Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak
lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-beda.
Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga parameter sumbu a<b<c.
Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut
sumbu vertikal. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik
pertemuanantara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.Sistem
kristal ini juga mempunyai 3. Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada
ketiga sumbunya yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2
kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan
dalam kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contoh
mineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah phurcalite,
chesterite, epsomite.
Oleh karena itu, praktikum kristalografi dan mineralogi pada acara ke lima ini dilakukan
untuk mengetahui ketentuan penggambaran sistem kristal orthorombik,lalu
pendeksripsian kristal orthorombik, mengetahui pengertian sistem ortorombik dan
mengetahui klas simetri pada sistem ortorombik.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
1.2 Tujuan
− Untuk mengetahui cara penentuan SC pada sistem ortorombik.
− Untuk mengetahui contoh kristal pda sistem ortorombik
− Untuk mengetahui cara ketetentuan penggambaran sistem ortorombik.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB II
DASAR TEORI
Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan cabang dari mineralogi yang terfokus pada sistem kristal. Sedangkan
kristal sendiri adalah suatu padatan yang secara esensial memiliki suatu pola difraksi tertentu.
Dapat dikatakan jika kristal adalah padatan yang disusun oleh atom berulang tiga dimensional
serta dapat difraksikan oleh sinar X. Secara sederhana kristal merupakan zat padat yang terdiri
atas susunan atam dan molekul yang teratur. Hal ini dapat dilihat dari permukaan kristal yang
berupa bidang datar dan rata, mengikuti suatu pola tertentu. Bidang yang terlihat rata pada
krital ini dinamakan muka kristal.
Untuk membuat atau menentukan bidang muka kristal tidaklah sembarangan, harus dilakukan
pemotongan pada sumbu – sumbu kristal agar posisi letak dan arahnya sesuai dengan standar
yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis bayangan lurus,
menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal tersebut adalah parameter.
Bentuk Kristal
Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yang terjadi
pada batuan kristal akan berpengaruh pada sifat – sifat dari kristal. Tahapan itu juga sangat
bergantung dari bahan dasar dan kondisi lingkungan kristal itu berasal. Fase – fase atau
tahapan pembentukan kristal secara umum yaitu:
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Pembentukan kristal bisa dapat berasal dari perubahan gas dalam hal ini uap menjadi padatan,
tanpa harus melalui tahap cair terlebih dahulu. Bentuk kristal yang dihasilkan biasanya
berukuran lebih kecil dan juga berbentu rangka. Kristal yang dihasilkan merupakan hasil dari
proses sublimasi gas – gas yang memadat akibat dari perubahan lingkungan. Gas – gas ini
berasal dari aktivitas gunung api, kemudian gas – gas tersebut membeku karena adanya
perubahan suhu.
Sistem Orthorombik
Sistem ortorombik didasarkan pada tiga sumbu yang tidak sama semua padasudut kanan satu
sama lain. Seperti bisa dibayangkan, sebagai salah satupemandangan ke setiap salah satu
sumbu, dua sumbu yang tidak samamenyilang di sudut kanan dapat dilihat. Sebuah simetri
dua kemungkinan rotasikali lipat terlihat di sumbu serta dua pesawat cermin kemungkinan
yang sejajar dengan sumbu. Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang
tidak samapanjangnya dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengansumbu
c. satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depanyang disebut sumbu a atau
sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanandisebut sumbu b atau sumbu macro. Tidak
ada yang namanya sumbu pokokdalam sistem kristal ini.Dikatakan ortorombik karena sistem
ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu
ini mempunyai panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b,
dan c denga parameter sumbu a<b<c.
Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu
vertikal. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik pertemuanantara
bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.Sistem kristal ini juga
mempunyai 3 bidang simetri karena jika banguntersebut dibagi oleh sumbu simetri akan
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
menghasilkan 2 bagian yang sama besarnya. Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-
fold pada ketiga sumbunya yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2
kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan dalam
kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contohmineral
yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah phurcalite, chesterite,
epsomite.
Ortorombik Dipiramidal
Ortorombik dipiramidal merupakan Kelas ke 8 dari sistem Kristal sistem Kristal oretorombik
dipiramidal memiliki e elemen sietri ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri
yang berpotong tegak lurus dengan ke tiga sumbu dan sebuah pusat. Salanjutnya sumbu
simetrinya tidak sama panjan g dan sudut antara ketiganya 90o bentuk umum dari klas simetri
pada klas ini adalah orthorombik dipiramid prisma danpinakoid silang contoh contoh mineral
pada klas simetri ini adalah kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit, andalusit,
kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit,
dan burit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Kelas Orthorombik Disphenoidal
Ortorombik disphenoidal disphenoidal terdapat pada kelas ke 7 pada sistem kristalin
otrorombik disphenoidal pada Kristal ini terdapat 3 sumbu putar yaitu redapat tiga putaran
setiap sumbu pada sistem ortorombik diklas simetri ini semuanya tidak sama panjang pada
sudut anatara ketiga sumbu tersebut terbentuk sudut 90 derajat lalu bentuk umum pada klas
simetri ini adalah orthorombik disphenoid,orthorombik prisma dan pinakoid silang.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
- Pensil Warna
- Pensil
- Rautan
- Busur Derajat
- Penghapus
- Pulpen
- Spidol Warna
- Penggaris 30 cm
- Penggaris Segitiga sepasang ukuran J8
3.1.2 Bahan
- Form kertas untuk menggambar bentuk sistem Kristal
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan hm pada sistem sistem ortorombik pyramid pada bagian satu diperoleh nilai
2/m,pertama untuk memperoleh angka 2 pada 2/m itu karna terdapat 2 bidang pda sistem
ortorombik pyramidal ini, lalu notasi m itu diperoleh karna adanya bidang horizontal
yang tegak lurus dengan sumbu c. pada bagian dua dieroleh notasi 2/m untuk nilai 2 itu
diperoleh karna ada dua bidang yang bisa dilihat jika di bolak balik karna ada 2 bidang
yang terlihat jadi dinotasikan 2 untuk notasi m itu dilihat ada tidaknya bidang simetri
vertical yang saling tegak lurus dengan sumbu b karn ada bidangnya jadi di tulis
/m.untuk bagian ketiga di peroleh notasi 2/m juga cara mendapatkan notasi 2 itu dari
adanya 2 bidang laateralnya lalu notasi m diperoleh karna ada bidang yang saling tegak
lurus dengan sumbu lateral tersebut.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Cara menentukan schoenfish pada sistem orthorombik, pada sistem orthorombik ini
diperoleh SCnya yaitu D2h,untuk memperoleh Dnya itu karna karna sumbu tersebut
benilai 2 dinotasikan dengan D lalu angka 2 terdapat 2 bidang,karna pada sistem ini
terdapat bidang horizontal dan vertical.
Untuk membuat atau menentukan bidang muka kristal tidaklah sembarangan, harus
dilakukan pemotongan pada sumbu – sumbu kristal agar posisi letak dan arahnya sesuai
dengan standar yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis
bayangan lurus, menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal
tersebut adalah parameter
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Gambar 4.2 orthorombik piramid
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
4.3 Deskripsi gambar orthorombik dypiramidal
Adapun deskripsi gambar pada ortorombik dypiramidal yaitu menggunakan proyeksi
orthogonal lali sistem kristalnya yaitu orthorombik adpun notasi herman nougen pada
sistem ini yaitu 2/m,2/m/2/m lalu notahi Scnya yaitu D2h nama dan simbol bentuknya
yaitu orthorombik pyramidal lalu Adapun contoh mineral pada sistem ini yaitu topaz.
Penentuan hm pada sistem sistem ortorombik pyramid pada bagian satu diperoleh nilai
2/m,pertama untuk memperoleh angka 2 pada 2/m itu karna terdapat 2 bidang pda sistem
ortorombik pyramidal ini, lalu notasi m itu diperoleh karna adanya bidang horizontal
yang tegak lurus dengan sumbu c. pada bagian dua dieroleh notasi 2/m untuk nilai 2 itu
diperoleh karna ada dua bidang yang bisa dilihat jika di bolak balik karna ada 2 bidang
yang terlihat jadi dinotasikan 2 untuk notasi m itu dilihat ada tidaknya bidang simetri
vertical yang saling tegak lurus dengan sumbu b karn ada bidangnya jadi di tulis
/m.untuk bagian ketiga di peroleh notasi 2/m juga cara mendapatkan notasi 2 itu dari
adanya 2 bidang laateralnya lalu notasi m diperoleh karna ada bidang yang saling tegak
lurus dengan sumbu lateral tersebut.
Cara menentukan schoenfish pada sistem orthorombik, pada sistem orthorombik ini
diperoleh SCnya yaitu D2h,untuk memperoleh Dnya itu karna karna sumbu tersebut
benilai 2 dinotasikan dengan D lalu angka 2 terdapat 2 bidang,karna pada sistem ini
terdapat bidang horizontal dan vertical.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Pada sistem ini menggunakan proyeksi orthogonal adalah suatu metode menggambarkan
objek – objek tiga dimensi dalam dua dimensi, yang melibatkan memproyeksikan tampak
benda tersebut dari garis garis yang tegak lurus dengan bidang gambar lalu pembahasan
pada sistem ini ialah ada naman am dari sumbunya yaitu sumbu a disebut dengan sumbu
bracky lalu pada sumbu b disebut dengan sumbu macro dan sumbu c disebut dengan
sumbu basal pada sistem ini terdapat 2 bidang dan satu bidang horizontal yang tegak lurus
dengan sumbu c.
Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yangterjadi
pada batuan kristal akan berpengaruh pada sifat – sifat dari kristal. Tahapanitu juga sangat
bergantung dari bahan dasar dan kondisi lingkungan kristal itu berasal
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Gambar 4.4 orthorombik dipiramidal
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini :
5.2 Saran
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
DAFTAR PUSTAKA
Wamada,Waan, 2014. kristalografi dan mineralogi .Jurnal geology. Vol.7, no 1, Juni. pp,
24-30.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1925/BAB%20I%20KRISTA
L.pdf?se quence=6&isAllowed=y ( di akses pada sabtu,08 oktober pada
pukul 15:30)
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
LAMPIRAN
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)