Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERLAKUAN PANAS
2. PENYELESAIAN MASALAH
2.1 PERLAKUAN PANAS.
Pendahuluan Perlakuan panas atau heat treatment adalah suatu metode
yangdipergunakan untuk merubah sifat-sifat mekanik dari suatubaja, seperti misalnya
kekerasan, kekuatan atau keuletannya. Komponen/perkakas yang diproses perlakuan panas
ada bermacam-macam, ada yang sederhana bentuknya tetapi ada pula yang rumit seperti
moulds, matres, komponen mesin. Biaya pembuatan memang tinggi; hal ini disebabkan
lamanya waktu yang diperlukan untuk membuat perkakas itu serta upah yang tinggi dari
tenaga yang terampil dan perlengkapan-perlengkapan presisi yang diperlukan. Dalam hal
ini ada suatu jaminan untuk tidak gagal terlalu awal, yaitu penggunaan material yang baik
sesuai dengan Jenis perkakas yang dibuat dan yang tidak kalah pentingnya ialah perlakuan
panasyang benar dari material tersebut.
Mengeraskan suatu perkakas memang mudah, tetapi memberikankekerasan yang
paling sesuai untuk fungsi suatu perkakas adalah sulit. Untuk memperoleh sifat-sifat yang
paling baik dari baja yang dipilih dengan benar memang diperlukan perlengkapan yang
memadai. Sekurang-kurangnya harus ada temperature control yang bekerja dengan baik
pada dapur-dapur pemanasnya. Selanjutnya diperlukan pula fasilitas pengujian kekerasan
untuk benda-benda yang sudah diproses perlakuan panas. Perlakuan panas (Heat
treatment) secara umum meliputi:
a) Pemanasan sampai suhu dan kecepatan tertentu.
b) Mempertahankan suhu untuk waktu tertentu sehinggatemperaturnya merata antara
permukaan dan inti.
c) Pendinginan dengan media pendingin (air, minyak, atau udara/media pendingin lain).
Ketiga hal tersebut tergantung dari sifat-sifat yang diinginkan.Syarat-syarat perlakuan
panas (heat treatment) yang harus dipenuhi:
a) Suhu pemanasan harus naik secara teratur dan merata.
b) Alat ukur suhu hendaknya seteliti mungkin
c) Laju pendinginan sesuai dengan jenis perlakuan panas yang dilakukan.
Pengujian materiai Dalam proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan
sifat dari pengujian tersebut yaitu:
A. Pengujian Destruktif
Sesuai dengan namanya pengujian ini bersifat merusak bahan yang diuji sehingga bahan
yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk
dan jenis secara internasional umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:
1. Pengujian Kekerasan
Pengujian ini dilakukan dengan dua pertimbanagn yaitu untuk mengetahui karakteristik
suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas tertentu. Berdasarkan pemakaianya dibagi menjadi:
a) Pengujian kekerasan dengan penekanan (indentation test)
Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terha-dap bahan logam dimana
dalam menentukan kekerasaannya deilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau
bekas penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan
b) Pengujian kekerasan dengan goresan (sratch test)
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan
kekerasannya dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standart.
Contohnya adalah pengujian metode MOH’S
c) Pengujian kekerasan dengan cara dinamik (dynamic test)
Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau
intan (hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
2. Pengujian Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik
dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik , benda uji
diberi beban gaya tarik , yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.
3. Pengujian lengkung
Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan
terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau
komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari
bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.
4. Uji impact
Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji
impct digunakan dalam dunia industri khususnya uji impact charpy dan uji impact izod.
Dasar pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari pendulum beban yang
mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji sehingga terjadi
deformasi.
5. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material
logam dipotong-potong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikisdengan material
alat penggores yang sesuai. Untuk pemeriaksaan =nya dilakuakan dengan alat pembesar
ataupun mikroskop elektronik.
6. Pengujian dengan larutan ETSA
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu
material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan
ini dapat merusak batas butir tersebut.
3. PEMBAHASAN
Pengerasan thermal merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan pada logam baja
untuk meningkatkan kekerasannya. Dalam pelaksanaan prosesnya, logam tersebut akan
mengalami kondisi dari temperatur ruang menjadi kondisi temperatur tinggi dan akhirnya
dikondisikan lagi dalam keadaan dingin. Dengan pelakukan ini tentu logam akan mengalami
suatu perubahan baik yang memang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Harapan yang ingin dicapai:
Baja menjadi lebih keras dari sebelumnya ( sesuai dengan yang diharapkan ). Perubahan ini
diupayakan melalui proses pemanasan dan pendingnan secara terkontrol (sebagai upaya
untuk merubah fasa struktur mikro ferrite pearlit ke fasa austenit ) dan akhirnya menjadi fasa
Martensit 100%.Kejadian yang tidak diinginkan :Baja yang diproses tidak tercapai kekerasan
yang dinginkan, rapuh, terjadi sisa austenit dan ketidak seragaman mikrostruktur ; Baja yang
diproses mengalami distorsi dan bahkan menjadi retak dan patah. Kehilangan Kandungan
elemen ada permukaan komponen (dekarburisasi dan oxidasi). Kejadian yang tidak dinginkan
ini akan muncul apabila dalam pelaksanaanya tidak dilakukan perencanaan yang baik. Pada
dasarnya dalam proses pengerasan baja dengan metoda pendinginan ada beberapa hal yang
sangat menentukan hasil yaitu perencanaan: Material yang akan dikeraskan ; Pelaksanaan
Pemanasan Media; dan Pelaksanaan pendinginan.
4. KESIMPULAN
Baja yang dikeraskan akan bertambah kekerasannya apabila dalam proses pemanasan,
temperatur pemanasan, holding time yang dilakukan sesuaiterhadap baja yang dikeraskan.
Namun pada baja yang selesai diquenching, umumnya:
- Terdapat tegangan sisa dan rapuh, ketidak seragaman mikrostruktur, dimensi tidak stabil
dan tidak siap digunakan sehingga diperlukan perlakuan panas lanjutan (tempering). Pada
perlakauan tempering perlu dipertimbangkan temperatur pemanasan karena tempertur
pemanasan tersebut akan sangat menentukan penurunan kekerasan baja.
- Untuk menghindari pengaruh kecepatan pendinginan akibat terbentuknya selimut uap pada
permukaan material diperlukan agitasi/ mengupayakan fluida pendingin mengalir atau
bergerak.
- Kemungkinan terjadi distorsi dan bahkan retak. Untuk itu perlu melakukan pertimbangkan:
a) Perencanaan geometri
b) Pemilihan Media pendingin.
c) Penghilangan Tegangan sisa akibat machining sebelum perlakuan panas.
d) Perbedaan laju pemanasan/ pendinginan antara permukaan dan bagian dalam yang
merupakan penyebab terjadinya thermal stress.
Sebagai perbandingan media pendingin yang dapat mecapai kekuatan dan kekerasasan
urutanya sebagai berikut:
- Air dan brine ( air garam ) menghasilkan kekuatan dan kekerasan yang besar.
- Minyak oli menghasilkan kekuatan yang besar dan kekerasan.
- Udara menghasilkan kekerasan dan kekuatan yang rendah dibandingkan dengan yang lain.
Urutan media pendingin yang kemungkinannya kecil menimbulkan bahaya terhadap internal
stresses, distorsi dan retak adalah :
- Udara sangat baik sebab pendinginan tidak drastis.
- Minyak/oli berkemungkinan.
- Air dan air garam berpotensi besar menimbulkan distorsi, retak atau internal stresses.
Saran :
- Bahan awal harus dipastikan aman dari retak dalam, cek dengan peralatan yang ada
- Perhatikan saat memprogram jangan sampai lalai dengan lama pemanasan dan saat
penahanan suhu dan waktu.
- Pergunakanlah pendinginan udara yang sudah diproses melalui filter pengering dan
pastikan kandungan airnya 0 %
- Oli harus dalam keadaan panas dengan temperatur ± 80 ° C