan bahan
yang dipanaskan, sebaiknya berbahan dasar alumunium atau baja kuat, dan
bahan yang dipilih harus tahan pemanasan. Beberapa peneliti

menggunakan furnace untuk mempermudah dalam proses analisis bahan. Anda


bisa mengetahui karakterisitik bahan mulai dari suhu, titik leleh, titik didih, kadar
abu dan sebagainya.

2.1.8 Finger Gloves

Gambar 2.1.8 Finger Gloves

Finger Gloves merupakan Sarung tangan tahan panas melindungi tangan


dari suhu tinggi dengan menyekatnya. Beberapa serat, seperti aramid, secara
alami tahan panas, sementara sarung tangan lainnya menyertakan perlindungan
termal untuk menjaga suhu tinggi agar tidak mendekati kulit.

2.1.9 Tang Crusible


Gambar 2.1.9 Tang Crusible
Yaitu sebuh tang atau penjepit yang di gunakan untuk memasukan atau
mengeluarkan sampel pratikum yang biasanya memiliki suhu tinggi,di gunakan
untuk menjepit specimen biasanya untuk memasukan dan mengeluarkan cawan
crucible darimesin Laboratory Chamber Furnace.

2.1.10 Cawan Crusible

Gambar 2.1.10 Cawan Crusible

Cawan krusibel adalah alat laboratorium yang terbuat dari porselain dan
tahan terhadap suhu ekstream hingga 3000ºC. Fungsi krusibel adalah sebagai
tempat atau wadah sampel yang digunakan pada proses pemanasan, baik itu
ketika menggunakan oven ataupun furnace.

Krusibel juga tidak hanya digunakan pada proses pemanasan saja. Melainkan
dapat digunakan sebagai tempat penumbukan obat dalam laboratorium farmasi
(Meidi,2020).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan

A. Alat

1. Laboratory Chamber Furnace

2. Finger Gloves

3. Tang Crusible
4. Cawan Crusible

B. Bahan

1. Media Pendingin ( Tanpa perlakuan, Air, Oli )

2. Besi Karbon AISI 1045

3.2 Prosedur Praktikum

Prosedur kerja praktikum ini adalah :

a. Siapkan 3 sampel material baja dan media pendinginan air dan oli
b. Pastikan Baca Prosedur cara penggunaan alat sebelum praktikum cara
menghidupkan, cara penggunaan dan cara mematikan alat
c. Baja yang digunakan yakni AISI 1045 berbentuk plat Tebal 5 mm.
d. Hidupkan Chamber Furnace Carbolite Gero CWF 1300.
e. Atur SPºC pada suhu 800ºC, SPrr OFF, Holding time t1 30 menit.
f. Gunakan alat-alat keselamatan seperti finger gloves dan tang crusible pada
saat memasukkan dan mengeluarkan material dari Chamber Furnace
Carbolite GeroCWF 1300
g. Keluarkan ketiga sampel yang telah di
panaskan
1. Sampel pertama didinginkan di suhu ruangan.
2. Sampel kedua langsung dimasukkan ke media pendingin air
3. Sampel ketiga langsung dimasukkan ke media pendingin oli.
h. Reset Chamber Furnace Carbolite Gero CWF 1300 ke setting default.
Lalumatikan ala
i. Setelah dingin, bersihkan permukaan sampai rata dan halus.
j. Setelah selesai praktikum, rapihkan, bersihkan dan kembalikan alat-alat
yangdigunakan.
k. Pastikan daya listrik telah tercabut (Baca Prosedur Penggunan Alat) dan Isi
logbook pengunaan alat.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGELOLAHAN
DATA

4.1 Pengumpulan Data


a. Lembar Kerja ( Tabel )

b. Data Praktikum

1. Labolatory Chamber Furnace Carbolite CWF 1300

2. Media Pendingin (Air dan Oli)


3. Cawan

4. Tang Crusible

5. Sarung Tangan

6. Carbon Steel Medium(Komposisi Karbon 0,43-0,50%) AISI 1045


4.2 Pengolah Data

a. Diagram fasa Fe3c

b. Diagram CCT untuk AISI 1045


BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Pada praktikum kali ini membahas tentang heat treatmen. Heat treatmen
merupakan suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur
mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan pendinginan atau tanpa
mengubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu, melakukan proses pengerasan metode quenching pada baja
karbon, menguji hasil perlakuan panas dan menganalisa hasil perlakuan panas.

Praktikum ini membutuhkam alat dan bahan diantaranya laboratory chamber


furnace, finger gloves, tang crucible, crusble cylimber, dan bahan baja karbon AISI
1045, mediapedinginan (air,oli, dan air garam).

Proses heat treatmen terbagi menjadi tujuh proses, yang pertama yaitu hearding
yang merupakan perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan
kekerasan alami logam. Proses kedua yaitu Tempering proses pemanasan logam
setelah dikeraskan pada temperature atau dibawah suhu kritis. Yang ketiga ada
Aneling merupakan perlakuan proses logam dengan pendinginan yang lambat
berfungsi untuk mengurangi dan menyuling struktur kristal. Proses ke empat
Normalizing yaitu perlakuan panas logam disekitar 40 C diatas kritis logam.
Kemudian ada Quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan.
Proses ke enam ada Holding Time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan
maksimalnya dari suatu bahan.
BAB V
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis diatas, dapat dispimpulkan sebagai berikut :

Proses pemanasan yang menggunakan laboratory chamber furnace dimana


mengubah struktur mikro dengan tidak merubah komposisi kimia logam itu
sendiri. Mengetahui tentang hasil pendinginan apakah hasilnya berbeda pada
setiap media pendinginan di suhu ruangan, air, dan media oli.

Mengetahui macam-macam proses Heat Treatmen diantaranya Herdering


merupakan perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan
kekerasan alami logam. Tempering proses pemanasan logam setelah dikeraskan
dibawah suhu kritis. Aneling yaitu perlakuan panas logam dengan pendinginan.
Normalizing adalah perlakuan panaslogam disekitar 40 C diatas batas kritis logam.
Quenching menggunakan beberapa faktor yang saling berhubungan.
Daftar Pustaka

Putri, f., 2010, “Analisa Pengaruh Variasi Kuat Arus dan Jarak Pengelasan Terhadap

Kekuatan Tarik Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Elektroda


6013”, Jurnal, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang.

Karmin, Oktober 2009, “Pengendalian Proses Pengerasan Baja Dengan Metoda

Quenching”. Tugas Akhir.

Sulaiman, 2010, “ Pengaruh Proses Pelengkungan dan Pemanasan Garis Plat Baja
Kapal

AISI E 2512 Terhadap Nilai Kekerasan dan laju Korosi”, Jurnal Jurusan teknik
Mesin UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai