Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Ventilasi Tambang

Laboratorium Tambang

M-VII
ATTERGERG LIMIT

Disusun Oleh :

Nama : Rian Adi Setiawan


NPM : 10070117019
Shift / Kelompok : I (Satu) / 1 (Satu)
1. Hari /Tanggal Praktikum: Senin/18 Oktober 2021
Hari /Tanggal Laporan : Senin/25 Oktober 2021
Asisten : 1.Rafid Rabbani
2. Vaisal Gilang Adrian

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK


PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1443 H / 2021 M
M-I
ATTERGERG LIMIT

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pada kali ini adalah uji batas – batas Attergerg
untuk menentukan angka – angka konsistensi Attergerg,yaitu:
1. Batas susut (Shrinkage Limit),SL
2. Batas Plastis ( Plastic Limit),PL
3. Batas Cair ( Liquid Limit),LL

1.2 Landasan Teori

1. Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits) disebut sebagai kadar air yang


berkenaan dengan perbatasan antara keadaan-keadaan konsistensi pada
tanah (Atterberg 1911). Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir-halus pada kadar
air (didefinisikan sebagai perbandingan antara massa air dengan massa padat
suatu partikel) tertentu dikenal sebagai konsistensi. Berdasarkan kadar airnya,
tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu kondisi cair, plastis, semi-padat,
atau padat (solid). Untuk mengetahui tingkat keadaan batas-batas tersebut, kita
ambil contoh tanah berbutir halus (lempung atau lanau) yang dicampur dengan
air sehingga mencapai keadaan cair. Apabila campuran ini dibiarkan mengering
perlahan-lahan (tanpa dioven atau dipanaskan), maka tanah tersebut akan
melalui beberapa tingkat keadaan tertentu dari keadaan cair sampai padat.
2 Batas cair (Liquid Limit) didefinisikan sebagai kadar air tanah
pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis.
3 Kadar air dari tanah, dalam persen, dan jumlah pukulan untuk
masing- masing uji digambarkan di atas kertas grafik semi-log
(Gambar 1.3). Hubungan antara kadar air dan log N dapat
dianggap sebagai suatu garis lurus. Garis lurus tersebut
dinamakan scbagai kurva aliran (flow curve). Kadar air yang
bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari kurva.
aliran, adalah batas cair dari tanah yang bersangkutan. Kemiringan dari garis
aliran (flow line) didefinisikan sebagai indeks aliran (flow index) dan dapat
dituliskan sebagai:
w1−w 2

IF =

( log
N1

) N2

dimana: IF = indeks aliran

w1 = kadar air, dalam persen, dari tanah yang bersesuaian dengan


jumlah pukulan N1

w2 = kadar air, dalam persen, dari tanah yang bersesuaian dengan


jumlah pukulan N2,

Jadi, persamaan garis aliran dapat dituliskan dalam bentuk yang


umum, sebagai berikut:
w =−IF log N +C

Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US Waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississippi (1949), mengajukan
suatu persamaan empiris untuk menentukan batas cair, yaitu:
tan β
N

¿=w N (
25 )

dimana: N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup


goresan selebar 0,5 in pada dasar contoh tanah yang diletakkan
dalam mangkok kuningan dari alat uji batas cair
wN = kadar air di mana untuk menutup dasar goresan dari contoh
tanah dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β = 0, 121 (harap dicatat bahwa tidak semua tanah mempunyai
harga tan β = 0,121).
gambar : Kurva Aliran

plastic limit didefinisikan sebagai kadar air pada batas dimana sampel tanah
digulung pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8inch (3,2
mm) dan tanah tersebut tepat retak-retak halus. Dari percobaan ini dapat
ditentukan Plastic Index (IP), dimana:
I p=¿−PL

Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas
plastis dan batas cair. Rumus yang digunakan sama seperti
persamaan (1.1)
w1−w2
W= ×100 %

w2−w3

dengan: W = kadar air

w1 = berat tanah basah + can


w2 = bert tanah kering + can w3
= berat can

Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku.
Di dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak
akan terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya
dikurangi. Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume.
Batas susut ditunjukan dengan kadar air tanah.
pada tahap mengering dan tidak terdapat perubahan/pengurangan volume.
Rumus yang digunakan:
( w w − w d )− ( V w −V d ) ρw
SL= ×100 %

wd

Dengan:

Ww = berat tanah basah Wd = berat tanah kering Vw = volume tanah basah Vd =


volume tanah kering
gram
ρ =berat jenis air=1
w
cm3

wd
SR= ×100 %

Vd

Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara


perlahan-lahan hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus menerus,
tanah akan mencapai suatu tingkat keseirnbangan di mana penambahan
kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume (Gambar 1.10).
Kadar air, dinyatakan dalam persen, di mana perubahan volume suatu massa
tanah berhenti didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit).

batas susut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:


SL=( w i−∆ w ) %
dimana: wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan di dalam
mangkok uji batas susut
∆w = perubahan kadar air (yaitu antara kadar air mula-mula dan kadar air pada
batas susut).
Sedangkan
m1 −m2
w= ×100 %
i
m2
dimana: m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat
permulaan pengujian (gram)
m2 = massa tanah kering (gram), lihat Gambar 2.14.

dan
( V i−V f ) ρw
∆ w= × 100 %
m2
dimana: Vi = volume contoh tanah basah pada saat pennulaan
pengujian (yaitu volume mangkok, cm3)
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam oven
ρw = kerapatan air (g/cm3)

Gambar : Shrinkage Limit test

Limit
s
Gambar : Attergerg
Nilai dari batas susut juga dapat digunakan untuk mengetahui derajat
mengembang dari sampel tanah. Altmeyer (1955) menjadikan hasil uji susut
linier dan batas susut atterberg sebagai parameter identifikasi tanah ekspansif.
II

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Umum
a. Aquades
b. Timbangan (Ketelitian 0,01 gr dan 0,1 gr)
c. Oven
d. Container
e. Spatula
f. pan
2 Khusus
a. Peralatan Shrinkage Limit test
1. Petri dish
2. Plat gelas
3. Air
4. Container
5. Pipet tetes
b. Plat gelas besar untuk uji Plastic Limit
c. Peralatan Liqiud dan grooving tool
1.3.2 Bahan
Tanah yang akan di uji berasal dari ayakan #40 sebanyak 200 – 250 gr

1.4 Prosedur
1.4.1 Batas susut
1. Timbang gumpalan tanah kering.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arbi, Rahmatullah. 2010. “Preparasi”. ourgeology.blogspot.com


Diakses tanggal 20 September 2021.pukul 20.10 WIB.

2. Balfas, Muhammad Dahlan. “Geologi untuk Pertambangan”.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

3. Abdurohim, 2011. “Preparasi”. abdulrohimbetawi.blogspot.com


Diakses tanggal 20 September 2021.pukul 20.10 WIB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai