Anda di halaman 1dari 26

1

MAKALAH
PEMANFAATAN MINERAL BATUAN ZEOLIT

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemanfaatan mineral dan batuan
Pada Semester Anatara Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2017/2018

Disusun oleh:
Faruq Fathurrachman (10070116007)
Elsa Delyansari (10070116069)
Kelas A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M/ 1439
i

KATA PENGANTAR

‫ﺒﺳﻡﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻥﺍﻟﺭﺤﻳﻡ‬

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-nya Penulis
dapat menyelesaikan Makalah tentang "Zeolit” ini. laporan ini telah Penulis susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat memberikan segala

informasi tentang Pemanfaatan mineral zeolit terhadap pembaca.Terima kasih.

Wassallammu’alikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2018

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 3


2.1 Pengertian Zeolit .................................................................... 3
2.1.1 Karakteristik dan Sifat zeolit............................................. 6
2.1.2 Cadangan dan Persebaran Mineral Zeolit di Indonesia.... 7
2.2 Proses Pembentukan Zeolit ................................................. 8
2.2.1 Endapan Zeolit Berasal dari Vulkanik .............................. 8
2.2.2 Endapan Zeolit berasal dari Alterasi air ........................... 9
2.2.3 Endapan Zeolit Jenis Diagenetic ..................................... 10
2.2.4 Endapan Zeolit Jenis Hidrotermal .................................... 11
2.3 Penambangan Zeolit .............................................................. 12
2.4 Pengolahan Zeolit .................................................................. 13
2.4.1 Pengecilan ukuran ........................................................... 13
2.4.2 Proses Aktivasi ................................................................ 13
2.5 Pemanfaatan Zeolit ................................................................ 14
2.5.1 Bidang pertanian dan perkebunan ................................... 14
2.5.2 Bidang Peternakan .......................................................... 16
2.5.3 Perikanan ........................................................................ 16
2.5.4 Bidang industri ................................................................. 17
2.5.5 Bahan keramik................................................................. 18
2.5.6 Bidang energi .................................................................. 18
2.5.7 Kelestarian lingkungan .................................................... 19
2.5.8 Bahan bangunan ............................................................. 20
2.5.9 Indusri pesawat ............................................................... 20

ii
iii

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 21


3.1 Kesimpulan ............................................................................ 21

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari
lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan
adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat
maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah
satudiantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa
jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan batuan tersebut
dapatdigolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah batuan beku (igneous
rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan
(metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya
dan berbeda pula proses terbentuknya.
Kita tahu bahwa batuan adalah gabungan dari dua atau lebih
mineral.Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna sukar untuk
mendefinisaknan mineral dan olah karena itu kebanyakan orang
mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam. Demikian
pula suatu mineral memiliki bentuk kristalnya masing-masing sesuai dengan
proses terbentuknya dan komposisinya. Salah satu contoh mineral yang ada, yaitu
Zeolit.
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na. Sifat
umum dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau
kebiru-biruan.Senyawa kristalnya dalam struktur tiaga dimensi yang tak terbatas
dan memiliki rongga-rongga yang saling berhubungan membuat saluran ke segala
arah dengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun
alkali tanah yang terdapat pada srukturnya. Di mana rongga-rongga tersebut akan
terisi oleh air yang disebut air kristal.
Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri
daritetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atom‐atom O dalam ikatan tiga

1
2

dimensi. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah


(Na,K)2O,Al2O310SiO28H2O.
Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasiakan menghasilkan banyak
jenis atau spesies zeolit yang terdapat di alam. Penggunaan zeolit pada umumnya
didasarkan pada sifat-sifat kimia dan fisika zeolit, seperti penyerap, penukar kation
dan katalis.

1.2. Tujuan Penulisan


Ada beberapa Tujuan dalam penulisan tentang materi zeolit ini yaitu :
1. Mengetahui gambaran umum tentang zeolit.
2. Mengentahui genesa atau proses keterbentukan mineral zeolit.
3. Mengetahui pengolahan dari mineral zeolit itu sendiri.
4. Mengetahui pemanfaatan dari mineral zeolit.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa itu mineral zeolit?
2. Bagaimana proses pembentukan mineral zeolit?
3. Bagaimana Pengolahan & Pemanfaatan mineral zeolit

2
3

BAB II
LANDARAN TEORI

2.1 Pengertian Zeolit


Zeolit merupakan material yang telah banyak digunakan dalam berbagai
bidang aplikasi dan ketersediaan di alam juga berlimpah. Aplikasi yang banyak
dipelajari pada material zeolit antara lain sebagai adsorben, penukar ion, dan
katalis. Zeolit paling banyak dimanfaatkan sebagai adsorben karena memiliki
struktur kerangka tiga dimensi dengan rongga di dalamnya dan luas permukaan
yang besar.

Sumber : www.slideshare.net, 2018


Foto 1
Zeolit
Secara umum terdapat 2 jenis zeolit yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis.
Kedua jenis zeolit ini terdiri dari 3 bagian yaitu kerangka alumina silikat, molekul
air, dan kation logam dalam rongga rongganya. Zeolit mempunyai aktivitas
adsorpsi dengan adanya situs aktif (gugus fungsi) serta luas permukan yang besar
(Cheetam, 1992).
Zeolit alam banyak digunakan dan dikembangkan karena beberapa alasan
yaitu murah, ketersediaan di alam banyak. Namun, zeolit yang terbentuk karena
adanya proses kimia dan fisika dari batuan yang mengalami berbagai macam
perubahan di alam, mempunyai kekurangan di antaranya mengandung banyak
pengotor (Na+, K+, Fe3+, Mg2+, Ca2+) serta kristalinitasnya kurang baik.
Kekurangan ini menjadikan zeolit alam perlu dimodifikasi terlebih dahulu untuk

3
4

menghilangkan pengotor dan meningkatkan kristalinitasnya sehingga aktivitasnya


meningkat (Yuanita, 2010).
Berbeda dengan zeolit alam, zeolit sintetis yang mempunyai kristalinitas
baik, serta kation yang ada dalam situs penukarnya hanya tertentu (H+, Na+). Ada
berbagai macam zeolit sintetis antara lain zeolit Y, mordenit, ZSM-5. Dari berbagai
macam jenis zeolit sintetis, salah satu yang banyak digunakan adalah mordenit.
Mordenit merupakan salah satu penyusun utama zeolit alam yang ada di
Indonesia. Leniwati (1999) menyatakan bahwa kandungan utama zeolit alam
Malang adalah mineral mordenit dengan persen mineral mordenit pada zeolit alam
Malang sebesar 55–85%, yang berarti kandungan mineral mordenit relatif tinggi.
Mordenit sintetis merupakan material mikropori dengan sistem kristal ortorombik,
serta merupakan salah satu jenis zeolit dengan rasio Si/Al yang tinggi. Hal ini
menyebabkan mordenit memiliki stabilitas termal yang tinggi. Dengan berbagai
kelebihan dan ketersediaan yang melimpah di Indonesia, maka memungkinkan
penggunaan mordenit dalam berbagai aplikasi termasuk adsorpsi.
Penggunaan material zeolit sebagai adsorben ion logam merupakan salah
satu alternatif mengurangi pencemaran lingkungan oleh logam berat. Keberadaan
logam berat dalam limbah cair merupakan masalah lingkungan yang serius karena
logam berat dapat terakumulasi dalam organisme (termasuk manusia) melalui
rantai makanan serta dapat menyebabkan banyak penyakit (Martin et al., 2004;
Sari et al. 2008). Dengan meningkatnya industri, logam berat seperti tembaga (Cu)
sering terdeteksi dalam limbah industri.
Akumulasi logam Cu dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit
kulit, otak, pankreas dan hati (Veli dan Alyus, 2007), di sisi lain pertumbuhan
industri elektronik yang semakin pesat membawa dampak semakin meningkatnya
limbah elektronik dimana setiap tahun dihasilkan sebanyak 15 juta ton limbah
elektronik (e-waste), tetapi hanya 10% yang dapat didaur ulang (Mada, 2013).
Secara umum limbah peralatan elektronik (e-waste) dan listrik mengandung 40%
logam, di antaranya logam-logam berat seperti timah (4%), nikel (2%), timbal (2%),
perak (0,02%), emas (0,1%) dan tembaga dengan kandungan paling besar (20%)
(Gramatyka et al., 2007). Oleh karena itu perlu adanya treatment logam berat Cu
dalam limbah industri dan recovery logam Cu sebelum di buang ke lingkungan.
Beberapa metode seperti pertukaran ion, presipitasi, netralisasi, biosorpsi
dan adsorpsi telah digunakan. Metode adsorpsi paling disarankan karena metode

4
5

ini efisien, sederhana, biaya relatif murah, dapat bekerja pada konsentrasi rendah
sehingga lebih mudah dilakukan daripada metode yang lain. Metode adsorpsi telah
terbukti efektif untuk mengurangi konsentrasi logam dalam perairan seperti yang
dilaporkan berbagai penelitian, di antaranya melalui penggunaan berbagai
adsorben salah satunya zeolit (Barros et al., 2003). Kemampuan zeolit sebagai
adsorben telah dilaporkan oleh berbagai penelitian. Adnansia (2010)
menggunakan Zeolit Y sebagai adsorben campuran air etanol dengan
memanfaatkan situs aktif –OH pada permukaan zeolit. Konsep adsorpsi
didasarkan pada interaksi ion logam dengan gugus fungsional yang ada pada
permukaan adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks, pertukaran ion,
ikatan logam dan biasanya terjadi pada permukaan padatan yang kaya gugus
fungsional seperti –OH, -NH, -SH dan –COOH (Stum dan Morgan, 1996). Mordenit
merupakan jenis zeolit sintetis yang sering digunakan sebagai material adsorben
berbasis alumina silika yang terdiri dari siloksan dan alumina serta memiliki situs
aktif –OH dari silanol pada permukaan serta porinya sehingga bisa berinteraksi
dengan ion logam yang akan diadsorpsi, di sisi lain kelemahan mordenit sebagai
adsorben adalah rendahnya efektivitas adsorpsi mordenit terhadap ion logam
disebabkan rendahnya kemampuan gugus silanol sebagai donor pasangan
elektron yang berakibat lemahnya ikatan ion logam pada permukaan mordenit
(Sudjarwo, 2011), oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas
adsorpsi adalah dengan modifikasi.
Modifikasi yang sering dilakukan salah satunya dengan mengikatkan
senyawa organik yang mengandung gugus fungsi (gugus aktif) pada mordenit.
Gugus fungsi amina (–NH2) dan thiol (-SH) adalah yang paling sering digunakan
dalam modifikasi material silika (Yang et al., 2005). Modifikasi material berbasis
silika alumina dengan imobilisasi senyawa organik telah banyak diteliti. Sudjarwo
(2011) mensintesis silika gel dari abu sekam padi terimobilisasi APTMS (3-
aminopropiltrimetoksisilane) sebagai adsorben ion Cu. Payawan (2010)
melakukan modifikasi zeolit Y melalui metode grafting dengan senyawa organik
APTES (3-aminopropiltrietoksisilane) untuk meningkatkan situs aktifnya.
Modifikasi silika dengan senyawa APTMS melalui metode grafting sebagai
adsorben logam Cu juga telah dilakukan oleh Quang et al. (2010) dimana adsorpsi
logam meningkat dengan adanya imobilisasi gugus fungsi amina (-NH2).

5
6

Organofungsionalisasi senyawa organik membutuhkan sifat permukaan


mordenit hidrofobik, sehingga sebelum dilakukan organofungsionalisasi, mordenit
perlu ditreatment terlebih dahulu. Sifat permukaan mordenit yang hidrofobik bisa
didapatkan dengan meningkatkan rasio Si/Al atau menurunkan jumlah Al dalam
kerangka mordenit. Cara yang banyak dilakukan untuk memperkecil kandungan
Al adalah dealuminasi dengan perlakuan asam.
Proses dealuminasi denganperlakuan asam dapat mengubah keasaman
zeolit, rasio Si/Al, sifat hidrofobisitas, menurunkan kandungan logam (kation), dan
meningkatkan kristalinitasnya (Trisunaryanti, 1996). Berbagai macam penelitian
telah dilakukan dalam hal perlakuan asam untuk aktivasi zeolit. Wiyanto (2004)
menyatakan aktivasi zeolit Y dengan HNO3 konsentrasi 6M dan waktu refluks
selama 2 jam memberikan rasio Si/Al paling tinggi. Semakin tinggi konsentrasi
asam maka dealuminasi yang terjadi juga semakin banyak.
Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis adsorben termodifikasi senyawa
organik dengan metode grafting yaitu modifikasi pada permukaan. Sintesis
adsorben mordenit tergrafting APTMS dengan rumus senyawa (CH3O)3Si-
(CH2)3-NH2 mempunyai gugus –NH2 sebagai gugus fungsi (gugus aktif)
sehingga diharapkan mampu mengadsorp ion dalam aplikasi adsorpsi ion Cu.
Dalam penelitian ini juga dipelajari pengaruh aktivasi mordenit dengan asam
HNO3 terhadap rasio Si/Al mordenit serta hubungan antara rasio Si/Al dengan
jumlah senyawa organik yang tergrafting pada permukaan mordenit sehingga
meningkatkan adsorpsi.
2.1.1 Karakteristik dan sifat Zeolit
Adapun karakteristik dan sifat Zeolit antara lain yaitu :
a. Sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang terbentuk
dari jaring tetrahedral SiO4 dan AlO4.
b. Pori-porinya berukuran molekul karena pori zeolit terbentuk dari tumpukan
cincin beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral.
c. Dapat menukarkan kation. Karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+
menjadikan atom Al dapat kerangka kristal bermuatan negatif dan
membutuhkan kation penetral. Kation penetral yang bukan menjadi bagian
kerangka ini mudah diganti dengan kation lainnya.
d. Dapat dijadikan padatan yang bersifat asam. Karena penggantian kation
penetral dengan proton-proton menjadikan zeolit padatan asam Bronsted.

6
7

e. Mudah dimodifikasi karena setiap tetrahedral dapat dikontakkan dengan


bahan-bahan pemodifikasi.
f. Dehidrasi Batuan zeolit akan terlalu banyak melepaskan cairan (H2O).
Zeolit akan menyusut namun keangka kristalnya tidak mengalami
perubahan. Adsorben Zeolit mampu menyerap molekul lain kecuali air.
g. Penyaringan Dapat mengontrol molekul yang masuk atau keluar dari situs
aktif, molekul yg lebih kecil dapat masuk melewati pori- pori zeolit.
h. Penukaran Ion Kation pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang
terdapat pada larutan pengelilingnya.
i. Katalis Pada zeolit tersedia pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit.
Pusat aktif ini dapat mengikat molekul basa secara kimiawi
2.1.2 Cadangan dan Persebaran mineral Zeolit di Indonesia
Penyelidikan sumber daya zeolit di Indonesia masih belum banyak
dilakukan. Walaupun demikian, Indikasi adanya endapan di berbagai tempat yang
telah diketahui, secara umum dijumpai pada sebaran batuan berumur tersier.
Beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan zeolit
sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan
Lampung.
Di Indonesia tercatat endapan zeolit di 20 lokasi dengan jumlah
sumberdaya 447.490.160 ton seperti di Provinsi Jawa Barat mempunyai
sumberdaya 185.595.160 ton, Provinsi Lampung sumberdayanya 43.800.000 ton,
Provinsi Nusa Tenggara Timur sumberdayanya 6.115.000 ton, Provinsi Sulawesi
Barat sumberdayanya 26.400.000 ton, Provinsi Sulawesi Selatan sumberdayanya
169.880.000 ton dan Provinsi Sumatera Utara sumberdayanya 16.200.000 ton.
Sedangkan di pulau jawa khususnya Jawa Barat, Jumlah cadangan zeolit di
Provinsi Jawa Barat hingga akhir 2008 tercatat 209,57 juta ton.
Potensi penyebaran Zeolit di indonseia paling utama berada di daerah
Jawa Barat dan Lampung.Di Provinsi Lampung berada di daerah Campang Tiga,
dan Talang Baru dengan total potensi sebesar 127 juta ton terdiri dari sumberdaya
terukur sebesar 27 juta ton dan sumberdaya tereka sebesar 100 juta ton.
Sedangkan di Jawa Barat - Banten berada di daerah Sukabumi, Bogor dan Lebak
(Banten) dengan total sumberdaya sebesar 26,452 juta ton terdiri dari sumberdaya
terukur sebesar 182 ribu ton dan sumberdaya tereka sebesar 25,243 juta ton.

7
8

Sumber : www.slideshare.net, 2018


Gambar 1
Peta Sebaran mineral Zeolit
Sedangkan daerah lain yang berpotensi antara lain Ngendut , Kalitengah (Jawa
Timur) sumberdaya hipotetik sebesar 1 juta ton, Polmas (Sulsel) sumberdaya
tereka sebesar 2,4 juta ton, Ende (NTT) sumberdaya hipotetik sebesar 50 juta ton.

2.2 Proses Pembentukan Zeolit


Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara
batuantufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air poriatau air meteoric
(air hujan). Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah
mengalami proses alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal
terbentuknya zeolit, yaitu proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan
danau yang bersifat alkali, proses alterasi, proses diagenesis dan proses
hidrotermal.
2.2.1 Endapan zeolit yang berasal dari sedimen debu vulkanik
Proses sedimentasi terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi
pelapukan, dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi
dantransportasi terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi
jikaenergi transport sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut.

8
9

Kerangka tektonik pada suatu proses sedimentasi adalah sebagai


kombinasiantara adanya penurunan (subsiding), keadaan stabil dan
pengangkatan (rising)dari elemen –elemen tektonik di daerah batuan asal dan
daerah pengendapan.
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralogi secara lateral.
Keadaan ini diakibatkan oleh perubahan komposisi air danau yaitu mulai dari
indikasi debu vulkanik yang tidak mengalami alterasi dan tersingkap pada batas
cekungan danau, kemudian diikuti oleh zona zeolit yang pada akhirnya terbentuk
zona natrium feldsfar ditengah - tengah cekungan. Endapan zeolit jenis ini
mempunyai struktur yang sangat sederhana dengan ketebalan hanya beberapa
centimeter hingga beberapa meter.
Daerah penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi tinggi untuk
jenis mineral zeolit tertentu. Endapan ini umumnya dijumpai pada daerah yang
bersifat asam dan kering dan mineral zeolit yang umum adalah klinoptilolit, erionit,
khabazit dan filipsit.

Sumber : www.slideshare.net, 2018


Foto 2
Foto Singkapan Zeolit alam

2.2.2 Endapan zeolit yang berasal dari alterasi air tanah


Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam
keadaan padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak dalam
kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfide
logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan batuan.

9
10

Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada
struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat
mengubah komposisi mineralogy batuan (Kaharmen, 2008).
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa riolitik yang tebal. Zona
zeolit yang terbentuk lebih bersifat vertikal dari pada horizontal. Keadaan ini
disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai akibat reaksi dengan air
tanah. Endapan ini mempunyai ketebalan yang dapat mencapai ratusan meter.
Mineral zeolit yang umum dijumpai adalah jenis klinoptilolit dan mordenit.
2.2.3 Endapan zeolit jenis diagenetic
Proses Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara
umum mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan
berlanjut bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan
mineraloginya. Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses
biologis lebih dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently
deposited) dan biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur
maksimal 75°C.
1. Proses diagenesis
a) Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang.
Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan oleh
berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini mengakibatkan
penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal ini menghasilkan
pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan tingkat kompaksi
merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir, pemilahan, porositas awal
dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.
2) Rekristalisasi dan pelarutan
Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia menyebabkan
pengorientasian kembali Kristal lattice pada butir mineral. Rekristalisasi
bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineralyang terdapat
pada batuan. Ketika fluida melewati batuan atau sedimen, komponen pada
sedimen yang tidak stabil karena tekanan, pH, dan temperature akan
mengalami pelarutan. Kemudian material yang terlarut ituakan mengalami
transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori sedimenyang memiliki
kondisi yang berbeda.

10
11

3). Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau
batuanyang mengikat satu butir dengan butirlainnya. Semen yang umum
yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.
4). Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru
mengalami kristalisasi didalam sedimen atau batuan selama proses
diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi
didalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, danjuga muncul
karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase fluida, atau
dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk.
Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa,
carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineralseperti gypsum dan
oksida seperti hematite.
5). Replacement
Replacement yaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia
dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral.
Replacement mungkin bersifat:
 Neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama
dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan yang sangat tebal dengan
penyebaran yang sangat luas, namun kandungan mineral zeolit sangat rendah.
Endapan zeolit jenis ini mengandung mineral heulandit dan laumonit.
2.2.4 Endapan zeolit jenis Hidrothermal
Proses hidrotermal produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah
suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung
konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini
yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang
berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat
sekitar magma yang sedang membeku tadi. Larutan yang makin jauh dari
magma,akan makin kehilangan panasnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan
mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuandan

11
12

membentuk deposit celah (cavity filling deposit ) atau melalui proses metasomatik
membentuk deposit pergantian (replacement deposit ).
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralisasi klinoptilolit dan
mordenit pada daerah intrusi yang dangkal dan dingin. Endapan zeolit jenis ini
mempunyai kadar yang tinggi, keterdapatannya dialam sangat terbatas, sehingga
kurang begitu ekonomis untuk ditambang.

2.3 Penambangan Zeolit


Secara umum, penambangan zeolit dilakukan secara tambang terbuka.
Peralatan yang digunakan sederhana hingga mekanis, tergantung kepada
kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian zeolit dengan cara
pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, mengingat kekerasan zeolit cukup
tinggi.
Tahap penambangan zeolit terdiri atas :
1. Pengupasan tanah penutup.
2. Penggalian zeolit, manual atau dengan pemboran dan peledakan.
3. Pemuatan.
4. Pengangkutan
Untuk bahan galian zeolit sendiri , Kebanyakan zeolit yang mempunyai nilai
ekonomi, terletak didekat permukaan. Oleh karenanya penambangan dilakukan
dengan system kauri baik dengan mengunakan alat mekanik semi mekanik
ataupun peralatan sederhana.
Penambangan dengan system kauri dapat dilakukan beberapa tahap yaitu:
1. pengupasan tanah penutup (landclearing)
2. bagian tanah penutup yang subur setelah dikupas, dapat dipindahkan ke
tempat penimbunan
3. Berikut gambar zeolit dalam bentuk bongkahan :

12
13

Sumber : www.slideshare.net, 2018


Gambar 2
Foto penambangan Zeolit alam di daerah wonosari

2.4 Pengolahan Zeolit


2.4.1. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu mulai dari
peremukan (crushing) sampai dengan penggerusan (grinding).
Tahapan ini adalah untuk memperoleh ukuran produk sesuai dengan tujuan
pemanfatan. Produk yang dihasilkan dapat secara langsung digunakan (bidang
pertanian dan peternakan) atau diproses aktivasi terlebih dahulu.
Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam tahap pengecilan ukuran adalah :
Peremukan :
 Crusher dan screen (ayakan).
 Rotary Dryer (Proses pengeringan)
 Ukuran produk 3 cm.
2.4.2. Aktivasi
Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolit. Ada dua cara
yang digunakan dalam proses aktivasi zeolit. Proses ini dilakukan dengan
pemanasan atau dengan pereaksi zat yang digunakan sebagai pereaksi adalah
NaOH dan H2SO4 selanjutnya siap diaplikasikan sesuai dengan keinginan.
(Sukandarrumidi, 2004)

13
14

Sumber : www.slideshare.net, 2018


Gambar 3
Pengolahan bahan galian Zeolit alam

2.5 Pemanfaatan Zeolit


Berikut adalah beberapa manfaat dari zeolit antara lain :
2.5.1 Bidang Pertanian dan Perkebunan
Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan retensivitas terhadap air
yang tinggi, zeolit sekarang ini telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat
tanah, terutama tanah yang banyak mengandung pasir (kandungan lempung
sedikit) dan tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai bahan pemantap
tanah (soil con-ditioner), pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol pelepasan
ion NH4+ dan K+ (slow release fertilizer), dan sebagai pengontrol cadangan air.
Dalam penggunaan zeolit sebagai pemantap tanah masalah penting yang
harus diketahui adalah jenis kation dominan yang terkandung dalam zeolit. Zeolit
dengan kandungan ion Na+ yang tidak lebih tinggi daripada kation yang dapat
dipertukarkan akan memberikan hasil (panen) yang baik. Namun bila ion Na+
berlebihan akan menyebabkan banyak ion ini masuk ke dalam tanah, sehingga
dapat menimbulkan keracunan dan hambatan dlam proses osmosa pada
tanaman. Sebaliknya, zeolit dengan kandungan ion K+ yang tingi akan mempersulit
4+
terjadinya proses pertukaran kation dengan ion NH , sehingga zeolit ini tidak

14
15

cocok untuk pertanian. Oleh karena itu, zeolit jenis klinoptilolit lebih umum
digunakan karena kandugnan ion Na+ lebih tinggi dibandingkan ion K+.
Penahanan ion NH4+ dalam struktur kristal zeolit dapat mencegah proses
oksidasi ion NH4+ menjadi ion NO3+ oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan ini
juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis amonium secara berlebihan.
Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit telah mempelihatkan hasil, yaitu
berupa peningkatan ketersediaan unsur nitrogenn dalam tanah. Keberhasilan ini
akan lebih terlihat lagi bila zeolit tersebut digunakan pada tanah yang kandungan
lempungnya sedikit (sandy soil, coarse textured soils, dan highly permeable).
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknoligi Mineral dengan Pusat Penelitian Tanah
Bogor pada tahun 1985, diketahui bahwa hasil penelitian tanaman padi dalam
laboratorium dan rumah kaca :
 Sampai dengan umur tanaman satu bulan, penambahan 250 ppm zeolit
pada lahan tanaman padi dan tanpa penambahan NPK memberikan
pengaruh yang sama dengan kondisi kontrol. Namun, pada umur
berikutnya, peningkatan dosis zeolit akan menyebabkan peningkatan anak
tanaman pada dalam jumlah cukup tinggi.
 Pemupukan dengan NPK dan penambahan 1.000 ppm zeolit akan
menghasilkan gabah tertinggi dan jumlah anak terbanyak dibandingkan
dengan pemberian zeolit pada tingkat dosis lainnya.
 Pada skala lapangan, kenaikan produksi lahan pertanian secara optimal
didapat dengan memakai zeolit sebanyak 6 ton/ha.
Tanah pertanian yang berupa tanah pozolan merah-kuning merupakan
lahan yang kurang subur dan perlu diperbaiki. Secara umum, tanah jenis ini
memiliki sifat kimia kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak mantap karena
stabilitas agregat kurang, sehingga mudah terkena erosi. Selain itu, kandungan
mineral kaolinit juga tinggi, sehingga jumlah air yang tersedia bagi tanaman agak
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dengan Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran, bahwa perlakuan terhadap tanah pozolan merah-kuning dengan
kalsit dan zeolit memberikan pengaruh nyata, yaitu :

15
16

 Penambahan 6 ton zeolit dan 2 ton kapur per ha, produksi bijih kedelai
kering per ha meningkat 566,4 %, atau 1450 ton/ha daripada tanpa
penambahan zeolit dan kapur yang hanya mencapai besarnya 0,256
ton/ha.
 Penambahan 6 ton zeolit per ha, produksi jagung per ha meningkat 141 %,
atau 230 ton per ha dibandingkan dengan produksi lahan tanpa
penambahan zeolit yang besarnya 0,95 ton per ha.
2.5.2 Bidang Peternakan
Dalam bidang peternakan, zeolit telah digunakan secara komersial,
terutama di negara-negara Eropa dan Jepang. Di Indonesia, zeolit telah digunakan
sebagai imbuh pakan ternak babi dan ayam. Penggunaan untuk ternak domba dan
sapi hingga sekarang masih dalam tahap penelitian.
Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua sifat zeolit
yang penting, yaitu :
 Kapasitas pengikat ion NH 4+ yang berasal dari ammonia sangat besar.
 Afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun.
Pada ternak ruminansia (domba, sapi, babi, ayam, dan lain-lain), proses
pecernaan protein dan non protein nitrogen (NPN) sangat berbeda bila
dibandingkan dengan proses pencernaan pada ternak non ruminansia. Pada
ransum ternak ruminansia, baik protein maupun non protein nitrogen akan dicerna
menjadi ammonik. Proses pencernaan nitrogen dalam ransum tersebut biasanya
berlangsung cepat sehingga banyak protein yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
jasad renik (bakteri) untuk sintesis protein di dalam tubuh. Keadaan ini
menyebabkan banyak protein yang hilang dalam bentuk urin.
Penambahan zeolit ke dalam ransum, menyebabkan kelebihan ion NH4+
dapat diikat oleh zeolit sehingga dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk sin-tesa
protein sesuai kebutuhan. Jadi, fungsi zeolit di sini adalah sebagai buffer ion NH4+.
Adanya mekanisme tersebut, pemanfaatan protein oleh ternak ruminansia lebih
efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
ternak.
2.5.3 Perikanan
Yang dimaksud lahan perikanan di sini adalah berupa tambak, kolam,
perikanan laut, dan lainnya.

16
17

Fungsi zeolit untuk perikanan adalah sebagai pengontrol kandungan ion


NH4+ di dalam air. Pada umumnya, ion ini berasal dari kotoran ikan dan sisa
makanan yang membusuk. Dengan pemberian zeolit, pada ruangan yang sama
jumlah ikan dapat dipelihara lebih banyak. Sebagai contoh, ikan salmon sekitar
30.000 ekor dapat dipelihara dalam sangkar di sungai dengan kandungan ion NH4+
tetap terkontrol pada 0,15 ppm dengan pemberian zeolit setiap 6 – 8 hari.
Zeolit dapat mengatasi masalah polusi di tambak udang, terutama polusi
yang terbentuk oleh ion NH3+, S2- , NH4+, Fe3+, dan Mn2+, baik yang berasal dari
ekskresi udang itu sendiri maupun dari pembusukan sisa makanan. Percobaan
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara pada tambak udang windu dengan menggunakan zeolit memberikan
hasil :
2.5.4 Bidang Industri
Pengeringan dan Pemurnian Gas
Zeolit telah umum digunakan dalam proses pemurnian gas methan (biogas), gas
alam, dan lain-lain. Secara umum, gas methan yang terbentuk dari pembusukan
sampah atau kotoran binatang mempunyai komposisi CH+ (50%), CO2 (40%), dan
sisanya (10%) berupa unsur belerang. Gas methan ini masih sangat kotor, bersifat
korosif, dan nilai kalor sangat rendah.
Sama halnya dengan gas methan, dalam pemurnian gas alam juga
digunakan zeolit (khabazit dan erionit) yang berfungsi menyerap gas CO2.
Mengingat sifat zeolit yang dapat menyerap gas CO2, maka zeolit dapat
dimanfatkan untuk hal pencemaran udara dan air. Pencemaran tidak hanya terjadi
karena adanya partikel yang tidak diinginkan tetapi dapat disebabkan pula oleh
kadar oksigen yang menurun.
Pemakaian zeolit untuk meningkatkan konsentrasi zat asam dalam air
merupakan suatu cara yang sangat mudah dan murah. Secara umum,
peningkatan konsentrasi oksigen adalah dengan cara mengalirkan udara kotor
(tercemar) ke dalam tabung-tabung yang telah diisi dengan bubuk zeolit yang telah
diaktivasi dengan asam (Tabel 7).
Jenis zeolit yang dapat untuk untuk meningkatkan konsentrasi oksigen
adalah mordenit, klinoptilolit, khabazit, erionit, dan analsim. Keistimewaan
mordenit adalah mempunyai sifat tambahan, yaitu mampu menyerap gas nitrogen
(N) secara terpisah yang kemudian diubah menjadi ikatan atau senyawa Na-N-H.

17
18

Proses peningkatan konsentrasi iksigen dapat dikerjakan pada temperatur kamar.


Zeolit dapat digunakan pada industri kertas dan kayu lapis (multipleks) sebagai
pengisi (filler). Pada industri kertas, zeolit jenis klinoptilolit dapat menghasilkan
kertas berkualias super untuk menggantikan fungsi kaolin atau kalsium karbonat.
Zeolit yang digunakan berukan 0,7 – 15 mikron.
2.5.5 Bahan Keramik
Pada suhu 500oC dan tekanan 2.000 Mpa, zeolit -Y akan berubah menjadi
Jadeite (batu giok), yang merupakan batu permata yang sangat dan kaku. Reaksi
perubahan fisika dan kimia zeolit – Y tersebut adalah :
Na(AlO2)2 4H2O —–à NaAlSi2O6 + 4H2O
Zeolit (dalam bentuk penukar magnesium) akan meleleh menjadi glas
pada suhu 1600oC dan pada suhu 10.000oC akan mengalami proses rekristalisasi
membentuk kordirit, yang reaksinya adalah :
Mg(AlO2)4 (SiO2)5 —à Mg2Al4Si5O18MgX
Kordirit merupakan Bahan keramik yang komposisinya dapat diubah sebelumnya
dengan cara penukaran kation.
2.5.6 Bidang Energi
1). Gasifikasi Batubara
Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses gasifikasi batubara,
terutama batubara yang berkadar belerang dan atau nitrogen tinggi. Penggunaan
zeolit dapat membantu untuk memperoleh gas batubara yang bersih karena zeolit
tersebut dapat menyerap unsur-unsur pengotor. Cara lain dalam proses gasifikasi
batubara, terutama batubara insitu, yaitu dengan menghembuskan gas oksigen
(oksigen cair) ke dalam endapan tersebut.
Karena biaya untuk mencairkan dan memurnikan oksigen sangat mahal,
maka dapat digunakan zeolit untuk membuat gas oksigen yang sesuai dengan
kadar yang dikehendaki. Selain itu, bahaya kebakaran oksigen murni dapat
dihindarkan atau dapat diperkecil.
2). Industri Perminyakan
Dalam industri perminyakan, zeolit selain digunakan sebagai petunjuk
paleo environment pada lapangan minyak bumi, juga dapat digunakan pada
proses pemurnian. Tujuan pemakaian zeolit di sini adalah untuk menyerap air dan
karbon dioksida yang terkandung di dalam minyak bumi. Jenis zeolit yang dapat
digunakan dalam proses ini adalah khabazit, klinoptilolit, dan mordenit.

18
19

Penggunaan zeolit ini dapat berlangsung lama dan berulang-ulang dalam


lingkungan yang bersifat asam.
Walaupun penggunaan zeolit alam kurang efektif bila dibandingkan dengan
zeolit sintetis, namun zeolit alam mudah diperoleh dalam jumlah besar dengan
biaya yang sangat murah. Dengan sedikit pengolahan, yaitu dengan
menghilangkan unsur pengotornya, zeolit alam dapat digunakan sebagai bahan
penyerap, penyaring, dan katalis minyak bumi yang sangat murah dengan hasil
yang cukup memuaskan.
Sejak tahun 1970, zeolit jenis klinoptilolit dan mordenit telah digunakan
sebagai bahan katalis, isomerisasi, hidrogenasi, alkalinisasi, dan bahan
polimerisasi. Zeolit jenis khabazit digunakan sebagai bahan pengering gas H2, F2
dan pemurni hidrokarbon yang mengandung klorin (Cl2) dan flourin (F2). Mordenit
aktif dapat dipakai sebagai katalis untuk menguraikan ikatan hidrokarbon,
sebaliknya erionit dapat digunakan sebagai pembawa katalis pada pembuatan
senyawa hidrokarbon.
3). Energi Matahari
Dalam industri energi matahari, zeolit dipakai sebagai bahan penyerap dan
pelepasan panas kembali, teritama jenis khabasit dan klinoptilolit.
Penyerapan dan pelepasan panas radiasi matahari digunakan untuk
pembuatan alat pemanas dan pendingin ruangan (air conditioner) atau alat
pemanas air (heater). Selain itu, panas radiasi matahari juga dapat diubah
fungsinya sebagai sumber energi listrik.
Sebetulnya, fungsi zeolit untuk energi matahari adalah untuk menciptakan
keadaan kering di siang hari dan lembab di malam hari. Proses pengeringan dan
pelembaban oleh mineral zeolit dapat menghasilkan panas sampai beberapa ratus
BTU untuk setiap kilogram zeolit. Zeolit dapat menyerap panas secara merata ke
segala arah dengan kapasitas besar, yang berbeda dengan bahan penyerap lain
yang kini banyak digunakan.
2.5.7 Kelestarian Lingkungan
Dalam masalah lingkungan hidup, zeolit digunakan sebagai bahan
penghilang bau (deodorizer), penghilang warna, dan bahan pengontrol polusi
sebagai subtitusi mineral fosfat dalam detergen.

19
20

Penggunaan zeolit sebagai bahan pengontrol polusi didasarkan kepada


kemampuan zeolit untuk mengubah kation suatu limbah dalam jumlah besar
secara selektif.
Untuk menghilangkan kesadahan dari pemakaian detergen, biasa
digunakan sodium trifosfat sebagai pelembut air (water softener). Bahan kimia ini
sangat berbahaya bila berada dalam air secara berlebihan karena dapat
mempercepat pertumbuhan lumut hijau yang dapat mengurangi kadar oksigen
dalam air.
2.5.8 Bahan Bangunan
Penggunaan zeolit sebagai bahan bangunan dan ornamen telah dilakukan
sejak jaman Romawi kuno. Penggunaan tersebut meliputi jalan, pondasi rumah
atau bangunan, saluran air, jembatan, bahan perekat atau plester, dan lain-lain.
Juga, ornamen yang dibuat untuk dinding berukir dan patung.
Seperti halnya perlit, obsidian, dan pitchstone, zeolit juga dapat dibuat menjadi
pelet ringan. Cara ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan zeolit hingga
temperatur 1.400oC..
2.5.9 Industri Pesawat
Dalam indsutri ini, zeolit kemungkinan dapat digunakan sebagai saringan
molekuler

20
21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na. Sifat
umum dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau
kebiru-biruan. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O,Al2O3
10SiO2 8H2O. Secara umum terdapat 2 jenis zeolit yaitu zeolit alam dan zeolit
sintetis. Kedua jenis zeolit ini terdiri dari 3 bagian yaitu kerangka alumina silikat,
molekul air, dan kation logam dalam rongga rongganya. Zeolit mempunyai aktivitas
adsorpsi dengan adanya situs aktif (gugus fungsi) serta luas permukan yang besar
(Cheetam, 1992).
Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu
Proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali,
Proses Alterasi, Proses Diagenesis, dan Proses hidrotermal.
Pada prinsipnya pengolahan mineral zeolit dilakukan dengan 2 tahap yaitu:
1. Tahap preparasi (Pengecilan ukuran),dilakukan melalui beberapa
tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing) sampai dengan
penggerusan (grinding)
2. Proses aktifasi , bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolit.
Berikut beberapa manfaat dari Mineral zeolit dapat dimanfaatkan dalam
berbagai bidang anatara lain yaitu :
1. Bidang pertanian dan perkebunan
2. Bidang peternakan
3. Bidang perikanan
4. Bidang industry
5. Bahan keramik
6. Bidang energi
7. Kelestarian lingkungan
8. Bahan bangunan

21
22

DAFTAR PUSTAKA

1.Kusumaningtyas, Ayu Endarti. 2003. “Pemanfaatan Zeolit Sebagai Adsorben


Untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif”. Malang : Universitas Negeri
Malang.

2.Sukandarrumidi, 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press

3.Sutarti, M dan Rachmawati,M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat


Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI: Jakarta

4 Yassir,2011,” Bahan galian Zeolit”. Slideshare.net.di akses pada tanggal 1


Agustus 2018 pukul 19:20 WIB (Referensi internet)

22

Anda mungkin juga menyukai