Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


SISTEM ORTHOROMBIK

NAMA : FAQIHUL AZHAR


NIM : 2109086011
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
NAMA ASISTEN : MEGA AULIA FITRIANI
NIM : 1809085021

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem ortorombik, salah satu sistem kategori struktural yang padatan Kristal dapat
diberikan. Kristal dalam sistem ini mengacu pada tiga sumbu yang saling tegak
lurus yang panjangnya tidak sama. Jika atom atau kelompok atom
dalam padatan diwakili oleh titik-titik dan titik-titik tersebut dihubungkan, kisi yang
dihasilkan akan terdiri dari susunan blok yang teratur, atau sel satuan. Sel satuan
ortorombik dibedakan menjadi tiga garis yang disebut sumbu simetri rangkap dua
di mana sel dapat diputar 180 ° tanpa mengubah tampilannya. Karakteristik ini
mensyaratkan bahwa sudut antara dua sisi sel satuan adalah sudut siku-siku tetapi panjang
tepinya bisa berapa saja.

Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak
lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjag yang berbeda-beda.
Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b, dan c denga parameter sumbu a<b<c.
Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut
sumbu vertikal. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik
pertemuanantara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.Sistem
kristal ini juga mempunyai 3. Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada
ketiga sumbunya yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2
kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan
dalam kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contoh
mineral yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah phurcalite,
chesterite, epsomite.

Oleh karena itu, praktikum kristalografi dan mineralogi pada acara ke lima ini dilakukan
untuk mengetahui ketentuan penggambaran sistem kristal orthorombik,lalu
pendeksripsian kristal orthorombik, mengetahui pengertian sistem ortorombik dan
mengetahui klas simetri pada sistem ortorombik.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
1.2 Tujuan
− Untuk mengetahui cara penentuan SC pada sistem ortorombik.
− Untuk mengetahui contoh kristal pda sistem ortorombik
− Untuk mengetahui cara ketetentuan penggambaran sistem ortorombik.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB II
DASAR TEORI

Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan cabang dari mineralogi yang terfokus pada sistem kristal. Sedangkan
kristal sendiri adalah suatu padatan yang secara esensial memiliki suatu pola difraksi tertentu.
Dapat dikatakan jika kristal adalah padatan yang disusun oleh atom berulang tiga dimensional
serta dapat difraksikan oleh sinar X. Secara sederhana kristal merupakan zat padat yang terdiri
atas susunan atam dan molekul yang teratur. Hal ini dapat dilihat dari permukaan kristal yang
berupa bidang datar dan rata, mengikuti suatu pola tertentu. Bidang yang terlihat rata pada
krital ini dinamakan muka kristal.
Untuk membuat atau menentukan bidang muka kristal tidaklah sembarangan, harus dilakukan
pemotongan pada sumbu – sumbu kristal agar posisi letak dan arahnya sesuai dengan standar
yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis bayangan lurus,
menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal tersebut adalah parameter.

Bentuk Kristal
Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yang terjadi
pada batuan kristal akan berpengaruh pada sifat – sifat dari kristal. Tahapan itu juga sangat
bergantung dari bahan dasar dan kondisi lingkungan kristal itu berasal. Fase – fase atau
tahapan pembentukan kristal secara umum yaitu:

Fase cair ke padat


Pada fase ini cairan yang merupakan bahan dasar pembentukan kristal mengalami proses
pembekukan atau pemadatan sehingga membentuk batuan kristal. Proses ini sangat
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Kristal yang berasal dari bahan cair, biasanya
terjadi dalam skala luas, bisa jadi kerena faktor alam maupun faktor industri.

Fase gas ke padat (sublimasi)

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Pembentukan kristal bisa dapat berasal dari perubahan gas dalam hal ini uap menjadi padatan,
tanpa harus melalui tahap cair terlebih dahulu. Bentuk kristal yang dihasilkan biasanya
berukuran lebih kecil dan juga berbentu rangka. Kristal yang dihasilkan merupakan hasil dari
proses sublimasi gas – gas yang memadat akibat dari perubahan lingkungan. Gas – gas ini
berasal dari aktivitas gunung api, kemudian gas – gas tersebut membeku karena adanya
perubahan suhu.

Fase padat ke padat


Proses pembentukan kristal ini biasanya terjadi pada agregat kristal di bawah pengaruh dari
tekanan dan juga temperatur. Hanya strukturnya saja yang berubah namun unsur – unsur kimia
di dalamnya tetap. Pada proses ini batuan kristal sudah terbentuk sebelumnya akibat dari suhu
dan tekanan, sehingga kristal tersebut berubah bentuk dari segi unsur – unsur fisik saja.

Sistem Orthorombik
Sistem ortorombik didasarkan pada tiga sumbu yang tidak sama semua padasudut kanan satu
sama lain. Seperti bisa dibayangkan, sebagai salah satupemandangan ke setiap salah satu
sumbu, dua sumbu yang tidak samamenyilang di sudut kanan dapat dilihat. Sebuah simetri
dua kemungkinan rotasikali lipat terlihat di sumbu serta dua pesawat cermin kemungkinan
yang sejajar dengan sumbu. Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang
tidak samapanjangnya dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengansumbu
c. satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depanyang disebut sumbu a atau
sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanandisebut sumbu b atau sumbu macro. Tidak
ada yang namanya sumbu pokokdalam sistem kristal ini.Dikatakan ortorombik karena sistem
ini mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu
ini mempunyai panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b,
dan c denga parameter sumbu a<b<c.
Sumbu a disebut sumbu brakia, sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu
vertikal. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik pertemuanantara
bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut.Sistem kristal ini juga
mempunyai 3 bidang simetri karena jika banguntersebut dibagi oleh sumbu simetri akan
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
menghasilkan 2 bagian yang sama besarnya. Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-
fold pada ketiga sumbunya yaitu apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2
kenampakanyang sama. Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan dalam
kelasdypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contohmineral
yang mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah phurcalite, chesterite,
epsomite.

Klas-kelas dalam sistem ortorombik


Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak sama panjangnya dan
saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengan sumbu c. satu sumbu yang
lainnya memanjang ke belakang dari arah depan yang disebut sumbu a atau sumbu brachy.
Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan disebut sumbu b atau sumbu macro. Tidak ada yang
namanya sumbu pokok dalam sistem kristal ini. Semua sumbu dapat menjadi sumbu vertikal
atau sumbu c. sistem kelas ini terbagi menjadi 3 buah yaitu :
− kelas orthorhombik dipiramidal.
− kelas orthorhombik disphenoidal.
− kelasorthorombik pyramidal.

Ortorombik Dipiramidal
Ortorombik dipiramidal merupakan Kelas ke 8 dari sistem Kristal sistem Kristal oretorombik
dipiramidal memiliki e elemen sietri ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri
yang berpotong tegak lurus dengan ke tiga sumbu dan sebuah pusat. Salanjutnya sumbu
simetrinya tidak sama panjan g dan sudut antara ketiganya 90o bentuk umum dari klas simetri
pada klas ini adalah orthorombik dipiramid prisma danpinakoid silang contoh contoh mineral
pada klas simetri ini adalah kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit, andalusit,
kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit,
dan burit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Kelas Orthorombik Disphenoidal
Ortorombik disphenoidal disphenoidal terdapat pada kelas ke 7 pada sistem kristalin
otrorombik disphenoidal pada Kristal ini terdapat 3 sumbu putar yaitu redapat tiga putaran
setiap sumbu pada sistem ortorombik diklas simetri ini semuanya tidak sama panjang pada
sudut anatara ketiga sumbu tersebut terbentuk sudut 90 derajat lalu bentuk umum pada klas
simetri ini adalah orthorombik disphenoid,orthorombik prisma dan pinakoid silang.

Kelas Orthorombik Piramidal


Ortorombik pyramidal merupakan kelas ke 3 pada sistem kristalin pada sistem ini elemen
simetri ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang Adapun sumbunya tidak sama Panjang semua
sudut antar ketiganya yaitu 90 derajat Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat

- Pensil Warna
- Pensil
- Rautan
- Busur Derajat
- Penghapus
- Pulpen
- Spidol Warna
- Penggaris 30 cm
- Penggaris Segitiga sepasang ukuran J8

3.1.2 Bahan
- Form kertas untuk menggambar bentuk sistem Kristal

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Sistem kristal kelas orthorombik pyramidal
- Diketahui ketentuan < a+/b- 30°, sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6.
- Dibuat sumbu b dan c, ke atas 6,5 cm, kebawah 6,5 cm, ke samping kiri 6,5 cm,
kesamping kanan 6,5 cm.
- Dibuat sudut 30o dibagian atas dan bawah, setelah itu tarik garis agar membentuk
sumbu a.
- Diproyeksikan sumbu b ke sumbu c
- Diproyeksikan sumbu c dan sumbu a
- Diproyeksikan sumbu a dan sumbu b
- Di warnai garis sumbu a, sumbu b, sumbu c.
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
- Dibuat bidangnya, caranya adalah dengan menarik garis dari ujung ke ujung dan dalam
ke dalam di setiap bidangnya, kalau gambar sudah simetris maka garis akan memotong
di tengah.
- Dibuat bidang dalamnya, caranya sama saja yaitu dengan menarik garis dari luar ke
luar dan dalam ke dalam di setiap bidang dan jangan sampai tertukar.
- Diberikan warna disetiap bidangnya, bisa menggunakan referensi dalam modul
praktikum.

3.2.2 Sistem Kristal kelas orthorombik dypiramidal


- Diketahui ketentuan < a+/b- =30° sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
- Dibuat sumbu a, b, c nya terlebih dahulu, lalu tandai di setiap sumbu a 2 cm dan c 6
cm, dan di sumbu b 4 cm.
- Diproyeksikan sumbu b ke sumbu c pada titk 6 cm atas dan bawah.
- Diproyeksikan sumbu a ke sumbu c pada titik 6 cm
- Dibuat bidang tetragonalnya, caranya adalah dengan menarik garis dari titik 6 cm di
sumbu c ke titik yang berada di sumbu b
- pada sumbu b ke perpodan dalam ke dalam di setiap bidangnya, kalau gambarnya
- sudah simetris maka garis akan memotong di tengah.
- Dibuat garis lurus mengikuti titik potong segi tetragonal pada bidang tengah.
- Diperjelas garis bidang pertama dan garis putus - putus menggunakan spidol atau
pulpen hitam.
- Diwarnai bidang pertama untuk menandakan bidann

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi gambar orthorombik pyramid

Adapun deskripsi gambar dari orthorombik pyramid mempunyai proyeksi orthogonal,


pada orthorombik pyramid lalu mempunyai sistem kristal orthorombik, orthorombik
piramid juga mempunyai klas simetri orthorombik piramidal, lalu orthorombik pyramid
menurut Herman muogen memiliki sumbu putar 2/m, 2/m, 2/m, othorombik piramid
menurut Sc D2h, adapun Contoh mineral dari sistem ini adalah olivine.

4.2 Pembahasan Orthorombik Piramid


Ortorombik pyramidal merupakan kelas ke 3 pada sistem kristalin pada sistem ini elemen
simetri ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang Adapun sumbunya tidak sama Panjang semua
sudut antar ketiganya yaitu 90 derajat Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan
pedion.

Penentuan hm pada sistem sistem ortorombik pyramid pada bagian satu diperoleh nilai
2/m,pertama untuk memperoleh angka 2 pada 2/m itu karna terdapat 2 bidang pda sistem
ortorombik pyramidal ini, lalu notasi m itu diperoleh karna adanya bidang horizontal
yang tegak lurus dengan sumbu c. pada bagian dua dieroleh notasi 2/m untuk nilai 2 itu
diperoleh karna ada dua bidang yang bisa dilihat jika di bolak balik karna ada 2 bidang
yang terlihat jadi dinotasikan 2 untuk notasi m itu dilihat ada tidaknya bidang simetri
vertical yang saling tegak lurus dengan sumbu b karn ada bidangnya jadi di tulis
/m.untuk bagian ketiga di peroleh notasi 2/m juga cara mendapatkan notasi 2 itu dari
adanya 2 bidang laateralnya lalu notasi m diperoleh karna ada bidang yang saling tegak
lurus dengan sumbu lateral tersebut.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Cara menentukan schoenfish pada sistem orthorombik, pada sistem orthorombik ini
diperoleh SCnya yaitu D2h,untuk memperoleh Dnya itu karna karna sumbu tersebut
benilai 2 dinotasikan dengan D lalu angka 2 terdapat 2 bidang,karna pada sistem ini
terdapat bidang horizontal dan vertical.

Untuk membuat atau menentukan bidang muka kristal tidaklah sembarangan, harus
dilakukan pemotongan pada sumbu – sumbu kristal agar posisi letak dan arahnya sesuai
dengan standar yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis
bayangan lurus, menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal
tersebut adalah parameter

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Gambar 4.2 orthorombik piramid

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
4.3 Deskripsi gambar orthorombik dypiramidal
Adapun deskripsi gambar pada ortorombik dypiramidal yaitu menggunakan proyeksi
orthogonal lali sistem kristalnya yaitu orthorombik adpun notasi herman nougen pada
sistem ini yaitu 2/m,2/m/2/m lalu notahi Scnya yaitu D2h nama dan simbol bentuknya
yaitu orthorombik pyramidal lalu Adapun contoh mineral pada sistem ini yaitu topaz.

4.4 Pembahasan Orthorombik dypiramidal


Ortorombik dipiramidal merupakan Kelas ke 8 dari sistem Kristal sistem Kristal
oretorombik dipiramidal memiliki e elemen sietri ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah
bidang simetri yang berpotong tegak lurus dengan ke tiga sumbu dan sebuah pusat.
Salanjutnya sumbu simetrinya tidak sama panjan g dan sudut antara ketiganya 90o bentuk
umum dari klas simetri pada klas ini adalah orthorombik dipiramid prisma danpinakoid
silang contoh contoh mineral pada klas simetri ini adalah kelompok barit, termasuk
belerang, olivine, staurolit, andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit,
enstatit, anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit, dan burit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.

Penentuan hm pada sistem sistem ortorombik pyramid pada bagian satu diperoleh nilai
2/m,pertama untuk memperoleh angka 2 pada 2/m itu karna terdapat 2 bidang pda sistem
ortorombik pyramidal ini, lalu notasi m itu diperoleh karna adanya bidang horizontal
yang tegak lurus dengan sumbu c. pada bagian dua dieroleh notasi 2/m untuk nilai 2 itu
diperoleh karna ada dua bidang yang bisa dilihat jika di bolak balik karna ada 2 bidang
yang terlihat jadi dinotasikan 2 untuk notasi m itu dilihat ada tidaknya bidang simetri
vertical yang saling tegak lurus dengan sumbu b karn ada bidangnya jadi di tulis
/m.untuk bagian ketiga di peroleh notasi 2/m juga cara mendapatkan notasi 2 itu dari
adanya 2 bidang laateralnya lalu notasi m diperoleh karna ada bidang yang saling tegak
lurus dengan sumbu lateral tersebut.

Cara menentukan schoenfish pada sistem orthorombik, pada sistem orthorombik ini
diperoleh SCnya yaitu D2h,untuk memperoleh Dnya itu karna karna sumbu tersebut
benilai 2 dinotasikan dengan D lalu angka 2 terdapat 2 bidang,karna pada sistem ini
terdapat bidang horizontal dan vertical.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Pada sistem ini menggunakan proyeksi orthogonal adalah suatu metode menggambarkan
objek – objek tiga dimensi dalam dua dimensi, yang melibatkan memproyeksikan tampak
benda tersebut dari garis garis yang tegak lurus dengan bidang gambar lalu pembahasan
pada sistem ini ialah ada naman am dari sumbunya yaitu sumbu a disebut dengan sumbu
bracky lalu pada sumbu b disebut dengan sumbu macro dan sumbu c disebut dengan
sumbu basal pada sistem ini terdapat 2 bidang dan satu bidang horizontal yang tegak lurus
dengan sumbu c.
Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yangterjadi
pada batuan kristal akan berpengaruh pada sifat – sifat dari kristal. Tahapanitu juga sangat
bergantung dari bahan dasar dan kondisi lingkungan kristal itu berasal

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
Gambar 4.4 orthorombik dipiramidal

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini :

− Cara menentukan schoenfish pada sistem orthorombik, pada sistem orthorombik


ini diperoleh SCnya yaitu D2h,untuk memperoleh Dnya itu karna karna sumbu
tersebut benilai 2 dinotasikan dengan D lalu angka 2 terdapat 2 bidang,karna
pada sistem ini terdapat bidang horizontal dan vertical.
− contoh mineral pada sistem orthorombik topaz dan olivine
− ketentuan penggambaran pada sistem orthorombik yaitu dibuat tiga sumbu
dengan ketentuan 1:4:6 lalu sumbu anya dibuat 30 derajat.

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya setelah melakukan penggambaran melakukan


Tanya jawab agar seluruh praktikan bisa lebih menguasai materi dan lebih mengetahui
tentang sistem Kristal yang dipraktikumkan.

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
DAFTAR PUSTAKA

Amin. M. Mustaghfirin. 2014. Batuan. Jakarta

Wamada,Waan, 2014. kristalografi dan mineralogi .Jurnal geology. Vol.7, no 1, Juni. pp,

24-30.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1925/BAB%20I%20KRISTA
L.pdf?se quence=6&isAllowed=y ( di akses pada sabtu,08 oktober pada
pukul 15:30)

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
LAMPIRAN

NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)
NAMA:FAQIHUL AZHAR
NIM:2109086011
KELOMPOK:7 (TUJUH)

Anda mungkin juga menyukai