Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESPONSI POSTER

LABORATOTIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


MINERAL URANINIT DAN THORIANIT

Disusun oleh :

Kelompok 4

Joseph Emmanuel Ardine (111.190.006)


Salsabila Nurin Silmina (111.190.033)
Heza Putra Maulana Aji Sakti (111.190.043)
Steven Octavianus (111.190.076)
Umi Mukaromah (111.190.081)
Fajar Azmi Firman (111.190.103)

LABORATORIUM BAHAN GALIAN


SIE KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN POSTER

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Disusun oleh :

KELOMPOK URANINIT DAN THORIANIT

1. JOSEPH EMMANUEL ARDINE 111.190.006


2. SALSABILA NURIN SILMINA 111.190.033
3. HEZA PUTRA MAULANA AJI SAKTI 111.190.043
4. STEVEN OCTAVIANUS 111.190.076
5. UMI MUKAROMAH 111.190.081
6. FAJAR AZMI FIRMAN 111.190.103
Diajukan sebagai Laporan Poster Praktikum Kristaografi & Mineralogi pada semester 1
tahun ajaran 2019/2020 Jurusan Teknik Geologi

Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 21 November 2019

Disahkan oleh

Asisten Kristalografi dan Mineralogi

LABORATORIUM BAHAN GALIAN


SIE KRISTALOGRAFI & MINERALOGI
PROGAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia -Nya sehingga penyusunan Laporan Presentasi Poster Laboratorium
Kristalografi dan Mineralogi Mineral Uraninit dan Thorianit dapat selesai tepat
waktu.

Penyusunan laporan ini kami ajukan untuk memenuhi tugas responsi poster
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi. Dalam penyusunan laporan ini kami
banyak dibantu oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :

a. Tuhan Yang Maha Esa


b. Dosen pengampu Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
c. Dosen pengampu materi kuliah mineralogi
d. Asisten Labolatorium Kristalografi dan Mineralogi
e. Kakak pembimbing 2017 dan 2018
f. Kedua orang tua kami yang senantiasa mencurahkan doa restu kepada
kami
g. Keluarga kami yang selalu memberikan semangat kepada kami
h. Teman-teman seperjuangan Teknik Geologi UPN “Veteran”
Yogyakarta tahun 2019

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan, teknik penyusunan, maupun dalam hal
kelengkapan materi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari asisten laboratorium dan
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan.

Yogyakarta, November 2018

Praktikan,

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN...............................................................................2
1.2.1 MAKSUD.............................................................................................2
1.2.2 TUJUAN……………………………………………………………...2
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. DEFINISI MINERAL……………………………………………………….……3
2.2. PENGGOLONGAN MINERAL……………………………………….…………3
2.2.1. MINERAL GOLONGAN OKSIDA……………………………..…………4
2.3. DESKRIPSI MINERAL……………………………………………………..…….4
2.3.1. KOMPONEN DESKRIPSI MINERAL........................................…………4
2.4. SIFAT FISIK DAN KIMIA MINERAL…………………………………….……12
2.4.1. URANINIT………………………………………………………..………12
2.4.2. THORIANIT………………………………………………………..……12
2.5. GENESA SETTING TEKTONIK………………………………………..……...13
2.5.1. GENESA URNINIT………………………………………………..…..…13
2.5.2. GENESA THORIANIT……………………………………………...……13
2.6. SETTING TEKTONIK……………………………………………………..……14

BAB III. PEMBAHASAN

3.1. GENESA DAN SETTING TEKTONIK URANINIT DAN THORIANIT…..15


3.2. DESKRIPSI MINERAL…………………………………………...……16
3.2.1. DESKRIPSI MINERAL URANINIT…………………….………16
3.2.2. DESKRIPSI MINERAL THORIANIT…………………………..17
3.3. PERSEBARAN DI INDONESIA………………………………………18
3.4. CARA EKSPLORASI DAN PENAMBANGAN………………………19
3.4.1 .TEKNIK EKSPLORASI…………………………………………20
3.4.2. TEKNIK PENAMBANGAN………………………………….…20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. KESIMPULAN……………………………………………………….21
4.2. SARAN……………………………………………………………….21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genesa Hidrotermal.....................................................................14


Gambar 2.2Lempeng Bergerak Konvergen.....................................................14
Gambar 3.1 Lempeng Bergerak Konvergen.....................................................15
Gambar 3.2 Uraninite......................................................................................16
Gambar 3.3 Sistem Kristal Reguler..................................................................16
Gambar 3.4 Thorianite....................................................................................17
Gambar 3.5 Sistem Kristal Reguler..................................................................17
Gambar 3.6 Peta Persebaran Mineral Uraninite dan Thorianite.....................18
Gambar 3.7 Metode Block Caving...................................................................20
Gambar 3.8 Penambangan Open Pit...............................................................20
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya,
struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukanya. Bumi
tersusun dari beberapa lapisan penyusun antara lain yaitu kerak
bumi, mantel bumi dan inti bumi. Kerak bumi adalah lapisan
terluar bumi yang tersusun oleh batuan-batuan yang
mengandung banyak mineral.
Di bumi mineral sangat melimpah jumlahnya, hingga ribuan.
Ribuan mineral yang ada dikelompokkan menjadi delapan golongan
salah satunya yaitu mineral golongan oksida. Uranium dan thorium
merupakan salah satu contoh mineral oksida.
Uranium merupakan logam berat berwarna keperakan dan
bersifat padat. Sedangkan thorium adalah logam putih keperakan
yang berstabil dan mempertahakan kilau selama beberapa bulan
(saat murni).
Hasil oksidasi dari uranium adalah uraninit. Secara sejarah,
uraninit pertama kali ditemukan pada 1789 oleh M.H. Klaproth.
Uraninit merupakan mineral bahan pembuat radium yang memiliki
rumus kimia UO2. Sedangkan hasil oksidasi dari thorium adalah
thorianit yang memiliki rumus kimia ThO2. Pada awalnya thorianit
dideskripsikan sebagai uraninit tetapi pada 1904, Ananda
Coomaraswamy mendeskripsikan thorianit sebagai species baru.
Dalam beberepa sumber lainnya, mineral thorianit menjadi satu
dengan mineral uraninit, memiliki senyawa kimia [(Th,U)O2].
Thorianit dikenal secara luas dengan sebutan thoria. Thorianit
merupakan mineral yang termasuk dalam unsur tanah jarang.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 1
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud
Penulisan laporan ini di maksudkan untuk memenuhi tugas akhir
(responsi) laboratorium kristalografi dan mineralogi.
1.2.2 Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui lebih dalam mengenai genesa dari mineral uraninit
dan thorianit.
2. Mengetahui lebih detail mengenai deskripsi mineral urianit dan
thorianit.
3. Mengetahui setting tektonik dari mineral urianit dan thorianit.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 2
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

BAB II
DASAR TEORI
2.1 DEFINISI MINERAL
Mineral memiliki beberapa definisi menurut para ahli. Menurut L.G.
Berry dan B. Mason pada bukunya yang berjudul Mineralogy, mineral
adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur. Definisi yang kedua
menurut D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972; mineral adalah suatu
bahan padat yang secara kimiawi merupakan homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
Sedangkan menurut A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1997; mineral adalah
suatu zat atau bahan yang homogeny memiliki komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk
di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan mengenai definisi mineral secara umum berdasarkan sifat-sifat
yang dimilikinya: Suatu zat atau bahan yang berfase padat yang secara
kimia adalah homogen, terbentuk di alam, anorganik (bukan hasil
kehidupan) memiliki komposisi kimia tertentu pada batas-batas tertentu,
mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap, persebarannya dapat sebagai
unsur tunggal maupun senyawa, dan berbentuk kristalin.

2.2 PENGGOLONGAN MINERAL


Secara umum, mineral digolongkan berdasarkan persenyawaan
dengan unsur tertentu. Dalam mineralogi mineral dikelompokkan menjadi
delapan kelompok besar yaitu: Golongan Silikat, Golongan Sulfida,
Golongan Oksida, Golongan Karbonat, Golongan Sulfat, Golongan
Halida, Golongan Fosfat, dan Native elements (unsur tunggal). Setiap

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 3
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

golongan memiliki persenyewaan dengan suatu atom atau anion yang


menjadi ciri khas dari suatu golongan mineral.

2.2.1 Mineral Golongan Oksida


Mineral golongan oksida mempunyai penciri berupa
adanya persenyawaan dengan atom oksigen atau
anionoksigen (O2-). Mineral golongan oksida umumnya
merupakan kombinasi antara satu atau lebih logam dengan
atom oksigen. Logam tersebut mengalami penambahan atom
O akibat proses oksidasi.
Ciri umum mineral oksida adalah memiliki warna
cenderung gelap menyerupai karat dan kotor di tangan.
Jenis genesa yang umum terjadi adalah pada lingkungan
magmatisme dan lingkungan metamofik.

2.3 DESKRIPSI MINERAL


2.3.1 Komponen Deskripsi Mineral
Dalam mendiskrip mineral, sifat – sifat fisik yang diamati
meliputi:

1. Warna
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena
elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan
nama Idiochromatic. Misal : sulfur berwarna kuning
dan magnetit berwarna hitam. Warna akibat adanya
campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehingga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung
dari pengotornya, disebut dengan nama
Allochromatic. Misal : Halite, warnanya dapat
berubah menjadi : abu-abu, biru bervariasi, kuning,
coklat gelap, merah muda. Kehadiran kelompok ion
asing yang dapat memberikan warna tertentu pada

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 4
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

mineral disebut denga nama Chromophores. Misal :


ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan
Chromophores dalam mineral Cu sekunder, maka
akan memberikan warna hijau (Malachite) dan biru
(Azurite). Faktor yang dapat mempengaruhi warna
adalah komposisi kimia, struktur kristal dan ikatan
atom, pengotor dari mineral.
2. Perawakan
Kristal akan berbentuk sempurna apabila dalam
pertumbuhannya tidak mengalami gangguan. Dalam
persebarannya bentuk kristal sempurna jarang
ditemui sehingga sangat sulit mengelompokkannya
dalam sistem kristal. Sebagai solusi perawakan
menjdi dasar pengelompokan bentuk mineral agar
lebih mudah untuk dideskripsikan bentuknya.
Perawakan kristal dibagi menjadi 3 golongan
(Richard Pearl, 1975) yaitu :
a. Elongated habits (meniang atau berserabut)
1) Meniang (Columnar); Kristal berbentuk
prisma seperti tiang
2) Menyerat (Fibrous);Kristal berbentuk
seperti serat - serat kecil
3) Menjarum (Acicular); Kristal berbentuk
seperti jarum kecil
4) Menjaring (reticulate);Kristal berbentuk
kecil dan panjang tersusun seperti jaring
5) Membenang (Filliform); Kristal berbentuk
kecil seperti filament.
6) Merambut (Capilery); Kristal berbentuk
seperti rambut

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 5
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

7) Mondok (Stout); Kristal berbentuk gemuk


dan pendek biasanya terdapat pada kristal
dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu
yang lainnya.
8) Membintang (Stellated); Kristal berbentuk
seperti bintang
9) Menjari (Radiated); Kristal berbentuk
seperti bentuk jari
b. Flattened habits (lembaran tipis)
1) Membilah (bladed); Kristal berbentuk
panjang dan tipis menyerupai kayu yang
dibilah.
2) Memapan (tabular); Kristal berbentuk
seperti papan dengan perbandingan lebar
dan tebal tidak terlalu jauh
3) Membata (blocky); Kristal berbentuk seperti
batu bata
4) Mendaun (foliated); Kristal berbentuk pipih
berlapis
5) Memencar (divergent); Kristal berbentuk
seperti kipas terbuka
6) Membulu (plumose); Krital berbentuk
seperti tumpukan bulu
7) Setting tektonik merupakan hal yang
berkaitan dengan pergerakan lempeng
tektonik atau aktivitas tektonik pada kerak
bumi, dalam hal ini yang berkaitan dengan
proses pembentukan mineral-mineral atau
genesanya, pada khususnya Thorianite dan
Uraninite
c. Rounded habits (membutir)

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 6
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

1) Mendada (mamillary); Kristal berbentuk


seperti buah dada
2) Membulat (colloform); Kristal menunjukan
bentuk berbulat - bulat pada permukaan
3) Membulat jari (colloform radial); Kristal
berbentuk bulat dengan penampakan dalam
memencar
4) Membutir (granular); Kristal berbentuk
membutir
5) Memisolit (pisolitic); Kristal berbentuk
lonjong memanjang menyerupai kacang
tanah
6) Stalaktit; Kristal berbentuk membulat
dengan kristal kalsit
7) Mengginjal (reniform); Kristal berbentuk
seperti ginjal
3. Kilap
Kilap berhubungan dengan refleksi dan refraksi
saat suatu mineral terpapar cahaya. Intensitas dari
kilap tergantung pada indeks bias suatu mineral.
Macam-macam kilap :
a. Kilap logam. Mineral-mineral Opaque yang
memilik indeks bias > 3. Contoh : Galena,
Native metal, Sulfide, Pyrite
b. Kilap sub metallic. Terdapat pada mineral yang
memiliki indeks bias antara 2,6 – 3. Contoh :
Cuprite, Cinnabar, Hematite
c. Kilap bukan logam. Mineral-mineral yang
memiliki warna terang dan memiliki indeks
bias < 2,5. Gores mineral-mineral bukan logam

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 7
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

umumnya tidak berwarna atau berwarna muda.


Macam-macam kilap bukan logam :
1) Kilap kaca (vitreous luster); Kilap yang
ditimbulkan dari permukaan kaca atau
gelas. Contoh : Quartz, Garnet,
Carbonates, Silicates, Leucite, Sulfates,
Fluorite, Corundum
2) Kilap intan (adamantine luster); Sangat
cemerlang yang ditimbulkan oleh intan
atau permata. Contoh : Diamond, Sulfur,
Zircon, Rutile
3) Kilap lemak (Greasy luster); Contoh :
Nepheline yang telah teralterasi, Halite
yang sudah terkena udara
4) Kilap lilin (waxy luster); Merupakan
kilap lilin yang khas. Contoh : Serpentine
5) Kilap sutera (silky luster); Kilap seperti
yang tedapat pada mineral-mineral yang
parallel atau berserabut. Contoh:
Asbestos, Serpentinite, Hematite.
6) Kilap mutiara (pearly luster); Kilap yang
ditimbulkan oleh mineral transparan yang
berbentuk lembaran dan menyerupai
mutiara. Contoh : Talc, Gypsum, Mika.
7) Kilap tanah (earthy luster); Kilap yang
ditunjukkan oleh mineral yang porous
dan sinar yang masuk tidak dipantulkan
kembali. Contoh : Kaolin, Chalk,
Diatomae
4. Kekerasan

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 8
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

Kekerasan dapat didefinisikan sebagai daya


tahan terhadap goresan, yang dapat ditentukan
dengan cara menggoreskan mineral ke mineral lain
yang sudah diketahui kekerasannya dalam skala
Mohs.
5. Gores
Gores menunjukan warna asli dari suatu mineral
dengan menggoreskannya pada porselen.
Mineral berwarna terang biasanya mempunyai gores
berwana putih. Mineral bukan logam dan berwarna
gelap biasanya menampakan gores yang lebih terang
dari warna mineral itu sendiri. Mineral yang
mempunyai kilap metalik umumnya mempunyai
gores yang lebih gelap dari warna mineral itu sendiri.
Pada beberapa mineral, warna dan gores dari mineral
menunjukan warna yang sama.
6. Belahan
Ketika suatu mineral diberikan tekanan, mineral
itu akan pecah mengikuti alur bidang data.
Berdasarkan dari baik atau tidaknya permukaan
bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
a. Sempurna (perfect) : Apabila mineral hanya
mudah terbelah melalui bidang belahnya.
b. Baik (good) : Apabila mineral mudah terbelah
melalui bidang belahnya, tetapi dapat juga
terbelah tidak melalui bidang belahnya.
c. Jelas (distnict) : Apabila belahan terlihat jelas
tetapi mineral sukar membelah melalui bidang
belah tersebut dan bidang belahnya tidak rata.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 9
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

d. Tidak Jelas ( indistinct) : Apabila alur belahan


masih terlihat tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar.
e. Tidak Sempurna : Apabila suatu mineral sudah
tidak terlihat lagi belahannyadan mineral akan
pecah dengan permukan tidak rata.
7. Pecahan (Fracture)
Ketika suatu mineral diberi sutu tekanan yang
melampaui batas elastisitas dan plastisnya, saat
mineral pecah ia akan membentuk pecahan yang tidak
teratur.
a. Conchoidal : Pecahan berbentuk seperti
pecahan botol atau kulit bawang.
b. Hackly : Pecahan runcing, tajam, dan kasar
tidak beraturan atau bergerigi.
c. Even : Pecahan memiliki permukaan bidang
pecah kecil - kecil yang ujungnya masih
mendekati bidang datar.
d. Uneven : Sebagian besar mineral mempunya
pecahan ini, yaitu pecahan tidak teratur dan
bidang pecahnya kasar.
e. Splintery : Pecahan seperti benang yang
berserabut tajam dan kecil.
f. Earthy : Pecahan hancur menyerupai tanah.
8. Daya Tahan (Tenacity)
Tenacity merupakan ketahan suatu mineral apabila
dikenai suatu tindakan (pemecahan,
pembekokan, penghancuran, pemotongan).
Macam - macam daya tahan :
a. Brtitle : ketika suatu mineral hancur menjadi
tepung halus.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 10
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

b. Sectile : ketika suatu mineral dapat dipotong


menggunakan pisau.
c. Malleable : ketika mineral di tempa palu akan
menjadi pipih.
d. Ductile : mineral dapat direnggangkan menjadi
kawat tipis.
e. Flexible : ketika suatu mineral dilengkungkan
tidak akan kembali ke bentuk semula.
f. Elastic : ketika suatu mineral dilengkungan
akan kembali ke bentuk semula.
9. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara
massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni,
memiliki satuan gram/cm3.
10. Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan dibagi menjadi dua :
a. Paramagnetit; mineral dapat ditarik oleh
magmet.
b. Diamagnetit; mineral tidak dapat ditarik oleh
magnet.
11. Derajat Ketransparanan
Derajat ketransparan dibagi menjadi tiga :
a. Opaque mineral : mineral tidak tembus
pandang dan tembus cahaya meskipun pada
bentuk sayatan tipis.
b. Transparent mineral : mineral tembus pandang
dan tembus cahaya.
c. Translucent mineral : mineral tembus cahaya
tetapi tidak tembus pandang.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 11
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

2.4 SIFAT FISIK DAN KIMIA MINERAL


2.4.1 Uraninit
Uraninit secara dominan tersusun atas unsur logam
berupa uranium. Uranium adalah suatu unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom
92. Uranium dalam tabel periodik berada di golongan 3
periode 7. Uranium memiliki titik lebur mencapai 1132,2
o
C dan memiliki titik didih mencapai 4131 oC. Uranium
berstruktur Kristal orthorombik dan arah magnetnya
diamagnetik. Uranium meluruh secara lambat dengan
memancarkan partikel alfa. Uranium memiliki bobot atom
terberat kedua (setelah plutonium) di antara semua unsur-
unsur kimia yang dapat ditemukan secara alami. Massa
jenis uranium kira-kira 70% lebih besar daripada timbal,
namun tidaklah sepadat emas ataupun tungsten. Uranium
dapat ditemukan secara alami dalam konsentrasi rendah
(beberapa bagian per juta (ppm)) dalam tanah, bebatuan,
dan air.
2.4.2 Thorianit
Thorianit tersusun secara dominan oleh logam thorium.
thorium (Th) adalah salah satu senyawa dalam tabel
periodik memiliki nomor atom 90 dan massa realtif atom
sebesar 232,081 g/mol. Thorium merupakan logam yang
bersifat radioaktif. Terletak di golongan IIB periode 7 .
Thorium memiliki titik lebur mencapai 1842oC dengan titik
didih leburan mencapai 4788oC. Densitas dari logam
thorium sebesar 11,7 g/cm3. Logam thorium memiliki
ketahanan terhadap tekanan mencapai 54 GPa. Secara
kenampakan, logam thorium memiliki warna hitam perak
cenderung hijau.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 12
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

2.5 GENESA DAN SETING TEKTONIK


2.5.1 Genesa Uraninit

Genesa Mineral uraninit terbentuk pada lingkungan


pembentukan magmatisme. Mineral uraninit secara umum
ditemukan pada pegmatite tetapi pada beberapa kasus,
mineral uraninit terbentuk pada hidrotermal. Berikut ini
adalah beberapa genesa mineral uraninit :

1. Uraninit, ditemukan pada lingkungan magmatisme


terutama pegmatite di batuan dasar granit dan syenit.
Uraninit berasosiasi dengan zircon, turmalin,
monasit, mika, dan feldspar. Selain itu, uraninit juga
berasosiasi dengan oksida kompleks dan tanah
jarang dengan Nb-Ta-Ti. (B. Mason, 1959)
(gambar2.1).
2. Mineral uraninit ditemukan pada Colloform crusts (
pitchblende ) dalam vena timah hidrothermal
(gambar 2.1) suhu tinggi kasiterit, pirit, kalkopirit,
dan arsenopirit. Selain pada vena timah hidrothermal
suhu tinggi, massa colloform vena hidrothermal juga
terjadi pada suhu sedang. Umumnya berasosiasi
dengan pirit, kalkopirit, galena, karbonat, barit,
fluorit, bismuth, perak, dan mineral Co-Ni-As.
2.5.2 Genesa Thorianit
Mineral thorianit terbentuk pada lingkungan pembentukan
magmatik. Secara khusus, thorianit terbentuk akibat proses
pegmatit(gambar 2.1). Genesa pegmatit diawali dengan naiknya
atau masuknya fluida sisa magma ke rekahan batuan (intrusi)
akibat tekanan gas volatile sehingga fluida sisa magma tersebut
terperangkap dalam rekahan dan mengalami mineralisasi.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 13
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

Gambar 2.1 Genesa Mineral


Sumber.data primer

2.6 SETING TEKTONIK

Setting tektonik merupakan hal yang berkaitan dengan pergerakan


lempeng tektonik atau aktivitas tektonik pada kerak bumi, dalam hal ini
yang berkaitan dengan proses pembentukan mineral-mineral atau
genesanya, pada khususnya thorianit dan uraninit. Pergerakan lempeng
tektonik diakibatkan adanya arus konveksi magma pada area mantel bumi.
Berdasarkan arah pergerakannya, setting tektonik lempeng dibagi
menjadi menjadi tiga yaitu konvergen, divergen, dan transform. Mineral
uraninit dan thorianit memiliki setting tektonik yang sama yaitu subduksi
kovergen

Gambar 2.2 Lempeng bergerak konvergen


Sumber.wikipedia.org

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 14
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. GENESA DAN SETING TEKTONIK URANINIT DAN THORIANIT

Tektonik lempeng berpengaruh terhadap proses terbentuknya


mineral, terutama pada lingkungan magmatisme. Pergerakan lempeng
menyebabkan terbentuknya patahan dan rekahan pada batuan. Magma
merupakan fluida kaya akan gas volatile sehingga bergerak naik mengisi
rekahan batuan tersebut. Magma tersebut kemudian terperangkap dan
membentuk magma akhir atau fluida sisa magma. Fluida sisa magma
tersebut menjadi awal mula dari mineralisasi. Apabila fluida sisa magma
tersebut berinteraksi dengan air maka terjadi hidrotermal dan apabila tidak
berinteraksi dengan air maka terjadi pegmatite. Mineral uraninit dan
thorianit merupakan mineral asosiasi yang umum ditemukan pada urat
pegmatit. Kedua mineral ini terbentuk pada daerah dengan batuan beku
asam terutama granit. Pada beberapa kasus mineral uraninit juga ditemukan
pada urat hidrotermal. Proses terjadinya kedua mineral ini dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng yang konvergen subduksi.

Gambar 3.1 Lempeng bergerak konvergen


Sumber.wikipedia.org

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 15
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

3.2 DESKRIPSI MINERAL


3.2.1 Deskrip Mineral Uraninit

Gambar 3.3 Sistem Kristal Reguler


Gambar 3.2 Uraninit
Sumber.buku panduan praktikum
Sumber.sciencephoto.com

Warna : Hitam
Sistem Kristal & Perawakan : Reguler & Membundar
Kilap : Sub-Metallic
Kekerasan : 6,5 - 7 Skala Mohs
Gores : Hijau kehitaman
Belahan / Pecahan : Tidak Ada/Uneven
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 9,7 g/cm3
Derajat Ketransparanan : Opaque Mineral
Kemagnetan : Diamagnetit
Kegunaan :Digunakan untuk
penghasil energi,
dalam bidang pembuatan
senjata.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 16
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

3.2.2 Deskrip Mineral Thorianit

Gambar 3.5 Sistem Kristal Reguler


Gambar 3.4 Thorianit
Sumber.buku panduan praktikum
Sumber.sciencephoto.com

Warna : Abu-abu Tua


Sistem Kristal & Perawakan : Reguler& Membutir

Kilap : Sub-Metallic
Kekerasan : 5 - 6 Skala Mohs
Gores : Coklat kehitaman
Belahan / Pecahan : Tidak Ada / Choncoidal -
Uneven
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 10,63 - 10,95 g/cm3
Derajat Ketransparanan : Opaque Mineral
Kemagnetan : Diamagnetite
Kegunaan : Digunakan untuk penghasil
energi, dalam bidang
pembuatan senjata.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 17
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

3.3 PERSEBARAN DI INDONESIA


Mineral uraninit dan mineral thorianit umum dijumpai sebagai
mineral asosiasi. Kedua mineral ini berasosiasi dengan mineral monasit.
Sehingga bisa dikatakan bahwa persebaran mineral monasit merupakan
daerah keterdapatan mineral uraninite dan thorianit. Selain itu, uraninit
umumnya merupakan mineral utama pada uranium sehingga dapat
dikatakan pula bahwa persebaran uranium merupakan persebaran uraninit.
Mineral uraninit banyak ditemukan di daerah Rirang-Tanah Merah
karena bijih yang umumnya ditemukan pada daerah ini adalah uranium yang
mengandung uraninit.
Pulau Bangka juga menjadi daerah persebaran dari mineral uraninit
dan thorianit. Mineral utama yang terdapat pada daerah ini adalah monasit.
Uraninit dan thorianit hadir sebagai mineral asosiasi. Konsentrasi thorianit
pada daerah ini kecil.
Mineral uraninit dan thorianit juga tedapat pada daerah Tumpang
Titi dan Landak, Kalimantan Barat, ditemukan dalam pasir zirkon sebagai
senyawa oksida berharga. Persebaran pasir zircon dengan kandungan
senyawa oksida berharga seperti uraninit dan thorianite berjajar dari Aceh
hingga Papua Barat namun pada beberapa daerah, ditemukan dalam
konsentrasi kecil.

Gambar 3.6 Peta Persebaran Mineral Uraninit dan Thorianit

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 18
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

Smber. Data Primer

3.4 CARA EKSPLORASI DAN PENAMBANGAN


3.4.1 Teknik Eksplorasi
Dalam eksplorasi mineral terdapat beberapa tahapan yaitu
pemetaan geologi, metode geofisika, dan metode geokimia.Dalam
eksplorasi uraninit dan thorianit dapat menggunakan metode
geofisika. Geofisika terapan difokuskan pada kerak bumi, mencari
bahan baku, penyelidikan benda bawah tanah, dan sifat batuan serta
pemantauan lingkungan. Metode geofisika yang umum digunakan
dalam eksplorasi mineral meliputi gravimetrik, magnometri,
geolistrik, radiometrik, dan seismik. Sifat fisik dari uranium dan
thorium dapat menjadi petunjuk dalam parameter yang akan
membantu dalam deteksi potensi. Dalam eksplorasi urninit dan
thorianit metode geofisika yang umum digunakan adalah metode
radiometrik.

3.4.2 Teknik Penambangan

Teknik penambangan dari uraninite dan thorianite berbeda


pada setiap lokasi. Lokasi penambangan di Bangka Belitung
menggunakan teknik open pit (gambar 3.8). Teknik ini digunakan
secara spesifik untuk mengeksploitasi timah. Uraninite dan
Thorianite diambil dari tailing penambangan timah kemudian
diekstraksi kembali. Proses ekstraksi uraninite dan thorianit
umumnya dilakukan menggunakan larutan asam (asam sulfat, asam
nitrat, d.l.l.). Sedangkan, penambangan uranium di Papua
menggunakan metode penambangan bawah tanah secara spesifik
block caving (gambar 3.7). Metode block caving dilakukan dengan
meledakan kumpulan bijih kemudian mengangkut bijih dari bawah
tanah ke permukaan.

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 19
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

Gambar 3.7 Metode Block Caving


Sumber. Extration planning under capacity uncertainty at the chuquicamata
underground mine

Gambar 3.8 Metode open pit


Sumber. Jatam.com

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 20
Laboratorium Bahan Galian
Sie Kristalografi dan Mineralogi
2019

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada BAB II di atas dapat kita simpulkan :
a. Persebaran mineral uranium dan mineral thorium di Indonesia itu
terdapat dibeberapa wilayah dan cadangannya pun masih sangat banyak
namun penggalian, pengolahan, dan pemanfaatannya masih sangat
minim.
b. Mineral uraninit diperoleh dari hasil oksidasi mineral uranium dan
mineral thorianit berasal dari oksidasi mineral thorium.
c. Mineral uraninit dan thorianit merupakan isomorf
d. Mineral uraninit dan mineral thorianit termasuk ke dalam golongan
mineral oksida sehingga kedua mineral tersebut memiliki unsur O2 pada
masing-masing rumus kimianya. Uraninit (UO2) dan thorianit (ThO2).
e. Genesa dari kedua mineral (uraninit dan thorianit) itu sama yaitu
pegmatite sehingga kedua mineral itu bisa sama-sama berasosiasi
dengan granite.
f. Mineral uraninit dan mineral thorianit memiliki beberapa keguanaan
yang sama yaitu sama-sama digunakan sebagai sumber energi reaktor
nuklir (thorianit lebih efektif) dan dapat pula digunakan dalam bidang
senjata (umumnya untuk kendaraan lapis baja).
4.2 SARAN
a. Jangka waktu pemberian tugas dengan ACC pertama mohon untuk
diperpanjang
b. Waktu pengerjaan poster dan laporan mohon juga untuk diperpanjang
c. Sarana dan prasarana Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi
mohon untuk dilengkapi dan diperbaiki
d. Mohon diberikan contoh laporan dari tahun sebelumnya

Kelompok 4
Mineral Uraninite dan Thorianite 21
DAFTAR PUSTAKA
Berry L.G dan Mason B., 1989, Mineralogy.San Francisco : Freeman W. and Co.
Dana ES. 1960.A Textbook of Mineralogy.New York : John Willey and Sons Inc.
Dana, James D.1887. Mineralogy and Petrography. New York : John Willey and
Sons Inc
Kraus E., Hunt WF, and Ramsdell LS. 1959. Mineralogy. New York : Mc Graw
Hill Book Company Inc
Poernomo Herry, dkk. 2016. Kajian Kosnep Teknologi Pengolahan Pasir Zirkon
Lokal Yang Mengandung Monasit, Senotim, Dan Ilmenit. Batan.
Yogyakarta: Researchgate
Syaeful Heri, Widana Kurnia Setiawan, Ngadenin dkk. 2014. Potensi Thorium
dan Uranium di Kabupaten Bangka Barat. Batan. Jakarta : Researchgate.
Tjokrokardono soeprapto, Bambang Soetopo, Ngadenin. 2002. Tinjauan
Sumberdaya Monasit di Indonesia sebagai Pendukung Litbang atau
Industri Superkonduktor.Jakarta
Singh Yamuna, S. Bagora, R. Viswanathan, P.V. Ramesh Babu dkk. 2014. A New
Occurance of Thorianite From Syenitic Pegmatite near Bhaluchuan,
Odisha. India : Researchgate

Anda mungkin juga menyukai