Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


SISTEM MONOKLIN

NAMA : MUHAMMAD AQMAL FARIZTHA R.


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
NAMA ASISTEN : MUHAMMAD RIZKY
NIM : 1909085043

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah sistem kristal, satu set grup titik dan grup ruang yang sesuai
ditugaskan pada sistem kisi. Dari 32 grup titik yang ada dalam tiga dimensi,
sebagian besar ditugaskan hanya pada satu sistem kisi, dimana sistem kristal dan
kisi memiliki nama yang sama. Namun, lima grup titik ditugaskan ke dua sistem
kisi, rombohedral dan heksagonal, karena keduanya menunjukkan simetri rotasi
tiga kali lipat. Grup titik ini ditugaskan ke sistem kristal trigonal. Secara total ada
tujuh sistem kristal: triklinik, monoklinik, ortorombik, tetragonal, trigonal,
heksagonal dan kubik.

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu
tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ.
Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ
tidak tegak lurus (miring). Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α
dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

Oleh karena itu, pentingnya membahas atau mempelajari sistem Kristal Monoklin
yaitu kita dapat mengetahui deskripsi dari sistem Kristal Monoklin, memahami
lebih dalam tentang Kristal Monoklin Hemibipyramidal dan Monoklin
Hemibipyramidal, serta mengetahui cara penggambaran Kristal Monoklin
Hemibipyramidal dan Monoklin Hemibipyramidal, serta contoh-contoh mineral
dari sistem Kristal Monoklin.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui deskripsi gambar Monoklin Hemibipyramidal dan
Monoklin Hemibipyramidal
- Untuk mengetahui klas simetri menurut Hm dari sistem kristal Monoklin
Hemibipyramidal
- Untuk mengetahui contoh-contoh mineral Kristal Monoklin
Hemibipyramidal dan Monoklin Hemibipyramidal

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistem Kristal Monoklin


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu
tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ.
Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ
tidak tegak lurus (miring).

Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan


sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β
= 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚),
sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal


Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem
ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.

Gambar 2.1 Sistem Monoklin

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
2.2 Kisi Bravis Sistem Kristal Monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna
hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a
≠ b≠ c), serta sudut α = γ = 90° dan Β ≠ 90°.

Gambar 2.2 Kisi bravis Kristal Monoklin

CONTOH MINERAL MONOKLIN :


Gipsum
Kata gipsum berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani μαγειρεύω, yang artinya
memasak. Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada beberapa
abad yang lalu orang-orangnya membakar gipsum untuk berbagai keperluan, dan
material tersebut kemudian disebat dengan plester dari Paris. Orang-orang di
daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim untuk kaki, sampo, dan
sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan mineral
yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang
ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White
Sands National Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat,
terdapat 710 km² pasir gipsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk
industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gipsum terbesar dengan panjang lebih
dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico. Gipsum banyak
ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol
(penghasil gipsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Manitoba,
Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma,
Arizona, New Mexico, Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South
Wales, Kalimantan, dan Jawa Barat.
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah
salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral
tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan
di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh
penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum
berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam
keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air
murni akan berubah menjadi anhidrit.

Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan,
gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan
belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-
gua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan
pirit di daerah batu gamping.

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang


bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses
evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-
batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu,
serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan
sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian.
Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur
endapan belerang yang berasal dari gunung api.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
- Pensil Warna
- Pensil
- Rautan
- Busur Derajat
- Penghapus
- Pulpen
- Spidol Warna
- Penggaris 30 cm
- Penggaris Segitiga sepasang ukuran J8
3.1.2 Bahan
- Form kertas untuk menggambar bentuk sistem Kristal

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Sistem kristal kelas Monoklin Prisma + Pinacoid
- Diketahui ketentuan < a+/b- 45 , sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6.
- Dibuat sumbu b dan c, ke atas 6,5 cm, kebawah 6,5 cm, ke samping kiri
6,5 cm, kesamping kanan 6,5 cm.
- Dibuat sudut 45o dibagian atas dan bawah, setelah itu tarik garis agar
membentuk sumbu a.
- Diproyeksikan sumbu b ke sumbu c
- Diproyeksikan sumbu c dan sumbu a
- Diproyeksikan sumbu a dan sumbu b
- Di warnai garis sumbu a, sumbu b, sumbu c.
- Dibuat bidangnya, caranya adalah dengan menarik garis dari ujung ke
ujung dan dalam ke dalam di setiap bidangnya, kalau gambar sudah
simetris maka garis akan memotong di tengah.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
- Dibuat bidang dalamnya, caranya sama saja yaitu dengan menarik garis
dari luar ke luar dan dalam ke dalam di setiap bidang dan jangan sampai
tertukar.
- Diberikan warna disetiap bidangnya, bisa menggunakan referensi dalam
modul praktikum.

3.2.2 Sistem Kristal kelas Monoklin Hemibipyramidal


- Diketahui ketentuan < a+/b- = 45 sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
- Dibuat sumbu a, b, c nya terlebih dahulu, lalu tandai di setiap sumbu a 2
cm dan c 6 cm, dan di sumbu b 4 cm.
- Diproyeksikan sumbu b ke sumbu c pada titk 6 cm atas dan bawah.
- Diproyeksikan sumbu a ke sumbu c pada titik 6 cm
- Dibuat bidang monoklinnya, caranya adalah dengan menarik garis dari
titik 6 cm di sumbu c ke titik yang berada di sumbu b
- pada sumbu b ke perpodan dalam ke dalam di setiap bidangnya, kalau
gambarnya
- sudah simetris maka garis akan memotong di tengah.
- Dibuat garis lurus mengikuti titik potong segi monoklin pada bidang
tengah.
- Diperjelas garis bidang pertama dan garis putus - putus menggunakan
spidol atau pulpen hitam.
- Diwarnai bidang pertama untuk menandakan bidangnya.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Gambar Monoklin Prisma + Pinacoid


Monoklin Prisma + Pinacoid mempunyai proyeksi orthogonal, Monoklin Prisma +
Pinacoid mempunyai sistem kristal Monoklin, Monoklin Prisma + Pinacoid
mempunyai klas simetri Prismatik, Monoklin Prisma + Pinacoid Piramid menurut
Herman muogen memiliki sumbu putar 2/m, Monoklin Prisma + Pinacoid
menurut Sc C2h, Contoh mineral dari sistem ini adalah Azurite.

Gambar 4.1 Contoh mineral Azurite

4.2 Pembahasan Monoklin Prisma + Pinacoid


Dalam sistem Kristal Monoklin Prisma + Pinacoid, klas simetri yang Hm
(Herman Mauguin) nya 2/m, yang mana kita ketahui 2/m ditentukan karena
adanya bidang yang tegak lurus dengan sumbu a, dan oleh karena itu ada m.

Untuk nilai Sc C2h, di peroleh notasi C karena pada gambar sistem monoklin
sumbu c ini tidak bernilai, kemudian notasi 2 ini karena terdapatnya 2 bidang
simetri, dan terakhir notasi h karena terdapatnya bidang simetri horizontal,
vertical, dan diagonal oleh karena itu dinotasikan h.

Sistem Kristalografi
Untuk mempermudah dalam memahami bentuk kristal, dibuatlah
pengkelompokkan yang lebih sistematis. Pengkelompokkan ini berdasarkan
perbandingan panjang, letak atau posisi, jumlah dan nilai sumbu tegak.
Berdasarkan sifat simetrinya, bentuk kristal dibagi menjadi bidang simetri dan

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
sumbu simetri. Dari bidang dan sumbu simetri tersebut, krital dikelompokkan
menjadi 32 kelas kristal. Pengkelompokkan ini berdasarkan jumlah unsur simetri
yang terdapat pada kristal.

Sistem Isometrik, sistem ini dikenal dengan sebutan sistem kristal kubus atau
kubik dengan jumlah sumbu pada kristal sebanyak 3 dan saling tegak lurus antara
satu dengan yang lainnya. Perbandingan ketiga sumbu memiliki panjang yang
sama. Kerena memiliki panjang sumbu yang sama, sudut kristalografi yang dibuat
sebesar 90o, hal ini disebabkan setiap sumbu berada pada posisi tegak lurus.
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas yaitu, tetaoidal, gyroida, diploida,
hextetrahedral, dan hexoctahedral. Beberapa mineral yang memakai sistem kristal
isometrik yaitu galena, emas, flourite, pyrite, dan halite. Sistem isometrik
merupakan sistem yang paling simetri dalam ruang 3 dimensi.

Sistem Tetragonal, Sistem kristal ini memiliki 3 sumbu kristal yang masing –
masing sumbu saling tegak lurus. Hanya satu sumbu memiliki ukuran lebih
panjang atau lebih pendek dibandingakan dengan dua sumbu yang lain. Pada
sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas yaitu, piramid, bipiramid, bisfenoid,
trapezohedral, ditetragonal piramid, skalenohedral, ditetragonal bipiramid. Contoh
dari mineral sistem tetragonal yaitu rutil, autunite, leucite, scapolite, pyrolusite.

Sistem Hexagonal, Pada sistem ini terdapat 4 sumbu kristal dimana salah satu
sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Ketiga sumbu tersebut
membentuk sudut 120o terhadap sumbu satu dengan yang lainnya. Tidak hanya
itu, ketiga sumbu memiliki panjang yang sama, sedangkan sumbu yang tersisa
memilliki ukuran lebih panjang. Contoh dari mineral pada sistem hexagonal yaitu
quartz, hematite, corundum, apatite, calcite.

Sistem Trigonal, Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, beberapa
ahli berpendapat jika sistem ini masuk ke dalam sistem kristal hexagonal, sebab
cara penggambarannya cukup sama. Hanya saja terdapat perbedaan yaitu sistem
trigonal, setelah terbentuk bidang datar berupa segienam, kemudian dibentuk
segitiga dengan cara menghubungkan dua titik sudut di mana titik tersebut

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
melewati satu titik sudutnya. Sistem ini terbagi menjadi 5 kelas yaitu, trigonal
piramid, tigonal trapezohedral, ditrigonal piramid, ditrigonal skalenohedral dan
rombohedral. Contoh dari mineral sistem ini yaitu cinnaber dan tourmaline.

Sistem Orthorhombik Sistem ini juga dikenal dengan sebutan sistem Rhombis,
memiliki 3 sumbu simetri kristal saling tegak lurus antara satu dengan yang
lainnya. Masing – masing sumbu mempunyai panjang yang berbeda. Pada sistem
orthorhombik dibagi menjadi 3 kelas yaitu piramid, bipiramid, dan bisfenoid.
Contoh dari mineral ini yaitu stibnite, aragonite, chrysoberyl dan witherite.

Sistem Monoklin, Monoklin sendiri memiliki arti yaitu hanya terdapat satu sumbu
yang miring dari tiga sumbu yang ada. Selain itu, ketiga sumbu tersebut tidak
mempunyai panjang yang sama. Salah satu sumbu berukuran pendek dan salah
satu yang lain memiliki ukuran yang panjang. Sistem monoklin ini terbagi
menjadi 3 kelas, sfenoid, doma dan prisma. Contoh mineral ini yaitu azurite,
gypsum, epidot, colemanite, malachite.

Sistem Triklin, Sistem ini terdapat 3 sumbu simetri di mana antara satu sumbu
dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus dan juga ketiga sumbu tidak
memiliki panjang yang sama. Contoh dari mineral pada sistem ini yaitu albite,
labradorite, kaolinite, dan anortoclase.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
Gambar 4.2 Monoklin Prisma + Pinacoid

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
4.3 Deskripsi Gambar Monoklin Hemibipyramidal
Monoklin Hemibipyramidal mempunyai proyeksi orthogonal, Monoklin
Hemibipyramidal mempunyai sistem kristal Monoklin, Monoklin
Hemibipyramidal mempunyai klas simetri Prismatik, Monoklin Hemibipyramidal
menurut Herman Mauogen memiliki sumbu putar 2/m, Monoklin
Hemibipyramidal menurut Sc C2h, Contoh mineral dari sistem ini adalah
Gypsum.

Gambar 4.3 Contoh mineral Gypsum

4.4 Pembahasan Monoklin Hemibipyramidal


Dalam sistem Kristal Monoklin Hemibipyramidal, klas simetri yang Hm
(Herman Mauguin) nya 2/m, yang mana kita ketahui 2/m ditentukan karena
adanya bidang yang tegak lurus dengan sumbu a, dan oleh karena itu ada m.

Untuk nilai Sc C2h, di peroleh notasi D karena pada gambar sistem tetragonal
sumbu c ini tidak bernilai, kemudian notasi 2 ini karena terdapatnya 2 bidang
simetri, dan terakhir notasi h karena terdapatnya bidang simetri horizontal,
vertical, dan diagonal oleh karena itu dinotasikan h.

Kristalografi merupakan cabang dari mineralogi yang terfokus pada sistem kristal.
Sedangkan kristal sendiri adalah suatu padatan yang secara esensial memiliki
suatu pola difraksi tertentu. Dapat dikatakan jika kristal adalah padatan yang
disusun oleh atom berulang tiga dimensional serta dapat difraksikan oleh sinar X.
Secara sederhana kristal merupakan zat padat yang terdiri atas susunan atam dan
molekul yang teratur. Hal ini dapat dilihat dari permukaan kristal yang berupa
bidang datar dan rata, mengikuti suatu pola tertentu. Bidang yang terlihat rata
pada krital ini dinamakan muka kristal.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
Untuk membuat atau menentukan bidang muka kristal tidaklah sembarangan,
harus dilakukan pemotongan pada sumbu – sumbu kristal agar posisi letak dan
arahnya sesuai dengan standar yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu
kristal yang berupa garis bayangan lurus, menembus kristal melalu titik pusatnya.
Satuan untuk sumbu kristal tersebut adalah parameter.

Bentuk Kristal
Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap
yang terjadi pada batuan kristal akan berpengaruh pada sifat – sifat dari kristal.
Tahapan itu juga sangat bergantung dari bahan dasar dan kondisi lingkungan
kristal itu berasal. Fase – fase atau tahapan pembentukan kristal secara umum
yaitu:

Fase cair ke padat pada fase ini cairan yang merupakan bahan dasar pembentukan
kristal mengalami proses pembekukan atau pemadatan sehingga membentuk
batuan kristal. Proses ini sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan.
Kristal yang berasal dari bahan cair, biasanya terjadi dalam skala luas, bisa jadi
kerena faktor alam maupun faktor industri. Fase gas ke padat (sublimasi)
pembentukan kristal bisa dapat berasal dari perubahan gas dalam hal ini uap
menjadi padatan, tanpa harus melalui tahap cair terlebih dahulu. Bentuk kristal
yang dihasilkan biasanya berukuran lebih kecil dan juga berbentu rangka. Kristal
yang dihasilkan merupakan hasil dari proses sublimasi gas-gas yang memadat
akibat dari perubahan lingkungan. Gas – gas ini berasal dari aktivitas gunung api,
kemudian gas-gas tersebut membeku karena adanya perubahan suhu. Fase padat
ke padat proses pembentukan kristal ini biasanya terjadi pada agregat kristal di
bawah pengaruh dari tekanan dan juga temperatur. Hanya strukturnya saja yang
berubah namun unsur – unsur kimia di dalamnya tetap. Pada proses ini batuan
kristal sudah terbentuk sebelumnya akibat dari suhu dan tekanan, sehingga kristal
tersebut berubah bentuk dari segi unsur – unsur fisik saja.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
Gambar 4.4 Monoklin Hemibipyramidal
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, adapun kesimpulan yang didapatkan :
- Sistem Kristal Monoklin Prisma + Pinacoid dan Monoklin
Hemibipyramidal memiliki deskripsi yang sama-sama mempunyai proyeksi
orthogonal, keduanya merupakan sistem kristal Orthorombik, HM keduanya
sama 2/m, Sc nya juga sama yaitu C2h, dan untuk klas simetri Monoklin
Prisma + Pinacoid dan Monoklin Hemibipyramidal juga sama yaitu
Prismatik.
- Dalam sistem Kristal Monoklin Hemibipyramidal, klas simetri yang Hm
(Herman Mauguin) nya 2/m, yang mana kita ketahui 2/m ditentukan karena
adanya bidang yang tegak lurus dengan sumbu a, dan oleh karena itu ada m.
- Contoh mineral sistem kristal Monoklin Prisma + Pinacoid yaitu Azurite
dan Monoklin Hemibipyramidal yaitu Gypsum.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan selanjutnya diharapkan dapat
lebih menguasai materi agar dapat memudahkan untuk menjawab responsi
selanjutnya, dan kita bisa melakukan praktikum secara offline agar lebih efisien.

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
DAFTAR PUSTAKA

Amin. M. Mustaghfirin. 2014. Batuan. Jakarta


https://balitheree.wordpress.com/2015/12/08/monoklin/ (Di akses hari Selasa, 19
Oktober 2021, pukul 16.52)
https://www.scribd.com/doc/259129311/Sistem-Kristal-Monoklin (Di akses hari Selasa,
19 Oktober 2021, pukul 16.52)

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
Lampiran

NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil


NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)
NAMA : Muhammad Aqmal Fariztha Raqhil
NIM : 2109086006
KELOMPOK : 7 ( Tujuh)

Anda mungkin juga menyukai