Anda di halaman 1dari 23

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya saya dapat
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Makalah saya yang berisi tentang
SISTEM KRISTAL. makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas dan
sebagai bahan ataupun materi dasar.
Adapun tujuan kita mempelajari 7 SISTEM KRISTAL ialah agar kita mengerti
bagaimana sistim dari kristalografi tersebut apabila ada kekurangan mohon di
maklumi.
Sekian dari saya terima kasih

Yogyakarta, oktober 2015

( ICAR RIBEIRO HO LOES )

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......1
DAFTAR ISI ........2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................3
1.1 LATAR BELAKANG......................3
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT.................4
BAB II PEMBAHASAN..........5
2.1 SISTEM KRISTAL ISOMETRIK...........5
2.2 SISTEM KRISTAL HEXAGONAL.......7
2.3 SISTEM KRISTAL TRIGONAL...................................................................11
2.4 SISTEM KRISTAL TETRAGONAL............13
2.5 SISTEM KRISTAL ORTHOROMBIK.........................................................16
2.6 SISTEM KRISTAL MONOKLIN.................................................................18
2.7 SISTEM KRISTAL TRIKLIN ......................................................................19
BAB III........21
PENUTUP...21
DAFTAR PUSTAKA..22

DAFTAR GAMBAR

SISTEM ISOMETRIK...........................................5
SISTEM HEXAGONA..............7
SISTEM TRIGONAL...........11
SISTEM TETRAGONAL................13
SISTEM ORTHOROMBIK.............16
SISTEM MONOKLIN.............18
SISTEM TRIKLIN...............19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang
mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam
permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti polapola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut
antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap
pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh
perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal
berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal.
Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, Kristal berarti zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama,
tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari
suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal
sebagai kristalisasi.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatanikatan atom/ion secara kimiawi. Susunan daripada ikatan-ikatan tersebut tergantung
pada : jenis dan macam unsur kimia yang terikat. Jarak ikatan antar atom tersebut
tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang
memberikan ciri khas pada bahan-bahan Kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai
kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai
sifat listrik/magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk/terjadi sebagai akibat
proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :
proses pendinginan pembekuan
proses evaporasi penguapan
dalam keadaan (air & gas/uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari
distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta

konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan
atom/ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang
terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).
Terdapat banyak sekali kemungkinan bentuk kristal di alam, tetapi kristal-kristal ini
dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal.
Didalam ketujuh sistem kristal itu terbagi lagi 32 kelas kristal. Adapun Ketujuh
kelompok sitem kristal itu yaitu :
1.
Sistem Kubik/Isometrik/Reguler
2.
Sistem Hexagonal
3.
Sistem Trigonal
4.
Sistem Tetragonal
5.
Sistem Orthorombik
6.
Sistem Monoklin
7.
Sistem Triklin

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari membuat makalah ini adalah :
1. Membuat siswa lebih kreatif
2. Memahami SISTEM KRISTSL, baik ISOMETRIK, TETRAGONAL,
HEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIK, MONOKLIN dan
TRIKLIN
Manfaat ;
1. Memberikan siswa pengetahuan baru
2. Membuat siswa dapat membedakan suatu kristal dengan kristal yang lain

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM KRISTAL ISOMETRIK

Gambar 1

Ciri-cirinya sebagai berikut:

jumlah sumbu ada 3


Axial ratio a=b=c

sudut alfa=beta=gamma=90

Sistem kubus ini adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang
dan sama sudut potong satu sama lain. Sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang
membuatnya lebih mudah dikenal.Sistem ini sering juga disebut dengan sistem
isometric. Kata isometric berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga
dimensinya yang sama simetri. Sedangkan sering dinamakan sistem kubus karena
bentuk umum dari kristalnya berstruktur seperti kubik.
Sistem kubus ini terbagi menjadi lima kelas, yaitu :
1)
Kelas Hetartoidal
2)
Kelas Hexoctahedral
3)
Kelas Hextetrahedral
4)
Kelas Diploidal
5)
Kelas Gyroidal
1)

Kelas Tetartoidal

Kelas : ke-28, Simetri : 2 3


Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal


dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.

Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit, langbeinit,


maghemit, micherenit, pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.

2)

Kelas Hexoctahedral

Kelas : ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m

Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga
dimensi dengan 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan
9 bidang utama dan 1 pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan
kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.

Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina,
perak, emas, halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet,
sebagian besar kelompok spinel, uraninit dan lain-lain.

3)

Kelas Hextetrahedral
Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m
Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang

kaca.

Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.

Sudut : ketiga sudutnya = 90o

Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan


hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan
tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit,


dan lain-lain.

4)

Kelas Diploidal

Kelas : ke-29, Simetri : 2/m 3bar

Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang kaca
dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron,


rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.

Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit,
dan lain-lain

5)

Kelas Giroid
Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga,
dan 6 sumbu putar dua
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta
yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.

2.2 SISTEM KRISTAL HEXAGONAL

Gambar 2
Ciri-cirinya sebagai berikut:

Jumlah sumbu ada 4


a=b=d (tidak = c)
8

sudut alfa=beta=90 dan gama=120

Sistem hexagonal merupakan sistem yang memiliki banyak aksial, yang berarti ini
didasarkan pada satu sumbu utama, dalam kasus ini oleh enam. Sistem hexagonal
sekilas nampak seperti tetragonal. Sistem heksagonal memuat kelas yang merupakan
pencerminan dari sistem tetragonal, dengan enam sisi bidang pembatas kristal dengan
empat sumbu berpotongan.
Sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima sistem kristal yang lain
dalam hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya. Sementara sistem yang lain
menggunakan tiga sumbu perpotongan kristal, sistem heksagonal dan trigonal
menggunakan empat sumbu berpotongan. Dengan enam sudut pada bidangnya dan
satu sumbu vertikalnya. Ketiga sumbunya memotong tegak lurus terhadap sumbu
utama kristal yang membujur vertical dan disebut a 1, a2, dan a3. Perpotongannya
simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap sumbu. Pada sistem ini tidak
ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk setiap sumbu a membuat sebuah
sudut 60o antara perpotongan. Terdapat tujuh kelas dalam sistem ini, yaitu ;
1)
Kelas Dihexagonal Dipyramidal
2)
Kelas Hexagonal Trapezohedral
3)
Kelas Dihexagonal Pyramidal
4)
Kelas Ditrigonal Dipyramidal
5)
Kelas Hexagonal Dipyramidal
6)
Kelas Trigonal Dipyramidal
7)
Kelas Hexagonal Pyramidal
1)
Dihexagonal Dipyramidal

Kelas : ke-20, Simetri : 6/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7


bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu
rotasi dan satu pusat.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid,


diheksagonal prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.

Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit


kakohenit, seng, fluoserit dan lain-lain.
2)

Hexagonal Trapezohedral
9


Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid,


diheksagonal prism, heksagonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan betakuarsa.


3)
Dihexagonal Pyramidal

Kelas : ke-18, Simetri : 6 m m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid,


diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.


4)
Ditrigonal Dipyramidal

Kelas : ke-17, Simetri : 6bar m 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4
bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid,


diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.

Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit,


hidroksil basnasit, ofretit dan lain-lain.
5)
Hexagonal Dipyramidal

Kelas : ke-16, Simetri : 6/m


10


Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal


pinakoid.

Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan


kelompok apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).
6)
Trigonal Dipyramidal

Kelas : ke-15, Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan


reederit-(Y).

7)
Hexagonal Pyramidal

Kelas : ke-14, Simetri : 6

Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.

Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.

Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.

Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.

11

2.3 SISTEM KRISTAL TRIGONAL

Gambar 3
Ciri-cirinya sebagai berikut:

Jumlah sumbu ada 4


a=b=d (tidak = c)

sudut alfa=beta=90 dan gama=120

Sistem trigonal mempunyai tiga sisi perputaran sumbu. Meskipun hanya memiliki
tiga sisi putar sumbu, tapi simetri kristal terbentuk dari enam sisi pembedaan. Meski
termasuk dalm sistem heksagonal, kelas trigonal mengikuti jenis kelas orthorombik
dan menyerupai kubah, sphenoid, dan pinakoidnya sistem monoklin.
Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu :
1)
Kelas Hexagonal Scalenohedral
2)
Kelas Trigonal Trapezohedral
3)
Kelas Ditrigonal Pyramidal
4)
Kelas Rhombohedral
5)
Kelas Trigonal Pyramida
Berikut dapat dilihat bentuk-bentuk bangun tersebut:
1)
Hexagonal Scalenohedral

Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m

Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang
simetri

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan
a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih
panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a
dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism,


hexagonal prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.

12


Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,
hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan
millerit.
2)

Trigonal Trapezohedral

Kelas : ke-12, Simetri : 3 2

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.

Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism,


ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.


3)
Ditrigonal Pyramidal

Kelas : ke-11, Simetri : 3m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.

Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid,


trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya


pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.
4)
Kelas Rhombohedral

Kelas : ke-10, Simetri : 3bar

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.

Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.


13


Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit,
dioptase, willemit, dan phenakit.
5)
Kelas Trigonal Pyramidal

Kelas : ke-9, Simetri : 3

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.

Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas
ini

2.4 SISTEM KRISTAL TETRAGONAL

Gambar 4
Ciri-cirinya sebagai berikut:

jumlah sumbu ada 3


Axial ratio a=b (tidak = c)

sudut alfa=beta=gamma=90

Sistem tetragonal mirip dengan sistem isometric. Perbedaanya, salah satu


sumbunya lebih panjang dari pada dua sumbu yang lain. Sumbu yang berbeda ini
menjadi sumbu utama, yang disebut juga sumbu c. Sedangkan 2 sumbu yang lain
sama panjang dan disebut sumbu a dan a.
Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu :
1)
Kelas Ditetragonal Dipyramidal
2)
Kelas Tetragonal Trapezohedral
3)
Kelas Ditetragonal Pyramidal
4)
Kelas Tetragonal Scalahedral
14

5)
6)
7)

Kelas Tetragonal Dipyramidal


Kelas Tetragonal Disphenoidal
Kelas Tetragonal Pyramidal

1)
Kelas Ditetragonal Dipyramidal

Kelas : ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5 sumbu
simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal


prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit, metatorbernit, xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit, pyrolusit, thorite,
anatase, rilit, dan casiterit dan lain-lain.
2)
Kelas Tetragonal Trapezohedral

Kelas : ke-26, Simetri : 4 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua,


semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal


prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : wardit dan kristobalit.


3)
Kelas Ditetragonal Pyramidal

Kelas : ke-25, Simetri : 4 mm

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism,


tetragonal pyramid, dan pedion.

Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, hematophanit, dan


routhierit.
4)

Kelas Tetragonal Scalahedral


15


Kelas : ke-24, Simetri : 4bar 2 m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2
bidang simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism,


tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit,


hardistonit, melilit, urea, luzonit, pirquitasit, renierit, dan tetranatrolit.
5)
Kelas Tetragonal Dipyramidal

Kelas : ke-23, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : scapolit, wulfenite, vesuvianit, powellit, narsarsukit,


meta-zeunerit, leucit, fergusonit, dan scheelit.
6)
Kelas Tetragonal Disphenoidal

Kelas : ke-22, Simetri : 4bar

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : cahnit, minium, nagyagit, tugtupit, dan beberapa


yang jarang seperti krookesit, meliphanit, schreibersit, dan vincentit.
7)
Kelas Tetragonal Pyramidal

Kelas : ke-21, Simetri : 4

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.

Bentuk Umum : tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : wulfenit (diragukan), pinnoit, piypit dan richeli


16

2.5 SISTEM KRISTAL ORTOROMBIK

Gambar 5
Ciri-cirinya sebagai berikut:

Jumlah sumbu ada 3


a tidak sama dengan b tidak sama dengan c

sudut alfa=beta=gama=90

Pada sistem orthorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang kesemuanya
tidak sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus. Satu sumbu
memanjang vertical, yang disebut sumbu c. Sumbu satunya memanjang kearah
pengamat yang disebut sumbu a, juga disebut brachyaxis. Sumbu ketiganya
melintang dari kanan ke kiri yang disebut sumbu b atau macroaxis. Tidak ada sumbu
utama dalam sistem ini, karena itu setiap sumbu dapat dipilih sebagai sumbu vertical
atau c.
Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri, yaitu :
1)
Kelas orthorombik dipiramidal
2)
Kelas orthorombik disphenoidal
3)
Kelas orthorombik piramidal
1)
Orthorombik Dipiramidal

Kelas : ke-8, Simetri : 2/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.

Sumbu : semuanya tidak sama panjang.

Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.

Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.

Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit,


andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit,
sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
2)

Kelas Orthorombik Disphenoidal


17

silang.

3)

Kelas : ke-7, Simetri : 2 2 2


Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.
Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan pinakoid
Mineral yang Umum : epsomit

Kelas Orthorombik Piramidal


Kelas : ke-6, Simetri : 2 m m
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.
Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.
Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.

2.6. SISTEM KRISTAL MONOKLIN

Gambar 6
Ciri-cirinya sebagai berikut:

Jumlah sumbu ada 3


a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
18

sudut alfa=beta=90 tidak = gama

Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan hampir satu banding
tiga dari seluruh mineral termasuk kedalam salah satu kelas dalam sistem ini. Sistem
ini terdiri dari dua sumbu tak sama panjang (a dan b) yang saling berpotongan tegak
lurus dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a. Sumbu a dan c melintang
pada satu bidang. Keduanya tidak saling tegak lurus.
Sistem monoklin dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1)
Kelas prismatic
2)
Kelas sphenoidal
3)
Kelas domatik
1)
Prismatic

Kelas : ke-5, Simetri : 2/m, Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan
sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus, Sumbu : tidak ada yang sama
panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.

Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.

Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit,


annabergit, arsenopyrit, biotit, borak, boulangerit, brazilianit, brochantit, butlerit,
calaverit, carnotit, catapleit, caledonit, celsian, klinoklas, kriolit, datolit, diopside,
gypsum, manganit, olivenit, psilomelan, rosasit, talc, wolframit, titanit, dan lain-lain.
2)
Kelas Sphenoidal

Kelas : ke-4, Simetri : 2, Elemen Simetri : 1 sumbu putar.

Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c
tidak saling tegak lurus.

Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit, goosekrecit,


mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.
3)
Kelas Domatik

Kelas : ke-3, Simetri : m, Elemen Simetri : 1 bidang simetri.

Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c
tidak saling tegak lurus.

Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron,


neptunit, skolosit, dan lain-lain.

2.7 SISTEM KRISTAL TRIKLIN


19

Gambar 7
Ciri-cirinya sebagai berikut:

Jumlah sumbu ada 3


a tidak sama dengan b tidak sama dengan c

sudut alfa tidak sama dengan beta tidak sama dengan gama tidak sama
dengan 90

Pada sistem ini, semua kristalnya memiliki tiga sumbu kristal tak sama panjang dan
saling berpotongan tetapi tidak saling tegak lurus. Sumbu tersebut dinamai seperti
pada sistem orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c, vertical axis.
Sumbu c membujur vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan, dan sumbu a
melintang menuju pengamat.
Sistem triklin terbagi menjadi dua kelas, yaitu :
1)
Kelas pinakoid
2)
Kelas pedial

1)
Kelas Pinakoid

Kelas : ke-2, Simetri : 1bar

Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.

Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.

Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.

Bentuk Umum : pinakoid.

Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit,


bustamit, colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.
2)

Kelas Pedial
Kelas : ke-1, Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Bentuk Umum : pedion.
20


lain.

Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-

BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dan
saya sudah berusaha mengerjakan semaksimal mungkin
saya banyak berharap kepada para pembaca yang bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya Siswa sttnas dan orang umum

21

DAFTAR PUTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem kristal. 21 oktober 2015, jam 16:12
,http://www.slideshare.net/sonyvmffk/kristalografi. 23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.isometrik.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.tetragogal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.hexagonal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.trigonal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.orthorombik.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.monoklin.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:19
http://www.sistem.kristal.triklin.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:21

22

Yohanes Richy Bouk. PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI, jumlah


halaman 117.

23

Anda mungkin juga menyukai