LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi
ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
“terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum, kebanyakan
kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam
keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak
kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak
dapat gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf,
meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas
tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fluison). Karena
alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan
padatan. Topik ini kontroversial, silahkan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.
Meskipun istilah “kristal” memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu
material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari “kristal” merujuk pada
benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di
mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk
kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju,
intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh.
Kristalografi adalah cabang dari ilmu mineralogi yang mempelajari sifat
geometris dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk
luar, struktur dalam dan hubungannya dengan sifat fisik dari suatu mineral. Kristal
adalah suatu bangun polieder atau bidang banyak yang teratur dan dibatasi oleh
bidang-bidang datar dengan jumlah tertentu. Selama proses kristalisasi terbentuk
kristal karena adanya gaya tarik menarik antar satu atom dengan yang lainnya.
(https://www.slideshare.net/dholyncooy/materi-singkat-kristalografi-dan-mineralogi)
FEBRIANTO MAYANG FEBRIANI ALI
09320170081 09320180218
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan
menggambarkan sistem kristal.
1.2.1 Tujuan
a. Mengetahui proses penggambaran teknis sumbu kristal
b. Memahami dan mengenal sifat geometris dari kristal terutama
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
dan hubungannya dengan sifat fisik dari suatu mineral.
c. Menggambarkan sumbu sistem kristal beserta bidangnya
d. Mendiskripsikan kandungan unsur simetri dari tiap bentuk kristal dan
mengklasifikasikannya berdasarkan hukum-hukum geometri
e. Menentukan dan menjelaskan simbol-simbol yang ada pada kristal
f. Membuat proyeksi dari masing-masing kelas kristal
g. Mengenal Mineral berdasarkan bentuk kristal idealnya
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Alat Tulis Menulis (ATM)
2. Busur Derajat (360o).
3. Jangka.
4. Penggaris /Mistar (Minimal 30 cm).
5. Pensil Warna
1.3.2 Bahan
1. Problem Set (Minimal 10 Lembar)
2. Kertas Grafik (Minimal 10 Lembar)
Kristal atau hablur adalah suatau padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya berupa kristal tunggal, yang semua atom-
atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama tetapi,
secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan
padatan polikristalin. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kristal).
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
(internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
1. Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya.
2. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari
bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari
kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam
satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk
kemudian.
3. Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
menghitung parameter dan parameter rasio.
4. Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-
bidang kristal sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan berbentuk seacara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan kompisisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam kompisisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
FEBRIANTO MAYANG FEBRIANI ALI
09320170081 09320180218
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal.
Proses yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal
tersebut. Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan
tempat dimana kristal tersebut terbentuk.
Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada
pembentukan kristal :
Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem
kristal tersebut adalah Isometrik, Tetragonal, Ortorombik, Heksagonal, Trigonal,
Monoklin, dan Triklin.
2.3.1 Sistem Kristal Kubus (isometrik)
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta
memiliki sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke
dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan
(body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
Kubus sederhana, pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat
satu atom pada semua sudut (pojok) kubus. Pada kubus BCC, masing-masing
terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus
FEBRIANTO MAYANG FEBRIANI ALI
09320170081 09320180218
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
m m
b. Sistem Tetragonal, Hexagonal dan Trigonal simbolisasi terdiri dari 3 kelompok
yaitu kelompok pertama menunjukkan nilai sumbu a, kelompok kedua
menunjukkan besarnya nilai sumbu a dan bidang simetri yang tegak lurus
terhadap bidang tersebut, kelompok ketiga menunjukkan sumbu intermedier
antara sumbu a dan b yang menembus sumbu c (bagi tetragonal), dan sumbu
yang terletak antara sumbu a dan d-, atau d- dan b bagi hexagonal dan trigonal.
Contohnya : 4 2 2 ; 6mm ; 62m
m m m
c. Sistem Ortorombis atau Rombis, terdiri dari 3 kelompok, kelompok pertama
menunjukkan nilai sumbu a, kelompok kedua menunjukkan nilai sumbu b dan
ketiga menunjukkan nilai sumbu c.
4.1 Hasil
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran