DISUSUN OLEH :
ACHMAD KUSAIRI SAMLAWI., MM., MT.
Praktikum Pengujian Material adalah salah satu mata kuliah wajib di Prodi Teknik
Mesin Universitas Lambung Mangkurat, sesuai dengan kurikulum yang berlaku sejak 2007.
Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan tentang cara pengambilan data dan cara menganalisanya, khususnya dalam
hal pengujian Material
Buku panduan ini dimaksudkan sebagai panduan, baik bagi mahasiswa maupun
asisten yang menangani praktikum prestasi mesin. Panduan ini berisi tentang teori singkat
Heat treatment, pengujian material, cara menganalisis data serta sistematika penulisan
laporan praktikum
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam buku panduan ini. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangn demi kesempurnaan buku
panduan ini dimasa yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku panduan ini.
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
(WAJIB DIBACA SEBELUM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM)
Tata tertib dari peserta praktikum prestasi mesin adalah sebagai berikut:
1. Praktikan diharapkan datang tepat waktu dan apabila terlambat lebih dari 15 menit tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum kecuali ada alasan khusus yang bisa dimaklumi.
2. Praktikan mengenakan peralatan safety lengkap (sepatu, wearpack, dan helm putih).
3. Praktikan mengumpul laporan maksimal satu bulan setelah melaksanakan praktikum dasar
mesin.
4. Penulisan laporan ditulis manual (tulis tangan) untuk setiap anggota kelompok, sertakan
corat-coret konsultasi dengan dosen pada lampiran.
5. Dalam batas waktu tersebut laporan harus sudah selesai dan dikumpul pada dosen
pembimbingnya masing-masing.
6. Laporan bisa dikumpul apabila telah di ACC oleh dosen pembimbing praktikum.
7. Apabila melanggar poin di atas maka dosen pembimbing berhak untuk membatalkan
laporan tersebut, yang berarti nilai dari peserta Praktikan adalah 0 atau E.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM......................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iv
iv
PRAKTIKUM I
HEAT TREATMENT
1
BAB I
PENDAHULUAN
hampir semua alat yang digunakan manusia terbuat dari unsur logam.
keuletan, kelelahan dan lain – lain. Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu
dimensi, konduktivitas listrik, struktur mikro, densitas, dan lain – lain. Karena
pada logam agar diperoleh sifat – sifat yang diiginkan. Dengan cara
memperoleh sifat – sifat tertentu dari logam. Salah satu cara adalah dengan
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses
logam akibat proses perlakuan panas dapat mencakup keseluruhan bagian dari
struktur mikro dari berbagai jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan
transformasi dari satu bentuk susunan atom (sel satuan) ke bentuk susunan
atom yang lain. Pada temperatur dibawah 9100 C sel satuannya Body Center
Cubic (BCC), temperatur antara 910o C dan 1392o C sel satuannya Face
(normalizing).
3
sudah dipanaskan ke dalam suatu media quenching berupa air, air garam,
maupun oli.
dilakukan
a) Hardening
Akibat pengejutan dingin dari daerah suhu pengerasan ini, dicapailah suatu
perlakuan panas ini disebut juga pengerasan alih wujud. Kekerasan yang
yang besar dan tegangan pengejutan, karena itu pada umumnya dilakukan
kejut suatu baja, pertama bergantung pada kandungan zat arang, kedua
4
b. Tempering
temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses
pendinginan. Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok
kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan
meningkat.
Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini
dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi
tetap keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan
600°C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di
kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan
sebagainya.
5
kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas. Suhu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500C pada proses tempering.
c. Anealing
stress pada logam dan untuk menghaluskan grain (batas butir) dari atom
a) Fase recovery
cacat kristal (tipe utama dimana cacat linear disebut dislokasi) dan
tegangan dalam.
6
b) Fase rekristalisasi
Fase rekristalisasi adalah fase dimana butir nucleate baru dan tumbuh
4. Normalizing
batas kritis logam, kemudian di tahan pada temperatur tersebut untuk masa
waktu yang cukup dan dilanjutkan dengan pendinginnan pada udara terbuka.
(www.steelindonesia.com)
7
Gambar 1. Diagram fasa Fe-Fe3C
(Sumber : www.steelindonesia.com)
dinamakan Cementit Fe3C (dapat dilihat pada garis vertikal paling kanan).
2. Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah,
3. Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah
Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid.
4. Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid,
struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit.
8
5. Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur
6. Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah,
akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro Austenit.
7. Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan
naiknya kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi Austenit.
B. Holding Time
karbon dan unsur paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time dari
- Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah; yang
mengandung karbida yang mudah larut, diperlukan holding time yang singkat,
memadai.
- Low Alloy Tool Steel; memerlukan holding time yang tepat agar kekerasan
- High Alloy Chrome Steel; Membutuhkan holding time yang paling panjang
9
pemanasannya. Juga diperlukan kombinasi temperatur dan holding time yang
tepat. Biasanya dianjurkan menggunakan 0,5 menit per millimeter tebal benda
- Hot Work Tool Steel; mengandung karbida yang sulit larut, baru akan larut
butir sangat besar, karena itu holding time harus dibatasi, 15 – 30 menit.
C. Quenching
berhubungan. Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang
digunakan, yang kedua adalah komposisi kimia dan hardenbility dari logam
butir pada temperatur tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian
ditahan pada suhu yang lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan
menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada diagram
Isothermal.
10
Tranformation Diagram dibawah ini.
(Sumber : www.steelindonesia.com)
b) Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya
dititik tertentu dan letaknya dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan
c) jika ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih
disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro
11
d) Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan
e) Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan
bergeser kekanan.
dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan
struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos Cooling
Transformation Diagram.
12
BAB III
METODE PERAKTIKUM
- Baja ST 37
3.2 Peralatan
1. Gergaji (Pemotong)
2. Ragum
3. Kikir
4. Amplas
5. Penggaris
6. Jangka sorong
1. Furnace/Tungku
2. Sarung tangan
3. Tang penjepit
4. Oli
5. Air
6. Cawan keramik
7. Sarung tangan
13
3.3 Langkah Percobaan
antara ½ s/d 1 in2 atau diameter ¼ s/d 1 in. Dengan alasan lebih kecil atau
lebih besar dari ketentuan diatas akan sulit pada proses penggosokannya
14
PRAKTIKUM II
METALLOGRAFY
15
BAB I
PENDAHULUAN
lainnya.
kuantitas. Type mewakili nama khas pada logam tertentu misalnya pada besi
bisa berupa ferrit, pearlite, eutectoid dan sebagainya. Ukuran mewakili dimensi
ukuran grafit flake dan ukuran butir. Distribusi mewakili daerah penyebaran
tersebut. Bentuk dan orientasi mewakili pengambilan ruang dan arah antara
satu fase dengan fase lainnya, sedangkan kualitas mewakili jumlah masing-
masing fase.
persiapan speciment (sample), grinding dan polishing, proses etsa (etching) dan
16
1.2 Tujuan Percobaan
17
BAB II
DASAR TEORI
intinya adalah pengamatan struktur logam baik secara makro maupun mikro.
sedangkan mikro harus diamati dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu
denganpaduan tertentu.
masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin
datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada
18
obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
dapat memiliki nilai apertura yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
terpisah.
hingga 25 kali.
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat
menjadi satu dan pembesarannya akan kurang optimal.. Daya resolusi atau
3. Medium antara lensa dan benda uji (n), sesuai dengan hubungan :
19
persamaan ini menunjukkan bahwa numerik celah bertambah dengan
perbesaran 50 – 400 kali. Gambar mikroskop optik yang akan dipakai seperti
Keterangan :
5. Penjepit sampel
20
Tahap awal pengambilan spesimen dari benda kerja yang paling
penting dalam hal ini adalah pengambilan spesimen dilakukan dengan hati-
hati dan menggunakan peralatan yang sesuai agar tidak terjadi perubahan
gergaji, were cut, dan lain-lainnya. Ukuran juga harus diperhatikan untuk
kebutuhan dan ketersediaan benda kerja. Jika ukuran terlalu besar maka
akan mengalami kesulitan saat dipegang dalam proses grinding dan polishing.
Bakelite moulding ini sangat diperlukan jika dalam proses grinding dan pouling
merupan kertas kasar yang bervariasi yang dihasilkan dari variasi butiran silikan
karbit (STC) atau kertas gosok dengan butiran Al2O3. Dipasaran nilai kekerasan
(grid) kertas gosok dinyatakan dengan tingkat, misalnya: 120, 200, 400 dan
seterusnya. Angka 80 adalah yang paling kasar, dan 2000 yang paling halus.
Dalam langkah grinding dimulai dengan yang paling kasar (120), dinaikkan
21
yang berupa bubuk atau proses grinding dan polishing dilakukan dengan
Hubungan rapat arus & tegangan bervariasi untuk larutan elektrolit dan
material yang berbeda dimana untuk tegangan, terbentuk lapisan tipis pada
permukaan, dan hampir tidak ada arus yang lewat, maka terjadi proses etsa.
piring pemoles. Metode ini sangat baik untuk logam mulia, tembaga,
a. Etching / Mangetsa
dengan mikroskop optik, pada dasarnya mangetsa adalah proses korosi yang
Kondisi tersebut terjadi karena adanya variasi struktur metal, karena variasi
Potensial tersebut juga akan dibantu oleh lingkungan (dalam hal ini larutan
22
etsa). Variasi laju korosi tersebut akan menghasilkan variasi permukaan pada
metode antara lain secara kimia (etching reagant) dimana pelarutan phase
dalam spesimen dipicu oleh reaksi kimiawi dan secara elektronik. Secara
b. Modifier Agent.
mengikat elektron
Tabel 2.2. Daftar Etching Reagant untuk Besi Tuang dan Baja
Mikro
HNO3 : 1 – Beberapa
5 ml
detik
1 Nital Alkohol Baja karbon
sampai 1
(95%) : 100
menit
ml
Pidric acid :
Beberapa Baja karbon
49
detik dan low-alloy
2 Pioral Alkohol
sampai 1 hasil heat
(95%) : 100
menit treatment
ml
ml detik steel
23
HCl : 50 ml
Makro
Crock
1 – 30
Hydrosinioric HCl : 50 ml porosity dan
1 menit pada
acid H2O : 50 ml suhu 73°C depth of
hardness
3 – 60
HNO3 : ( 5 detik Struktur las-
Al Alloy
ml (mikro)
HF : 15 ml
HCl : 45 ml
ml
H2O : 25 ml
Cn
Dillited
Alumunium Beberapa
1 solution 25 Brass bronze
hydroxide detik
gr NH4OH
24
Salurated
aquos Beberapa
anodising.
Sumber: Anonim 3
25
Pengamatan dengan mikroskop optik dan pengambilan gambar
gambar secara digital separti yang dilakukan pada praktikum kali ini. Gambar
26
Pada Gambar 1 diilustrasikan range daerah menurut orde dimensinya
mengenali struktur diluar phase misalnya cacat atau inklusi-inklusi dari unsur
kuantitas seperti dilukiskan pada Gambar 2. Type mewakili nama khas pada
logam terten ltu misalnya pada besi bisa berupa ferrit, pearlite, eutectoid dan
lainnya, misalnya ukuran grafit, ukuran grafit flake dan ukuran butir. Distribusi
pengambilan ruang dan arah antara satu fase dengan fase lainnya, sedangkan
27
Gambar 7. Pengamatan Mikrostruktur
28
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2 Peralatan
harus di grinding dan polishing agar permukaan material dapat terlihat jelas di
berikut:
5. Etching reagent antara lain Nital (NaOH) lihat table etching reagent.
29
3.3 Langkah-Langkah Percobaan
atau rusak kalau dipoles. Dan waktu digosok semua titik pada permukaan
kebawah.
tertimbun.
30
3.3.3 Grinding & Polishing
biasanya mulai dengan grid 80 atau 120 sambil dialiri air. Setelah terjadi
garis-garis goresan yang sejajar dan merata spesimen dicuci dengan air,
dan kertas gosok diganti dengan dengan grid yang lebih tinggi secara
gradual yaitu 200, 400, 600 dan seterusnya, sampai pada grid 2000.
yang berputar cepat, piringan ini dilapisi kain penggosok yang telah ditaburi
micron). Untuk kehalusan 0,05 micron pada kain penggosok dengan 0 = 8”.
Spesimen, di cuci dengan air dan alkohol dikeringkan dengan dryer atau
(etching reagent) dalam waktu yang singkat (dari beberapa detik sampai
31
pengambilan gambar struktur mikro dari spesimen yang diamati (tipe,
PRAKTIKUM III
32
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai elemen perlu diketahui bagaimana sifat dan kondisi dari logam yang
akan atau sedang digunakan tersebut. Apakah memenuhi syarat atau tidak,
terutama hal ini menyangkut keamanan dan pemakainya. Karena itu diperlukan
adanya pengujian demi penguian dari bahan tersebut, baik sebelum digunakan
untuk diketahui sifat dan karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, fisik,
33
BAB II
DASAR TEORI
oleh penetrasi benda lain yang lebih keras. Kekerasan suatu bahan sebagian
merupakan suatu sifat yang sangat penting, karena kekerasan bahan yang
Ada beberapa macam metode teknik pengujian logam, baik itu pengujian
34
Pengujian Dengan Merusak (Destruction Test)
cacat pada benda uji. Karena pada pengujian ini hanya diambil sampel-
1. Pengujian tarik.
2. Pengujian pukulan.
3. Pengujian tekan.
4. Pengujian kekerasan.
5. Pengujian bengkok.
6. Pengujian impact.
Metallography
(microscope examination).
atau indentor standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil lekukan
35
1. Pengujian Brinnell
2. Pengujian Vickers
3. Pengujian Rockwell
Harga kekerasan tidak memiliki standar atau skala yang mutlak, oleh
karena harga kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri,
walaupun terdapat beberapa hubungan dari skala yang satu dengan yang lain .
baja tersebut ditekan pada permukaan benda uji secara tegak lurus dengan
Setelah beban dan bola baja dipindahkan (diangkat), diameter lekukan yang
terjadi diukur.
Angka kekerasan Brinell diperoleh dari hasil pembagian antara gaya yang
36
Gambar 7. penekanan dengan bola baja
2
h = 0,5D – 0,5 (D d2)
A=Dh
= 0,5 D(D-(D 2 - d 2 )
Dimana:
h = Kedalaman penekanan
Pada prinsipnya untuk harga F/D 2 yang sama akan memberikan harga
kekerasan yang sama, tidak tergantung diameter bola baja yang digunakan .
37
Oleh karena itu, pengujian Brinell tidak dapat digunakan untuk pengujian benda
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengujian Brinel adalah sebagai
berikut:
benda uji yang mempunyai kekerasan diatas 400 HB, digunakan bola
pembebanan.
4. Jarak sumbu lingkaran antara dua buah hasil penekanan minimal 2d.
38
Gambar 8. Diameter hasil penekanan
Distandarisasikan.
berikut :
Beban
Lama pembebanan
Contoh:
105 HB 2,5/187,5/15
Berarti :
39
Keuntungan pengujian Brinnell adalah biasa menghasilkan harga
kekerasan yang teliti untuk material (logam) dengan struktur heterogen, seperti
besi tuang.
maka pada tahun 1925 Smith dan Sandland dari inggris membuat suatu system
sangkar dan sudut puncak antara dua bidang yang berhadapan 136 0 .
Brinnell, hanya saja lekukkan yang terjadi diukur pada kedua diagonalnya.
lekukan yang terjadi selalu berbanding lurus dengan beban, sehingga nilai
d = d1 d
22
A = 4 luas segitiga
dx2
A =4x0,5xdx2x0,5( )
4xSin680
d2
A=
1,854
Sehingga harga kekerasan Vickers kita dapatkan sebagai berikut:
HV F
=
d2
1,845
40
Maka,
F
HV = 1,854
Dimana:
Gambar 9. Indentor
41
2.3 Pengujian Kekerasan Rockwell
pengujian yang sangat praktis dan mudah. Sehingga sejak tahun 1931
baja yang dikeraskan dengan diameter 1,16’’ untuk bahan yang lunak, dan
kerucut intan dengan sudut puncak 120o. Ujung kerucut dibulatkan dengan
indentor yang elastis terhadap hasil pengujian menjadi minimal. Gaya lanjutan
kedalaman penetrasi. Hal ini disebabkan deformasi bahan yang diuji tidak
Beban standart yang digunakan adalah 100 kgf untuk penetrator bola baja
42
Harga kekerasan Rockwell di notasikan dengan simbol HR yang didahului
Contoh:
60 HRC
C = Dengan skala C .
(hard alloy) diijinkan untuk mengaplikasikan lebih dari skala yang telah
contoh :
penampangnya.
panas.
Kondisi untuk jarak pengukuran dan kemampuan ukur untuk skala lain
43
Keuntungannya adalah dapat dibaca langsung dari kedalaman hasil
44
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan
1. Preliminary test force = 98,07 N (10 kgf)
2. Total test force = 490,3 (50 kgf), 588,4 N (60 kgf ), 980,7 N
(100kgf).
3. Penetrator
a. Diamond cone Penetrator cone angle a = 120 ° Radius of the thip are
R = 0,2mm.
penjejakan ( Pengujian )
45
c. Pilih dudukan benda uji sesuai dengan bentuk dan ukuran
spesimen.
B 980,7(100)
C 1471(1500)
E 980,7(100)
F 1471(1500)
I 1471(1500)
46
L 1471(1500)
O 1471(1500)
Handbook Committee,1985.
Handbook Committee,1985.
2. Pengujian /Praktikum.
c. Aturlah durasi test total adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari
47
e. Lanjutkan putar handle elevasi hingga pointer utama (main pointer)
berhenti pada angka nol dan sub pointer berputar berlawanan jarum
otomatis selama proses lampu akan mati dan setelah selesai lampu
g. Putar handle elevasi kebawah, geser spesimen dan pilih batu untuk
48
PANDUAN DAN TATA CARA PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
semester.
ditunjuk.
Atas (top) = 3 cm
Kiri (left) = 4 cm
Kanan (right) = 3 cm
Bawah (bottom) = 3 cm
o Warna sampul biru tua di jilid softcover (bukan jilid lakban) dan pakai
punggung.
49
Contoh Cover Depan:
LAPORAN
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
HMKB 320
Disusun Oleh:
Agus Ramdani
H1F115002
Dosen Pembimbing:
Ach. Khusairi ST. MT
50
Contoh Halaman Pengesahan:
Disusun Oleh:
Agus Ramdani
H1F115002
51
Contoh Lembar Konsultasi:
LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
No Tanggal Tanda
Materi Konsultasi
Tangan
Nilai Akhir : (A / A- / B+ / B / B- / C+ / C / C- / D+ / D / E )
Banjarbaru,............................
Asisten Praktikum
NIM.
52
Format Daftar Isi Laporan:
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
1. Latar Belakang
2. Tujuan ..........................................................................................
.............................................................................
1. Persiapan Material
53
PERCOBAAN II METALLOGRAPHY ..........................................................
1. Latar Belakang
2. Tujuan ................................................................................................
....................................................................................
2. Tujuan ...........................................................................................
54
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ......................................................
LAMPIRAN
55
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
KOP HALAMAN
PENULISAN
LAPORAN
Agus Ramdhani
H1F112018