Marmer
Secara umum, proses terbentuknya mineral kalsit (genesa) ataupun keterdapatan kalsit
berkaitan erat dengan pembentukan batu kapur dan batu marmer. Mungkin itulah yang
membuat banyak orang awam menyebut mineral kalsit sebagai batu kalsit. Akan tetapi,
perlu dipahami bahwa kalsit bukan batuan, tetapi merupakan mineral utama penyusun batu
kapur ataupun batu marmer.
Batu kapur (batugamping) adalah batuan sedimen yang dominan tersusun atas mineral kalsit.
Batuan tersebut terbentuk baik dari presipitasi kimia kalsium karbonat maupun transformasi
dari serpih, koral, alga yang mengalami diagenesis. Batu kapur juga dapat terbentuk sebagai
deposit di gua-gua akibat pengendapan kalsium karbonat.
Marmer adalah batuan yang terbentuk ketika batu kapur dikenai panas dan tekanan.
Penyelidikan pada marmer biasanya akan mengungkapkan pembelahan mineral kalsit secara
jelas. Ukuran kristal kalsit ditentukan oleh tingkat metamorfosis. Marmer yang mengalami
tingkat metamorfisme tinggi umumnya akan memiliki kristal kalsit yang lebih besar.
Di alam, kalsit bisa ditemukan dalam keadaan murni maupun tidak murni. Kalsit yang tidak
murni disebabkan karena adanya mineral pengotor akibat penggantian (substitusi) unsur
kalsium (Ca) oleh unsur lain berupa logam seperti Fe, Mg, dan Mn.
Unsur Kalsium (ca) dalam kalsit dapat tergantikan oleh unsur logam sebagai pengotor yang
dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Berdasarkan sifat fisik berupa sistem
kristal, kalsit dapat dibedakan dari aragonit (CaCO3). Aragonit mempunyai sistem kristal
ortorombik, sedangkan kristal kalsit adalah heksagonal. Dalam pembentukan batu marmer
sifat fisik dan kimia kalsit berubah karena proses metamorfosa (tekanan dan temperatur yang
tinggi). Semua ini dapat menjelaskan tentang banyaknya mineral yang dapat berasosiasi
dengan mineral kalsit.
Konstruksi modern menggunakan kalsit dalam bentuk batu kapur dan marmer untuk
menghasilkan semen dan beton. Bahan-bahan ini mudah dicampur, diangkut dan
ditempatkan dalam bentuk bubur yang akan mengeras menjadi bahan konstruksi tahan lama.
Beton digunakan untuk membuat bangunan, jalan raya, jembatan, dinding dan banyak
struktur lainnya.
Di industri kimia, kalsit dipakai untuk memproduksi kaustik soda dan alkali lainnya dengan
menggunakan solvay process. Kalsit jenis ringan berfungsi sebagai filler, extender coating
pada industri cat, karet, farmasi, dan plastik. Produk lain yang banyak digunakan adalah
kalsium hipklorit, asam sitrit, fosfat, gliserin, dan propilin oksida. Kalsium karbonat yang
berasal dari batugamping atau marmer dengan kemurnian tinggi digunakan juga dalam
industri kimia obat. kalsium karbonat dapat dibuat menjadi tablet kunyah yang digunakan
dalam netralisasi asam lambung. Kalsit juga merupakan bahan utama pada banyak obat
pencernaan dan penyakit lainnya.
Sifat Fisik Hematit
Hematit memiliki kenampakan yang sangat variabel. Kilapnya dapat berkisar dari submetallic
sampai metallic dengan sistem kristal trigonal. Rentang warna hematit berada pada merah
hingga coklat dan hitam hingga abu-abu perak. Mineral ini hadir dalam berbagai bentuk yang
meliputi lembaran, padat, kristal, botryoidal, berserat, Oolitic, dan lain sebagainya. Meskipun
hematit memiliki kenampakan yang sangat variabel, mineral ini akan selalu menghasilkan
cerat kemerahan. Cerat yang berwarna kemerahan inilah sebagai petunjuk penting untuk
mengidentifikasi hematit.
Hematit tidak bersifat magnetik dan tidak selalu tertarik oleh magnet. Namun, banyak jenis
dari hematit yang mengandung mineral magnetit sehingga mereka dapat tertarik oleh magnet.
Hal ini dapat menyebabkan asumsi yang salah bahwa mineral magnetit atau pirhotit adalah
lemah magnetik. kita harus memeriksa sifat-sifat lainnya untuk membuat identifikasi yang
tepat.
Jika kita memeriksa suatu spesimen yang lemah sifat magnetiknya serta ceratnya berwarna
kemerahan maka identifikasi spesimen tersebut sebagai magnetit atau pirhotit akan
dikesampingkan atau dengan kata lain spesimen tersebut adalah hematit. Sebaliknya, jika
suatu spesimen yang bersifat magnetik dan memiliki cerat kemerahan, maka kemungkinan
besar spesimen tersebut merupakan kombinasi mineral hematit dan mineral magnetit.
Komposisi Hematit
Hematit murni memiliki komposisi berat sekitar 70% besi dan 30% oksigen. Sama seperti
material alami lainnya, hematit jarang ditemukan dengan komposisi yang murni. Hal ini
utamanya berlaku pada deposit sedimen dimana hematit terbentuk secara anorganik atau
akibat pesipitasi biologis dalam tubuh air.
Sedimentasi klastik dapat memasukkan mineral lempung kedalam oksida besi. Sedimentasi
episodik dapat menyebabkan deposit yang bentuknya seperti "bands oksida besi" dan serpih.
Silika dalam bentuk jasper, rijang, atau kalsedon dapat masuk melalui proses kimia, klastik,
atau proses biologis dalam jumlah kecil. Deposit hematit yang berlapis dan menyerpih atau
perpaduan lapisan hematit dan silika dikenal sebagai "banded iron formations" (lihat
gambar).
Sifat fisik dan kenampakan hematit.
Baca juga: Mengapa Jumlah Karbon banyak terdapat di Inti dan Mantel Bumi?
Selanjutnya, oksigen bebas tersebut segera berikatan dengan besi dan membentuk hematit
yang tenggelam ke dasar laut dan pada akhirnya menjadi unit batuan yang kita kenal sekarang
sebagai "banded iron formations". Proses deposisi ini berlangsung selama ratusan juta tahun,
mulai dari sekitar 2,4 sampai 1,8 juta tahun yang lalu. Hal ini memungkinkan pembentukan
deposit besi yang tebalnya mencapai ratusan hingga ribuan kaki dengan pelamparan
lateralnya mencapai ratusan hingga ribuan mil persegi.
Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah yang
membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir.
Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang deposit kuarsa banyak
ditemukan di seluruh dunia.
Kursa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang membuatnya berguna dalam produk
elektronik. Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan "diaphaneity", membuatnya
berguna sebagai batu permata dan juga bahan pembuatan kaca.
Kristal kuarsa dapat digunakan untuk tujuan khusus. Kristal kuarsa yang berkualitas tinggi
adalah silika kristal tunggal dengan sifat optik ataupun elektronik. Para ahli memperkirakan
ada sekitar sepuluh miliar kristal kuarsa digunakan setiap tahun.
Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, kontrol frekuensi, timer,
sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel, jam tangan, receiver
televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser, dan berbagai macam perangkat khusus
lainnya