Anda di halaman 1dari 15

MATA ACARA 11 & 12

Nama : Erita Shintia


NIM : 201910901027
Kelompok :1

1. Karakteristik Batuan Intermediet-Felsik


Batuan Intermediet:
a. berwarna cokelat gelap atau abu kehitaman
b. mempunyai komposisi silica, besi, dan magnesium tingkat menengah atau sedang.
c. Mineral dominan adalah piroksen dan sodic plagioklas namun biotit dan amphibol juga
umum ditemukan.
Batuan beku Felsik:
a. berwarna terang (putih, coklat, merah muda, abu muda).
b. Batuan beku felsic tinggi akan kandungan silica, kalium, dan aluminium dan rendah
kandungan besi-magnesium.
c. Mineral dominan adalah kuarsa dan ortoklas feldspar. Biotit, amphibol, dan plagioklas
feldspar juga dijumpai pada jumlah sedikit.

2. Deskripsi mineral batuan beku intermediet dan felsik


- Intermediet
1. Andesit

- Warna : Abu-abu cerah


- Tekstur : Afanitik
- Struktur : Masif
- Komposisi : Hornblende, Feldspar
- Ciri khas : Memiliki warna abu-abu cerah dengan bintik hitam, biasanya
digunakan untuk kerajinan
- Petrogenesa : Andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari
stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya
dapat mencapai beberapa kilometer.
- Genesa : Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari
stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya
dapat mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan
seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges
dan suatu kolom letusan yang sangat besar. Andesites terbentuk pada temperatur antara
900 dan 1,100 derajat Celsius. Di dalam andesite terdapat sekitar 52 dan 63 persen
kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama terdiri dari
plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene dan
orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.

- Keterdapatan : Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun
lembah-lembah sungai. Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua tempat di
Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur.

2. Diorit

- Warna :Putih bercorak hitam keabu-abuan


- Jenis Batuan : Batuan beku Intermediet
- Struktur : Masif
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Fanerik sedang
- Relasi : Euhedral Equigranular
- Komposisi Mineral : Plagioklas: 45%Orthoklas: 5%Hornblende: 15%Biotit:
9%Piroksen : 14%Na-Plagioklas: 5%Kuarsa: 7%
- Genesa : Batuan hasil terobosan batuan beku yang terbentuk dari hasil
peleburan lantai samudera yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.

3. Nepheline syenite
Genesa : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan
mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih.
Warna : abu-abu
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : Inequigranular
Fabrik : subhedral
Tekstur : masif
Komposisi mineral : Adularia,mikroklin,plagioklas,piroksin,glass.
Kegunaan : sebagai bahan dalam pembuatan keramik.

4. Alkali Synite

- Genesa : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan


mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih dan memiliki mineral
alkali yang cukup tinggi
- Warna : abu-abu
- Kristalinitas : hipokristalin
- Granularitas : fanerik
- Relasi : Inequigranular
- Fabrik : subhedral
- Tekstur : masiv
- Komposisi mineral : mikroklin,hornblend,plagioklas,glass
5. Monzonite

- Genesa : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan


mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih.
- Warna : abu-abu
- Kristalinitas : hipokristalin
- Granularitas : fanerik
- Relasi : Inequigranular
- Fabrik : subhedral
- Tekstur : masiv
- Komposisi mineral : Piroksin,plagioklas,mikroklin,glass

- Asam

1. Granite

- Jenis Batuan : Batuan beku asam


- Warna : Putih,Hitam mika, Abu-abu
- Struktur : Massive
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Fanerik
- Fabrik : Subhedral
- Relasi : Equigranular
- Komposisi : Hornblende, Plagioklas, Kuarsa, Biotit, Feldspar
- Kegunaan : Sebagai keramik
2. Dacite

- Jenis Batuan : Batuan beku asam


- Nama Batuan : Dacite
- Warna : Abu-abu
- Struktur : Massive
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Afanitik
- Fabrik : Subhedral
- Relasi : Inequigranular
- Komposisi : Plagioklas, Kuarsa, Piroksen, Amphibole, Biotit
- Kegunaan : Memprediksikan pergerakan lempeng benua dan lempeng
Samudra.

3. Granodiorite

- Jenis Batuan : Batuan beku asam


- Nama Batuan : Granodiorit
- Warna : Putih kecoklatan
- Struktur : Massive
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Fanerik
- Fabrik : Euhedral
- Relasi : Equigranular
- Komposisi : Plagioklas,Sanidin,Kuarsa
- Kegunaan : Hiasan rumah dan bahan bangunan
4. Tonalite

- Jenis Batuan : Batuan beku asam


- Nama Batuan : Tonalite
- Warna : Abu-abu
- Struktur : Massive
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Fanerik
- Fabrik : Subhedral
- Relasi : Equigranular
- Komposisi : Plagioklas, Kuarsa
- Kegunaan : Ilmu pengetahuan

5. Pegmatite

- Jenis Batuan : Batuan beku asam


- Nama Batuan : Pegmatite
- Warna : Putih keabu-abuan
- Struktur : Massive
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Fanerik
- Fabrik : Subhedral
- Relasi : Equigranular
- Komposisi : Kuarsa, Feldspar, Kuarsa
- Kegunaan : Menghasilkan uranium
3. Proses pengendapan pada batuan sedimen.
→ Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan materi
hasil erosi atau pelarutan, yang melibatkan 3 proses pengerasan atau pembatuan, antara
lain:
1. Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan menyebabkan
butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran akan tersusun
semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak partikel yang lembut, seperti
syal, maka sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan. Akibatnya, lapisan
akan menjadi lebih tipis, porositi berkurang, terutama dalam sedimen lumpur.
Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga mencapai
60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang berketelapan tinggi,
seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan peranan penting dalam
pelarutan dan pengendapan kimia dalam pasir. Barulah setelah tersusun semula,
pemampatan yang terterusan akan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama
lainnya. Sedemikian sehingga tempat sentuhan tersebut mengalami tekanan yang
tinggi dan perubahan fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan atau pressure
solution. Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran
dan mulai membentuk simen.
2. Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah proses di mana
mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk atau terendap di
permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya terbentuk dan utama ialah
kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan mengikat butiran yang menyebabkan
sedimen menjadi batu. Penyimenan ini biasanya berlaku pada tingkat pertengahan
diagenesis. Karena jika berlaku pada tingkat awal, maka akan mengurangkan kesan
pemampatannya. Yang mana, simen yang keras akan dapat menahan tekanan.
Adapun simen kuarza berasal dari air liang yang tepu dengan silika, yaitu hasil dari
larutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat,
dan lain sebagainya. Sedangkan simen klasit dapat terbentuk semasa sedimen
terendap, yaitu berada di kawasan sekitar karbonat.
3. Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran ulang
merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen tanpa disertai
dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya akan mengalami
penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang ukurannya justru mengecil.
Penghabluran semula ini termasuk penting apalagi dalam kasus batu kapur, di mana
ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur, dan strukturnya yang mungkin
lenyap.
4. Deskripsi mineral dalam batuan sedimen
Nama Batuan Gypsum
Petrogenesa Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan
adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O.
Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan.
Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum
berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit
(CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu
108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.

Sifat Fisik • Warna : Colorless to white; with impurities may be yellow, tan,
blue, pink, brown, reddish brown or gray
• Kilap : Sutera
• Belahan/ Pecahan : Sempurna dan berserat
• Goresan : Putih
• Kemagnetan : Diamagnetik
Ciri Khas Tergores Kuku dan kekerasan 1,5 – 2 Skala Mohs
Komposisi • Calcium (Ca) : 23,28 %
• Hidrogen (H) : 2,34 %
• Calcium Oksida (CaO) : 32,57 %
• Air (H2O) : 20,93 %
• Sulfur (S) : 18,62 %

Nama Batuan Konglomerat


Petrogenesa Batu Konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai
bentuk fragmen membundar (rounded). Ukuran diameter fragmennya
lebih besar dari 2mm, ruang antara fragmen umumnya diisi dengan
partikel yang lebih kecil dan/atau semen kimia yang mengikat batuan
bersama-sama. Jadi secara umum konglomerat tersusun atas bagian
utama yang disebut sebagai fragmen, matriks, dan semen. Perbedaan
breksi dan konglomerat pada dasarnya mengacu kepada bentuk
fragmennya. Konglomerat mempunyai bentuk fragmen membundar,
sedangkan breksi bentuknya menyudut.
Sifat Fisik Warna : Coklat
Struktur : Masif
Tekstur : - Ukuran besar butir : kerakal/64-4 mm
- Derajat pemilahan : pemilahan buruk
- Derajat pembundaran : pembundaran sedang
- Kemas : Terbuka

Jenis Batuan Batuan Sedimen Klastik


Komposisi • Fragmen : Basalt
• Matrik : Kuarsit
• Semen : Silika

Nama Batuan Tuff


Petrogenesa Merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik
klastik yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunung api. Yang memiliki ukuran butir Debu halus – kasar (
< 0,04 mm ). Biasanya dapat dijumpai efek bakar yang merupakan
cirri dari batuan piroklastik. dapat dipergunakan untuk bangunan-
bangunan sebagai semen alam (hidraulic cement), lebih mudah kontak
dengan air, setelah itu mengeras yang tak tembus air (pembuatan
batako).

Sifat Fisik Warna : Putih


Struktur : Masif
Tekstur : - Ukuran besar butir : lempung/ mm
- Derajat pemilahan : pemilahan baik
- Derajat pembundaran : membundar baik
- Kemas : Tertutup

Jenis Batuan Batuan Sedimen Klastik


Komposisi • Fragmen : -
• Matrik : Ash
• Semen : Silika

Nama Batuan Breksi


Petrogenesa Dalam sistem klasifikasinya, batuan breksi yang sangat mirip dengan
batuan konglomerat ini merupakan jenis batuan sedimen klastik. Yaitu
batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan beku. Baik
batuan konglomerat maupun batuan breksi memiliki butiran fragmen
yang lebih besar dari 2 mm. Batuan sedimen tersusun dari beberapa
jenis fragmen yang memiliki diameter berbeda-beda, ada yang lebih
kecil dari 2 mm, seperti lumpur dan ada yang lebih besar dari 2 mm,
seperti pasir dan kerikil.

Sifat Fisik Warna : Coklat


Struktur : Masif
Tekstur : - Ukuran besar butir : kerakal/64-4 mm
- Derajat pemilahan : pemilahan buruk
- Derajat pembundaran : menyudut
- Kemas : Terbuka

Jenis Batuan Batuan Sedimen Klastik


Komposisi • Fragmen : Andesit
• Matrik : Pasir Kuarsa
• Semen : Carbonat

Nama Batuan Rijang


Petrogenesa Batu rijang atau Batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin atau
kriptokristalin yang tersusun atas silikon dioksida (SiO2) dengan
permukaan yang licin (glassy). Rijang dapat terbentuk sebagai nodul,
massa konkresi, dan deposit berlapis. Serpihan rijang dengan pecahan
konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam sehingga manusia
pada zaman dahulu memanfaatkan batu rijang sebagai alat pemotong
bahkan sebagai asesoris senjata tradisional.
Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan dengan baja
atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar
bahan kering. Salah satu jenis batu rijang yang biasa disebut Batu
rijang merah atau jasper saat ini banyak dicari oleh pemburu batu akik
untuk digunakan sebagai ornamen atau perhiasan.

Sifat Fisik - Warna : Coklat


- Struktur : Masif
- Tekstur : Amorf
Jenis Batuan Batuan Sedimen Non Klastik
Komposisi Monomineralik (SiO2)

Nama Batuan Batubara


Batubara merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang dapat dibakar.
Batu ini berasal dari dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan yang menumpuk dan terkubur selama usia geografis yang
Protagenesa
ditransmisikan oleh panas dan tekanan. Butuh waktu lama untuk
membentuk lapisan endapan batu bara yang tebal dan lebar tempat
tanahnya tenggelam perlahan.
(Gambar batubara)
• Nama batuan : batubara
• Warna : hitam
Sifat fisik
• Struktur : Fosiliferous
• Tekstur : Amorf
Jenis Batuan Batuan sedimen non klastik
Komposisi Monominerallik Karbon

Nama Batuan Batu Gamping Terumbu


Batu ini terbentuk oleh organisme terumbu murni yang terbatukan secara
insitu. Komposisi mineral yaitu menomineralik karbonat yang dapat
diketahui dari antar rongganya terisi oleh semen karbonat.

Protagenesa

(Gambar Batu Gamping terumbu)


• Nama batuan : batu gamping terumbu
• Warna : Putih kekuningan
Sifat fisik
• Struktur : Bioherm
• Tekstur : Amorf
Jenis Batuan Batuan Sedimen karbonat nonklastik
• Organisme utama pembentuk : bioklas dan fragmen lain seperti
Komposisi foraminifera terutama foram besar dan moluska yang biasanya
merupakan kerangka tersendiri seperti Ostrea; Bryzoa; Crinoid.
• Organisme penyusun utama koral adalah: porites, meandrina,
acropora, siderastrea, dan rudits (lamellibranches, terutama pada
zaman Kapur).

Nama Batuan Batu Pasir


Batu pasir merupakan batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral
berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk
oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak
terdapat di kulit bumi.

Protagenesa

(Gambar batu pasir)


• Nama batuan : batu pasir
• Warna : abu abu putih
• Struktur : Laminasi
• Tekstur : - Ukuran besar butir : - Sangat kasar (1-2 mm)
Sifat fisik
- Sedang (0,5-0,25 mm)
- Derajat pemilahan : Porly Sorted
- Derajat pembundaran : Membulat
- Kemas : Tertutup
Jenis Batuan Batuan sedimen klastik
• Kuarsa 90%
Komposisi • Feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak,
serta sedikit klorit dan bijih besi 10 %

Nama Batuan Kalkarenite


kalkarenit terbentuk dari proses pengendapan kembali batu gamping asal.
Protagenesa Dinamakan kalkarenit karena merupakan batuan gamping yang ukuran
butirnya arenit (pasir). Kalkarenit tergolong dalam batuan sedimen
klastik karbonat dan termasuk batuan gamping klastik yang tersusun atas
karbonat lebih dari 50% terbentuk lapisan - lapisan pada kalkarenit
dikarenakan proses pegendapan dari perombakan batu gamping asal dan
bercampur dengan pasir beserta lempung lalumengalami lithifikasi.

(Gambar batu Kalkarite)


• Nama batuan : batu Kalkarite
• Warna : Abu-abu (krem)
• Struktur : masif
Sifat fisik • Tekstur : - Ukuran butir : Arenit
- Derajat pembundaran : membundar
- Derajat pemilahan : pemilahan baik
- Kemas : Grain Supported
Jenis Batuan Batuan Sedimen karbonat klastik
• allochem interclass
Komposisi • mikrit mineral karbonat
• sparit yaitu semen karbonat

Nama Batuan Claystone (Batu lempung)


Claystone adalah batuan yang memiliki struktur padat dengan susunan
mineral yang lebih banyak dari batu lanau. Selain itu, batu lempung juga
dapat diartikan sebagai salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat
Protagenesa
atau plastis, tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung)
yang ukuran butirannya halus. Ukuran butiran batu lempung sangatlah
halus, yakni tidak lebih dari 0,002 mm.
• Nama batuan : Claystone
• Warna : Krem keabu-abuan
• Struktur : laminasi sangat tipis
Sifat fisik • Tekstur : - Ukuran besar butir : Lempung (>1-256 mm)
- Derajat pemilahan : Very well sorted
- Derajat pembundaran : Membulat sempurna
- Kemas : Tertutup
Jenis Batuan Batuan Sedimen klastik
• Fragmen : Lempung
Komposisi • Matrik : Lempung
• Semen : Lempung

Anda mungkin juga menyukai