Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya saya dapat
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Makalah saya yang berisi tentang
SISTEM KRISTAL. makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas dan
sebagai bahan ataupun materi dasar.
Adapun tujuan kita mempelajari 7 SISTEM KRISTAL ialah agar kita mengerti
bagaimana sistim dari kristalografi tersebut apabila ada kekurangan mohon di
maklumi.
Sekian dari saya terima kasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......1
DAFTAR ISI ........2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................3
1.1 LATAR BELAKANG......................3
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT.................4
BAB II PEMBAHASAN..........5
2.1 SISTEM KRISTAL ISOMETRIK...........5
2.2 SISTEM KRISTAL HEXAGONAL.......7
2.3 SISTEM KRISTAL TRIGONAL...................................................................11
2.4 SISTEM KRISTAL TETRAGONAL............13
2.5 SISTEM KRISTAL ORTHOROMBIK.........................................................16
2.6 SISTEM KRISTAL MONOKLIN.................................................................18
2.7 SISTEM KRISTAL TRIKLIN ......................................................................19
BAB III........21
PENUTUP...21
DAFTAR PUSTAKA..22
DAFTAR GAMBAR
SISTEM ISOMETRIK...........................................5
SISTEM HEXAGONA..............7
SISTEM TRIGONAL...........11
SISTEM TETRAGONAL................13
SISTEM ORTHOROMBIK.............16
SISTEM MONOKLIN.............18
SISTEM TRIKLIN...............19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang
mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam
permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti polapola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut
antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap
pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh
perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal
berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal.
Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, Kristal berarti zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama,
tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari
suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal
sebagai kristalisasi.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatanikatan atom/ion secara kimiawi. Susunan daripada ikatan-ikatan tersebut tergantung
pada : jenis dan macam unsur kimia yang terikat. Jarak ikatan antar atom tersebut
tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang
memberikan ciri khas pada bahan-bahan Kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai
kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai
sifat listrik/magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk/terjadi sebagai akibat
proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :
proses pendinginan pembekuan
proses evaporasi penguapan
dalam keadaan (air & gas/uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari
distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta
konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan
atom/ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang
terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).
Terdapat banyak sekali kemungkinan bentuk kristal di alam, tetapi kristal-kristal ini
dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal.
Didalam ketujuh sistem kristal itu terbagi lagi 32 kelas kristal. Adapun Ketujuh
kelompok sitem kristal itu yaitu :
1.
Sistem Kubik/Isometrik/Reguler
2.
Sistem Hexagonal
3.
Sistem Trigonal
4.
Sistem Tetragonal
5.
Sistem Orthorombik
6.
Sistem Monoklin
7.
Sistem Triklin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM KRISTAL ISOMETRIK
Gambar 1
sudut alfa=beta=gamma=90
Sistem kubus ini adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang
dan sama sudut potong satu sama lain. Sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang
membuatnya lebih mudah dikenal.Sistem ini sering juga disebut dengan sistem
isometric. Kata isometric berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga
dimensinya yang sama simetri. Sedangkan sering dinamakan sistem kubus karena
bentuk umum dari kristalnya berstruktur seperti kubik.
Sistem kubus ini terbagi menjadi lima kelas, yaitu :
1)
Kelas Hetartoidal
2)
Kelas Hexoctahedral
3)
Kelas Hextetrahedral
4)
Kelas Diploidal
5)
Kelas Gyroidal
1)
Kelas Tetartoidal
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
2)
Kelas Hexoctahedral
Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga
dimensi dengan 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan
9 bidang utama dan 1 pusat.
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan
kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina,
perak, emas, halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet,
sebagian besar kelompok spinel, uraninit dan lain-lain.
3)
Kelas Hextetrahedral
Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m
Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang
kaca.
Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
4)
Kelas Diploidal
Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang kaca
dan satu pusat.
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit,
dan lain-lain
5)
Kelas Giroid
Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 2
Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga,
dan 6 sumbu putar dua
Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta
yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.
Gambar 2
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Sistem hexagonal merupakan sistem yang memiliki banyak aksial, yang berarti ini
didasarkan pada satu sumbu utama, dalam kasus ini oleh enam. Sistem hexagonal
sekilas nampak seperti tetragonal. Sistem heksagonal memuat kelas yang merupakan
pencerminan dari sistem tetragonal, dengan enam sisi bidang pembatas kristal dengan
empat sumbu berpotongan.
Sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima sistem kristal yang lain
dalam hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya. Sementara sistem yang lain
menggunakan tiga sumbu perpotongan kristal, sistem heksagonal dan trigonal
menggunakan empat sumbu berpotongan. Dengan enam sudut pada bidangnya dan
satu sumbu vertikalnya. Ketiga sumbunya memotong tegak lurus terhadap sumbu
utama kristal yang membujur vertical dan disebut a 1, a2, dan a3. Perpotongannya
simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap sumbu. Pada sistem ini tidak
ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk setiap sumbu a membuat sebuah
sudut 60o antara perpotongan. Terdapat tujuh kelas dalam sistem ini, yaitu ;
1)
Kelas Dihexagonal Dipyramidal
2)
Kelas Hexagonal Trapezohedral
3)
Kelas Dihexagonal Pyramidal
4)
Kelas Ditrigonal Dipyramidal
5)
Kelas Hexagonal Dipyramidal
6)
Kelas Trigonal Dipyramidal
7)
Kelas Hexagonal Pyramidal
1)
Dihexagonal Dipyramidal
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Hexagonal Trapezohedral
9
Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4
bidang simetri.
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
7)
Hexagonal Pyramidal
Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2,
dan a3 sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara
semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
11
Gambar 3
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Sistem trigonal mempunyai tiga sisi perputaran sumbu. Meskipun hanya memiliki
tiga sisi putar sumbu, tapi simetri kristal terbentuk dari enam sisi pembedaan. Meski
termasuk dalm sistem heksagonal, kelas trigonal mengikuti jenis kelas orthorombik
dan menyerupai kubah, sphenoid, dan pinakoidnya sistem monoklin.
Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu :
1)
Kelas Hexagonal Scalenohedral
2)
Kelas Trigonal Trapezohedral
3)
Kelas Ditrigonal Pyramidal
4)
Kelas Rhombohedral
5)
Kelas Trigonal Pyramida
Berikut dapat dilihat bentuk-bentuk bangun tersebut:
1)
Hexagonal Scalenohedral
Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang
simetri
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan
a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih
panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a
dan sumbu c = 90o.
12
Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,
hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan
millerit.
2)
Trigonal Trapezohedral
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.
Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit,
dioptase, willemit, dan phenakit.
5)
Kelas Trigonal Pyramidal
Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3
sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang
dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan
sumbu c = 90o.
Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas
ini
Gambar 4
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa=beta=gamma=90
5)
6)
7)
1)
Kelas Ditetragonal Dipyramidal
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5 sumbu
simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Mineral yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit, metatorbernit, xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit, pyrolusit, thorite,
anatase, rilit, dan casiterit dan lain-lain.
2)
Kelas Tetragonal Trapezohedral
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Kelas : ke-24, Simetri : 4bar 2 m
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2
bidang simetri.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
Gambar 5
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa=beta=gama=90
Pada sistem orthorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang kesemuanya
tidak sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus. Satu sumbu
memanjang vertical, yang disebut sumbu c. Sumbu satunya memanjang kearah
pengamat yang disebut sumbu a, juga disebut brachyaxis. Sumbu ketiganya
melintang dari kanan ke kiri yang disebut sumbu b atau macroaxis. Tidak ada sumbu
utama dalam sistem ini, karena itu setiap sumbu dapat dipilih sebagai sumbu vertical
atau c.
Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri, yaitu :
1)
Kelas orthorombik dipiramidal
2)
Kelas orthorombik disphenoidal
3)
Kelas orthorombik piramidal
1)
Orthorombik Dipiramidal
Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
silang.
3)
Gambar 6
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan hampir satu banding
tiga dari seluruh mineral termasuk kedalam salah satu kelas dalam sistem ini. Sistem
ini terdiri dari dua sumbu tak sama panjang (a dan b) yang saling berpotongan tegak
lurus dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a. Sumbu a dan c melintang
pada satu bidang. Keduanya tidak saling tegak lurus.
Sistem monoklin dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1)
Kelas prismatic
2)
Kelas sphenoidal
3)
Kelas domatik
1)
Prismatic
Kelas : ke-5, Simetri : 2/m, Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan
sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus, Sumbu : tidak ada yang sama
panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c
tidak saling tegak lurus.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c
tidak saling tegak lurus.
Gambar 7
Ciri-cirinya sebagai berikut:
sudut alfa tidak sama dengan beta tidak sama dengan gama tidak sama
dengan 90
Pada sistem ini, semua kristalnya memiliki tiga sumbu kristal tak sama panjang dan
saling berpotongan tetapi tidak saling tegak lurus. Sumbu tersebut dinamai seperti
pada sistem orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c, vertical axis.
Sumbu c membujur vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan, dan sumbu a
melintang menuju pengamat.
Sistem triklin terbagi menjadi dua kelas, yaitu :
1)
Kelas pinakoid
2)
Kelas pedial
1)
Kelas Pinakoid
Kelas Pedial
Kelas : ke-1, Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Bentuk Umum : pedion.
20
lain.
Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dan
saya sudah berusaha mengerjakan semaksimal mungkin
saya banyak berharap kepada para pembaca yang bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya Siswa sttnas dan orang umum
21
DAFTAR PUTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem kristal. 21 oktober 2015, jam 16:12
,http://www.slideshare.net/sonyvmffk/kristalografi. 23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.isometrik.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.tetragogal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 00:58
http://www.sistem.kristal.hexagonal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.trigonal.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.orthorombik.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:15
http://www.sistem.kristal.monoklin.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:19
http://www.sistem.kristal.triklin.blong.spot.co.id .23 oktober 2015, jam 01:21
22
23