06.09 Geologi 1 comment
1 Pengertian Mineral
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena
memang belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini.
Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang
disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan
setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik
yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk
kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral
adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas,
bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin
yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi
klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada
defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena
mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam
pengertian tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa
bahan yang terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan
dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti
batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-
sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan
mineral.
Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu
mengetahui sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat
mineral, yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi
(laboratorium). Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian
dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan atau membedakan mineral-mineral yang ada, karena hanya
terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat mineral secara teori
tersebut adalah :Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini,
dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru jenis terus
dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering
dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan
penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming
Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-
mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan silikon
yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu
mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali
kuarsa. Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian
umum, yaitu mineral silikat, dan mineral non silikat.
A. Mineral Silikat
Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu
silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat merupakan
25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir
90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal.
Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi
kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang
mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya.
Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium
disebut mineral non feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian
dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2
sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non feromagnesian pada
umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan
tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi didalam mineral
tersebut.
Olivin adalah mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada
temperatur tinggi, berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat
gelas dan pecahan konkoidal. Mineral olvin pada umumnya menunjukan
kenapakan butiran bentuk relatif kecil dan bundar. Olivin disusun oleh tetra
hidra tunggal yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium
yang merangkai atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai
bidang belahan strktur atomnya membentuk jaringan tiga dimensi sehingga
tidak membentuk bidang yang lemah.
Piroksin, berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah
membentuk sudut 900 . Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal
tetrahedra yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium.
Karena ikatan silikon oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur
silikat, maka firoksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin
merupakan salah satu mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang
merupakan batuan yang umumpada kerak samudera.
Hornblende merupakan mineral yang umum dikelompok amfibol.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah
membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk
prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan
firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende umunya
dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.