MAKALAH
PEMANFAATAN MINERAL BATUAN ZEOLIT
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemanfaatan mineral dan batuan
Pada Semester Anatara Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2017/2018
Disusun oleh:
Faruq Fathurrachman (10070116007)
Elsa Delyansari (10070116069)
Kelas A
KATA PENGANTAR
ﺒﺳﻡﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻥﺍﻟﺭﺤﻳﻡ
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-nya Penulis
dapat menyelesaikan Makalah tentang "Zeolit” ini. laporan ini telah Penulis susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat memberikan segala
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
BAB II
LANDARAN TEORI
3
4
4
5
ini efisien, sederhana, biaya relatif murah, dapat bekerja pada konsentrasi rendah
sehingga lebih mudah dilakukan daripada metode yang lain. Metode adsorpsi telah
terbukti efektif untuk mengurangi konsentrasi logam dalam perairan seperti yang
dilaporkan berbagai penelitian, di antaranya melalui penggunaan berbagai
adsorben salah satunya zeolit (Barros et al., 2003). Kemampuan zeolit sebagai
adsorben telah dilaporkan oleh berbagai penelitian. Adnansia (2010)
menggunakan Zeolit Y sebagai adsorben campuran air etanol dengan
memanfaatkan situs aktif –OH pada permukaan zeolit. Konsep adsorpsi
didasarkan pada interaksi ion logam dengan gugus fungsional yang ada pada
permukaan adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks, pertukaran ion,
ikatan logam dan biasanya terjadi pada permukaan padatan yang kaya gugus
fungsional seperti –OH, -NH, -SH dan –COOH (Stum dan Morgan, 1996). Mordenit
merupakan jenis zeolit sintetis yang sering digunakan sebagai material adsorben
berbasis alumina silika yang terdiri dari siloksan dan alumina serta memiliki situs
aktif –OH dari silanol pada permukaan serta porinya sehingga bisa berinteraksi
dengan ion logam yang akan diadsorpsi, di sisi lain kelemahan mordenit sebagai
adsorben adalah rendahnya efektivitas adsorpsi mordenit terhadap ion logam
disebabkan rendahnya kemampuan gugus silanol sebagai donor pasangan
elektron yang berakibat lemahnya ikatan ion logam pada permukaan mordenit
(Sudjarwo, 2011), oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas
adsorpsi adalah dengan modifikasi.
Modifikasi yang sering dilakukan salah satunya dengan mengikatkan
senyawa organik yang mengandung gugus fungsi (gugus aktif) pada mordenit.
Gugus fungsi amina (–NH2) dan thiol (-SH) adalah yang paling sering digunakan
dalam modifikasi material silika (Yang et al., 2005). Modifikasi material berbasis
silika alumina dengan imobilisasi senyawa organik telah banyak diteliti. Sudjarwo
(2011) mensintesis silika gel dari abu sekam padi terimobilisasi APTMS (3-
aminopropiltrimetoksisilane) sebagai adsorben ion Cu. Payawan (2010)
melakukan modifikasi zeolit Y melalui metode grafting dengan senyawa organik
APTES (3-aminopropiltrietoksisilane) untuk meningkatkan situs aktifnya.
Modifikasi silika dengan senyawa APTMS melalui metode grafting sebagai
adsorben logam Cu juga telah dilakukan oleh Quang et al. (2010) dimana adsorpsi
logam meningkat dengan adanya imobilisasi gugus fungsi amina (-NH2).
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada
struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat
mengubah komposisi mineralogy batuan (Kaharmen, 2008).
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa riolitik yang tebal. Zona
zeolit yang terbentuk lebih bersifat vertikal dari pada horizontal. Keadaan ini
disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai akibat reaksi dengan air
tanah. Endapan ini mempunyai ketebalan yang dapat mencapai ratusan meter.
Mineral zeolit yang umum dijumpai adalah jenis klinoptilolit dan mordenit.
2.2.3 Endapan zeolit jenis diagenetic
Proses Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara
umum mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan
berlanjut bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan
mineraloginya. Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses
biologis lebih dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently
deposited) dan biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur
maksimal 75°C.
1. Proses diagenesis
a) Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang.
Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan oleh
berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini mengakibatkan
penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal ini menghasilkan
pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan tingkat kompaksi
merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir, pemilahan, porositas awal
dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.
2) Rekristalisasi dan pelarutan
Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia menyebabkan
pengorientasian kembali Kristal lattice pada butir mineral. Rekristalisasi
bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineralyang terdapat
pada batuan. Ketika fluida melewati batuan atau sedimen, komponen pada
sedimen yang tidak stabil karena tekanan, pH, dan temperature akan
mengalami pelarutan. Kemudian material yang terlarut ituakan mengalami
transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori sedimenyang memiliki
kondisi yang berbeda.
10
11
3). Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau
batuanyang mengikat satu butir dengan butirlainnya. Semen yang umum
yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.
4). Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru
mengalami kristalisasi didalam sedimen atau batuan selama proses
diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi
didalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, danjuga muncul
karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase fluida, atau
dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk.
Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa,
carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineralseperti gypsum dan
oksida seperti hematite.
5). Replacement
Replacement yaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia
dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral.
Replacement mungkin bersifat:
Neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama
dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan yang sangat tebal dengan
penyebaran yang sangat luas, namun kandungan mineral zeolit sangat rendah.
Endapan zeolit jenis ini mengandung mineral heulandit dan laumonit.
2.2.4 Endapan zeolit jenis Hidrothermal
Proses hidrotermal produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah
suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung
konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini
yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang
berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat
sekitar magma yang sedang membeku tadi. Larutan yang makin jauh dari
magma,akan makin kehilangan panasnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan
mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuandan
11
12
membentuk deposit celah (cavity filling deposit ) atau melalui proses metasomatik
membentuk deposit pergantian (replacement deposit ).
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralisasi klinoptilolit dan
mordenit pada daerah intrusi yang dangkal dan dingin. Endapan zeolit jenis ini
mempunyai kadar yang tinggi, keterdapatannya dialam sangat terbatas, sehingga
kurang begitu ekonomis untuk ditambang.
12
13
13
14
14
15
cocok untuk pertanian. Oleh karena itu, zeolit jenis klinoptilolit lebih umum
digunakan karena kandugnan ion Na+ lebih tinggi dibandingkan ion K+.
Penahanan ion NH4+ dalam struktur kristal zeolit dapat mencegah proses
oksidasi ion NH4+ menjadi ion NO3+ oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan ini
juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis amonium secara berlebihan.
Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit telah mempelihatkan hasil, yaitu
berupa peningkatan ketersediaan unsur nitrogenn dalam tanah. Keberhasilan ini
akan lebih terlihat lagi bila zeolit tersebut digunakan pada tanah yang kandungan
lempungnya sedikit (sandy soil, coarse textured soils, dan highly permeable).
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknoligi Mineral dengan Pusat Penelitian Tanah
Bogor pada tahun 1985, diketahui bahwa hasil penelitian tanaman padi dalam
laboratorium dan rumah kaca :
Sampai dengan umur tanaman satu bulan, penambahan 250 ppm zeolit
pada lahan tanaman padi dan tanpa penambahan NPK memberikan
pengaruh yang sama dengan kondisi kontrol. Namun, pada umur
berikutnya, peningkatan dosis zeolit akan menyebabkan peningkatan anak
tanaman pada dalam jumlah cukup tinggi.
Pemupukan dengan NPK dan penambahan 1.000 ppm zeolit akan
menghasilkan gabah tertinggi dan jumlah anak terbanyak dibandingkan
dengan pemberian zeolit pada tingkat dosis lainnya.
Pada skala lapangan, kenaikan produksi lahan pertanian secara optimal
didapat dengan memakai zeolit sebanyak 6 ton/ha.
Tanah pertanian yang berupa tanah pozolan merah-kuning merupakan
lahan yang kurang subur dan perlu diperbaiki. Secara umum, tanah jenis ini
memiliki sifat kimia kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak mantap karena
stabilitas agregat kurang, sehingga mudah terkena erosi. Selain itu, kandungan
mineral kaolinit juga tinggi, sehingga jumlah air yang tersedia bagi tanaman agak
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dengan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran, bahwa perlakuan terhadap tanah pozolan merah-kuning dengan
kalsit dan zeolit memberikan pengaruh nyata, yaitu :
15
16
Penambahan 6 ton zeolit dan 2 ton kapur per ha, produksi bijih kedelai
kering per ha meningkat 566,4 %, atau 1450 ton/ha daripada tanpa
penambahan zeolit dan kapur yang hanya mencapai besarnya 0,256
ton/ha.
Penambahan 6 ton zeolit per ha, produksi jagung per ha meningkat 141 %,
atau 230 ton per ha dibandingkan dengan produksi lahan tanpa
penambahan zeolit yang besarnya 0,95 ton per ha.
2.5.2 Bidang Peternakan
Dalam bidang peternakan, zeolit telah digunakan secara komersial,
terutama di negara-negara Eropa dan Jepang. Di Indonesia, zeolit telah digunakan
sebagai imbuh pakan ternak babi dan ayam. Penggunaan untuk ternak domba dan
sapi hingga sekarang masih dalam tahap penelitian.
Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua sifat zeolit
yang penting, yaitu :
Kapasitas pengikat ion NH 4+ yang berasal dari ammonia sangat besar.
Afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun.
Pada ternak ruminansia (domba, sapi, babi, ayam, dan lain-lain), proses
pecernaan protein dan non protein nitrogen (NPN) sangat berbeda bila
dibandingkan dengan proses pencernaan pada ternak non ruminansia. Pada
ransum ternak ruminansia, baik protein maupun non protein nitrogen akan dicerna
menjadi ammonik. Proses pencernaan nitrogen dalam ransum tersebut biasanya
berlangsung cepat sehingga banyak protein yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
jasad renik (bakteri) untuk sintesis protein di dalam tubuh. Keadaan ini
menyebabkan banyak protein yang hilang dalam bentuk urin.
Penambahan zeolit ke dalam ransum, menyebabkan kelebihan ion NH4+
dapat diikat oleh zeolit sehingga dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk sin-tesa
protein sesuai kebutuhan. Jadi, fungsi zeolit di sini adalah sebagai buffer ion NH4+.
Adanya mekanisme tersebut, pemanfaatan protein oleh ternak ruminansia lebih
efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
ternak.
2.5.3 Perikanan
Yang dimaksud lahan perikanan di sini adalah berupa tambak, kolam,
perikanan laut, dan lainnya.
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na. Sifat
umum dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau
kebiru-biruan. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O,Al2O3
10SiO2 8H2O. Secara umum terdapat 2 jenis zeolit yaitu zeolit alam dan zeolit
sintetis. Kedua jenis zeolit ini terdiri dari 3 bagian yaitu kerangka alumina silikat,
molekul air, dan kation logam dalam rongga rongganya. Zeolit mempunyai aktivitas
adsorpsi dengan adanya situs aktif (gugus fungsi) serta luas permukan yang besar
(Cheetam, 1992).
Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu
Proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali,
Proses Alterasi, Proses Diagenesis, dan Proses hidrotermal.
Pada prinsipnya pengolahan mineral zeolit dilakukan dengan 2 tahap yaitu:
1. Tahap preparasi (Pengecilan ukuran),dilakukan melalui beberapa
tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing) sampai dengan
penggerusan (grinding)
2. Proses aktifasi , bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolit.
Berikut beberapa manfaat dari Mineral zeolit dapat dimanfaatkan dalam
berbagai bidang anatara lain yaitu :
1. Bidang pertanian dan perkebunan
2. Bidang peternakan
3. Bidang perikanan
4. Bidang industry
5. Bahan keramik
6. Bidang energi
7. Kelestarian lingkungan
8. Bahan bangunan
21
22
DAFTAR PUSTAKA
22