Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 09
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Struktur

RESUME
LIPATAN (FOLD)

Nama : Jivan Akbar


NPM : 10070118030
Shift Praktikum : III (Tiga) / 13.00-16.00 WIB
Hari / Tanggal Praktikum : Sabtu / 11 April 2020
Hari / Tanggal Resume : Sabtu / 11 April 2020
Assisten : 1. Dr. Ir. Yunus Ashari, MT.
2. Dr. Ir. Dudi Nasrudin, M.T.
3. Ir. Dono Guntoro, Ir. M.T
4. Wahyu Budhi K., S.T. M.T
5. Ir. Sri indiarto
6. Deni Mildan, S.T
7. Muhammad Bagas Ismail
8. Yodi Kurniawan
9. Romario Rahmad Radani
10. Adit Kurniawan
11. Muhammad Iqbal Sanusi

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2020 M
LIPATAN (FOLD)

A. Definisi Lipatan
Secara etimologi ilmu geologi Lipatan merupakan deformasi lapisan
batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari
kedudukan semula membentuk lengkungan. Oleh karena bumi itu selalu
bergerak setiap saat, dan pergerakan tersebut menimbulkan gaya, Gaya tersebut
secara normal berasal dari pergerakan lempeng bumi, pergerakan ini
menyebabkan adanya sebuah bentuk lengkungan yang biasa disebut lipatan.

Sumber : Ahmad Akbar, 2012


Gambar 1
Contoh Lipatan
B. Bentuk – bentuk Lipatan

Sumber : denrisa, 2015


Gambar 2
Sinklin & Antiklin
Apabila dilihat dari bentuk lengkungannya, lipatan dapat dibagi dua,
yaitu :
1. Sinklin
Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, ataupun
kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan menuju arah yang sama.
2. Antiklin
Lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas, ataupun
kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan saling berlawanan.
Antiklin serta Sinklin dibentuk karena sebuah lapisan yang terkena gaya
tekan sehingga melipat cembung ke arah atas ataupun melipat cembung kearah
bawah. Gaya yang bekerja tersebut tidak selalau searah ataupun sejajar dengan
lapisan, dan kadang kala pada proses pembentukannya gaya tersebut memilki
kemungkinan berasal dari berbagai macam arah. Akan tetapi terdapat gaya
relatif pada saat lapisan batuan terkena tekanan, mekanisme gaya yang
menyebabkan lapisan membentuk sebuah lipatan antara lain :
1. Bucking ( melipat )
Bucking ataupun melipat pada dasarnya disebabkan oleh gaya tekan
yang arahnya relatif sejajar dengan arah lapisan ataupun searah dengan
permukaan lempeng.
2. Bending ( perlengkungan )
Bending ataupun perlengkungan pada dasarnya disebabkan oleh gaya
tekan yang arahnya relatif tegak lurus dengan lapisan ataupun dengan
permukaan lempeng.

Sumber : deri, 2007


Gambar 3
Gaya Penyebab Lipatan
C. Bagian – bagian Lipatan
1. Sayap Lipatan ( Limb )
Sayap lipatan merupakan bagian yang posisinya menyebelah pada
bagian sisi lipatan.
2. Hinge Point
Hinge Point adalah titik maksimum lengkungan pada bagian lapisan yang
terlipat. Pada titik tersebut terdapat garis penghubung yang disebut hinge
line.
3. Bidang sumbu lipatan ( Axial Plane )’
Bidang sumbu lipatan merupakan sebuah bidang yang memotong lipatan,
yang membagi sudut sama besar pada kedua sayap lipatan.
4. Puncak lipatan ( Crest )
Puncak lipatan merupakan titik tertinggi pada sebuah lipatan, garis yang
melalui titik – titik tersebut dinamakan “ Crestal Line “.
5. Gari sumbu lipatan ( Fold axis )
Garis sumbu lipatan merupakan perpotongan antara bidang dari sumbu
lipatan dengan bidang horizontalnya.
6. Crestal Plane
Crestal Plane merupakan sebuah bidang yang melewati crestal line
pada pusat perlipatan.
7. Core
Core merupakan pusat dari perlipatan

Sumber : Beladi. 2016


Gambar 4
Unsur Lipatan
D. Mekanisme Lipatan
Dalam proses terjadinya banyak hal yang mempengaruhi
keterbentukannya, adapun mekanisme dan hal – hal yang mempengaruhi
terjadinya sebuah lipatan sebagai berikut :
1. Perlipatan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, cecair dan sifat badan batuan
(komposisi, tekstur dan sifat setiap lapisan).
2. Mekanisme perlipatan merangkumi pemampatan atau pemendekkan
(buckling), pembengkokkan (bending), aliran fleksur (flexural flow) dan
aliran pasif (passive flow). Setiap mekanisma ini disertai oleh gelincir
fleksur (flexural slip).
3. Untuk lapisan mengekalkan ketebalannya semasa ia dilipat, gelincir
fleksur berlaku sepanjang sempadan perlapisan. Kesan gelinciran ini
diperhatikan daripada kehadiran kesan gores-garis (slickenside) pada
permukaan lapisan.
4. Mekanisme pembengkokkan melibatkan arah canggaan yang tegak
dengan sesuatu lapisan dan biasanya menghasilkan lipatan yang terbuka,
seperti kubah, lembangan dan gerbang.
5. Pembengkokkan boleh berlaku bila ada objek tertentu (seperti intrusi
batuan igneus, struktur dupleks) berada di bawah sesuatu lapisan.
6. Pemampatan/Pemendekkan (buckling) melibatkan arah canggaan yang
selari dengan perlapisan. Pada suhu yang rendah, buckling disertai oleh
gelincir fleksur.
7. Sebelum buckling berlaku lapisan biasanya dipendekkan secara
mendatar dan ditebalkan secara menegak dengan lapisan.
8. Variasi dari pada buckling adalah kinking. Kinking ini biasanya
berasosiasi dengan batuan sekis dan membentuk lipatan chevron. Ia
terhasil akibat daripada proses gelincir fleksur yang terkekang.
9. Mekanisme aliran fleksur (flexural flow) berlaku bila sebahagian lapisan
bersifat mulur dan sebahagian bersifat rapuh. Lapisan yang bersifat rapuh
mempengaruhi bentuk lipatan yang terhasil.
10. Mekanisme aliran pasif (passive flow) melibatkan aliran mulur pada
keseluruhan batuan. Perlapisan, foliasi atau jalur hanya menjadi lapisan
petunjuk. Aliran pasif ini hanya berlaku pada batuan di mana tidak ada
perbezaan kemuluran antara lapisan dan menghasilkan lipatan serupa.
11. Kombinasi antara beberapa mekanisma di atas sering berlaku atau
bersaingan pada persekitaran tekanan dan suhu yang berbagai.
12. Dekat permukaan bumi, gelincir fleksur dan buckling biasa berlaku. Bila
lipatan menjadi lebih ketat, geseran antara lapisan meningkat dan
gelinciran sukar berlaku. Pada peringkat ini mekanisma yang
menghasilkan ira mengambilalih untuk proses canggaan seterusnya.

E. Macam – macam Lipatan


Lipatan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, apabila
diklasifikasikan dari posisi bidang sumbunya, terdapat tiga jenis lipatan. Yaitu
lipatan tegak, lipatan miring, dan lipatan rebah. Apabila lipatan ditinjau dari
geometri sayapnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lipatan simetri ( lipatan
yang kedua sayapnya mempunyai dimensi yang relatif sama ), dan lipatan
asimetri ( lipatan yang kedua sayapnya mempunyai dimensi yang relatif berbeda.
Apabila dilihat dari proses lipatan dan bentuk lipatan tersebut secara
morfologinya, lipatan dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Concentric Fold (Parallel Fold)
Concentric Fold (Parallel Fold) adalah sebutan untuk perlapisan dimana
jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.

Sumber : Ahmad Akbar, 2012


Gambar 5
Concentric Folding
2. Similar Fold
Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang
terlipat atau dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam.

Sumber : Ahmad Akbar, 2012


Gambar 6
Similar Fold
3. Supratenuous Fold
Supratenuous Fold adalah lipatan yang terbentuk karena adanya
perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di
punggung bukit.

F. Rekonstruksi Lipatan
Dalam mempelajari lipatan diperlukan sebuah analisis serta
rekonstruksi untuk memahami geometri dari lipatan itu sendiri.
Rekonstruksi umumnya dilakukan dengan cara penentuan lintasan
dan pembuatan penampang pada peta geologi. Berikut ini metode –
metode untuk merekonstruksi lipatan :
1. Metode tangan bebas ( Free Hand Method )
Metode tangan bebas biasanya digunakan pada batuan yang
incomplement, dimana terjadi penipisan dan penebalan tapi tidak teratur.
Metode ini digunakan dengan cara menghubungkan batas – batas lapisan
mengikuti orientasi dari kemiringan lipatan tersebut.
2. Metode busur ( Arc Methode )
Pada dasarnya metode ini adalah adalah bahwa lipatan merupakan
bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusat adalah perpotongan
antara sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan.
Sumber : Ahmad Akbar, 2012
Gambar 7
Rekonstruksi Arc Methode

KESIMPULAN
Secara etimologi ilmu geologi Lipatan merupakan deformasi lapisan
batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari
kedudukan semula membentuk lengkungan. Oleh karena bumi itu selalu
bergerak setiap saat, dan pergerakan tersebut menimbulkan gaya, Gaya tersebut
secara normal berasal dari pergerakan lempeng bumi, pergerakan ini
menyebabkan adanya sebuah bentuk lengkungan yang biasa disebut lipatan.
Dalam lipatan sering disebut sinklin dan antiklin, Lipatan Sinklin adalah
bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, ataupun kedua sayapnya mempunyai
arah kemiringan menuju arah yang sama. Lipatan antiklin adalah lipatan yang
cembung ke arah atas, ataupun kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan
saling berlawanan.
Jenis – jenis lipatan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, dan
yang cukup dikenal adalah klasifikasi lipataan berdasarkan bkedudukan garis
dan sumbu antara lain yaitu Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan
lapisan yang tetap, Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar
dengan sumbu utama, Lipatan Harmonik atau Disharmonik adalah lipatan
berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama, Lipatan Ptigmatik adalah
lipatan terbalik terhadap sumbunya, Lipatan Chevron adalah lipatan bersudut
dengan bidang planar, Lipatan Isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar,
Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan
planar, Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berlainan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bemmelem, v/ 1949 “The Geologi Of Indonesia “ Govemment Printing
Office, The hague. Diakses pada tanggal 16 Maret 2020
2. Khosim. A,kun.M, 2007 “ Geografi” Erlangga, Jakarta. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2020
3. Sugiharjo, 2007 “ Geografi Bentuk Muka Bumi ” Yudhistira, Jakarta
Diakses pada tanggal 16 Maret 2020
FORM PENILAIAN LAPORAN

Resume
Format (10) Isi (70) Kesimpulan (15) Dapus (5)

Total Nilai

Anda mungkin juga menyukai