9:50 AM
No comments
Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang
tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang
sama panjang dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda
dengan sistem lain dari berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar
seperti yang lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik
berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama
simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah
sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1
sama dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3.
Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai
3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2
= 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 =
90o, sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2.
Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :
Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan membentuk
sudut siku siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Pirit (Fe2S3,
salah satu mineral besi) dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan
contoh dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari sistem
kristal isometrik adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena,
Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan lain-lain.
Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :
1.
Kelas Tetartoidal
Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik,
deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik
dodecahedron, dan tetrahedron.
Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2,
dan a3.
Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2
No comments
Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama
lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini
kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya
juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga
dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk
sudut 120 terhadap sumbu .
2. Trigonal Trapezohedral
Kelas : ke-12
Simetri : 3 2
Kelas : ke-11
Simetri : 3m
Kelas : ke-13
No comments
Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal
ini mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus.
Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya
lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a1 = a2 c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan
sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 :
3 : 6. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90 o,
sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o,
sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan
gambar sistem kristal Tetragonal dibawah ini :
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang
bersudut 90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan
dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang
sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu membentuk sudut siku-siku
atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah sama
panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh dari sitem
kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah
seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite,
Cassiterite, Stannite, Cahnite,dan lain-lain.
Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :
1.
Ditetragonal Dipyramidal
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit,
Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit,
Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.
2.
Kelas Tetragonal Trapezohedral
Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan
pinakoid.
No comments
Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak
lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu
a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c
dan memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada
ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak
lurus (miring).
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Kelas : ke-3
Simetri : m
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
No comments
No comments
Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu
sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri
ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga parameter sumbu a<b<c. Sumbu a disebut sumbu brakia,
sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu vertikal. Sistem kristal ini memiliki
pusat simetri yang merupakan titik pertemuanantara bidang dan sumbu simetri yang ada pada
sistem kristal tersebut.Sistem kristal ini juga mempunyai 3 bidang simetri karena jika
banguntersebut dibagi oleh sumbu simetri akan menghasilkan 2 bagian yang sama besarnya.
Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada ketiga sumbunya yaitu apabila diputar
berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2 kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas,
maka sistem kristal ini digolongkan dalam kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m
2/m 2/m. Beberapa contohmineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal
adalah phurcalite, chesterite, epsomite.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-ortorombik-sistem.html
Sistem Kristal Hexagonal
11:43 AM
No comments
120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120 terhadap sumbu .
Kelas : ke-14
Simetri : 6
Kelas : ke-16
Simetri : 6/m
Kelas : ke-18
Simetri : 6 m m
Kelas : ke-20
Kelas : ke-1
Kelas : ke-17
Simetri : 6bar 2m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar
dua, dan 4 bidang simetri
Hexagonal Trapezohedral
Kelas : ke-19
Simetri : 6 2 2
http://thebestsolutionforgeologicalsciences.blogspot.com/2012/03/simbolkristalografi-dan-penentuan-klas.html
Satuan ukur
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal.
Klas Simetri
Pengelompokkan dalam Klas Simetri didasarkan pada:
1.
Sumbu Simetri
2.
Bidang Simetri
3.
Titik Simetri atau Pusat Simetri
1. Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalu pusat kristal,
dimana apabila kristal tersebut diputar sebesar 3600 dengan garis
tersebut sebagai poros putarannya,maka pada kedudukan tertentu, kristal
tersebut akan menunjukkan kenampakan-kenampakan seperti semula.
Ada 4 jenis Sumbu Simetri yaitu:
1.Sumbu Simetri Gyre
2.Sumbu Simetri Gyre Polair
3.Sumbu Cermin Putar
4.Sumbu Inversi Putar
2. Bidang Simetri
Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal
dan membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang
satu merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2:
2.1 Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat melalui 2 buah
sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:
4 3 2
- Klas Hextetrahedral .
- Klas Dyakisdodecahedral
- Klas Tetratohedris
. 2 3
2 3 SISTEM TETRAGONAL
4
2
2
- Klas Ditetragonal pyramidal
atau
- Klas trapezohedral..........
atau
................................................
SISTEM ORTHOROMBIC
q Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak
lurus terhadap sumbu a tersebut .
Dinotasikan :
q Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
q Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simteri
yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Dinotasikan :
Contoh :
1.
Klas Orthorombic bipyramidal
2.
Klas Ortorombic bisphenoidai. 2
3.
Klas Orthorombic pyramidal .. m
2
m
2
2
2
m
SISTEM MONOKLIN
q Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
1.
Klas Prismatik
2.
Klas Sphenoidal .. 2
3.
Klas Domestik . m
SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
q Mempunyai titik simetri
q Tidak mempunyai unsur simetri
Klas Pinacoidal
Klas Assymetric 1
Bidang simetri
Bidang simetri
dinotasikan h
Bidang simetri
Kalau mempunyai:
Bidang simetri
dinotasikan h
Bidang simetri
Kalau mempunyai:
Bidang simetri
dinotasikan v
Bidang simetri
Kalau mempunyai:
Bidang simetri
dinotasikan d
horisontal
vertical
(h)
(v)
diagonal
(d)
horisontal
(h)
vertical
(v)
vertical
(v)
diagonal
(d)
diagonal
(d)
Contoh :
1.
Klas Hexoctahedral ..Oh
2.
Klas Pentagonal icositetrahedral ..O
3.
Klas Hextetrahedral ..Td
4.
Klas DykisdodecahedralTh
5.
Klas Tetrahedral pentagonal dodecahedralT
SISTEM TETRAGONAL, HEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIC, MONOKLIN,
dan TRIKLIN
sumbu
No
Sistem Kristal
Perbandingan Sumbu
Isometrik
a:b:c=1:3:3
a+^b = 30
Tetragonal
a:b:c=1:3:6
a+^b = 30
Hexagonal
a:b:c=1:3:6
a+^b = 20 ; d^b+= 40
Trigonal
a:b:c=1:3:6
a+^b = 20 ; d^b+= 40
Orthorhombik
a : b : c = sembarang
a+^b = 30
Monoklin
a : b : c = sembarang
a+^b = 45
Triklin
a : b : c = sembarang
a+^b = 45 ; b^c+= 80
No
Sistem Kristal
Axial Ratio
Sudut Kristalografi
Isometrik
a=b=c
= = = 90
Tetragonal
a=bc
= = = 90
Hexagonal
a=b=dc
= = 90 ; = 120
Trigonal
a=b=dc
= = 90 ; = 120
Orthorhombik
abc
= = = 90
Monoklin
abc
= = 90
Triklin
abc
90