PENGOLAHAN MINERAL
SPECIFIC GRAVITY
Disusun oleh :
Nama : Amanda Esa Yonami Putri
NIM : 21133004
Program Studi : Teknologi Metalurgi 2021
Dosen Pengampu :
1. Dr. Mont. Imelda Hutabarat, S.T., M.T
2. Infantri Putra, ST., MBA
Menerangkan bahwa:
Telah menyelesaikan,
Pratikum Pengolahan Mineral Modul VI
SPESIFIC GRAVITY
Di Laboratorium Metalurgi
Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung
Mengetahui,
Dosen Pengampu Praktikum Pengolahan Mineral
Dr. Mont. Imelda Hutabarat, S.T., M.T Infantri Putra, ST., MBA
197509062003122001 198605042015031002
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
METODOLOGI
Pengolahan mineral adalah pengolahan yang bertujuan untuk memisahkan mineral berharga
dan gaunge-nya (tidak berharga) yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produ yang kaya
mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnya rendah (tailing). Proses pemisahan ini
didasarkan pada sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan
menguntungkan. (Nurhakim, 2007)
Dengan melakukan Pengolahan Mineral ini didapat beberapa keuntungan, antara lain:
a. Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan, karena sebagian
dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga kadar bijih telah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi logam yang
hilang bersama slag.
c. Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang dileburkan lebih
sedikit.
d. Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral
berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya.
e. Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinan
dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan. (Nurhakim, 2007)
2
2.1.3 Specific Gravity
Specific Gravity (SG) digunakan untuk mengukur berat jenis bijih yang akan diproses dalam
kegiatan pengolahan mineral. Acuan yang digunakan adalah ASTM D 854-02. Padatan yang
digunakan adalah bijih yang lolos – 4,75 mm (4 ). Suhu temperatur yang digunakan adalah
temperatur ruang (T : 20 - 25 oC). Jika suhu berbeda, maka berat yang ditimbang perlu dikalikan
dengan suatu konstanta.
Berat jenis bijih dapat ditentukan dengan cara membandingkan antara berat bijih tersebut
dengan berat air (aquades) yang mempunyai isi sama pada suhu standar.
Berat jenis didefenisikan sebagai rasio (perbandingan) dari berat isi bahan terhadap berat isi
air. Table 1. menunjukkan daftar berat jenis dari sejumlah bijih yang umum didapat. Sebagian
besar bijih mengandung banyak kwarsa (quarts) dan feldspart dan dalam jumlah yang lebih kecil
mika (mica) dan mineral – mineral yang mengandung besi.
Tabel 2. 1
Berat Jenis Mineral
3
2.2. Alat dan Bahan Perocbaan
1 Kacamata goggles
3 Timbangan digital
4 Tempat sampel
6 Tissue
7 Corong
4
8 Spatula
9 Kaca Arloji
10 Oven
2 Aquades
5
2.3. Prosedur Percobaan
1. Persiapan
a) Siapkan tempat kerja beserta peralatan dan bahan yang akan digunakan
b) Gunakan APD sesuai aktivitas
c) Preparasikan bijih hingga kering dan halus (P80 -200 ) dengan jumlah pengukuran
sebanyak 2 kali (duplo) masing-masing pengukuran ±60 gram untuk piknometer
berukuran 100 ml
d) Timbang berat piknometer berisi bijih (solid) dan catat sebagai Wps
e) Masukkan aquadest ke dalam piknometer hingga terisi ± ¾ volume piknometer, goyang
secara perlahan agar seluruh bijih terbasahi oleh air tetapi tidak menimbulkan gelembung
udara yang terperangkat dalam air
f) Tambahkan aquadest ke dalam piknometer pertama hingga penuh lalu ditutup. Pastikan
tidak ada padatan yang keluar dari pikno dan keringkan badan piknometer menggunakan
tissue
g) Timbang berat piknometer berisi bijih (solid) dan air (water), catat sebagai Wpsw
i) Masukkan aquades ke dalam piknometer hingga penuh dan ditutup, kemudian keringkan
badan piknometer dengan tissue
l) Melakukan perhitungan SG
6
2.4. Gambar Percobaan
Gambar 2. 5 Sampel
Dipindahkan ke Wadah
7
BAB III
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
(gram)
SG 2,78 gram
Tabel 3. 2
Tabel percobaan 2
Berat Berat
(gram)
SG 2,9 gram
𝑊𝑝𝑠−𝑊𝑝
Rumus SG = (𝑊𝑝𝑤−𝑊𝑝𝑠𝑤)+(𝑊𝑝𝑠−𝑊𝑝)
Tabel 3. 3
Rata - rata SG
SG 1 2,78
SG 2 2,9
Rata-rata 2,84
(SG 1 + SG 2)
Rumus rata – rata = 2
8
Tabel 3. 4
5 mineral mendekati
Nama Berat Jenis
Mineral
Dolomite 2,87
Argonite 2,92
Diambil dari range 0,1 dari atas dan dari bawah dari rata – rata 2,78 gram.
3.2. Pembahasan
Pada percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan sampel emas dengan berat 60
gram. Dalam percobaan dalam menghitung berat seperti berat piknometer, piknometer solid,
dan piknometer solid water kami menggunakan timbangan digital dengan data yang dihasilkan
pada tabel Analisa data. Setelah data berat terpenuhi baru dapat dicari specific gravity pada
sampel. Dengan menggunakan rumus berikut :
𝑊𝑝𝑠−𝑊𝑝
Rumus SG = (𝑊𝑝𝑤−𝑊𝑝𝑠𝑤)+(𝑊𝑝𝑠−𝑊𝑝)
Rata – rata yang didapat dari 2 kali percobaan adalah 2,84 gram. Untuk mencari
mineral yang dikandung kami memakai range 0,1 keatas dan kebawah agar mendapatkan
hasil dengan deviasi atau selisih yang tidak terlalu besar. Data mineral diambil dari table
2.1 (Berat jenis beberapa mineral) dan diambil 5 mineral mendekati, yaitu : Talcum,
Kalsit, Muskovite, Dolomite dan Argonite.
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dengan diadakannya praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, Pada percobaan pertama
didapatkan Wp 64,678 gram, Wps 124,724 gram, Wpsw 203,865 gram, Wpw 165,420 gram,
dan specific gravity 2,78 gram. Pada Wp 64,678 gram, Wps 124,768 gram, Wpsw 204,112
gram, Wpw 165,350 gram, dan specific gravity 2,9 gram. Dan rata – rata specific grafity 2
kali percobaan 2,84 gram. Dan dengan range 0,1 dari rata – rata didapatkan 5 mineral
mendekati yaitu Talcum, Kalsit, Muskovite, Dolomite dan Argonite.
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diajukan saran agar pada saat percobaan ketika
sedang mencampurkan solid dengan water pada piknometer, aquades dituang secara perlahan
lalu digoyang piknometer agar solid tercampur dengan rata. Dan menghindari gelembung
yang berlebihan. Pada saat menimbang piknometer keringkan piknometer didalam oven agar
mendapatkan berat yang akurat. Selalu membaca tahap, mempersiapkan materi dan periksa
alat – alat laboratorium sebelum pengerjaan percobaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anon. (1977). How Reichert cone concentration recovers minerals by gravity, Worm Mining,
30(Jul.), 48.
Barry A. Wills, Tim Napier-Munn. 2006. Mineral Processing Technology. Elsevier
Science & Technology Books. Canada: Butterworth Heineman.
Hutabarat Imelda, Dkk. 2022. Modul Specific Gravity.
Indonesia. 1967. Pasal 2 Huruf f UU Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan.
Indonesia. 2009. Pasal 1 Angka 20 UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
Dan Batubara.
Jonkers, A., Lyman G.J., and Loveday, G.K. (2002). Advances in modelling of stratification
in jigs. RocXIII Int. CoaL Prepn. Cong., Jonannesburg (Mar.), Vol. 1,266-276.
Kelly, E. G. & Spottiswood, D. J. 1982. Introduction To Mineral Processing. John Wiley &
Sons Inc: New Jersey.
Lyman, G.J. (1992). Review of jigging principles and control, Coal Preparation, 11(3--4),
145.
Oediyani, S., Ikhlasul A. M., Victoriyan N. 2018. Beneficiation of Kulon ProgoIron Sand By
Combining Tabling And Magnetic Seperation Methods. Cilegon, Banten: AIP
Conference Proceedings Volume 1945 Issue 1.
Sivamohan, R. and Forssberg, E. (1985b). Principles of sluicing, Int. J. Min. Proc., 15(Oct.),
157.
11