Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi maha
Penyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas laporan akhir Petrologi dan Mineralogi tentang “ Kristal dan
Kristalografi ” dengan baik
Laporan praktikum ini telah saya susun dengan semaksimal mungking
dan dengan data yang sebenar benarnya, dalam pembuatan laporan ini terdapat
tugas tugas yang perlu atau tugas wajib, yang dapat terlaksana dengan baik, dan
saya mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada asissten
laboratorium geologi karena telah membimbing saya dalam melakukan praktikum
dengan baik dan benar
Akhir kata saya mohon minta maaf sebesar besarnya apabila masih
terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan laporan ini, dikarenakan
kesempurnaan hanyalah milik allah dan sumber pemasalahan adalah diri sendiri,
mohon kritik dan saran yang dapat menunjang laporan saya, demi membangun
saya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga kegiatan praktikum
Petrologi dan Mineralogi ini bisa bermanfaat bagi saya dan saya dapat
menerapkan ilmu-ilmunya yang telah diberikan dengan baik dan sebenar
benarnya

Bandung, 13 Oktober 2018

Rian Adi Setiawan


NPM : 10070117019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................3
1.2.1 Maksud.................................................................................3
1.2.2 Tujuan...................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Kristal dan Kristalografi....................................................................4
2.2 Proses Pembentukan Kristal............................................................4
2.2.1 Fase Cair ke Padat...............................................................5
2.2.2 Fase Gas ke Padat...............................................................5
2.2.3 Fase Padat ke Padat............................................................5
2.3 Sistem Kristal...................................................................................5
2.3.1 Sistem Isometrik...................................................................5
2.3.2 Sistem Tetragonal.................................................................6
2.3.3 Sistem Orthorombik..............................................................6
2.3.4 Sistem Heksagonal...............................................................6
2.3.5 Sistem Trigonal.....................................................................7
2.3.6 Sistem Monoklin...................................................................7
2.3.7 Sistem Triklin........................................................................8
2.4 Unsur Unsur Simetri.........................................................................8
2.4.1 Bidang simetri.......................................................................8
2.4.2 Sumbu Simetri......................................................................8
2.4.3 Pusat Simetri........................................................................8
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN...................................................................9
3.1 Tugas...............................................................................................9
3.1.1 Pendeskripsian 7 kristal........................................................9
3.1.2 Mencari Literatur Kristal dan Contoh Mineralnya.................9
3.1.3 Menggambarkan Deret Mineral Seri Bowen.........................9
3.2 Pembahasan....................................................................................9
3.2.1 Pendeskripsian 7 kristal........................................................9
3.2.2 Mencari Literatur Kristal dan Contoh Mineralnya...............11
3.2.3 Menggambarkan Deret Mineral Seri Bowen.......................14
BAB IV ANALISA..............................................................................................15
BAB V KESIMPULAN........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
FORMAT PENILAIAN........................................................................................18

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pertambangan erat kaitannya dengan dunia
perbatuan, yang dimana batuan tersebut dapat terdiri dari satu jenis atau
beberapa mineral, yang dimana mineral sendiri merupakan benda padat
anorganic yang terbentuk secara alami dialam, yang memiliki senyawa
kimia tertentu dan struktur kristal tertentu.
Kedapatan struktur kristal inilah yang menyebabkan penelitian
lebih lanjut mengenai dari sistem dan kelas kristal, yang dimana
pengertian kristal merupakan benda padat homogen berbentuk
polyhedral dan memiliki bidang licin sebagai batas.
Kristal sendiri memiliki unsur tersendiri yang dapat kita ketahui
dengan mengetahui beberapa sifat, genesa, struktur dan rumus kimianya
yang kita pelajari pada bab ini
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Untuk mengetahui segala sesuatu tentang kristal dan kristalografi yang
berkaitan dengan dunia pertambangan
1.2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kristal dan kristalografi
2. Untuk mengetahui proses keterbentukan dari kristal
3. Untuk mengetahui sistem sistem dari kristal

1
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kristal dan Kristalografi


Kristal dalam berasal dari bahasa yunani yaitu cristallon berartikan
tetesan yang dingin atau beku, sehingga dapat diartikan kristal merupakan benda
padat yang homogen dan berbentuk polyhedral, yang dibatasi oleh bidang licin
yang mencirikan ekspresi dari bangun atauun strukturnya. Kristal dapat terbentuk
secara alami maupun buatan.

Sumber : Anton William,2013


Gambar 2.1
Kristal
Krisatalografi merupakan cabang ilmu geologi, kimia dan fisika yang
mempelajari tentang bentuk luar dari sebuah kristal. Bentuk kristal dapat
beragam sehingga perlu pembelajaran lebih lanjut saat meneliti sebuah kristal

2.2 Proses Pembentukan Kristal


Dalam pembentukannya kristal kristal memiliki beberapa proses atau
tahapan, yang dimana dalam proses pembentukannya banyak faktor yang
menentukan sifat sifat dari kristal tersebut, seperti bahan dasar ataupun faktor
dari lingkungan tempat terbentukannya kristal itu sendiri. Saat magma yang
sangat panas mengalami sebuah pendinginan yang secara perlahan itulah kristal
dapat tercipta. Dan apabila pendinginannya relatif cepat, kristal tak dapat
tercipta dikarenakan ion ion kekurangan waktu dalam mengatur posisinya
sehingga tercipta bahan kristalin atau amorf

2
3

Proses pembentukan kristal antara lain dapat diuraikain secara berikut :


2.2.1 Fase Cair ke Padat
Pada fase ini cairan atau bahan kristal yang bersifat fluida akan membeku
dan membentuk kristal, biasanya dipengaruhi oleh faktor suhu
2.2.2 Fase Gas ke Padat
Pada fase ini uap langsung membentuk sebuah kristal tanpa melalui
proses pencairan terlebih dahulu, kristal yang terbentuk biasanya kecil dan
terkadang berbentuk rangka (Skeletal Fom) , kristal yang terbentuk merupakan
sublimasi dari gas gas yang memadat dikarenakan adanya perubahan
lingkungan, yang biasanya dikarenakan aktifitas vulkanik dan kemudian
mengalami perubahan suhu
2.2.3 Fase Padat ke Padat
Pada fase ini kristal sebelumnya dapat berubah susunan formasinya
tanpa mengubah struktur kimianya, perubahan ini dikarenakan adanya tekanan
dan perubahan suhu yang menyebabkan rekristalisasi ulang. Sehingga kristal
dapat berubah bentuk dari bentuk sebelumnya

2.3 Sistem Kristal


Dalam penggolongannya kristal memiliki 7 macam sistem, yang menjadi
dasar dari penggolongannya yaitu jumlah sumbu kristal, letak sumbu
kristal,ukuran dari sumbu sumbu kristal. Adapaun ketujuh sitemnya yaitu :
2.3.1 Sistem Isometrik
Sistem isometrik ini juga sering disebut dengan sistem regule atau sistem
kubus, yang dimana terdapat 3 sumbu yang sama ukurannya dan terletak saling
tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.2
Sistem Isometrik
4

2.3.2 Sistem Tetragonal


Dalam sistem ini terdapat 3 buah sumbu yang posisi nya saling tegak
lurus, dan panjang 2 sumbu sama dengan 1 sumbu berbeda, panjangnya bisa
lebih pendek ataupun lebih panjang, dengan umumnya lebih panjang

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.3
Sistem Tetragonal
2.3.3 Sistem Orthorombik
Sistem orthorombik atau juga sering diesbut dengan sistem rombis
memliki 3 buah sumbu yang posisinya saling tegak lurus, akan tetapi pangjang
tiap tiap sumbunya berbeda

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.4
Sistem Orthorombik
2.3.4 Sistem Heksagonal
Dalam sistem heksagonal terdapat 4 buah sumbu, yang dimana salah
satu sumbunya beda panjang dan tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya,ketiga sumbu lainnya memiliki panjang yang sama dan saling membentuk
sudut 120 derajat
5

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.5
Sistem Heksagonal
2.3.5 Sistem Trigonal
Pada sistem ini sumbunya sama dengan sistem hexagonal, sehingga
beberapa ahli memasukannya ke sistem heksagonal, dan yang membedakan
antara sistem heksagonal dengan sistem trigonal adalah bentuk dari bidangnya

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.6
Sistem Trigonal
2.3.6 Sistem Monoklin
Dalam sistem monoklin terdapat tiga buah sumbu yang memiliki panjang
yang berbeda, dengan dua sumbu saling tegak lurus dan salah satu sumbu
miring atau tidak tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.7
Sistem Monoklin
6

2.3.7 Sistem Triklin


Pada sistem triklin ini terdapat tiga sumbu yang tidak sama panjang dan
juga tidak saling tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 2.8
Sistem Triklin

2.4 Unsur Unsur Simetri


Dalam simetri terdapat tiga unsur utama, yang antara lain :
2.4.1 Bidang simetri
Bidang simetri merupakan bayangan suatu bidang yang membelah dua
bagian, sehingga tercipta mirroring, dalam bidang simetri terdapat dua jenis yaitu
bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah
2.4.2 Sumbu Simetri
Sumbu simetri merupakan garis hayal yang menembus pusat kristal, dan
apabila diputar melaui porosnya sebanyak satu putaran penuh maka akan
mendapatkan beberapa kenampakan sumbu simetri yang sama, sumbu simetri
dapat dibedakan menjadi gire, gireide dan sumbu inversi putar
2.4.3 Pusat Simetri
Pusat simetri hanya akan didapatkan pada kristal yang mempunyai
kembaran bidang, dalam memnghubungkan bidangnya terdapat garis hayal yang
memiliki panjang yang sama
7

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian 7 kristal
3.1.2 Mencari Literatur Kristal dan Contoh Mineralnya
3.1.3 Menggambarkan Deret Mineral Seri Bowen

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pendeskripsian 7 kristal
Dalam pendeskripsian kristal, kita pertama tama perlu mengetahui sumbu
simetrinya, dan apakah terdapat unsur unsur simetri, selain itu juga harus melihat
di sumbu berapa sumbu lipat terdapat

Gambar 3.9
Deskripsi mineral 1,2

7
8

Gambar 3.10
Deskripsi mineral 3,4

Gambar 3.11
Deskripsi mineral 5,6
9

Gambar 3.12
Deskripsi mineral 7
3.2.2 Mencari Literatur Kristal dan Contoh Mineralnya
1 Sistem Isometrik
Sistem isometrik ini juga sering disebut dengan sistem regule atau sistem
kubus, yang dimana terdapat 3 sumbu yang sama ukurannya dan terletak saling
tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.13
Sistem Isometrik
Contoh mineral : Halit, Magnetit
2 Sistem Tetragonal
Dalam sistem ini terdapat 3 buah sumbu yang posisi nya saling tegak
lurus, dan panjang 2 sumbu sama dengan 1 sumbu berbeda, panjangnya bisa
lebih pendek ataupun lebih panjang, dengan umumnya lebih panjang
10

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.14
Sistem Tetragonal
Contoh mineral ,Scheelit dan zirkon
3 Sistem Orthorombik
Sistem orthorombik atau juga sering diesbut dengan sistem rombis
memliki 3 buah sumbu yang posisinya saling tegak lurus, akan tetapi pangjang
tiap tiap sumbunya berbeda

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.15
Sistem Orthorombik
Contoh mineral brookit dan topaz
4 Sistem Heksagonal
Dalam sistem heksagonal terdapat 4 buah sumbu, yang dimana salah
satu sumbunya beda panjang dan tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya,ketiga sumbu lainnya memiliki panjang yang sama dan saling membentuk
sudut 120 derajat
11

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.16
Sistem Heksagonal
Contoh mineral vanadirit, kuarsa
5 Sistem Trigonal
Pada sistem ini sumbunya sama dengan sistem hexagonal, sehingga
beberapa ahli memasukannya ke sistem heksagonal, dan yang membedakan
antara sistem heksagonal dengan sistem trigonal adalah bentuk dari bidangnya

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.17
Sistem Trigonal
Contoh mineral magnesit, kalsit
6 Sistem Monoklin
Dalam sistem monoklin terdapat tiga buah sumbu yang memiliki panjang
yang berbeda, dengan dua sumbu saling tegak lurus dan salah satu sumbu
miring atau tidak tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.18
Sistem Monoklin
12

Contoh mineral azurit dan lazurit


7 Sistem Triklin
Pada sistem triklin ini terdapat tiga sumbu yang tidak sama panjang dan
juga tidak saling tegak lurus

Sumber : Anonym 2018


Gambar 3.19
Sistem Triklin
Contoh mineral azinit dan kyanit

3.2.3 Menggambarkan Deret Mineral Seri Bowen

Gambar 3.19
Serie Bowen

Dalam serie bowen terdapat mineral yang bersifat berkelanjutan dan tidak
berkelanjutan, dalam minelar yang tidak berkelanjutan dipengaruhi oleh suhu,
kadar SiO2, dan ketahananya. Yang antara lain mineralnya adalah Olivine,
piroksen, amfibol, biotit, orthoklas, muskovit dan kuarsa. Dan pada sistem yang
berkelanjutan dipengaruhi oleh kandungan Ca dan Na, yang dimana anggotanya
Anortit, bitawni, labradorit, andesin, oligoklas dan albit
13

BAB IV
ANALISA

Dalam sistem pengidentifikasian Kristal untuk dalam penulisan nya


berurutan dari sumbu lipat terkecil, yang dimana dapat memudahkan dalam
system pendaftaran dari klasifikasi Kristal. Dikarenakan terkadang pengambilan
sumbu C dapat berbeda.
Dalam sistem isometrik terdapat sistem tetragonal, akan tetapi sistem
tetagronal memiliki sistemnya sendiri, dikarenakan walaupun jumlah sumbu, dan
sudut yang terbentuk sama akan tetapi salah satu sumbu berbeda, dapat lebih
panjang ataupun lebih pendek.
Sistem trigonal sering kali oleh para ahli di masukan kedalam system
hexagonal, dikarenakan jumlah sumbu, sudut yang terbentuk, dan panjang
sumbu sama, yang membedakan hanyalah jumlah diagonalnya, sehingga dapat
dibedakan.

13
14

BAB V
KESIMPULAN

Kristal merupakan benda padat homogen yang berbentuk Polyhedral ,


dan dapat terbentuk secara alami maupun buatan, ilmu yang mempelajari
tentang bentuk luar dari sebuah kristal merupakan disiplin ilmu yaitu Kristalografi,
yang dimana pada kristalografi mempelajari tentang kristal, struktur kristal, sifat
serta unsur dari kristal tersebut
Pada proses pembentukan kristal terdapat tiga fase yang antara lain fase
cair kepadat, gas ke padat, dan padat kepadat. Pada fase cair kepadat fluida
pembentuk kristal mulai membeku secara perlahan, dan bisanya dipengaruhi
oleh suhu dan lingkungan. Sedangkan pada fase gas ke padat, gas mengalami
sublimasi dan membentuk kristal, dan pada fase padat kepadat kristal hanya
mengalami perubahan bentuk atau strukturnya tanpa mengubah susunan
kimianya, yang biasanya diperngaruhi oleh perubahan suhu dan tekanan.
Dalam sistem kristal dibagi menjadi 7 sistemn, yaitu sistem isometrik,
sistem tetragonal, sistem orthorombik, sistem heksagonal, sistem trigonal, sistem
monoklin, dan sistem triklin. Sedangkan unsur unsur simetri antara lain yaitu,
bidang simetri, sumb simetri, dan pusat simetri

14
15

DAFTAR PUSTAKA

1. Anang M, 2015 “ Kristal dan Kristologi “ aufminer.blogspot.com Diakses


pada 5 Oktober 2018

2. Anca Maulana Sangadji, 2013 “ Proses Pembentukan Kristal “


ancamaulanasangadji.blogspot.com Diakses pada 5 Oktober 2018

3. Anonim, 2015 ” Kristalografi Mineralogi “ Sckebumian.blogspot.com Diakses


pada 5 Oktober 2018

4. Anonim, 2015 ” Kristalografi Mineralogi “ geomacorner.com Diakses pada 5


Oktober 2018

5. Harianato, 2009 “ Kristalografi “ Browharianto.blogspot.com Diakses pada 5


Oktober 2018

6. Warmada, I Wayan. 2009. Pengantar Kristalografi dan Mineralogi.


Unpublished.
16

FORMAT PENILAIAN

Format BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Dapus


(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai
17

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai