Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KRISMIN

MAKALAH SISTEM ISOMETRIK, SISTEM TETRAGONAL,


SISTEM HEXAGONAL

NAMA :D.AGUNG SENJHA ANUGRAH

NIM :410014232

KELAS :04

STTNAS

2014
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Makalah kami yang berisi tentang system isometric, system tetragonal dan system hexagonal”.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf apabila isi makalah ini
ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 3

SISTEM ISOMETRIK ....................................................................................................... 4

SISTEM HEXAGONAL ................................................................................................... 8

SISTEM TETRAGONAL ................................................................................................. 13

PENUTUP .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

2
Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik,
sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita akan mempelajari semua hal tentang
seluk-beluk Bumi ini secara keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter,
hingga palung-palung didasar samudra. Dan untuk mengetahui semua itu, tentunya kita harus
mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk Bumi ini.

Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari
mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi intinya, untuk dapat mempelajari ilmu
Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang kristal. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-
bentuk, gambar-gambar dari kristal disebut Kristalografi.

Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang kristal sebelum
mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu kristal adalah syarat untuk dapat
mempelajari Geologi.

3
SISTEM KRISTAL ISOMETRIK

Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau
kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a =
b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalnya ( α , β dan γ ) tegak l urus satu sama lain (90˚).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Isometrik memiliki


perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

4
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

1. Kelas Tetartoidal

Kelas : ke-28, Simetri : 2 3

Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal dodecahedron,
pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.

Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit, langbeinit, maghemit, micherenit,


pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.

2. Kelas Hexoctahedral

Kelas : ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m

Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan 4 sumbu
putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan 9 bidang utama dan 1 pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

5
Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-kadang
trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.

Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina, perak, emas, halit,
bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet, sebagian besar kelompok spinel
,uraninit dan lain-lain.

3. Kelas Hextetrahedral

Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m

Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang kaca.

Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.

Sudut : ketiga sudutnya = 90o

Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron serta


yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit, dan lain-lain.

6
4. Kelas Diploidal

Kelas : ke-29, Simetri : 2/m 3bar

Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang kaca dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik dodecahedron,
trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.

Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit, dan lain-lain

5.Kelas Giroid

Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 2

Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga, dan 6 sumbu putar dua

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang jarang
trisoctahedron dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.

7
Sistem Hexagonal

Pengertian Sistem Kristal Hexagonal

Sistem heksagonal adalah uniaksial, yang berarti itu didasarkan pada satusumbu utama, dalam
hal ini sumbu rotasi enam kali lipat, yang unik untuk sumbulainnya. Sistem heksagonal adalah
analog dengan sistem tetragonal. Sistemheksagonal mengandung kelas yang mencerminkan kelas
sistem tetragonaldengan perbedaan yang jelas menjadi sumbu lipatan enam bukannya sumbulipat
empat.

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain.
Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang
atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d,
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚.
Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚
terhadap sumbu γ.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki


perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan

8
patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ
membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.

Sistem ini dibagi menjadi 7:

1. Dihexagonal Dipyramidal

Kelas : ke-20, Simetri : 6/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri
masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid, diheksagonal prisma,


heksagonal prisma dan dasar pinakoid.

Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit kakohenit, seng, fluoserit
dan lain-lain.

2. Hexagonal Trapezohedral

Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

9
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid, diheksagonal prism,


heksagonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan beta-kuarsa.

3. Dihexagonal Pyramidal

Kelas : ke-18, Simetri : 6 m m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,


heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.

4. Ditrigonal Dipyramidal

Kelas : ke-17, Simetri : 6bar m 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

10
Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,
heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit, hidroksil basnasit,
ofretit dan lain-lain.

5.Hexagonal Dipyramidal

Kelas : ke-16, Simetri : 6/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan kelompok apatit
(apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).

6. Trigonal Dipyramidal

Kelas : ke-15, Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

11
Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan reederit-(Y).

7. Hexagonal Pyramidal

Kelas : ke-14, Simetri : 6

Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu a dan
sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.

Ketentuan Sistem Hexagonal

Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d

Sumbu a : = b = d ¹ c

Sudut : b1 = b2 = b3 = 900

Sudut : g1 = g2 = g3 = 1200

Sb a, b, dan d terletak dalam bidang horisontal / lateral dan membentuk Ð 600.

12
Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a.

Cara menggambar:

Ð a+ / b¯ = 170

Ð b+ / d¯ = 390

b:d:c:=3:1:6

Contoh Mineral : Apatite [Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]

Sistem Tetragonal

Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini mempunyai tiga
sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan
panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada
umumnya lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a1 = a2 ≠ c ,


yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c, dan
juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada


sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan
a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut
antara a1 dengan –a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚
terhadap sumbu –a2. Perhatikan gambar sistem kristal Tetragonal dibawah ini :

13
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90 derajat dan satu
sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap bidang antara
dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu membentuk sudut siku-siku atau
90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi
sulfida) adalah contoh dari sitem kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal
adalah seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite,
Stannite, Cahnite, dan lain-lain.

Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :

1. Ditetragonal Dipyramidal

· Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

14
· Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism,
tetragonal prism, dan basal pinakoid.

· Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-Torbernit,


Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit,
Casiterit dan lain-lain.

2. Kelas Tetragonal Trapezohedral

· Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar dua, semuanya
berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal


dipyramid, dan basal pinakoid.

· Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.

3. Kelas Ditetragonal Pyramidal

· Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

15
· Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal
pyramid, dan pedion.

· Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, danRouthierit.

4. Kelas Tetragonal Scalahedral

· Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan dua
bidang simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal prism,


tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

· Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit, Melilit,
Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.

5. Kelas Tetragonal Dipyramidal

· Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.

16
· Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-
Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.

6. Kelas Tetragonal Disphenoidal

· Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.

· Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang jarang
seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.

7. Kelas Tetragonal Pyramidal

· Kelas : Ke-21, Simetri : 4

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

· Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.

17
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
tentang system isometric, system tetragonal dan system hexagonal”.

saya banyak berharap kepada para pembaca yang bisa memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya Siswa sttnas dan orang umum

18
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia kristalografi.com

http;//.answer.com /question,kristal ortorobik-html,http;www.google.co.id,

19

Anda mungkin juga menyukai