Anda di halaman 1dari 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pariwisata
1.1. Definisi
Definisi atau pengertian dari pariwisata memiliki berbagai macam arti
tergantung dari sudut pandang setiap orang. Banyak dari para ahli pariwisata
yang mengungkapkan pendapatnya mengenai definisi pariwisata berdasarkan
pada sudut pandang mereka masing-masing. Namun dari berbagai macam
definisi yang ada mengenai pariwisata, definisi-definisi tersebut tetap
memiliki makna yang sama.
Menurut Hunziker dan Kraft (dalam Muljadi, 2009) mengungkapkan
bahwa pariwisata adlah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul
dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal
menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah.
Sehingga dalam melakukan perjalanannya tersebut hanya mencari hal-hal
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Pariwisata adalah "Berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha".
Salah Wahab dalam Oka A. Yoeti (2008:111), menjelaskan Pariwisata
sebagai suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu
sendiri atau di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain
untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda
dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap
1.2. Jenis-jenis
Spillane (1987:28), membedakan jenis jenis menjadi sebagai berikut:
a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara
segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk
mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru,
untuk menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan
ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk
memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah
lain,selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan,
atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian
rakyat, dan lain-lain.
d. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori:
1) Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya
peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade
Games, World Cup, dan lain-lain.
2) Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata
olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan
mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga
naik kuda, dan lain-lain.
e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau
perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang
tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan
maupun pilihan waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan
peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara
penyelenggara.
1.3. Syarat
Suatu daerah pariwisata haruslah memiliki daya tarik wisata yag kuat
agar dapat menjadi daerah pariwisata. Menurut Yoeti (2001:177), hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah menjadi suatu daerah
tujuan wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus
memenuhi tiga syarat yaitu:
a. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus
mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda
dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain.
b. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di
tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan,
dan harus banyak disediakan fasilitas rekreasi atau amusements
yang dapat membuat mereka betah di tempat itu.
c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan
“something to buy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir
dan kerajinan rakyat sebagian oleh-oleh atau souvenir untuk
dibawa pulang ke tempat asal masing-masing. Selain itu juga
harus ada sarana-sarana lain, seperti money charger, bank,
kantor pos, kontor telpon, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Spillane (1987:63), obyek wisata harus memiliki


lima unsur yang penting agar wisatawan dapat menikmati perjalanan
wisatanya, yaitu:

a. Attractions
Yaitu apa yang menjadi pusat dari suatu obyek wisata.
Attractions dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, dan
dapat diklasifikasikan dalam skala lokal, provinsi, wilayah,
nasional serta internasional. Pada dasarnya wisatawan tertarik
untuk mengunjungi suatu obyek wisata karena terdapat ciri
khas di tempat tersebut, ciri tersebut antara lain:
1) Keindahan alam
2) Iklim dan cuaca
3) Kebudayaan
4) Sejarah
5) Ethnicity
6) Accessibility
b. Facility
Fasilitas disini dibutuhkan dalam rangka melayani
wisatawan saat menikmati obyek wisata. Fasilitas cenderung
mendukung, bukan mendorong pertumbuhan obyek wisata,
seperti contohnya fasilitas yang tersedia harus sesuai antara
harga dan kualitas, fasilitas juga harus sesuai dengan
kemampuan membayar target wisatawan yang mengunjungi
obyek wisata tersebut.
c. Infrastruktur
Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata
adalah:
1) Sistem pengairan/air
2) Sumber listrik dan energi
3) Jaringan komunikasi
4) Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air
5) Jasa-jasa kesehatan
6) Jalan-jalan/jalan raya
d. Transportation
Selain ketiga hal diatas, transportasi juga merupakan
unsur penting yang harus ada di obyek wisata. Adanya
transportasi yang baik, seperti tersedianya bus, travel, dan lain
sebagainya memungkinkan wisatawan dapat lebih mudah
dalam menjangkau obyek wisata yang dituju, dengan
kemudahan transportasi maka tentu saja akan mempengaruhi
banyaknya wisatawan yang berkunjung.
e. Hospitality (keramahtamahan)
Wisatawan merupakan orang yang sedang berada di
lingkungan yang baru dan belum mereka kenal, maka sifat
keramah tamahan menjadi salah satu unsur yang penting dalam
rangka membuat suatu obyek wisata menarik bagi wisatawan.
1.4.
2. Geologi
2.1. Definisi
Pada awalnya, orang tertarik untuk mempelajari geologi hanya karena
didorong oleh rasa keingintahuan terhadap apa yang dilihat dan dirasakan
disekitarnya (Noor, Djauhari. 2012). Namun seiring dengan pesatnya
perkembangan jaman, orang-orang mulai menggiati ilmu yang mempelajai
mengenai bumi ini. Hal ini di dorong oleh kebutuhan manusia yang semakin
banyak sehingga dibutuhkan ilmu yang dapat digunakan untuk
mengeksplorasi bumi lebih jauh.
Menurut Djauhari Noor geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan
kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta
isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang
sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses
yang bekerja baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, kedudukannya
di alam semensta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam
hingga sekarang.
Adapun definisi geologi menurut ahli lain, yaitu Bates dan Jackson
(1990) mengungkapkan geologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari planet bumi terutama mengenai materi penyusunnya, proses
yang terjadi padanya, hasil proses tersebut, sejarah planet itu, dan bentuk-
bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk (dalam Sutanto, 1999)."
Sementara menurut Katili (1960) dalam bukunya yang berjudul
Geologi, geologi adalah pengetahuan dalam arti kata menyelidiki lapisan-
lapisan batuan yang ada di dalam kerak bumi dan/pengetahuan yang
mempelajari perkembangan bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup
di dalam dan/di atas bumi.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa geologi
adalah ilmu kebumian yang mempelajari tentang asal mula terbentuknya,
sifat-sifatnya, bahan pembentuknya, struktur, kehidupan yang ada, kejadian
di bumi, dan proses yang terjadi dari awal pembentukkan hingga sekarang
2.2.
3.

Anda mungkin juga menyukai