Laboratorium Tambang
M-VII
ATTERGERG LIMIT
Disusun Oleh :
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pada kali ini adalah uji batas – batas Attergerg
untuk menentukan angka – angka konsistensi Attergerg,yaitu:
1. Batas susut (Shrinkage Limit),SL
2. Batas Plastis ( Plastic Limit),PL
3. Batas Cair ( Liquid Limit),LL
IF =
( log
N1
) N2
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US Waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississippi (1949), mengajukan
suatu persamaan empiris untuk menentukan batas cair, yaitu:
tan β
N
¿=w N (
25 )
plastic limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas dimana sampel tanah
digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8inch (3,2
mm) dan tanah tersebut tepat retak-retak halus. Dari percobaan ini dapat
ditentukan Plastic Index (IP), dimana:
I p=¿−PL
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas
plastis dan batas cair. Rumus yang digunakan sama seperti
persamaan (1.1)
w1−w2
W= ×100 %
w2−w3
Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku.
Di dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak
akan terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya
dikurangi. Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume.
Batas susut ditunjukan dengan kadar air tanah.
pada tahap mengering dan tidak terdapat perubahan/pengurangan volume.
Rumus yang digunakan:
( w w − w d )− ( V w −V d ) ρw
SL= ×100 %
wd
Dengan:
wd
SR= ×100 %
Vd
dan
( V i−V f ) ρw
∆ w= × 100 %
m2
dimana: Vi = volume contoh tanah basah pada saat pennulaan
pengujian (yaitu volume mangkok, cm3)
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam oven
ρw = kerapatan air (g/cm3)
Limit
s
Gambar : Attergerg
Nilai dari batas susut juga dapat digunakan untuk mengetahui derajat
mengembang dari sampel tanah. Altmeyer (1955) menjadikan hasil uji susut
linier dan batas susut atterberg sebagai parameter identifikasi tanah ekspansif.
II
1.4 Prosedur
1.4.1 Batas susut
1. Timbang gumpalan tanah kering.
DAFTAR PUSTAKA