Anda di halaman 1dari 24

DIASTROPISME

Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor:
1. Temperatur
Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat meregang dan berpindah, sehingga batuan/material akan lebih
bereaksi pada kelenturan dan pada temperatur, material akan bersifat retas.

2. Tekanan bebas
Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak menjadi berkurang dikarenakan tekanan
disekelilingnya cenderung untuk menghalangi terbentuknya retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan menjadi
bersifat retasdan cenderung menjadi retak.

3. Kecepatan tarikan
Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak.Pada material yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu
bagi setiap atom dalammaterial berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku / bersifat lentur.

4. Komposisi
Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas. Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica,
dan kalsit bersifat lentur. Hal tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya. Jadi, komposisi
mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam menentukan tingkah lakudari batuan. Aspek lainnya adalah
hadir tidaknya air. Air kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran mineral sehingga dapat
menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur,sedangkan batuan yang
kering akan cenderung bersifat retas
DEFORMASI BATUAN
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami
perubahan,dalam geologi struktur hal ini disebut Deformasi.

Tahapan-tahapan Deformasi sebagai berikut:


1. Elastic Deformation (Deformasi sementara) : Deformasi sementara ini terjadi
jika kerja stress tidak melebihi bataselastis batuan. Begitu stress terhenti,maka
bentuk atau posisi batuankembali seperti semula..
2. Ductile Deformation: yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan
yang dapat mengakibatkan batuan akan berubah bentuk dan Volume secara
permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk semula.
3. Fracture Deformation: yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis
batuan,sehinggamengakibatkan pecah
KEKAR (Fracture/joint)
Kekar / rekahan adalah
sebutan untuk struktur
rekahan dalam batuan
dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami
pergeseran.
Salah satu struktur geologi yang dijumpai pada batuan sebagai hasil dari gaya-
gaya yang bekerja pada batuan adalah kekar.

• Kekar adalah struktur yang dihasilkan dari batuan yang brittle (Hobbs, 1976),
dimana batuan relatif belum mengalami dislokasi/pergeseran, hanya
peregangan (extension).
• Kekar terbentuk akibat deformasi yang bersifat rapuh (brittle) dan banyak
ditemui di berbagai jenis batuan (Montgomery, 1987).
• Sistem kekar terbentuk dari kumpulan beberapa set kekar yang memiliki
orientasi berbeda (Goldstein and Marshak, 1988).
• Kekar ialah berupa bidang retak tanpa pergeseran pada tubuh batuan dan
dapat hadir secara sistematis karena terbentuk oleh gaya tektonik dan dapat
dianalisis sebagai interpretasi gaya tektonik pembentuknya dari data
sistematisnya. (McClay, 1987).
1 BERDASARKAN BENTUKNYA
Kekar sistematik, ialah bentuknya
berpasangan dan arahnya sejajar satu sama
lain. Kekar sistematis dapat dikenali dengan
melihat bidang permukaan yang halus,
terpisah dalam jarak teratur dengan bidang
kekar didekatnya, dan memanjang
mengikuti satu arah tertentu. Data kekar
sistematik bersifat konsisten dalam suatu
wilayah yang relatif luas, sehingga biasa 2
digunakan untuk interpretasi tektonik suatu
daerah. Kekar jenis ini biasanya terjadi Kekar nonsistematik, ialah kekar dengan
bentuk tidak teratur, biasanya
akibat dari proses tektonik. melengkung, bertemu atau bersilangan,
bahkan tidak memotong kekar lainnya.
BERDASARKAN UKURANNYA/DIMENSINYA
1 Master joint, yakni memotong melalui sejumlah lapisan batuan
atau bahkan satuan batuan dan mmepunyai ukuran hingga
ratusan meter.

2 Mayor joint, yakni ukuran yang lebih kecil dari master joint dan
masih bisa untuk analisis struktur.

3 Minor joint, yakni dengan ukuran beberapa meter hingga satu


inchi. Kekar jenis ini tidak dapat digunakan untuk analisis tektonik,

4 Mikro joint, yakni dengan ukuran dari 1 inchi hingga 0.5 mm.
BERDASARKAN KETERBENTUKANNYA :
1 Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul
karena pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk
polygonal yang memanjang.

2 Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan


tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya
beban diatasnya.

3 Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya


akibat pergerakan permukaan bumi.
BERDASARKAN ARAH GAYA PEMBENTUKANNYA:
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar
jenis shear joint umumnya bersifat tertutup.

2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.

3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak


lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
KEDUDUKAN TERHADAP BIDANG LAIN:
1. Dip joint: Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan,
2. Strike joint: jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan,
3. Bedding joint bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di
sekitarnya,
4. Diagonal joint: jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan
sekitarnya
C
A

BENTUK RETAKAN
D
LIPATAN BATUAN
PENGERTIAN LIPATAN
Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu buckling (melipat)
dan bending (melengkung).
Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan lapisan.
Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang
pada batuan permukaan
Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus
terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi
apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan.

Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi


perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak
lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat
adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah
bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear
Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.

Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu
bidang lapisan batuan
PROSES TERJADINYA LIPATAN
BAGIAN-BAGIAN LIPATAN
1. Antiklin atau punggung lipatan adalah unsur geometri lipatan yang mempunyai permukaan
cembung atau conveks dengan arah cembungan ke atas. Bagian ini memiliki 2 buah limb
dengan arah kemiringan berlainan dan saling menjauh satu dengan yang lain. Pada bagian
tengah antiklin terdapat core atau inti antiklin.

2. Sinklin atau lembah lipatan adalah unsur geometri lipatan yang mempunyai permukaan
cekung atau konkav dengan arah cekungan ke atas. Bagian ini memiliki 2 buah limb dengan
arah kemiringan yang saling mendekat. Pada bagian tengah antiklin terdapat core atau inti
sinklin.

3. Limb atau sayap adalah bidang miring yang membangun struktur sinklinal atau antiklinal.
Limb dapat diartikan juga sebagai bagian dari lipatan yang memiliki posisi menurun mulai dari
lengkungan maksimal sebuah antiklinal hingga lengkungan maksimal suatu sinklinal. Limb
memiliki bentuk yang panjang dari axial plane pada suatu lipatan ke axial plane pada lipatan
lainnya. Terdapat dua jenis limb yaitu back limb atau sayap yang landai dan fore limb atau
sayap yang curam pada lipatan simetris.
4. Axial plane adalah suatu bidang yang memotong puncak suatu lipatan.
5. Axial surface atau hinge surface adalah bidang imajiner yang terdapat semua axial line dari
suatu lipatan.
6. Crest atau hinge line adalah garis yang menghubungkan antara titik-titik tertinggi dari sebuah
lipatan pada satu bidang yang sama. Garis ini terletak pada bagian tertinggi dari sebuah lipatan.
Crest terbentuk pada crestal plane yaitu suatu bidang pada lipatan.
7. Through adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik paling rendah dari bidang yang
sama. Garis ini terletak pada bagian paling rendah dari sebuah lipatan. Through terbentuk pada
suatu bidang lipatan yang disebut dengan trough line.
8. Pluge adalah sudut yang terbentuk karena adanya pertemuan poros dengan garis horizantal
pada suatu bidang vertikal.
9. Inflection point adalah titik yang mana terjadi perubahan pada sebuah lengkungan yang masih
termasuk bagian dari limb.
10.Wavelenght atau half adalah jarak antara dua buah inflection point.
11.Core adalah bagian lipatan yang berada di sekitar sumbu lipatan.
12.Depresion adalah daerah paling rendah dari puncak lipatan.
Berdasarkan kedudukan bidang sumbunya, lipatan
terdiri atas enam (6), yaitu :
1. Lipatan Simetri (Symmetrical folds) adalah lipatan dengan kedudukan sumbu lipatan yang tegak.
2. Lipatan Asimetri (Asymmetrical folds) adalah lipatan dimana kedudukan sumbu lipatannya miring.
3. Lipatan Menggantung (Overtuned folds) adalah lipatan dimana sumbu lepatannya membentuk
sudut terhadap bidang horizontal (miring) dan kedua sayap lipatannya miring ke arah yang sama.
4. Lipatan Rebah (Recumbent folds) adalah lipatan dimana bidang sumbunya horizontal.
5. Chevron folds adalah lipatan menyudut atau sendinya tajam dan menyudut. Dalam hal ini, sayap
lipatannya merupakan bidang planar.
6. Isoclinal folds adalah lipatan dimana kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif sejajar dan
kedua sayapnya sejajar atau hampir sejajar.
MACAM LIPATAN
BERDASARKAN BIDANG
SUMBUNYA
MACAM LIPATAN BERDASARKAN PADA BENTUKNYA
1. Lipatan paralel (concentric fold) adalah suatu lipatan dimana jarak ketebalan tiap lapisan tetap
sama dan mempunyai jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
2. Lipatan similar (similar fold) adalah lipatan yang jarak lapisannya sejajar dengan sumbu
utama. Ukuran antiklinal dan sinklinalnya juga tidak banyak berubah.
3. Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya tersusun dari bahan-
bahan yang berbeda.
4. Lipatan ptigmatik adalah lipatan yang terbalik terhadap sumbunya.
5. Lipatan chevron (chevron fold) adalah lipatan bersudut yang sendinya tajam dengan sayap
lipatan berupa bidang planar.
6. Lipatan isoklinal (isoclinal fold) adalah lipatan yang bidang sumbu atau sayapnya sejajar
disebabkan oleh adanya tekanan secara terus menerus.
7. Lipatan klin bands adalah lipatan yang bersudut tajam dan dibatasi oleh permukaan planar.
8. Lipatan seretan (drag fold) adalah lipatan yang terbentuk karena adanya seretan suatu sesar.
9. Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya mempnyai daya tekanan sehingga sayap
tengahnya tidak menjadi tipis.

Anda mungkin juga menyukai