Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN TEORI

SISTEM MONOKLIN

1. Pengertian Sistem Monoklin


Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan
hampir satu banding tiga dari seluruh mineral termasuk kedalam
salah satu kelas dalam sistem ini. Sistem ini terdiri dari dua sumbu
tidak sama panjang (a dan b) yang saling berpotongan tegak lurus
dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a. sumbu a dan
c melintang pada satu bidang, keduanya tidak saling tegak lurus
(Mulyo, 1992)
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring
dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap
sumbu n ; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak
tegak lurus terhadap sumbu a. ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang tidak sama , umumnya sumbu c yang paling panjang
dan sumbu c paling pendek. Pada kondisi sebenarnya, sistem
monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c,
yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90 ≠ γ. Hal ini berarti, pada sudut α dan β
saling tegak lurus (90ᵒ), sedangkan γ tidak tegak lurus atau miring
(pellant, 1992).
2. Nama-nama kelas sistem monoklin
Sistem monoklin dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
a. Sphenoidal
Kelas : ke-4
Simetri : 2
Elemen simetri : 1 sumbu putar
b. Domatic
Kelas : ke-3
Simetri : m
Elemen simetri : 1 bidang simetri
c. Prismatic
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang
simetri yang berpotongan tegak lurus.
Contoh mineral Kristal monoklin adalah azurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot (pellant, 1992).

3. Cara Penggambaran Sistem Monoklin


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Kristal monoklin memiliki perbandingan sumbu
a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan
menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini.
Dan sudut antar sumbunya a+ dan b- = 30ᵒ. Hal ini menjelaskan
bahwa antar sumbu a+ memiliki nilai 45ᵒ terhadap sumbu b-.

4. Cara Penentuan Nilai Kristal Menurut Para Ahli


a). Herman Manguin Sistem Monoklin
hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b da
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.

b). Schoenflies Sistem Monoklin

Bagian Pertama : menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus


sumbu c, yaitu sumbu lateral (sumbu a, b, d) atau
sumbu intermediet. Ada 2 kemungkinan :
 Jika sumbu tersebut bernilai 2 dinotasikan dengan D
(Diedrish).
 Jika sumbu tidak bernilai dinotasikan dengan C (Cyklich).
Bagian Kedua : menerangkan nilai sumbu c, nilai sumbu c ini
dituliskan disebelah kanan agak bahwa dari notasi
D atau C.
Contoh : D2, C2, D3, C3 dan sebagainya.

Bagian Ketiga : menerangkan kandungan bidang simetrinya.


Jika memiliki :
 Bidang simetri horizontal(h)
 Bidang simetri vertical (v) Dinotasikan dengan h
 Bidang simetri diagonal (d)
Jika memiliki :
 Bidang simetri horizontal (h)
 Bidang simetri vertical (v) Dinotasikan dengan h
Jika memiliki :
 Bidang simetri diagonal (d)
 Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan v
Jika memiliki :
 Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d
(Rizki Kumalasari, 2021)

Anda mungkin juga menyukai