Anda di halaman 1dari 26

Makalah Sains Material

CACAT PADA STRUKTUR KRISTAL

FARAH DINA

1608102010026

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
UNIVERSITA SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala Rahmat
dan Taufik serta Hidayah-Nya sehingga Makalah “Cacat Struktur Pada Material”
dapat terselesaikan. Walaupun hasilnya tidak sempurna jika dibandingkan dengan
karyakarya besar yang lain, namun hasil bukanlah tujuan yang utama, tetapi
proses pembelajaran yang pernah dijalani menjadi suatu hal yang utama bagi
penulis. Karena disanalah pengalaman dan nilai-nilai luhur itu ada, walaupun
tidak dapat diukur dengan angka namun sangat bermakna. Pengalaman yang telah
terjadi mudah - mudahan dapat menjadi refleksi, internalisasi, dan proyeksi bagi
masa yang akan datang bagi penulis khususnya.

Penulis menyadari sebagai manusia bahwa masih banyak kekurangan


dalam makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Terakhir semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Amiin.

Semarang, 1 Juni 2019

Farah Dina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

BAB II KRISTAL

2.1 Pengertian Kristal ....................................................................................2

2.2 Penggolongan Kristal................................................................................3

BAB III STRUKTUR KRISTAL

3.1. Struktur Kristal......................................................................................5

3.2. Sel Satuan .............................................................................................6


3.3. Sistem Kristal.......... .............................................................................6
BAB IV CACAT KRISTAL

4.2 Pengertian Cacat Kristal ....................................................................... 10

4.3 Macam – Macam Cacat Kristal .............................................................10

4.4 Manfaat Cacat Kristal ........................................................................... 20

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 (a). Susunan atom kristal, (b). Susunan atom amorf............................5

Gambar 3.2. Struktur Kristal Face Centre Cubic (FCC)..........................................6


Gambar 4.1 Vakansi dan Interstisi-Diri..............................................................11
Gambar 4.2 (kiri) Skema representasi kekosongan pada Kristal dalam 2 dimensi.
(kanan) Skema representasi difusi atom dari posisi asalnya ke
posisi kosong................................................................................. 13

Gambar 4.3 Interstisi-Diri.................................................................................. 14

Gambar 4.4 Impuritas pada zat padat..................................................................15

Gambar 4.5 dislokasi sisi....................................................................................16

Gambar 4.6 Dislokasi ulir.................................................................................. 17

Gambar 4.7 Dislokasi campuran........................................................................ 17

Gambar 4.8 batas ulir......................................................................................... 18

Gambar 4.9 Batas kembar.................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bumi merupakan planet yang memiliki beraneka ragam sumber daya alam.
Hal ini sangat menguntungkan manusia karena dengan banyaknya sumber daya
alam yang ada, maka akan banyak pula material yang dapat digunakan oleh
manusia. Dengan banyaknya pilihan material yang ada, maka manusia dapat
memilih material terbaik untuk digunakan dalam memproduksi sesuatu. Salah satu
material tersebut adalah kristal. Dalam kehidupan sehari-hari, “kristal” biasanya
merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu serta
indah dipandang mata. Namun pada kenyataanya istilah “kristal’ memiliki makna
yang sudah ditetapkan dalam ilmu material dan fisika zat padat.

Dalam dunia teknik khususnya teknik mesin , kita sering memakai bahan
bahan material untuk membuat suatu komponen mesin. Tetapi apakah terfikirkan
bahwa dalam pembuatan suatu komponen yang baik memerlukan suatu ketepatan
dalam pemilihan bahan material. Di teknik mesin ada beberapa cara untuk
memilih material tersebut. Salah satunya dengan menganalisa cacat pada material
tersebut. Dalam teknik mesin terdapat beberapa jenis cacat Kristal pada susunan
atom dalam Kristal. Kita perlu ketahui bahwa kehadiran cacat Kristal yang sedikit
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan sifat suatu bahan dan
pengaturan cacat sangat penting dalam pemrosesan bahan. Contoh relevansi cacat
Kristal dalam kehidupan pada umumnya dan dalam bahan pada khususnya yaitu,
ketika kita membeli cincin berlian, sebenarnya kita membayar untuk tipe cacat
pada Kristal pada cincin berlian tersebut. Pembuatan device semikonduktor tidak
hanya membutuhkan Silikon murni tetapi juga meliputi cacat Kristal tertentu pada
sample. Menempa suatu logam akan menghasilkan cacat pada logam tersebut dan
meningkatkan kekuatan dan kelenturan logam. sifat-sifat tersebut dicapai tanpa
mengubah komposisi penyusun bahan tetapi hanya manipulasi cacat Kristal.

1
BAB II
KRISTAL

2.1 PENGERTIAN KRISTAL

Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga


dimensi.Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus
memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun
tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun
ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan
terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan
polikristal. Kristal terbentuk karena proses kristalisasi. Pengertian kristalisasi
sendiri yaitu proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan,
perubahan dari fasa cair ke fasa padat. Jika ditinjau dari mekanismenya,
kristalisasi terjadi melalui 2 tahap : 1. Tahapan Nucleation (pembentukan inti) 2.
Tahapan Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal).

Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga


dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena harus terpenuhinya kondisi
geometris, ketentuan ikatan atom, serta susunan yang rapat. Walaupun tidak
mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada
hal-hal yang bisa menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya polihedra
koordinasi susunan atomatom. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling
stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang
minimum. Keadaan tersebut dicapai jika:

(1) kenetralan listrik terpenuhi,

(2) ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,

2
(3) gaya tolak ion-ion menjadi minimal,

(4) susunan atom serapat mungkin.

Kristal atau hablur adalahsuatu padatan yang atom, molekul,atau ion peny
usunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tetapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin.

2.2 Penggolongan Kristal

Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula
berdasarkan jenis partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan
partikel tersebut.

Kristal logam

Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan
logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil
sehingga elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom
membentuk kation. Bila dua atom logam saling mendekat, maka akan terjadi
tumpah tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital
molekul. Semakin banyak atom logam yang saling berinteraksi, maka akan
semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga membentuk suatu orbital
molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang
menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom dipengaruhi oleh
atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.

3
Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari
ikatan logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara
atom/ion dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat membuat logam
mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu gaya yang kuat.

Kristal ionik

Kristal ionik terbentuk karena adanya gaya tarik antara ion bermuatan positif dan
negatif. Umumnya, kristal ionik memiliki titik leleh tinggi dan hantaran
listrik yang rendah. Contoh dari kristal ionik adalah NaCl. Kristal ionik tidak
memiliki arah khusus seperti kristal kovalen sehingga pada kristal NaCl misalnya,
ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dengan intensitas
interaksi yang beragam dan ion klorida akan berinteraksi dengan seluruh ion
natriumnya.

Kristal kovalen

Atom-atom penyusun kristal kovalen secara berulang terikat melalui suatu ikatan
kovalen membentuk suatu kristal dengan struktur yang mirip dengan polimer atau
molekul raksasa. Contoh kristal kovalen adalah intan dan silikon dioksida (SiO2)
atau kuarsa. Intan memiliki sifat kekerasan yang berasal dari terbentuknya ikatan
kovalen orbital atom karbon hibrida sp3.

Kristal molekular

Pada umumnya, kristal terbentuk dari suatu jenis ikatan kimia antara atom atau
ion. Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan ikatan,
tetapi melalui interaksi lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari kristal
molekular adalah kristal iodin.

4
BAB III
STRUKTUR KRISTRAL
3.1. Struktur Kristal

Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau


molekulmolekul zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang
teratur dalam tiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu kristal
harus memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion
dalam pola tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang yang panjang
sebagai karakteristik dari bentuk kristal tersebut.

Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, bahan padat dibedakan


menjadi tiga yaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan
amorf (Smallman, 2000: 13). Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya
mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau molekul-molekul
penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola tigadimensi dan pola-pola ini
berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak berhingga.
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal
yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk
benda padat. Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal,
akan tetapi pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki
tidak teratur dengan jangka yang pendek. Amorf terbentuk karena proses
pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat
menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, nonkristalin ataupun vitrus
yaitu memiliki struktur yang identik dengan amorf. Susunan dua-dimensional
simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan amorf ditunjukan
pada Gambar2.1

Gambar 3.1 (a). Susunan atom kristal, (b). Susunan atom amorf. (Smallman,
1999: 13).

5
Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam
padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang
menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal,
susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya
energi per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika: 1.
Kenetralan listrik terpenuhi, 2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal, 4. Susunan atom serapat mungkin.
Ikatan logam dapat divisualisasikan secara sederhana sebagai sebaran ion positif
yang terikat satu sama lain oleh elektron yang seolah-olah berfungsi sebagai
perekat. Ion-ion positif yang saling tolak-menolak ini tertarik oleh perekat
tersebut yang dikenal dengan istilah awan elektron.

3.2. Sel Satuan

Ketika menerangkan struktur kristal, atom (atau ion) dilukiskan sebagai


bola padat dan model ini disebut dengan model bola keras atom dimana setiap
bola akan menyinggung bola terdekat. Susunan atom pada kristal padat
memperlihatkan bahwa sekelompok kecil atom membentuk pola yang berulang.
Karena itu dalam menerangkan struktur kristal, lebih mudah untuk membagi
struktur ke dalam kesatuan kecil yang berulang yang disebut sel satuan. Sel satuan
pada sebagian besar struktur kristal berbentuk jajaran genjang atau prisma yang
mempunyai tiga set permukaan yang sejajar, dimana dalam hal ini sebuah kubus.

6
Gambar 3.2. Struktur Kristal Face Centre Cubic (FCC)

Sel satuan bisa kadang-kadang digambarkan dengan model sel satuan bola
diperkecil seperti terlihat pada gambar 3.2

3.3. SISTEM KRISTAL

Jika dilihat dari geometri sel satuan, ditemukan bahwa kristal mempunyai
tujuh kombinasi geometri yang berbeda. Pada sebagian besar logam, struktur
kristal yang dijumpai adalah: kubus pusat sisi, FCC (face-centered cubic), kubus
pusat ruang, BCC (body-centered cubic) dan tumpukan padat heksagonal, HCP
(hexagonal close-packed). Beberapa logam, dan juga non-logam, bisa mempunyai
lebih dari satu struktur kristal, fenomena ini disebut polimorfisme. Jika kondisi ini
dijumpai pada bahan padat elemental maka disebut alotropi.

7
Struktur kristal yang umumnya terdapat pada logam murni adalah BCC
(body centered cubic), FCC (face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed
packed).Namun untuk logam paduan dan senyawa non logam struktur kristalnya
sangat komplek.

Kubik Berpusat Badan (body centered cubic/BCC)

Struktur kristal ini mempunyai atom di setiap sudut kubus ditambah


sebuah atom didalam kubus. Contoh logam yang mempunyai struktur kristal BCC
antara lain Fe , Cr, Li, Mo, W, V. Atom pusat dikelilingi oleh 8 atom terdekat dan
dikatakan mempunyai bilangan koordinasi 8. Ada satu atom utuh terletak di
tengah sel satuan dan 1/8 atom terdapat pada tiaptiap sudut sel satuan, sehingga
dalam satu sel satuan BCC terdapat 2 atom.

8
Kubik Berpuast Muka (face centered cubic /FCC)

Struktur kristal ini termasuk kristal kubus dimana terdapat atom disetiap
sudut kubus ditambah masing-masing satu buah atom di setiap permukaan/sisi
kubus. Sifat ini banyak dijumpai pada logam seperti tembaga, aluminium, perak
dan emas. Dan contoh logam yang mempunyai struktur kristal FCC antara lain Fe
, Al, Cu, Ni, Pb. Sel satuan FCC terdiri dari satu titik lattice pada setiap sudut dan
satu titik lattice pada setiap sisi kubus. Setiap atom pada struktur kristal FCC
dikelilingi oleh 12 atom, jadi bilangan koordinasinya adalah 12. Atomatom dalam
struktur kristal FCC tersusun dalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan
tingginya harga APF dari sel satuan FCC yaitu 74% dibandingkan denag APF sel
satuan BCC. Sel satuan FCC mempunyai 8 x 1/8 (pada sudut kubus) + 6 x ½ (
pada pusat sisi kubut) = 4 atom per sel satuan.

Hexagonal closed packed (HCP)

Sel satuan jenis ini adalah jenis sel satuan heksagonal. Permukaan atas dan
bawah sel satuan terdiri dari enam atom yang membentuk heksagonal yang teratur
dan mengelilingi sebuah atom ditengah-tengahnya. Bidang lain yang mempunyai
tiga atom tambahan pada sel satuan terletak antara bidang atas dengan bidang
bawah. Enam atom ekivalen dipunyai oleh setiap sel satuan ini. Faktor
penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama dengan sel satuan FCC.
Logam yang mempunyai struktur kristal ini antara lain: cadmium, magnesium,
titanium dan seng. Dan contoh logam yang mempunyai struktur kristal HCP
antara lain Cd, Co, Mg, Ti, Zn, Zr. Setiap atom pada struktur kristal HCP
dikelilingi oleh 12 atom, sama dengan FCC mempunyai bilanga koordinasinya
adalah 12. Atom-atom dalam struktur kristal HCP tersusun dalam kondisi yang
cukup padat. Ini terbukti dengan tingginya harga APF dari sel satuan HCP yaitu
74% . Sel satuan HCP mempunyai 6 atom per sel satuan, yaitu 2 x 6 x 1/6 ( pada
sudut lapisan bawah dan atas + 2 x ½ ( pada pusat lapisan bawah dan atas) + 3
(lapisan tengah).

Kisi Ruang Bravais Dan Susunan Atom Pada Kristal

9
Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga
dimensi di mana setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan
lingkungan yang serupa itu disebut simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat
disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda, yang disebut kisi-kisi Bravais.
Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang berulang maka
atomatom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk kisi-kisi
tersebut. Perlu dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu
atom, dan atom atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi
haruslah identik dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian simpul
kisi. Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam
kisi ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan
menyatakan posisi atom dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang
berulang di dalam kisi ruang itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam
padatan dapat dinyatakan dalam sel unit ini, maka sel unit itu merupakan sel unit
struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam struktur kristal haruslah
merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua simpul kisi. Jika
sel unit disusun bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan tanpa
meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang
sama mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda; akan tetapi yang disebut
sel unit dipilih yang memiliki geometri sederhana dan mengandung hanya
sejumlah kecil simpul kisi.

10
BAB III
CACAT KRISTAL

4.1 PENGERTIAN CACAT KRISTAL

Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya


teratur mengikuti susunan atom dalam krista pola tertentu. Cacat yang dimaksud
disini adalah cacat/ ketidaksempur sempurnaan sususnan atom dalam kristal
(lattice). Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun
akibat dari luar. Dalam kenyataan, kristal tidaklah selalu merupakan susunan
atom-atom identik yang tersusun secara berulang di seluruh volumenya. Kristal
biasanya mengandung ketidak-sempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-
kisi kristalnya. Karena kisikisi kristal merupakan suatu konsep geometris, maka
ketidak-sempurnaan kristal juga diklasifikasikan secara geometris. Kita mengenal
ketidak-sempurnaan berdimensi nol (ketidaksempurnaan titik),
ketidaksempurnaan berdimensi satu (ketidaksempurnaan garis),
ketidaksempurnaan berdimensi dua (ketidaksempurnaan bidang). Selain itu terjadi
pula ketidak-sempurnaan volume.

4.2 MACAM – MACAM CACAT KRISTAL

1. CACAT TITIK

a. Vakansi dan Interstisi-Diri

Vakansi adalah kekosongan sisi kisi, yaitu sisi yang seharusnya ditempati atom,
kehilangan atomnya (Gambar 4.1). Vakansi terbentuk selama proses pembekuan,
dan juga karena getaran atom yang mengakibatkan perpindahan atom dari sisi kisi
normalnya.

11
Gambar 4.1 Vakansi dan Interstisi-Diri
Angka kesetimbangan vakansi, Nv untuk material tertentu tergantung atas
kenaikan temperatur sesuai dengan persamaan :

dimana : N = jumlah total sisi

Qv = energi yang diperlukan untuk membentuk vakansi

T = temperatur mutlak, K

k = konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/atom.K = 8,62 x 105


eV/atom.K

Di alam ini tidak terdapat Kristal yang sempurna dengan susunan atom
yang teratur. Selalu terdapat cacat dalam suatu Kristal, dan yang paling sering
dijumpai adalah cacat titik. Hal ini terutama ketika temperature Kristal cukup
tinggi dimana atom-atom bergetar dengan frekuensi tertentu dan secara acak dapat
meninggalkan kisi, lokasi kisi yang ditinggalkan disebut vacancy atau
kekosongan. Dalam kebanyakan kasus difusi atau transportasi massa oleh gerak
atom juga dapat disebabkan oleh kekosongan.

Semakin tinggi suhu, semakin banyak atom yang dapat meninggalkan


posisi kesetimbangannya dan semakin banyak kekosongan yang dapat dijumpai
pada Kristal. Banyaknya kekosongan yang terjadi Nv meningkat dengan
meningkatnya suhu Kristal dan banyaknya kekosongan ini dapat diperoleh dengan
persamaan berikut (distribusi Boltzman)

12
Rj=Ro exp(-Em/kT)

Dalam persamaan ini, N adalah banyaknya atom dalam Kristal, Qv adalah


energy yang dibutuhkan untuk membentuk vacancy atau kekosongan, T adalah
suhu kristal dalam Kelvin, dan k adalah konstanta Boltzman yang bernilai 1.38 x
10-23J/atom-K, atau 8.62 x 10-5 eV/atom-K bergantung pada satuan Qv. Dengan
menggunakan persamaan tersebut kita dapat mengestimasi bahwa pada suhu
kamar terdapat satu kekosongan dalam 1015 kisi Kristal dan pada suhu tinggi atau
suhu mendekati titik leleh zat padat terdapat satu kekosongan dalam 10000 atom.

Pada Kristal,atom membutuhkan energy untuk bergerak ke posisi


kekosongan (misalnya energi termal) untuk lepas dari tetangga-tetangganya.
Energi tersebut disebut energy aktivasi kekosongan, Em. Energi termal rata-rata
atom biasanya lebih kecil dari energy aktivasi Em dan fluktuasi energy yang
besar dibutuhkan untuk loncat. Peluang untuk fluktuasi atau frekuensi loncatan
atom Rj, tergantung secara eksponensial terhadap suhu dan dapat digambarkan
oleh persamaan yang ditemukan kimiawan Swedia Arrhenius:

Dimana R0 adalah frekuensi percobaan yang sebanding dengan frekuensi getaran


atom

Gambar 4.2 (kiri) Skema representasi kekosongan pada Kristal dalam 2 dimensi.
(kanan) Skema representasi difusi atom dari posisi asalnya ke posisi kosong.

Energy aktivasi Em telah diberikan pada atom sehingga atom dapat memutuskan
ikatan antar atom dan pindah ke posisi yang baru

Interstitial yaitu Penekanan atau penumpukan antara tempat kisi teratur.


Jika atom interstitial adalah atom yang sejenis dengan atom-atom pada kisi maka

13
disebut self interstitial. Terciptanya self-interstitial menyebabkan distorsi besar
disekeliling kisi dan membutuhkan energy lebih dibandingkan dengan energy
yang dibutuhkan untuk membuat vacancy atau kekosongan (Ei>Ev), dan dibawah
kondisi kesetimbangan, self-interstitial hadir dengan konsentrasi lebih rendah dari
kekosongan. Jika atom-atom interstitial adalah atom asing, biasanya lebih kecil
ukurannya (karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen) disebut interstitial impurities.
Mereka memperkenalkan distorsi kecil pada kisi dan banyak terdapat pada
material nyata. Subtitutional yaitu Penggantian atom pada matriks Kristal. Jika
atom asing mengganti atau mensubtitusi matriks atom, maka disebut subtitusional
impurity.

Interstisi-Diri (self-interstitial) adalah sebuah atom dari bahan kristal yang


berdesakan ke dalam sisi interstisi, yaitu ruang kosong kecil dimana dalam
kondisi normal tidak diisi atom.Pada logam, interstisi diri mengakibatkan distorsi
yang relatif besar di sekitar kisi karena atom interstisi lebih besar dari ruang
interstisi. Karena itu pembentukan cacat ini kemungkinannya kecil, dan juga
konsentrasinya kecil, dimana konsentrasinya jauh lebih kecil dari cacat vakansi.
Cacat ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3 Interstisi-Diri

b. Impuritas Pada Bahan Padat

Impuritas adalah atom asing yang hadir pada material. Logam murni yang
hanya terdiri dari satu jenis atom adalah tidak mungkin. Impuritas bisa
menyebabkan cacat titik pada kristal. Ada paduan dimana atom impuritas sengaja
ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik tertentu pada material seperti untuk
meningkatkan kekuatan mekanik atau ketahanan korosi. Contohnya, perak sterling
adalah paduan 92,5% perak 7,5% tembaga dimana perak yang ditambahkan

14
tembaga akan menaikkan kekuatan mekaniknya secara signifikan. Penambahan
atom impuritas ke logam akan mengakibatkan pembentukan larutan padat
dan/atau fasa kedua yang baru, tergantung pada jenis impuritas, konsentrasi dan
temperatur paduan. Larutan padat terbentuk ketika atom solute ditambahkan ke
material induk, struktur kristal tetap dijaga, dan tidak ada struktur baru yang
terbentuk. Bisa dianalogikan dengan air yang dicampur dengan alkohol yang akan
menghasilkan larutan cair ketika molekulnya bercampur dan komposisinya
homogen. Larutan padat juga mempunyai komposisi homogen dan atom impuritas
ter-sebar secara acak dan seragam didalam padatan. Cacat titik impuritas dijumpai
dalam dua jenis : substitusi dan interstisi. Ada beberapa ciri atom pelarut dan
solute yang akan menentukan derajat kelarutan atom solute pada atom pelarut,
yaitu :

a) Faktor ukuran atom. Larutan padat terjadi jika perbedaan jari-jari atom kedua
atom kurang dari 15%.

b) Struktur kristal. Untuk kemampularutan padatan yang besar, struktur kristal


kedua atom logam harus mempunyai jenis yang sama.

c) Elektronegativitas. Makin elektro positif suatu unsur dan makin elektro negatif
unsur yang lain, makin besar kecendrungan unsur-unsur ini akan membentuk
senyawa logam dari pada larutan padat substitusi.

d) Valensi. Jika faktor-faktor lain sama, sebuah logam akan mempunyai


kecendrungan melarutkan logam lainnya yang mempunyai valensi lebih tinggi
dari pada logam yang valensinya rendah.

Gambar 4.4 Impuritas pada zat padat

c. Spesifikasi Komposisi

15
Komposisi sebuah paduan bisa dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur
pokoknya. Ada dua cara untuk menyatakan ini yaitu persen berat (%wt) dan
persen atom. Konsentrasi atom 1 dalam persen berat didalam campuran atom 1
dengan atom 2 adalah :

dimana : m1 = berat (massa) unsur 1

m2 = berat (massa) unsur 2 konsentrasi atom kedua dicari dengan cara


yang sama.

Konsentrasi atom 1 dalam persen atom didalam campuran atom 1 dengan atom 2
adalah :

dimana : nm1 = jumlah mol unsur 1

nm2 = jumlah mol unsur 2

Jumlah mol unsur bisa dicari dengan membagi massa unsur dengan berat
atomnya.

2. DISLOKASI – CACAT LINIER

Dislokasi adalah cacat linier atau satu dimensi dimana didekatnya beberapa atom
tidak segaris. Ada 3 jenis dislokasi yaitu : dislokasi sisi, dislokasi ulir dan
dislokasi campuran. a. Dislokasi Sisi. Dislokasi sisi/pinggir adalah terdapatnya
bidang atom ekstra atau setengah bidang, dimana sisinya terputus di dalam kristal.
Gambar berikut memperlihatkan skematik dari dislokasi sisi. Dislokasi sisi
disimbolkan dengan ┬.

16
Gambar 4.5 dislokasi sisi

a. Dislokasi Ulir.

Dislokasi ulir terbentuk karena gaya geser yang diberikan menghasilkan


distorsi seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Daerah depan bagian
atas kristal tergeser sebesar satu atom kekanan relatif terhadap bagian bawah.
Dislokasi ini isimbolkan dengan ┴ .

Gambar 4.6 Dislokasi ulir

b. Dislokasi campuran.

Jika pada material dijumpai kedua jenis dislokasi diatas maka disebut
material mempunyai dislokasi campuran. Contoh dislokasi campuran bisa dilihat
pada gambar dibawah ini.

17
Gambar4.7 Dislokasi campuran

Dislokasi pada material ditimbulkan: selama proses pembekuan, karena deformasi


plastis, karena tegangan termal sebagai hasil pendinginan cepat.

3. CACAT ANTAR MUKA

Cacat antar muka adalah batas yang mempunyai dua dimensi yang
biasanya memisahkan daerah-daerah pada material yang mempunyai struktur
kristal dan/atau orientasi kristalografi yang berbeda. Cacat jenis ini antara lain :
permukaan luar, batas butir, batas kembar, kesalahan tumpukan dan batas fasa.
Permukaan Luar. Satu dari batas yang paling jelas adalah permukaan
luar/eksternal, dimana struktur kristal berakhir. Atom-atom permukaan tidak
terikat ke semua atom terdekat, dan karenanya akan mempunyai tingkat energi
yang lebih tinggi dari pada atom-atom di bagian dalam. Ikatan atom-atom
permukaan ini yang tak terpenuhi memberikan kenaikan energi permukaan,
dinyatakan dalam satuan energi per satuan luas (J/m2). Untuk menurunkan energi
ini, material jika memungkinkan cendrung meminimalkan luas permukaan total.

Batas Butir

Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai
orientasi kristalografi yang berbeda pada material polikristal. Batas butir secara
skematik digambarkan pada Gambar 4.7. Didalam batas butir terdapat atom yang

18
tak bersesuaian pada daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lain
didekatnya.

Gambar 4.8 batas ulir

Batas Kembar

Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi
cermin, yaitu atom-atom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin dari
atom atom pada sisi lainnya. Daerah antara batas butir ini disebut kembar/twin.

Gambar 4.9 Batas kembar

19
Twin boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari grain
boundaries dimana terdapat cermin kisi yang simetri. Atom dalam satu sisi batas
ditempatkan sebagai cermin atom pada sisi yang lainnya. Daerah diantara dua sisi
tersebut terbentuk bidang twin. Batas kembar dihasilkan dari perpindahan atom
yang diproduksi oleh gaya mekanik yang dikerjakan pada bahan (mechanic twin)
dan juga terbentuk selama proses annealing panas yang mengikuti deformasi
(annealing twins). Perkembaran terjadi pada bidang Kristal tertentu dan arah
tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur Kristal. Annealing twin
adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang berstruktur FCC dan mechanic
twin dapat di observasi pada logam berstruktur BCC dan HCP.

4. CACAT BULK ATAU VOLUME

Cacat lainnya yang ada pada semua material padat dimana cacat ini lebih
besar dari yang sudah dibicarakan adalah pori, retak, inklusi benda asing dan fasa-
fasa lainnya. Cacat-cacat ini timbul biasanya selama tahap-tahap proses dan
pabrikasi.

3.3 MANFAAT CACAT KRISTAL

Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan.
Kekosongan pada Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita
memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor
sehingga terbentuk semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti
kekosongan, dislokasi, dan boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan.
Grain Boundaries dapat menghambat difusi atom dan gerak dislokasi sehingga
deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil grain, semakin kuat bahan tersebut.
Ukuran grain dapat diatur dengan laju pendinginan. Laju pendinginan yang cepat
menghasilkan grain-grain yang kecil sedangkan proses-proses pendinginan yang
lambat menghasilkan grain-gran yang besar.

20
BAB III

KESIMPULAN

Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga


dimensi.Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus
memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat.

Cacat yang dimaksud disini adalah cacat/ ketidaksempur sempurnaan


sususnan atom dalam kristal (lattice). Cacat dapat terjadi karena adanya
solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat dari luar. Kristal biasanya mengandung
ketidaksempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi kristalnya. Karena
kisikisi kristal merupakan suatu konsep geometris, maka ketidaksempurnaan
kristal juga diklasifikasikan secara geometris. Kita mengenal ketidak-sempurnaan
berdimensi nol (ketidak-sempurnaan titik), ketidak-sempurnaan berdimensi satu
(ketidaksempurnaan garis), ketidaksempurnaan berdimensi dua
(ketidaksempurnaan bidang). Selain itu terjadi pula ketidak-sempurnaan volume.

Macam – macam cacat kristal :

a. Cacat titik : Vakansi dan Interstisi-Diri


b. Dislokasi / cacat linier: dislokasi sisi, dislokasi ulir dan dislokasi
campuran.
c. Antar muka d. Cacat bulk atau volume Cacat kristal ternyata dapat
memberikan manfaat, misal kita memanfaatkan kekosongan pada
Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk
semikonduktor tipe n.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andhika, A. 2012. Material Teknik I-Ketidaksempurnaan. Diakes pada laman


https://id.scribd.com/doc/92851481/Material-TeknikI Ketidak
sempurnaan31 . Pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 20.00 WIB.

Callister, W.D and David, G.R. 2009. Material Science And Engineering An
Introduction, 8th Edition. John Wiley and Sons Inc. United State of
America.

Fitra,W.2011. Makalah Ilmu Logam Cacat Kristal Dan Manfaatnya. Diakses pada
laman http://myblogcobacoba.blogspot.co.id/2015/04/makalah-ilmu-
logamcacat-pada-kristal.html. Pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 10.15
WIB.

Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for Engineering


Design’, Printice-Hall International,Inc. Hal- 29 -81.

Onyon. 2015. Ketidak Sempurnaan Bahan Padat || Material Teknik. Diakses pada
laman http://www.onyonshare.com/2015/08/ketidak-sempurnaan-bahanpadat-
material.html. Pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 19.00 WIB

Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa
Material. Erlangga. Jakarta.

Vlack, Lawrence H. Van. 2001. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material,


Edisi ke-6. Jakarta. Erlangga.

William D. Callister, Jr. 2007. Materials Science and Engineering An


Introduction. Hal 49.

22

Anda mungkin juga menyukai