D111221066
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat meyelesaikan sebuah laporan praktikum tentang pengenakan
mineral ini tepat pada waktunya.
Dengan nikmat kesabaran dan kesempatan yang telah diberikan Tuhan kepada
penulis, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
geologi fisik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak asisten atas didikan
serta pengetahuan yang telah membimbing penulis dalam membuat laporan ini,
walaupun masih jauh dari kata kesempurnaan. Segala kekurangan yang ada pada isi
laporan ini dengan hati yang lapang penulis mohon saran dan kritikan yang dapat
memotivasi penulis kearah penyusunan yang lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II MINERAL..............................................................................................3
2.1 Mineral.....................................................................................................3
4.1 Hasil.......................................................................................................17
4.2 Pembahasan...........................................................................................27
BAB V PENUTUP.............................................................................................37
5.1 Kesimpulan.............................................................................................37
5.2 Saran.....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................39
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3. 1 Kawat Tembaga.............................................................................................11
3. 2 Kaca.............................................................................................................11
3. 3 Paku.............................................................................................................12
3. 4 Kikir Baja......................................................................................................12
3. 5 Lup Geologi...................................................................................................12
3. 6 Magnet.........................................................................................................13
3. 7 Penggaris.....................................................................................................13
3. 10 Tissue…………………………………………………………………………………………….…………14
3. 11 Pembanding…………………………..………………………………………………………………….14
3. 12 HCl.............................................................................................................15
4. 1 Mineral Piroksen 28
4. 2 Mineral Galena...............................................................................................29
4. 3 Mineral Muskovit.…………………………………………………………………….………………….30
4. 4 Mineral Kuarsa...............................................................................................31
4. 5 Mineral Olivin................................................................................................32
4. 6 Mineral Pirit...................................................................................................33
4. 7 Mineral Mangan.............................................................................................34
4. 8 Mineral Mineraloid..........................................................................................35
4. 9 Mineral Garnierit............................................................................................36
4. 10 Magnetit......................................................................................................37
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
bumi, dalam hal ini juga berhubungan tentang mineral. Mineral sendiri disusun dari
menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Mineral inilah yang sering digunakan di
dasar untuk mempelajari geologi serta untuk mengetahui sifat dan sejarah bumi kita.
(Bonewitz, 2012).
komposisi kimia tertentu dan disusun oleh atom-atom yang terkonfigurasi dengan baik,
mineral biasanya dilihat dari sifat-sifat fisiknya, berikut sifat-sifat fisik mineral yaitu
belahan, pecahan, kekerasan, sifat dalam, warna, kilap, cerat, dan berat jenis mineral
(Noor, 2012).
Pada laporan ini, membahas lebih lanjut mengenai beberapa deskripsi dari
mineral yang ada. Dimana laporan ini akan memberikan penjelasan yang akan mudah
dipahami yang berisi tentang pengetian mineral, jenis-jenis mineral, kegunaan mineral,
sistem granitik pegmatit, sistem metamorfik, sistem hidrotermal dan sistem air
permukaan dan air bawah permukaan. Selain itu, laporan ini juga membahas tentang
lebih lanjut mengenai pengenalan mineral yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
1
1.2 Tujuan Praktikum
suatu mineral seperti, warna, kilap, belahan, cerat, kekerasan, berat jenis, sistem
Universitas Hasanuddin dengan acara pertama yaitu pengenalan mineral pada hari
2
BAB II
MINERAL
2.1 Mineral
Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang
didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat kita jumpai
dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai buatan, tanah, atau pasir yang
diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai
nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan
untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki
sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang
bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal
sebagai “kristal”. Dengan demikian kristal secara umum dapat didefenisikan sebagai
bahan padat yanng homogen yang memiliki pola internal susunan 3 dimensi yang
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
3
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi
(Richard, 2010).
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun
1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977. Menurut defenisi
klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami,
bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan
menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan
komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang lingkup yang lebih luas karena mencakup semua
zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini
salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena
penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga
digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
4
2.2 Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah
cerat , berat jenis, belahan, pecahan, warna, kekerasan, dan kilap. Berikut ini adalah
1. Kilap
mineral dengan kilap non metalik mempunyai kilap yang bervariasi, antara lain
vitreous (kilap seperti kaca), pearly, silky, erathy, dan lain-lain. Beberapa
mineral mempunyai kilap antara logam dan non logam disebut kilap submetalik.
saat terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat
wulfenite,vanadinite,pyrargyrite.
D. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit, celestine,
beryl,tourmaline.
E. Kilap sutera (silky luster), kilat yang menyerupai sutera pada, terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes dan
gips.
5
F. Kilap damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya
G. Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
I. Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu kadang-
kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang
2. Warna
Meskipun warna merupakan sifat fisik yang paling mudah dikenali, tetapi sifat
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun fisik
ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral. Warna mineral
langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam
pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
6
3. Kekerasan
yang standar. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan
mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa
dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan
dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala
1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras (Sapiie, 2006).
kekerasannya antara lain kuku manusia mempunyai kekerasan 2,5, kaca 5,5
dan logam tembaga 3. Mineral gipsum dapat dengan mudah digores dengan
merupakan mineral yang paling keras yang sangat umum, dan dapat digunakan
4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
sama. Jadi warna cerat lebih merupakan warna asli dari mineral. Cerat dapat
juga membantu untuk membedakan mineral metalik dan non metalik. Mineral
dengan kilap metalik biasanya mempunyai cerat lebih gelap daripada cerat
7
B. Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
(Sapiie, 2006).
5. Belahan
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak
hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur. Apabila suatu
maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar
gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan menghasilkan
8
6. Berat jenis
mineral dengan berat dari volume air. Berat jenis adalah rasio berat suatu
benda terhadap volumenya. Berat jenis tidak seperti kepadatan, bukanlah hal
dua besaran yang memiliki dimensi yang sama (massa per satuan volume),
berat jenis tidak memiliki dimensi. Jika mineral mempunyai berat 3 kali dari
berat air dengan volume yang sama, maka mineral tersebut mempunyai berat
menimbang di tangan. Bila mineral tersebut terasa berat, seperti beratnya satu
contoh batuan, maka berat jenisnya sekitar 2,5 sampai 3. Mineral logam
sedangkan berat jenis emas 24 karat adalah 20. Mineral dengan berat jenis
lebih besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat. Mineral berat ini diperoleh
sedimen. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan
beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat
miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
9
2.3 Kegunaan Mineral di Industri Pertambangan
teknologi saat ini mungkin tidak akan ada tanpa adanya peran penting dari
mineral. Mineral bisa dikatakan kunci dari perubahan cara hidup manusia.
teknologi-teknologi lainnya.
pertambangan.
10
Transportasi sangat memerlukan mineral dalam pengoperasiannya
mekanik lainnya.
11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebeagai berikut:
Gambar 3. 2 Kaca
12
3. Paku, berfungsi untuk mengukur tingkat kekerasan mineral.
Gambar 3. 3 Paku
13
6. Magnet, digunakan untuk mengetahui sifat kemaknetan mineral.
Gambar 3. 6 Magnet U
8. Alat tulis dan pensil warna, untuk pencatatan data-data dan sketsa
14
9. Buku ‘Rock and Minerals’, sebagai buku panduan dan referensi untuk
Gambar 3. 10 Pembanding
3.1.2 Bahan
Gambar 3. 11 Tissue
15
2. HCl, untuk direaksikan dengan mineral.
16
Adapun tahapan-tahapan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dijelaskan tentang definisi mineral beserta sifat fisik dan cara
mendeskripsikan mineral.
dahulu.
BAB IV
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
18
4.2 Pembahasan
Stasiun 01
Mineral ini memiliki warna segar yaitu hitam sampai hijau gelap dan warna lapuk yaitu
coklat. Kilap yang dimiliki mineral ini adalah tanah logam dengan belahan yang baik
dan pecahan yang dimiliki adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat yang
akan keluar adalah cerat abu-abu putih. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 5,5
dengan asam. Piroksen memiliki tenacity brittle dan keterdapatannya banyak dijumpai
sebagai penyusun utama batuan beku mefik. Kegunaan dari mineral ini adalah
27
Stasiun 02
Mineral ini memiliki warna segar yaitu abu-abu dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap
yang dimiliki mineral ini adalah kilap logam dengan belahan sempurna dan pecahan
yang dimiliki adalah even. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar adalah
cerat hitam. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 5,5 sampai 6 berdasarkan skala
mohs.
Galena memiliki sifat kemaknetan yaitu diamagnetik dan tidak bereaksi dengan
asam. Galena memiliki tenacity brittle dan keterdapatannya banyak dijumpai disekitar
batuan metamorf dan batuan beku. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakan pada
baterai, selubung kabel, munafaktur mesin, galangan kapal, industri ringan, oksida
28
Stasiun 03
Mineral ini memiliki warna segar yaitu putih sampai abu-abu dan warna lapuk yaitu
coklat. Kilap yang dimiliki mineral ini adalah kilap logam dengan belahan sempurna dan
pecahan yang dimiliki adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan
keluar adalah tidak berwarna. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 2 sampai 2,5
dengan asam. Muslovit memiliki tenacity elastis dan keterdapatannya banyak dijumpai
disekitar batuan metamorf. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan sebagai
29
Stasiun 04
Mineral ini memiliki warna segar yaitu putih dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap yang
dimiliki mineral ini adalah kilap kaca dengan belahan imperfect dan pecahan yang
dimiliki adalah concoidal. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar adalah
tidak berwarna. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 7 berdasarkan skala mohs.
Kuarsa memiliki sifat kemaknetan yaitu diamagnetik dan tidak bereaksi dengan
asam. Kuarsa memiliki tenacity brittiy dan keterdapatannya banyak dijumpai disekitar
batuan beku asam seperti Granit, Granodiorit, Tonalit dan Ryolit. Kegunaan dari
mineral ini adalah digunakakan sebagai bahan utama dalam pembuatan kaca dan
gelas.
30
Stasiun 05
Pada stasiun kelima, hasil pendeskripsian mineral berupa mineral Olivin. Mineral
ini memiliki warna segar yaitu coklat gelap dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap yang
dimiliki mineral ini adalah kilap lilin dengan belahan yang tidak ada dan pecahan yang
dimiliki adalah concoidal. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar adalah
putih. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 6,5-7 berdasarkan skala mohs.
Olivin memiliki sifat kemaknetan yaitu paramagnetik dan tidak bereaksi dengan
asam. Olivin memiliki tenacity britte dan keterdapatannya banyak dijumpai dalam
batuan karbonat termetamorfose, olivin Fe-Mg menengah dalam batuan beku mafik
dan ultramafik. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan sebagai penghilang
31
Stasion 06
Pada stasiun keenam, hasil pendeskripsian mineral berupa mineral Pirit. Mineral
ini memiliki warna segar yaitu kuning mengkilap dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap
yang dimiliki mineral ini adalah kilap logam dengan belahan imperfect dan pecahan
yang dimiliki adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar
adalah kecoklatan hingga hitam. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 6 sampai 6,5
Pirit memiliki sifat kemaknetan yaitu paramagnetik dan tidak bereaksi dengan
asam. Pirit memiliki tenacity brittle dan keterdapatannya banyak dijumpai dalam
batuan beku, metamorf dan sedimen walaupun dalam jumlahnya yang sedikit.
Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan sebagai bijih utama dalam memproduksi
32
Stasion 07
Mineral ini memiliki warna segar yaitu hitam baja dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap
yang dimiliki mineral ini adalah kilap kaca-mutiara dengan belahan satu sampai dua
arah dan pecahan yang dimiliki adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat
yang akan keluar adalah putih. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 4 berdasarkan
skala mohs.
asam. Mangan memiliki tenacity brittle dan keterdapatannya banyak dijumpai dalam
batuan beku. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan sebagai campuran
membuat baterai, campuran pembuatan besi baja, bahan pembuatan ferro mangan
dan lain-lain.
33
Stasion 08
Mineraloid. Mineral ini memiliki warna segar yaitu putih hingga trasparan dan warna
lapuk yaitu coklat. Kilap yang dimiliki mineral ini adalah kilap kaca dengan belahaan
imperfect dan pecahan yang dimiliki adalah concoidal. Jika mineral ini digores maka
cerat yang akan keluar adalah putih. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 5 sampai 6
dijumpai dalam batu gamping. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan sebagai
34
Stasion 09
Mineral ini memiliki warna segar kehijauan dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap yang
dimiliki mineral ini adalah kilap tanah dengan belahaan imperfect dan pecahan yang
dimiliki adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar adalah
putih. Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 3 saampai 4 berdasarkan skala mohs.
dijumpai pada batuan beku ultrabasa. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan
35
Stasion 10
Mineral ini memiliki warna segar hitam dan warna lapuk yaitu coklat. Kilap yang dimiliki
mineral ini adalah kilap logam dengan belahaan sangat baik dan pecahan yang dimiliki
adalah uneven. Jika mineral ini digores maka cerat yang akan keluar adalah hitam.
Mineral ini memiliki kekerasan sebesar 5,5 saampai 6,5 berdasarkan skala mohs.
dengan asam. Magnetit memiliki tenacity brittle dan keterdapatannya banyak dijumpai
pada batuan Diorit, Gabbro dan Basalt. Kegunaan dari mineral ini adalah digunakakan
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mineral adalah benda padat yang terbentuk secara alami oleh peristiwa-
peristiwa anorgani9k memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Proses
yaitu bentuk, warna, kilap, belahan, pecahan, cerat, kekerasan, sifat dalam,
warna segar. Untuk warna, kilap, belahan, pecahan, dan sifat dalam,
kasar. Setelah itu untuk mengetahui kekerasan dari suatu mineral, dimulai
dengan menggoreskan mineral itu dengan kuku jika mineral tersebut tidak
bubuk dari mineral yang diaamati kemudian dilihat menggunakan lup geologi.
menggunakan magnet U dan reaksi dengan asam, mineral ditetesi cairan HCl
untuk mengetahui bahwa mineral tersebut bereaksi dengan asam atau tidak.
serta kegunaan dari mineral tersebut bisa diketahui dengan bantuan buku
37
5.2 Saran
Dari semua keseluruhan praktikum sudah sangat baik, tetapi dalam hal waktu
38
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup . Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Noor, Djauhari. 2012. Edisi Kedua Pengantar Geologi. Universitas Pakuan, Bogor.
39