2
LOKASI PROYEK
3
1. Bijih Nikel Indonesia
4
Sumber: Ade Kadarusman, June 2020
3. Bijih Nikel Indonesia dan Supply Ore ke PT HPL
10,000
Tereka 2,980
8,000
Sumberdaya Tertunjuk 2,396
Juta ton
6,000
Terukur 1,408
4,000
Cadangan Terkira 1,635
2,000
Terbukti 224
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jun-20
Sumberdaya 3,347 3,565 3,712 5,658 6,234 9,554 11,966 11,784 11,886
Cadangan 1,171 1,168 1,155 2,126 3,156 3,160 3,572 4,595 4,346 Sumber: Minerba, ESDM, Juli 2020
Sumber: Badan Geologi 2020
Cadangan Limonit mencapai 1,8 milyar ton Sumber: Minerba, ESDM, Juli 2020 5
4. Peluang Nikel untuk Baterai EV
1,400
1,307
1,200
1,030
pesat.
1,000
822
'000t Ni
800
400
ton Ni pada periode 2019 – 2030F
200 138 139
0
24
di bandingkan 139.000ton Ni
Stainless Batteries Other Total
2000-19 2019-30F
periode 2000-2019 6
2022F
2024F
2026F
2028F
2030F
2010
2012
2014
2016
2018
Coral Bay
Hydrometallurgy - HPAL
9
5. Teknologi untuk pengolahan dan pemurnian bijih nikel di Pulau Obi
Tenaga kerja langsung di dalam wilayah kegiatan termasuk penambangan, smelter RKEF dan HPAL
12
9. PROSES Produksi HPAL
13
10. PROSES Produksi HPAL
19
Produk
Preparation & HPAL to MHP Ni/Co Extraction
NICKEL SULFAT
Beneficiation
247.000 MT
Cobalt Sulfat
32.000
Electrical Vehicle
Periode SLAG
SLAG SLURRY TOTAL
TOTAL
(dalam Ton)
Tahun 2017 2018 2019 2020 Total Pemanfaatan telah dimaksimalkan untuk batako,
Slag Yg Dihasilkan 872.658 762.402 821.139 600.462 3.056.661 concrete, pengerasan jalan, media tanam,
Slag Yg Dimanfaatkan 5.324 8.610 9.552 14.909 38.395 pemerataan area tambang, backfilling di ex open
Slag Yg Ditimbun 867.334 753.792 811.587 585.553 3.018.266
cast mine.
12. Beberapa opsi untuk Penempatan Limbah Slurry HPAL
Dry Stack /Backfilling Bekas Tambang Kolam & Dam Limbah Slurry HPAL Penempatan Limbah Slury HPAL di
Dasar Laut
- Backfilling ke lubang tambang sesuai PP101/2014 - Kajian dilakukan Tura (2019) untuk kolam - Penempatan di dasar laut masih sesuai dengan London
dapat dilakukan untuk material padatan. slurry HPAL dilengkapi DAM (tinggi 136m dan Protocol (2003) tidak termasuk kategori dumping
dikarenakan menggunakan pipa ke dasar laut.
- Kajian dilakukan Lapi-ITB (2017) untuk Slag Nikel panjang bendung 845 m) dan hanya dapat
- Umum dan sudah dilakukan di beberapa lokasi didunia
dan tahun 2020 untuk padatan slurry HPAL menampung maksimum 37,4 juta ton padatan seperti Norwegia, PNG (Ramu, Simberi, Lihir, Cayeli
- Padatan slurry HPAL membutuhkan lahan 1557 ha Slurry HPAL Bakir) dan Indonesia (AMNT).
untuk penempatan material padatan. - Diperlukan 6 kolam sejenis untuk 20 tahun - Netralisasi Slurry HPAL dilakukan di darat pada daerah
pabrik HPAL untuk selanjutkan dialirkan dengan pipa
- Kegempaan tinggi di Pulau Obi, curah hujan tinggi operasi HPAL yang memanjang sampai kedalaman laut 230 meter
(> 3000mm) menjadikan penempatan dry stack - Setling membutuhkan waktu lama sebelum air kemudian mengalir alami di ngarai dasar laut dalam
terbatas dan tidak dapat tinggi terkait kestabilan dapat dikeluarkan dari kolam
material. - Kebutuhan lahan sedikitnya 1090 Ha
Opsi ini menurut hasil kajian di Pulau Obi tidak Opsi ini sudah dilakukan kajian mendalam dan layak
Opsi ini terbatas di Pulau Obi. layak karena kegempaan untuk bendung besar. ditempatkan secara teknis dan lingkungan.
16
12. Beberapa opsi untuk Penempatan Limbah Slurry HPAL
Pilihan penempatan Limbah Slurry HPAL dikarenakan volume yang sangat besar
perlu berdasarkan pertimbangan teknis (termasuk Curah Hujan Tinggi 3000mm/tahun dan
Kegempaan Tinggi), lingkungan, hukum, dan sosial ekonomi.
17
13. Tantangan Terkait Perijinan HPAL
1. PTHPL berada di dalam wilayah IUP PT Trimegah Bangun Persada; pengembangan kedepan menjadi
kawasan industri membutuhkan perubahan ruang RTRW Kabupaten Halsel dan Provinsi Maluku Utara;
2. Wilayah penggunaan lahan tumpang tindih dengan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA). WIUP TBP
terbit 2010 sementara TORA dicanangkan pada 2018;
3. RZWP3K Malut belum mengalokasikan Kawasan Pemanfaatan Umum untuk pertambangan dan
infrastrukturnya. Hampir seluruh perairan di Malut merupakan zona perikanan tangkap;
4. Lokasi Tersus TBP lebih dulu ada dari RZWP3K, saat ini dikelilingi oleh zona perikanan tangkap:
5. Ketidak jelasan dukungan pemerintah dalam penempatan limbah Slurry HPAL mempengaruhi
mundurnya jadwal commissioning;
6. Rencana pemerintah menetapkan Royalty untuk limonite agar ditetapkan secara cermat,
pembangunan HPAL memerlukan investasi yang besar. Mohon agar tidak terjadi hunting in the zoo
yang membuat HPAL tidak ekonomis. Pada akhirnya revenue untuk pemerintah akan terakumulasi di
PPh Badan.
18
14. Tantangan proyek HPAL di Indonesia
Isu limbah kegiatan pertambangan perlu difinisi ulang dan tidak semua