Anda di halaman 1dari 7

LIPATAN ( FOLD )

A. Pengertian Umum
Lipatan merupakan suatu perubahan bentuk atau volume dari suatu
material yang ditunjukkan dalam bentuk lengkungan atau berupa kumpulan
lengkungan yang terdapat pada unsur bidang atau garis di dalam material
tersebut.
Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang
unik serta rumit. Keunikan dari kondisi geologi ini sudah banyak diuraikan oleh
beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan berbagai pendekatan konsep
tektonik klasik atau fixis. Konsep tektonik fixis sendiri adalah konsep yang
berpandangan bahwa terbentuknya geosinklin hingga pegunungan terjadi pada
tempat yang tetap (Sudradjat, 1997).

Sumber : Sandra. 2014


Gambar 1
Lipatan
Hubungan antar lempeng bisa saja bersifat menjauh (divergent),
mendekat (convergent), berpapasan (strike-slip) dan miring (oblique).
Pergerakan lempeng merupakan respon dari proses pendinginan bumi akibat
kegiatan magmatisme di zona pemekaran.
Pergerakan lempeng dikontrol oleh sebaran lateral, densitas dan
ketebalan kerak sebagai hasil dari proses pendinginan. Konfigurasi tektonik saat
ini merupakan representasi dari hasil pertemuan kegiatan konvergen tiga
lempeng sejak jaman Neogen. Pola dan perkembangan tektonik Indonesia lebih
mudah dipahami dengan menerapkan pola pemikiran tektonik yang baru, yaitu
berdasarkan pola pemikiran konsep tektonik mobilist, antar lain konsep
pengapungan benua, konsep tektonik lempeng atau konsep tektonik global.
Lipatan dapat diartikan sebagai gerakan pada lapisan bumi yang tidak
terlalu besar dan berlangsung dalam waktu cukup lama sehingga dapat
menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi
ini yang kemudian dapat berubah menjadi pegunungan. Punggung dari suatu
lipatan dinamakan antliklinal, sedangkan daerah lembah (sinklinal) yang sangat
luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa macam lipatan, diantaranya lipatan
tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Beberapa definisi untuk lipatan :
1. Crest (puncak lipatan), merupakan titik atau garis tertinggi pada
lipatan
2. Hinge point, merupakan titik maksimum dari perlengkungan,
sedangkan garis yang menghubungkan titik tersebut disebut Hinge Line.
3. Sayap Lipatan (limb) adalah bagian sebelah – menyebelah dari
bagian sisi lipatan
4. Bidang sumbu lipatan (axial plane) adalah bidang yang memotong
suatu perlipatan yang membagi sama besar sudut yang dibentuk oleh
kedua sayap lipatan.
Secara umum bentuk llipatan yang terpenting adalah:
1. Antiklin adalah lipatan yang kedua sayapnya berarah kemiringan saling
berlawanan.

Sumber : Fathur. 2013


Gambar 2
Lipatan antiklin
2. Sinklin adalah suatu lipatan yang kedua sayapnya berarah kemiringan
menuju ke arah yang sama.

Sumber : Fathur. 2013


Gambar 3
Lipatan sinklin
Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dapat dibedakan menjadi
lipatan tegak, lipatan miring dan lipatan rebah. Secara deskriptif perbedaan ini
didasarkan pada bidang sumber dan sayapnya, lipatan dapat disebut lipatan
simetri apabila kedua sudutnya sama besar dan disebut lipatan asimetri apabila
kedua sudutnya tidak sama besar.
Sesar dan lipatan seringkali ditemukan secara bersamaan. Dimana
hubungan jaraknya berbeda. Pertama, asosiasi tersebut hanya bisa ditemukan
secara kebetulan; perlipatan tampak pada batuan sebelum terjadi sesar.
Hubungan geometri antara perlipatan yang belum terlihat dan sesar dapat
diketahui, tetapi hanya extent yang mana kontribusi perlipatan terhadap semua
faktor teknis dari masa sesar. Kedua, ada kemungkinan hubungan genetik antara
perlipatan dengan sesar.
Manfaat lipatan pada geologi struktur antara lain untuk keperluan teknik
sipil, mitigasi bencana alam geologi dan eksplorasi mineral termasuk gas dan
minyak bumi dan hidrogeologi.

B. Prosedur Rekonstruksi
Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan dengan pengukuran langsung
dan merekonstruksinya baik dalam bentuk penampang atau dengan analisa dan
menggunakan diagram beta, diagram phi dan diagram kontur.
Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan di suatu lintasan atau dalam
pembuatan penampang peta geologi. Adapun cara yang digunakan berdasarkan
sifat serta bentuk batuan :
1. Metode Tangan Bebas (Free Hand Method)
Metode ini digunakan untuk struktur lipatan pada batuan yang
incomplement, dimana terjadi penipisan dan penebalan secara tidak teratur.
Cara menggambarkannya dengan menghubungkan batas-batas lapisan
mengikuti orientasi kemiringan.
2. Metode Busur Lingkar (Arc Method)
Metode ini umumnya digunakan untuk lipatan pada batuan yang
competent, misalnya lipatan parallel. Dasar dari metode ini adalah pendapat
bahwa lipatan ialah berupa busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah
perpotongan antara sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan.

Sumber : Anelia. 2014


Gambar 4
Metode Busur Lingkaran
Untuk batas-batas lapisan yang dijumpai secara berulang pada lintasan
yang akan direkonstruksi, maka pembuatan metode busur lingkaran dilakukan
dengan interpolasi. Adapun cara interpolasi dibedakkan berdasarkan berbagai
metode :
1. Metode Higgins (1982)
a. Tarik garis normal tegak lurus kemiringan di A dan B.
b. Tarik garis bisektor yang berada di tengah-tengah A dan B.
c. Tentukan Oa sembarang di seberang bisektor AB.
d. Tentukan D dimana Aoa = Bd, tarik sumbu dan tegak lurus DOa
diperoleh Ob.
e. Oa dan Ob adalah pusat lingkaran interpolasi.

2. Metode Busk (1929)


a. Tarik garis normal dan perpanjang kemiringan di A dan B.
b. Titik perpotongan tersebut menjadi titik P, kemudian tarik tegak lurus A
dan B dari titik P tersebut.
c. Perpotongan pada A menjadi Od dan perpotongan pada B menjadi
Oc.
d. Oc dan Od adalah pusat lengkungan interpolasi.

Sumber : Fachri. 2015


Gambar 5
Metode Busk
3. Metode Boundary Ray
Metode ini digunakan untuk lipatan yang sifatnya competent dan
incompetent. Dasar dari metode ini adalah bahwa penipisan atau kompaksi
lapisan batuan adalah fungsi dari kemiringan. Dengan dasar ini disusunlah suatu
tabel untuk mendapatkan boundary ray yang dipakai untuk batas rekonstruksi
lipatan. Tabel tersebut dibuat untuk bermacam penipisan, tergantung pada sifat
batuan.
Sumber : Ali. 2014
Gambar 6
Metode Boundary Ray

KESIMPULAN

Lipatan merupakan suatu perubahan bentuk atau volume dari suatu


material yang ditunjukan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada
unsur bidang atau garis di dalam material tersebut.
Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dapat dibedakan menjadi
lipatan tegak, lipatan miring dan lipatan rebah. Secara deskriptif berdasarkan
bidang sumber dan sayapnya, lipatan dapat disebut lipatan simetri (kedua
sudutnya sama besar) dan lipatan asimetri (kedua sudutnya tidak sama besar).
Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan dengan pengukuran langsung
dan merekonstruksinya dalam bentuk penampang atau dengan analisa dan
menggunakan diagram beta, phi diagram dan diagram kontur.
Dalam merekonstruksi lipatan dapat juga digunakan berbagai metode
diantaranya :
1. Metode tangan bebas (free hand method)
2. Metode Busur Lingkar (Arc Method)
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2011. “Lipatan (Fold)”. penambang007.blogspot.co.id. Diakses


pada 19 Maret 2019 pukul 18:39 WIB. (Referensi Internet)

2. Kho, Budi, 2016. “Pengertian Lipatan dan Macam - macamnya”.


ilmumanajemenindustri.com. Diakses pada 19 Maret 2019 pukul
18:52 WIB. (Referensi Internet)

3. Rahmananda, Gilar, 2014. “Macam – macam


Lipatan”.gilarz.blogspot.com. Diakses pada 19 Maret 2019
pukul 19:09 WIB. (Referensi Internet)

4 Welly, 2012. “Metode Rekonstruksi Lipatan”.welgeo.blogspot.com


Diakses pada 19 Maret 2019 pukul 19:42 WIB. (Referensi
Internet)

Anda mungkin juga menyukai