Anda di halaman 1dari 18

Sistem Kristal Isometrik

9:50 AM

No comments

Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang
tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang
sama panjang dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda
dengan sistem lain dari berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar
seperti yang lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik
berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama
simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah
sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1
sama dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3.
Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai
3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2
= 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 =
90o, sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2.
Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :

Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan membentuk
sudut siku siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Pirit (Fe2S3,
salah satu mineral besi) dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan
contoh dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari sistem
kristal isometrik adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena,
Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan lain-lain.
Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :
1.
Kelas Tetartoidal

Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga


sumbu putar dua.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan


a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o


Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik,
deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik
dodecahedron, dan tetrahedron.

Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit,


Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lainlain.
2.
Kelas Hexoctahedral

Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m

Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk


bidang tiga dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar dua, dan sumbu putar dua, dengan sembilan bidang utama dan
satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan


a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan


trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan
heksotahedron.

Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah,


Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit,
Piroklor, kelompokGarnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit dan
lain-lain.
3.
Kelas Hextetrahedral

Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga


sumbu putar empat, dan enam bidang kaca.

Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2,
dan a3.

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal


dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik
dodecahedron dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne,


Lazurit, Rhodizit, dan lain-lain.
4.
Kelas Diploidal

Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga


sumbu putar dua, dan tiga bidang kaca dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan


a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik,


octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang
trisoctahedron.

Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit,


Tychit, Laurit, dan lain-lain
5.
Kelas Giroid


Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2

Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat


sumbu putar tiga, dan enam sumbu putar dua

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan


a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan


trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.


http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-isometrik.html
Sistem Kristal Trigonal
9:43 AM

No comments

Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama
lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini
kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya
juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga
dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk
sudut 120 terhadap sumbu .

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b =
20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40
terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
1. Trigonal piramid

2. Trigonal Trapezohedral

Kelas : ke-12

Simetri : 3 2

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.


3. Ditrigonal Piramid

Kelas : ke-11

Simetri : 3m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri


4. Ditrigonal Skalenohedral

Kelas : ke-13

Simetri : 3bar 2/m

Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3


bidang simetri
5. Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini
adalah tourmaline dan cinabar(Mondadori, Arlondo. 1977)
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal_8844.html
Sistem Kristal Tetragonal
9:41 AM

No comments

Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal
ini mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus.
Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya
lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a1 = a2 c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan
sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut
kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 :
3 : 6. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90 o,
sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o,
sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan
gambar sistem kristal Tetragonal dibawah ini :

Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang
bersudut 90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan
dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang
sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu membentuk sudut siku-siku
atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah sama
panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh dari sitem
kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah
seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite,
Cassiterite, Stannite, Cahnite,dan lain-lain.
Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :
1.
Ditetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar


dua, lima sumbu simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid,


ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.


Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit,
Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit,
Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.
2.
Kelas Tetragonal Trapezohedral

Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu


putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism,


tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.


3.
Kelas Ditetragonal Pyramidal

Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat


bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism,


tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.

Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit,


ematophanit, danRouthierit.
4.
Kelas Tetragonal Scalahedral

Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua


sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal


prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit,


Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5.
Kelas Tetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu


bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o


Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan
pinakoid.

Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit,


Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
6.
Kelas Tetragonal Disphenoidal

Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan


pinakoid.

Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan


beberapa yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit,
Schreibersit, dan Vincentit.
7.
Kelas Tetragonal Pyramidal

Kelas : Ke-21, Simetri : 4

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan


satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu
lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan


Richelit.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistemtetragonal-sistem-tetragonalsama.html
Sistem Kristal Monoklin
9:38 AM

No comments

Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak
lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu
a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c
dan memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada
ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak
lurus (miring).

Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbusumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti,
pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak
tegak lurus (miring).
a b c
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c 90
sudut antara a dan b = 45
a : b : c = sembarang
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada
sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b =
30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45
terhadap sumbu b.
Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
1. Sfenoid

Kelas : ke-4

Simetri : 2

Elemen Simetri : 1 sumbu putar


2. Doma

Kelas : ke-3

Simetri : m

Elemen Simetri : 1 bidang simetri


3. Prisma

Kelas : ke-5

Simetri : 2/m

Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri


yang berpotongan tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini
adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris.
1992)
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal_13.html

Sistem Kristal Triklin


9:34 AM

No comments

SISTEM KRISTAL TRIKLIN


Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbusumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti,
pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal
ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap
sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
Pedial
Kelas : ke-1
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Pinakoidal
Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling
berpotongan pada sisi miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium
dan aluminium) merupakan contoh dari mineral dengan sistem
kristal triklin.
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama. System kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada
yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut

kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut ,


dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite,
anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase, kyanit,
oligoclase, thodonit, pherthite, pectolite, amblygonute (Pellant, chris.
1992).
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal.html
Sistem Kristal Ortorombik
9:28 AM

No comments

SISTEM KRISTAL ORTOROMBIK


Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body center
(berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan
atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom
dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a b c), dan
memiliki sudut yang sama ( = = ) yaitu sebesar 90.

Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu
sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri
ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga parameter sumbu a<b<c. Sumbu a disebut sumbu brakia,
sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu vertikal. Sistem kristal ini memiliki
pusat simetri yang merupakan titik pertemuanantara bidang dan sumbu simetri yang ada pada
sistem kristal tersebut.Sistem kristal ini juga mempunyai 3 bidang simetri karena jika
banguntersebut dibagi oleh sumbu simetri akan menghasilkan 2 bagian yang sama besarnya.
Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada ketiga sumbunya yaitu apabila diputar
berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2 kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas,
maka sistem kristal ini digolongkan dalam kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m
2/m 2/m. Beberapa contohmineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal
adalah phurcalite, chesterite, epsomite.

http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-ortorombik-sistem.html
Sistem Kristal Hexagonal
11:43 AM

No comments

SISTEM KRISTAL HEXAGONAL


Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing
membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d
memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama
dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; =

120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya,
pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b =
20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40
terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 7:
Hexagonal Piramid

Kelas : ke-14

Simetri : 6

Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.


Hexagonal Bipramid

Kelas : ke-16

Simetri : 6/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri


Dihexagonal Piramid

Kelas : ke-18

Simetri : 6 m m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri


Dihexagonal Bipiramid

Kelas : ke-20

Simetri : 6/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar


dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap
salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
Trigonal Bipiramid

Kelas : ke-1

Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri


Ditrigonal Bipiramid

Kelas : ke-17

Simetri : 6bar 2m


Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar
dua, dan 4 bidang simetri
Hexagonal Trapezohedral

Kelas : ke-19

Simetri : 6 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar


dua
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini
adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite,
apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-haxagonal.html

http://thebestsolutionforgeologicalsciences.blogspot.com/2012/03/simbolkristalografi-dan-penentuan-klas.html

Jumat, 09 Maret 2012

SIMBOL KRISTALOGRAFI DAN


PENENTUAN KLAS SIMETRI
KRISTAL
Simbol Kristalografi
1. Parameter dan Parameter Rasio
Parameter bidang hkl:
oh = 1 bagian
ok = 3 bagian
ol = 6 bagian
Parameter Rasio Bidang hkl
oh : ok : ol = 1 : 3 : 6
2. Simbol Weiss dan Simbol Miller
Simbol Weiss

= Bagian yang terpotong :

Satuan ukur

Simbol Weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke bentuk proyeksi


orthogonal dan proyeksi stereografis
Simbol Miller

= Satuan ukur : Bagian yang terpotong

Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal.

Klas Simetri
Pengelompokkan dalam Klas Simetri didasarkan pada:
1.
Sumbu Simetri
2.
Bidang Simetri
3.
Titik Simetri atau Pusat Simetri
1. Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalu pusat kristal,
dimana apabila kristal tersebut diputar sebesar 3600 dengan garis
tersebut sebagai poros putarannya,maka pada kedudukan tertentu, kristal
tersebut akan menunjukkan kenampakan-kenampakan seperti semula.
Ada 4 jenis Sumbu Simetri yaitu:
1.Sumbu Simetri Gyre
2.Sumbu Simetri Gyre Polair
3.Sumbu Cermin Putar
4.Sumbu Inversi Putar
2. Bidang Simetri

Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal
dan membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang
satu merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2:
2.1 Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat melalui 2 buah
sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:

Bidang simetri utama horisontal dinotasikan dengan h (Bidang ABCD)


Bidang simetri utama vertikal dinotasikan v (bidang KLMN dan
OPQR).
2.2. Bidang Simetri Tambahan (Intermediet/Diagonal)
Bidang Simetri Diagonal merupakan bidang simetri yang dibuat hanya melalui
satu sumbu simetri utama kristal. Bidang ini sering disebut dengan diagonal
saja dengan notasi (d).
Gambar disamping memperlihatkan kedudukan 2 buah bidang simetri
tambahan/diagonal pada bentuk kristal Hexahedron (kubus).
Catatan:
Dalam menghitung jumlah bidang simetri, dihitung dahulu bidang simetri
utama, baru dihitung bidang simetri tambahan.

3. Titik Simetri atau Pusat Simetri (Centrum = C)


Pusat Simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat
dibuat garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu
dengan sisi yang lain dengan jarak yang sama, dijumpai kenampakan
yang sama (tepi, sudut, bidang).
Pusat Simetri selalu berhimpit dengan pusat kistal, tetapi pusat
kristal belum tentu merupakan pusat simetri.
4. Penentuan Klas Simetri
Penentuan Klas Simetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur
simetri yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara
untuk menentukan klas simetri suatu bentuk kristal, diantaranya yang
umum digunakan:
4.1. Menurut Herman Mauguin
SISTEM REGULER
q Bagian I :
Menerangkan nilai sb a (Sb a, b, c), mungkin bernilai 4
atau
2 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf m menunjukkan adanya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
q Bagian II : Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakah sumbu simetri
yang bernilai 3 itu, juga bernilai 6 atau hanya bernilai 3 saja.
Maka bagian II selalu ditulis: 3 atau 3
q Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet
(diagonal) bernilai 2 dan ada tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak
lurus terhadap sumbu diagonal tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
atau tidak ada.
Contoh:
- Klas Hexoctahedral ..

- Klas Pentagonal icositetrahedral ..4 3 2

4 3 2
- Klas Hextetrahedral .

- Klas Dyakisdodecahedral

- Klas Tetratohedris
. 2 3

2 3 SISTEM TETRAGONAL

q Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak


bernilai dan ada tidaknya bidang simteri yang tegak lurus sumbu c.
Bagian ini dinotasikan :
q Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu lateral tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
atau tidak ada.
q Bagian III :
Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet
tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
atau tidak ada.
Contoh :
- Klas Ditetragonal bipyramidal

- Klas Tetragonal trapezohedral4


2
2

4
2
2
- Klas Ditetragonal pyramidal

- Klas Tetragonal scalenohedral ..

- Klas Tetragonal bipyramidal..

- Klas Tetragonal pyramidal4


-
- Klas Tetragonal Bisphenoidal.

SISTEM HEXAGONAL DAN TRIGONAL


q Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c (mungkin ) dan ada tidaknya bidang
simetri horisontal yang tegak lurus sumbu c tersebut. Bagian ini
dinotasikan :
q Bagian II : Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu a, b, d) dan ada
tidaknya bidang simetri vertikal yang tegak lurus.
Bagian ini dinotasikan : atau tidak ada.
q Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet
tersebut.
Bagian ini dinotasikan : atau tidak ada
Contoh :
- Klas Dihexagonal bipyramidal..

- Klas Dihexagonal trapezohedral ....

- Klas Dihexagonal pyramidal .....

- Klas Hexagonal bipyramidal ....

- Klas Hexagonal pyramidal... .....6

- Klas Ditrigonal bipyramidal

atau

- Klas Trigonal bipyramidal...

- Klas Ditrigonal scalenohedral .......

- Klas trapezohedral..........

- Klas Ditrigonal pyramidal

atau
................................................

- Klas Trigonal rhombohedral ..

- Klas trogonal pyramidal .. .

SISTEM ORTHOROMBIC
q Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak
lurus terhadap sumbu a tersebut .
Dinotasikan :
q Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini dinotasikan :
q Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simteri
yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

Dinotasikan :
Contoh :
1.
Klas Orthorombic bipyramidal
2.
Klas Ortorombic bisphenoidai. 2
3.
Klas Orthorombic pyramidal .. m

2
m

2
2

2
m

SISTEM MONOKLIN
q Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
1.
Klas Prismatik
2.
Klas Sphenoidal .. 2
3.
Klas Domestik . m
SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
q Mempunyai titik simetri
q Tidak mempunyai unsur simetri

Klas Pinacoidal
Klas Assymetric 1

4.2 Menurut Schoenflish


SISTEM REGULER
q Bagian I: Menerangkan nilai c. Untuk itu ada 2 kemungkinan yaitu sumbu
c bernilai 4 atau bernilai 2.

kalau sumbu c bernilai 4 dinotasukan dengan huruf O


(Octaeder), karena contoh bentuk kristal yang paling ideal untuk sumbu c
bernilai 4 adalah Octahedron.

kalau sumbu c bernilai 2 dinotasikan dengan huruf T


(Tetraeder), karena contoh bentuk kristal yang paling ideal untuk sumbu c
bernilai 2 adalah bentuk Tetrahedron.
q Bagian II : Menerangkan kandungan bidang simetrinya, apabila kristal
tersebut mempunyai:

Bidang simetri

Bidang simetri
dinotasikan h

Bidang simetri
Kalau mempunyai:

Bidang simetri
dinotasikan h

Bidang simetri
Kalau mempunyai:

Bidang simetri
dinotasikan v

Bidang simetri
Kalau mempunyai:

Bidang simetri
dinotasikan d

horisontal
vertical

(h)
(v)

diagonal

(d)

horisontal

(h)

vertical

(v)

vertical

(v)

diagonal

(d)

diagonal

(d)

Contoh :
1.
Klas Hexoctahedral ..Oh
2.
Klas Pentagonal icositetrahedral ..O
3.
Klas Hextetrahedral ..Td
4.
Klas DykisdodecahedralTh
5.
Klas Tetrahedral pentagonal dodecahedralT
SISTEM TETRAGONAL, HEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIC, MONOKLIN,
dan TRIKLIN

q Bagian I : Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu


sumbu lateral (sumbu a, b, d) atau sumbu inter\mediet, ada 2 kemungkinan:

Kalau sumbu tersebut bernilai 2 dinotasikan dengan D dari kata


Diedrish.

Kalau sumbu tersebut tidak bernilai dinotasikan dengan c dari


kata Cyklich.
q Bagian II : Menerangkan nilai sumbu c. Nilai sumbu c ini dituliskan di
sebelah kanan agak bawah dari notasi d atau c.
q Bagian III : Menerangkan kandungan bidang simetrinya.

Bidang simetri horisontal


(h)

Bidang simetri vertical


(v)
dinotasikan h

Bidang simetri diagonal


(d)
Kalau mempunyai:

Bidang simetri horisontal


(h)
dinotasikan h

Bidang simetri vertical


(v)
Kalau mempunyai:

Bidang simetri vertical


(v)
dinotasikan v

Bidang simetri diagonal


(d)
Kalau mempunyai:

Bidang simetri diagonal


(d)
dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ........................... C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ........................ D4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral ......................... D2d
4. Klas Tetragonal trapezohedral ......................... D
5. Klas Tetragonal bipyramidal ........................... C4h
6. Klas Tetragonal pyramidal .............................. C4
7. Klas Tetragonal bispenoidal ............................ S4
8. Klas Dihexagonal pyramidal ........................... C6
9. Klas Dihexagonal bipyramidal ........................ D6h
10.
Klas Hexagonal trapezohedral ........................ D6
11.
Klas Hexagonal bipyramidal ........................... C6h
12.
Klas Hexagonal pyramidal .............................. C6
13.
Klas Trigonal bipyramidal ............................... C3h
14.
Klas Trigonal trapezohedral ............................ D3
15.
Klas Trigonal rhombohedral ............................ C3i
16.
Klas Trigonal pyramidal .................................. C3
17.
Klas Ditrigonal scalenohedral ......................... D3d
18.
Klas Ditrigonal bipyramidal ............................ D3h
19.
Klas Ditrigonal pyramidal ............................... C3v
20.
Klas Orthorombic pyramidal ........................... C2v
21.
Klas Orthorombic bisphenoidal ....................... D2
22.
Klas Orthorombic bipyramidal ........................ D2h
23.
Klas Prismatik ......................................... C2h
24.
Klas Spenoidal ...................................... C2
25.
Klas Domatic ........................................... C1h
26.
Klas Pinacoidal ................................... Ci
27.
Klas Asymetric....................................... C1
Keterangan: Untuk sistem Monoklin, sumbu b dianggap sebagai

sumbu

No

Sistem Kristal

Perbandingan Sumbu

Sudut Antar Sumbu

Isometrik

a:b:c=1:3:3

a+^b = 30

Tetragonal

a:b:c=1:3:6

a+^b = 30

Hexagonal

a:b:c=1:3:6

a+^b = 20 ; d^b+= 40

Trigonal

a:b:c=1:3:6

a+^b = 20 ; d^b+= 40

Orthorhombik

a : b : c = sembarang

a+^b = 30

Monoklin

a : b : c = sembarang

a+^b = 45

Triklin

a : b : c = sembarang

a+^b = 45 ; b^c+= 80

No

Sistem Kristal

Axial Ratio

Sudut Kristalografi

Isometrik

a=b=c

= = = 90

Tetragonal

a=bc

= = = 90

Hexagonal

a=b=dc

= = 90 ; = 120

Trigonal

a=b=dc

= = 90 ; = 120

Orthorhombik

abc

= = = 90

Monoklin

abc

= = 90

Triklin

abc

90

Anda mungkin juga menyukai